Skripsi
Oleh:
Wahyu Wulandari
16380077
i
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO
MANILA (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Oleh:
Wahyu Wulandari
16380077
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk ujian proposal penelitian*/
melaksanakan penelitian*/ ujian hasil penelitian
Tanggal : ..........................
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diuji dan diterima oleh tim penguji pada ujian sidang Skripsi Program Studi
Tanggal : ..........
I ....
II ....
....
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Malahayati
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
NPM : 16380077
Staphylococcus aureus.
Dengan ini meyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keaslianya. Apabila ternyata dikemudian
hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Wahyu Wulandari
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty/Non-
eksklusif ini Universitas Malahayati berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Yang menyatakan,
Wahyu wulandari
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NPM : 16380077
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
vii
MOTTO
-Wiston S. Churchill-
viii
PERSEMBAHAN
Allah SWT, atas segala nikmat iman, dan nikmat sehat, baik lahir maupun
batin yang telah diberikan kepada hamba-nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
tercinta. Untuk kedua orang hebat dalam hidup saya Alm. Ayahanda dan ibunda
yang sangat saya sayangi dan cintai insha Allah sekarang mereka sudah bersama
Terima kasih atas dukungannya berupa semangat motivasi materi dan doa
yang tiada henti demi keberhasilan untuk menjadi seperti ini untuk kakak saya
Untuk orang tersayang dan terkasih Tri Naldi,S.Tp terima kasih untuk
semua semangat serta doa yang tercurah untukku, dan untuk sahabatku Dicha
Nery Utami, Ketut Nita Astuti, Putri Era Santi, Masruri Ana Elmiata, serta
ix
ABSTRAK
Kata kunci : daun sawo manila, uji daya hambat, Escherichia coli,
Staphylococcus aureus.
x
ABSTRACT
Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) belongs to the Sapotaceae family and
is one of the plants that can be used in traditional medicine. Traditionally, people
use young sapodilla fruit to treat diarrhea.
Sawo can provide pharmacological effects due to the content of secondary
metabolites contained in these plants. The active metabolite compounds contained
in sapodilla are alkaloids, flavonoids, tannins, triterpenoids, saponins and
glycosides. Based on the literature, active metabolite compounds such as
phenolics, saponins, terpenoids, flavonoids, and glycosides are reported to have
antimicrobial activity.
From the observation, the diameter of the inhibition zone of E. Coli bacteria
with a minimum concentration of 20% at a concentration of 20% had an inhibition
zone diameter of 6.8 mm and a maximum inhibitory concentration of 12.5 mm at
a concentration of 100%. while the results of the observation of the diameter of
the inhibition zone of Staphylococcus aureus bacteria have a minimum inhibitory
concentration at a concentration of 20%, an inhibition zone diameter of 4.3 mm
and a maximum inhibitory concentration at a concentration of 100% concentration
of 9.9 mm..
From the statistical data ANOVA manila sapodilla leaf extract obtained a
significant value of 0.000 which means that there is a significant difference, so
that LSD (Least Significant Differences) further test can be carried out. Based on
the results of the LSD (Least Significant Differences) test that manila sapodilla
leaf extract with various concentrations provided significant antibacterial
effectiveness against positive and negative controls because of the value (P<0.05).
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak terkait yang telah mengajarkan hal, dorongan, motivasi dan membantu
1. Bapak Dr. Achmad Farich, dr., MM. selaku Rektor Universitas Malahayati.
Universitas Malahayati.
xii
8. Kedua orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan dukungan
kekurangan. Maka dari itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari semua
pihak untuk penyempurnaan karya tulis ini. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih dan sangat berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
semua pihak.
Bandar Lampung,.........
Wahyu Wulandari
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iv
MOTTO......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN......................................................................................... viii
ABSTRAK..................................................................................................... x
ABSTRAK..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Media...............................................................................................12
2.4.Aktifitas Antimikroba......................................................................13
BAB IV PEMBAHAHASAN
xv
4.1.1 Hasil Rendemen....................................................................24
4.2 Pembahasan....................................................................................30
5.1 Kesimpulan....................................................................................38
5.2 Saran...............................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila
Tabel 4. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 19. Tabel Data Spss One Way Anova Ekstrak Daun Sawo
Manila........................................................................................62
Lampiran 20. Hasil Post Hoc Test Ekstrak Daun Sawo Manila......................63
xix
BAB I
PENDAHULUAN
Sapotaceae dan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam
yang muda untuk mengatasi diare (Arsyad M dan Ayu RA, 2016).
