Disusun oleh :
Mariawati 1351910239
REG B-4
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya
lah akhirnya makalah ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan
Agama.
ataupun para pembacanya. Tentu saja makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf atas segala kekurangan
yang ada, kami selalu menanti saran dan kritik dari dosen pembimbing maupun
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu kenyataan yang tampak jelas dalam dunia modern yang telah maju
atau yang sedang berkembang ini adalah apa yang dahulu belum dikenal manusia,
kini sudah tidak asing lagi baginya. Bahaya kelaparan dan penyakit menular yang
menjadi soal lagi. Kemajuan industri telah dapat menghasilkan alat-alat yang
Salah satu alasan mengapa agama tampak tidak relevan pada masa sekarang
perhatian kepada nilai-nilai yang bersifat spiritualitas. Kultur ilmiah telah mendidik
kita untuk memusatkan perhatian hanya kepada dunia fisik dan material yang hadir
di hadapan kita. Metode menyelidiki dunia seperti ini memang telah membawa
manusia dengan nilai agama semakin jauh dari harapan di tengah pluralitas
1
menjadi terabaikan. Ini semua akibat ketika orang lalai menjaga nilai-nilai
spiritualitasnya.
pribadi dan sosial masyarakat beragama secara menyeluruh. Sikap rasional dan
ilmiah ini cukup potensi untuk mendialogkan agama secara damai (Ridwan, 2005).
Untuk itu, penyegaran kembali akan pemahaman dan penghayatan nilai agama
kontemporer yang rasional dan ilmiah dalam modernisasi penting untuk dilakukan.
BAB 2
2
PEMBAHASAN
dirinya. Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan
serba Maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan itu. Ini dialami setiap
membutuhkan Sang Khaliqnya. Manusia secara insting dan naluriah akan berbuat
semacam itu sebagai ungkapan jiwanya yang pada fitrahnya adalah suci, bertuhan,
1. Dalam bahasa Arab, Agama atau din adalah peraturan Ilahi yang
2. Dalam bahasa Eropa kata Agama diartikan dengan religi (bahasa Belanda) dan
religion (bahasa Inggris). Dalam hal ini din didefinisikan antara lain:
kepada manusia suatu watak rohani, supaya mereka dapat hidup terus
setelah matinya.
3
bagiannya saling bersandar, terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan
Gereja.
agama: “Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang Esa dan hukum-
sesuatu yang dibutuhkan bagi kehidupan umat manusia untuk mencapai kehidupan
yang sempurna.
dan menghilangkan pola-pola lama dan kemudian memberinya status modern pada
pola-pola yang baru. Sementara aspek yang paling mencolok dari modernisasi
diartikan sebagai pandangan hidup yang pada pokoknya tertutup, kaku dan tidak
mudah menerima perubahan. Sebagai suatu proses yang global, pada perjalanannya
4
produktif walaupun disebutkan dalam proses modernisasi mencoba mengambil
sesuatu yang positif tanpa mengambil alih nilai-nilai yang telah ada.
Untuk itu Mukti Ali (1987) mengatakan bahwa sejarah itu bergerak ke arah
adalah arti modern. Untuk menjadi modern sesorang tidak harus hidup dalam
masyarakat Barat. Hal ini memang fakta-faktanya tetap, yakni desain-desain dan
peralatan yang dipakai dalam riset modernisasi adalah dikembangkan di Barat, oleh
suatu proses yang panjang, yaitu proes perubahan sosial dimana masyarakat
kepribadian
5
Agama merupakan suatu fenomena yang abadi dalam kehidupan manusia,
tetapi akan menggambarkan bahwa agama tidak terlepas dari pengaruh realitas dan
Masyarakat telah melakukan interpretasi dalam ajaran agama, oleh karena itu
masyarakat. Tetapi dalam beragama merupakan dasar dari keyakinan yang ada
dalam kekuatan gaib, maka rasa supranatural yang akan berpengaruh dalam
yang berevolusi, mau tidak mau, harus diakomodasi oleh manusia. Sebab,
telah melahirkan efesiensi dan efektifitas dalam pengelolaan sumber daya alam
(SDA) yang mampu menghemat daya dan dana kehidupan. Teknologi informasi
6
Pada era modernisasi sekarang ini, manusia sudah berhasil mengembangkan
begitu pesat dari waktu kewaktu di berbagai bidang kehidupan termasuk dalam
bidang sains dan teknologi yang kemajuannya tidak dapat dibendung lagi akan
tetapi kemajuan tersebut jauh dari spirit agama sehingga yang lahir adalah sains dan
seterusnya.
Namun tatkala mereka sudah berada dipuncak kesuksesan tersebut lalu jiwa
Kenapa bisa terjadi demikian, karena jiwa mereka dalam kekosongan dari nilai-
nilai spiritual, disebabkan tidak punya oreintasi yang jelas dalam menapaki
secara aspek profence dan sakral. Jadi dalam hubungan agama akan berperan dalam
arahan alternatif dengan cara kehidupan yang melalui pikiran secara material.