Biji sawo digunakan sebagai pencegah edema karena dapat bersifat sebagai
diuretik dan dapat mencegah pembentukan batu ginjal maupun batu kemih. Pasta
dari biji sawo digunakan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit akibat
sengatan dan gigitan hewan. Rebusan kulit dan buah digunakan untuk demam dan
diare, serta teh kulit kayu digunakan untuk diare (Milind P and Preeti, 2015).
terhadap beberapa bakteri penyebab infeksi, khususnya pada kulit. Bakteri uji
yang digunakan yaitu bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri
1
2
peran dalam terjadinya diare (Parija, 2009) dan pada pengujian ini menggunakan
yang berspektrum luas, sehingga mampu membunuh bakteri gram positif maupun
gram negatif.
terdapat pada tubuh manusia, akan tetapi dapat bersifat patogen sehingga
1550 telah ditemukan di Dunia. Beberapa tumbuhan yang termasuk keluarga dari
candidum, Dissotis rotundi foliatriana dan Dissotis thollonii cogn (Serna and
Jose, 2015).
Selain itu secara tradisional tanaman sawo sudah digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
3
antibakteri ekstrak etanol daun batang sawo terhadap bakteri Escherichia coli dan
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anissa dkk (2018) yang
menggunakan metode perkolasi dan uji daya hambat sumuran didapati hasil
hambat minimum pada konsentrasi 20% dan hambat maksimum pada konsentrasi
100%.
Staphylococcus aureus”
aureus?
pengetahuan kesehatan, terutama tentang uji antibakteri ekstrak etanol daun sawo
aureus.
1. Manfaat Praktis
a. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bukti ilmiah untuk mengetahui
2. Manfaat Teoritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sapotaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman sawo
(Sumber :Buahbuku.wordpress.com)
6
7
Wilayah ini merupakan produsen dan sekaligus merupakan konsumen utama buah
sawo manila. Buah sawo manila yang dikonsmsi adalah buah sawo yang sudah
matang dan dimakan dalam kondisi buah yang segar. Buah sawo manila yang
berkualitas baik untuk dikonsumsi adalah buahnya yang empuk dan berwarna
coklat tua. Buah sawo manila juga bermanfaat baik untuk kesehatan jantung dan
Rasa buah sawo manila yang manis disebabkan adanya kandungan gula
dalam daging buah, yang kadarnya berkisar 16-20%. Selain gula, daging buah
sawo manila juga mengandung lemak, protein, vitamin A,B dan C, serta mineral
besi, kalsium, dan fosfor. Buah sawo manila juga mengandung asam folat, 14
mkg/100 g yang diperlukan tubuh manusia untuk proses pembentukan sel darah
a. Tanin
kuman (moekul untuk menempel pada sel inang), dan menstimulasi sel-sel fagosit
polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Bila
jaringan tumbuhan tidak rusak letak tanin terpisah dari protein dan enzim
sitoplasma, akan tetapi bila jaringan tumbuhan rusak maka reaksi penyamakan
dapat terjadi. Dimana reaksi penyamakan ini menyebabkan protein lebih sukar
untuk dicapai oleh cairan pencernaan hewan pemakan tumbuhan. Tanin memiliki
banyak fungsi, dan salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai penolak hewan
b. Flavonoid
Senyawa flavonoid ini biasa terdapat pada tanaman hijau kecuali alga.
sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagaihasil interaksi antara flavonoid dengan
pembuatan sediaan obat yag didapat dari bagian tumbuhan, yaitu ekstraksi dan
perasan. Untuk dapat memanfaatkan zat aktif yang didapat dari suatu bagian
tumbuhan maka perlu dilakukan prosedur dasar dalam pembuatan sediaan obat.
pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga zat akif dapat larut dan terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut. Proses ekstraksi dilakukan dengan pengeringan
bahan yang dihaluskan kemudian dilakukan pemrosesan dengan suatu pelarut atau
berbagai jenis pelarut yang berbeda-beda, jenis ekstraksi dan pelarut yang
digunakan tergantung dari kelarutan bahan yang terkandung dalam tanaman serta
stabilitasnya.