(Yulianti, 2016)
yaitu:
7
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang
didapatnya sejak kecil. Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak
terhadap agama yang menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan
kepada yang sebesar-besarnya, mulai dari hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan
hubungan dengan Allah, bahkan dengan alam semesta dan makhluk hidup yang
kebahagian dan ketenteraman batin dalam hidup ini. Tiada silang-sengketa, tiada
adu domba, tiada kecurigaan dan kebencian dalam pergaulan. Hidup aman, damai
kekecewaan terlalu sering dihadapi dalam hidup ini, akan membawa orang kepada
menimpakan kesalahnnya kepada orang lain, tidak mau bertanggung jawab atas
8
Lain halnya dengan orang yang benar-benar menjalankan agamanya. Setiap
kekecewaan yang menimpanya tidak akan memukul jiwanya. Ia tidak akan putus
asa, tapi ia akan menghadapinya dengan tenang. Dengan cepat ia akan ingat kepada
Tuhan, dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan tenang. Jika masalah ini
kita tinjau dari segi agama, maka akan kita dapati perbedaan antara orang yang
beragama dan orang yang tidak beragama. Bagi orang beragama, kesukaran atau
bahaya sebesar apapun yang harus dihadapinya, namun ia akan waras dan sabar,
karena dia merasa bahwa kesukaran dalam hidup itu merupakan bagian dari
kesukaran atau ancaman terhadap dirinya dengan cara negatif, akn tetapi
harapan. Dan tidak akan menyalahkan orang lain atau mencari sebab-sebab negatif
Bagi jiwa yang sedang gelisah, agama akan memberi jalan dan siraman
penenang. Tidak sedikit kita mendengar orang yang kebingungan dalam hidupnya
ketenangan jiwa akan datang. Agama sangat perlu dalam kehidupan manusia, baik
bagi orang tua, maupun bagi anak-anak. Khusus anak-anak, agama merupakan bibit
terbaik yang diperlukan dalam pembinaan kepribadiannya. Anak yang tidak pernah
9
Menurut Aflatun Muchtar, peran agama itu setidaknya ada enam, yaitu:
dengan makan dan minum, sedangkan kebutuhan rohani tidak dapat dipenuhi
dengan makan dan minum, tetapi dengan iman dan akidah. Kebutuhan seperti ini
hanya diperoleh dari Agama. Karena rasa aman, tenteram, dan tenang hanya akan
dirasakan oleh rohani. Oleh karena itu, rohani harus senantiasa dibina agar selalu
dan kemuliaan. Sifat-sifat demikian itu akan menciptakan nilai rohani yang mampu
mendorong manusia untuk mengatasi kelemahan dan tidak tunduk selain kepada-
Dengan demikian nilai-nilai rohani yang diperoleh dari ajaran agama akan
tercipta dalam diri manusia sebagai motor penggerak. Oleh karena itu, sulit
menafikan kenyataan bahwa agama merupakan salah satu faktor yang mendorong
10
2.4.6 Agama Sebagai Pedoman Hidup
dan tantangan, baik berupa ancaman kekuatan jahat dan kezaliman ataupun oleh
peristiwa alami. Dalam hal ini ajaran agama memberi tuntutan kepada manusia agar
dari-Nya. Tuntutan ini pada dasarnya akan memberi kemantapan batin bagi
manusia. Selain dari itu dengan sikap berserah diri dan tunduk kepada-Nya tanpa
pamrih, secara bertahap akan terbentuk sikap menerima secara ikhlas untuk tunduk
dan patuh pada hukum-hukum Allah. Dengan kata lain hukum-hukum Allah
(agama Allah) akan dijadikan rujukan dan pedoman hidup dalam mengatasi
jiwanya tunduk dan patuh kepada Tuhan. Ketundukan dan kepatuhan ini akan
siksa, dan takut pada kemarahan-Nya, serta menghindarkan diri agar tidak
akal. Keseimbangan ketiga unsur ini sangat penting dalam hidup manusia, sebab
bila salah satu bagian dari unsur itu lebih dominan, seperti hawa nafsu, misalnya,
maka manusia akan cenderung berprilaku hewan. Sebaliknya jika unsur akal yang
11
mendominasi unsur lainnya, maka ia akan terbawa pada cara bepikir menyesatkan.
Sedangkan bila unsur rohani semata yang dominan hingga unsur jasmani dan materi
agama dapat dijadikan tuntutan dan pedoman. Melalui agama kondisi manusia akan
aspek dari fitrah manusianya, seperti keseimbangan antara kebutuhan rohani dan
menganjurkan agar manusia menjauhi segala bentuk perbuatan yang menjurus pada
pengrusakan fisik atau yang akan membahayakan diri seseorang. Dengan kata lain,
agar manusia dapat terbebaskan dari segala bentuk keragaman pemikiran yang
petunjuk yang memiliki kebenaran mutlak untuk menjadi pedoman, agar mereka
12
BAB III
PENUTUP
ingin tahu. Untuk menjawab berbagai permasalahan dan problem yang muncul di
maupun secara rinci yang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan problem
yang ada dalam kehidupan baik secara individual maupun masyarakat. Pedoman
yang dimaksud adalah aturan, norma, undang-undang dan hukum yang terhimpun
dalam Agama
Peran agama pada masa modern dirasakan masih sangat penting, bahkan
pembentuk kemantapan jiwa. Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama
dalam memberikan landasan moral bagi perkembangan sains dan teknologi. Dalam
dan teknologi dengan agama. modernisasi harus selalu dilandasi oleh nilai-nilai
13
moral-agama agara tidak bersifat destruktif terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat (1996), Peran Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko Gunung
Agung, 1996.
H.A. Mukti Ali, Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, Jakarta: Rajawali Perss.
1987
Muchtar (2001), Tunduk Kepada Allah, Fungsi dan Peran Agama dalam
Lerner, Daniel, The Passing Of Traditional Society, Glencoe: Free Press, 1958.
Ridwan, Lubis (2005), Cetak Biru Peran Agama, Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Beragama, 2005.
15