10
Ekstraksi yang tepat dilakukan tergantung pada tekstur dan kandungan air
bahan yang akan diekstraksi serta jenis senyawa yang akan diisolasi. Kandungan
kimia dari suatu tanaman yang berkhasiat sebagai obat, pada umumnya memiliki
dalam kelompok yang berbeda dan disesuaikan dengan pelarut yang mempunyai
menggunakan alat soklet, dimana pelarut akan terdestilasi dari labu menuju
pendingin, kemudian jauh membasahi dan merendam sampel yang mengisi bagian
tengah alat soklet, kemudian setelah pelarut mencapai tinggi tertentu, maka akan
menjadi dua, yaitu pelarut polar dan pelarut non-polar. Konstanta dielektrikum
dinyatakan sebagai gaya tolak-menolak antara dua partikel yang bermuatan listrik
Pelarut etanol bisa digunakan untuk menyari zat yang kepolaran relatif
tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut universal. Etanol
menghambat kerja enzim dan memperbaiki stabilitas bahan obat telarut. Etanol
70% sangat efektif menghasilkan bahan aktif yang optimal, bahan balas yang ikut
tersari dalam cairan penyari hanya sedikit, sehingga zat aktif yang tersari akan
lebih banyak (Ikhwani, A. B. (2015). Pelarut etanol ini dapat digunakan untuk
Pada penelitian Arief & Budiman (2013), tentang aktivitas antibakteri dan
mekanisme penghambatan ekstrak sirih hijau (Piper betle Linn.) terhadap bakteri
patogen pangan dengan pelarut etanol, etil asetat, dan air. Disimpulkan bahwa
Dengan uji kualitatif, diketahui ekstrak etanol sirih mengandung komponen aktif
seperti alkaloid, tanin, fenolik, dan steroid yang berperan sebagai senyawa
kerusakan sel pada bakteri gram positif (Bacillus cereus) dan bakteri gram negatif
2.3 Media
suhu dan pH yang harus sesuai juga perlu diperhatikan mengenai tekanan osmose
Media MHA adalah media terbaik untuk pemeriksaan uji sensitivitas bakteri
aerob fakultatif. Media ini ditemukan oleh Mueller dan Hinton tahun 1941, pada
awalnya media Mueller Hinton digunakan untuk mengisolasi bakteri Neisseria sp.
Komposisi media Mueller Hinton Agar adalah beef extract 2 gram, Acid
Hydrolysate of Casein 17,5 gram, Starch 1,5 gram, Agar 17 gram, dan Aquadest 1
liter.
1. Semua bakteri dapat tumbuh karena media ini bukan merupakan media
indikator setelah diinkubasi akan terjadi daerah jenuh disekitar sumuran atau
terbentuk, yang juga ditentukan oleh konsentrasi senyawa efektif yang digunakan
mengetahui berapa konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol buah sawo muda
digunakan dalam metode ini adalah metode dilusi. Konsentrasi ekstrak etanol
buah sawo yang diuji adalah 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%,
Ekstrak etanol kulit sawo manila merupakan salah satu bahan bersifat alami
mutans. Penelitian ini menggunakan metode difusi murni sumuran yang terdiri
dari 4 kelompok perlakuan yaitu ekstrak etanol kulit sawo manila dengan
konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60%, dan klorheksidin 0,2% (kontrol positif).
penelitian eksrak etanol kulit sawo manila pada konsentrasi 30%, 40%, 50% dan
konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60% hambatan yang paling besar adalah konsentrasi
60% (Zuhada,2016).
a. Merusak struktur dan fungsi dinding sel mikroba, susunan yang ada pada
kematian sel.
antimikroba yang terdapat pada bagian daun tumbuhan sawo manila. Pada
penelitian ini digunakan jenis bakteri yaitu Escherichia coli merupakan bakteri
Morfologi bakteri Escherichia coli yaitu ciri-ciri umum Escherichia coli antara
lain:
pada tahun 1885 dari tinja seorang bayi (Merchant dan Parker,1961). Escherichia
coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki
panjang sekitar 2µm, diameter 0,7µm, lebar 0,4-0,7µm dan bersifat anaerob
fakultatif. Escherichia coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus
solid, sesuai dengan namanya “aureus” yang berasal dari bahasa Latin.
Merupakan salah satu kuman flora normal yang ditemukan pada kulit dan hidung
bersifat non motil, non spora, anaerob fakultatif yang tumbuh melalui respirasi
17
aerob atau fermentasi, dan termasuk bakteri kokus gram positif. Kuman ini juga
peroksida (H2) dan oksigen (O2) karena hal tersebut Staphylococcus aureus
dikatakan bersifat katalase positif dimana hal ini dapat membedakannya dari
ini dapat dibuktikan bila Staphylococcus aureus dibiakkan dalam agar Manitol,
dimana terjadi perubahan pH dan juga perubahan warna dari merah ke kuning.
18
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka pikir
Analisis Data
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sampai dengan
Lampung.
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan petri, erlenmeyer,
beaker glass, spatula, jarum ose, gelas ukur, neraca analitik, pisau, tabung
reaksi, rak tabung, saringan, vortex, waterbath, hot plate, blankdisch, pinset,
bunsen, kertas label, cutton swap, serbet, botol reagen, wrap pack, aluminium
kamera.
3.2.2. Bahan
Ekstrak daun sawo manila, Muller Hilton Agar, Nutrient Agar, akuades,
Populasi sampel dari penelitian ini diambil dari tumbuhan di sekitar SMA Al-
19
20
berdasarkan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel.
Peneliti memilih daun sawo manila yang berwarna hijau dan terlihat masih
tergolong masih muda, dengan ukuran panjang 6cm – 7cm dan lebar 3,5cm.
Prosedur percobaan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap yaitu :
1. Preparasi Sampel
Daun sawo manila dipetik dari tangkainya kemudian dijemur dalam kondisi
suhu ruang (tidak boleh terkena matahari langsung) hingga kandungan kadar
air daun sebanyak 50%. Setelah daun sawo manila kering, daun sawo manila
2. Daun sawo manila sebanyak 500 gram di cuci sampai bersih, kemudian
yang akan digunakan untuk pembuatan ekstrak. Serbuk yang telah halus
kertas saring sehingga diperoleh maserat dan ampas. Maserat yang diperoleh
evaporator pada suhu 50º C sehingga diperoleh ekstrak pekat. Pada ekstraksi
ini dibagi menjadi berbagai konsentrasi yaitu 20%, 40%, 60%, 80%, 100%.
3. Pembuatan Media
berikut:
sebanyak 100 ml
Mueller Hinton Agar (MHA) dengan masa inkubasi 1x24 jam. Ambil bakteri
biakan menggunakan jarum ose steril ke dalam tabung reaksi yang telah diisi
Untuk uji aktifitas anti bakteri, ekstrak daun sawo dengan cara membuat
larutan dengan konsentrasi ekstrak 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, dengan kontrol
ambil dari suspensi dengan cutton swap steril kemudian diusapkan dengan merata
pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang sudah dituang pada cawan petri,
Cawan yang telah diberi blankdisch dan telah di bagi lima berdasarkan
konsentrasi diinkubasi pada suhu 37º C selama 1x24 jam. Pengamatan dilakukan
dengan melihat adanya zona bening disekitar blankdisch ekstrak daun sawo
manila. Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak daun sawo manila berpotensi sebagai
bahan anti bakteri. Diameter zona hambat yang terbentuk dapat diukur dengan
jangka sorong.
Data dari hasil penelitian didapat dengan mengukur diameter zona radikal
yang terbentuk pada setiap lubang sumuran. Data yang diperoleh terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini digunakan uji normalitas dengan
penelitian kurang dari 50. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang dipakai berasal dari satu populasi yang terdistribusi normal. Uji
sama. Apabila sudah didapatkan data yang homogen dan normal, selanjutnya
dilakukan uji statistik Anova satu jalur untuk menganalisis datanya, namun
apabila data yang didapatkan tidak homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan
Kruskal wallis.
BAB IV
Sebelum dilakukan uji daya hambat esktrak daun sawo manila terhadap
fitokimia untuk mengetahui senyawa yang diinginkan pada sampel. Setelah proses
ekstraksi dan penapisan fitokimia dilakukan dan didapati ekstrak dengan berbagai
hambat untuk mengetahui zona hambat (wilayah bening) dan selanjutnya diukur
Sampel daun sawo manila diambil dari tumbuhan di sekitar SMA Al-
Kautsar, Bandar Lampung. Setelah daun sawo manila kering, daun sawo manila
hasil serbuk daun sawo manila dibawa ke Universitas Lampung untuk dilakukan
bahwa tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah tanaman sawo manila
24
25
Jenis Ekstrak Bobot Sampel (g) Bobot Ekstrak (g) Rendemen (%)
Ekstrak Kental 500 80 16
Sebelum dilakukan uji daya hambat esktrak daun sawo manila terlebih
diinginkan terdapat pada ekstrak daun sawo manila yang diketahui dapat
Dari hasil uji penapisan fitokimia didapati bahwa senyawa yang terdapat
pada ekstrak daun sawo manila yaitu flavonoid dan tanin dapat menghambat
terbentuknya warna jingga pada senyawa flavonoid dan perubahan warna menjadi
ekstrak dibagi menjadi beberapa konsentrasi yaitu 20%, 40%, 60%, 80% dan
26
100%. Pada setiap cawan pengujian diberikan kontrol positif dan kontrol negatif
jam pada posisi cawan petri terbalik untuk mendapatkan terberbentuknya zona
hambat.
Table 3. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila
Terhadap Bakteri Escherichia coli.
Table 4. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Berdasarkan tabel pengamatan hasil uji daya hambat ekstrak daun sawo
Escherichia coli sebesar 6,8 mm dan pada bakteri Staphylococcus aureus sebesar
4,3 mm. Kontrol positif yang digunakan pada pengujian daya hambat bakteri
hambatan 20,4 mm dan kontrol negatif menggunakan akuades steril dengan hasil
Dari hasil Shapiro-Wilk terhadap konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%,
kontrol positif dan kontrol negatif didapat hasil bahwa data terdistribusi secara
signifikan (P) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, artinya terdapat perbedaan
Escherichia
40% -8.667 .000
60% -9.100 .000
coli
80% -10.967 .000
100% -12.467 .000
Kontrol positif -20.733 .000
29
Pada hasil uji komparansi ganda menunjukan data satu dengan yang lainnya
ekstrak daun sawo manila konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, kontrol
positif dan kontrol negatif. Berdasarkan tabel diatas uji LSD digunakan untuk
4.2 Pembahasan
akan dijadikan sampel merupakan jenis daun sawo manila (Manilkara zapota L.).
Pengeringan simplisia daun sawo bertujuan agar dalam proses maserasi pelarut
etanol dapat menarik senyawa yang dicari dengan maksimal tanpa ada
langsung, hal ini disebabkan karena senyawa yang terdapat di dalam sampel akan
mengalami kerusakan akibat panas dan sinar yang bersumber dari sinar matahari
disebabkan oleh radiasi sinar gamma, sinar UV-B dan sinar UV-C. Pengeringan
akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi hal tersebut dapat
sehingga interaksi antara pelarut dan zat terlarut ekstraksi akan semakin besar, dan
maserasi. Prinsip dari maserasi agar senyawa kimia yang memiliki sifat yang
sama dengan pelarut akan tertarik dan terlarut kedalam pelarutnya sehingga
senyawa kimia tertentu dapat dipisahkan. Pada proses maserasi ini menggunakan
pelarut etanol sebanyak 7 liter. Alasan pemilihan metode maserasi karena metode
termolabil yang akan diambil tidak terurai atau rusak dan alasan penggunaan
pelarut etanol 96% yaitu bersifat lebih selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat
yang diinginkan, absorbsinya baik, kapang dan khamir sulit tumbuh, mudah
menguap dan mendapatkan estrak kental lebih cepat dibandingkan pelarut etanol
70%. Setelah itu di evaporasi dengan tujuan mengubah sebagian atau keseluruhan
sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Sehingga suatu
pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut
pemanasan dibawah titik didih pelarut yaitu 50º C, sehingga senyawa yang
yaitu flavonoid, dan tanin. Dari hasil uji fitokimia kualitatif, diperoleh data bahwa
ekstrak daun sawo manila positif mengandung flavonoid, dan tanin. Hal tersebut,
pelarut yang digunakan yaitu etanol 96% memiliki kepolaran yang sama dengan
senyawa-senyawa tersebut.
33
larutan kimia dan hasil dari skrining fitokimia ini ekstrak daun sawo manila
positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Studi lainnya juga
pada daun sawo manila tergolong sedikit, keberadaan tanin tergolong tinggi dan
Pada ekstrak daun sawo manila yang telah dilakukan penapisan fitokimia
bahwa positif flavonoid dengan adanya terbentuk warna jingga pada sampel yang
direaksikan dengan Mg dan larutan HCl P dalam uji flavonoid digunakan untuk
Glikosil akan digantikan oleh H+ dari asam karena sifatnya elektrofilik. Reduksi
penambahan Fe2(SO4) bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada
tanin. Fungsi untuk menyerap ion didalam kulit daun sawo manila sehingga dapat
warna hujau.
Mekanisme antibakteri dari flavonoid ada tiga macam, yaitu dengan cara
Suswati dan Abdullah (2013) Metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman
34
antara lain flavonoid, dan tanin memiliki aktivitas antibakteri. Flavonoid dapat
sel yaitu membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut
sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan keluarnya senyawa intraseluler.
cara mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga permeabilitas bakteri
mikroba juga mengaktifasi enzim dan mengganggu transport protein pada lapisan
dalam sel, tanin juga memiliki target pada polipeptida dinding sel sehingga
pembentukan dinding sel kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri
menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati.
Metode yang digunakan dalam uji aktivitas bakteri adalah metode difusi cakram
yaitu disk, cakram disk direndam didalam cawan petri yang berisi ekstrak lalu
cakram diletakan di atas agar. Sehingga, diasumsikan volume gel yang dapat
mueller hinton agar (MHA) karena merupakan media umum yang digunakan
35
pertumbuhan sampel uji pada bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni.
zona hambat sebesar 20.433 dan 20.853 mm. Pada penelitian ini dipilih antibiotik
bakteri jenis E.coli dan Staphylococcus aureus. Terdapatnya zona hambat juga
stabilitas bahan antibakteri, sifat media agar yang digunakan, jumlah organisme
yang diinokulasi, kecepatan tumbuh bakteri, konsentrasi bahan kimia dan kondisi
saat inkubasi. Selain itu tingkat konsetrasi ekstrak juga dapat menjadi faktor
Pada sampel ekstrak daun sawo memiliki khasiat antibakteri yang dapat
menyebabkan infeksi yang sering ditemukan di feses dan bagian tubuh yang
sering terinfeksi seperti diare, demam yang disebabkan oleh bakteri Escherichia
coli. Daun sawo juga dapat berkhasiat sebagai anti jerawat yang disebabkan oleh
disertai radang. Staphylococcus aureus mengubah asam lemak tak jenuh menjadi
asam lemak jenuh yang menyebabkan sebum (minyak alami dari kulit) menjadi
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, 15%
dan 20%. Hal ini kemungkinan disebabkan beberapa faktor seperti konsentrasi
konsentrasi 20% memiliki diameter zona hambat sebesar 6,8 mm. Konsentrasi
40% mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 8,6 mm. Konsentrasi 60%
penelitian tersebut menunjukan bahwa ekstrak daun sawo manila berpotensi untuk
aureus dengan konsentrasi 20% memiliki diameter zona hambat sebesar 4,3 mm.
digunakan yaitu aquadest menunjukan tidak adanya zona hambat pada pengujian
terhadap bakteri E.coli dan Staphyloccus aureus. Hal ini mengindikasikan bahwa
normalitas bertujuan untuk menguji apakah data ekstrak daun sawo manila
menyebar (terdistribusi) secara normal atau tidak. Dari hasil uji shapiro-wilk
Dari data statistik ANOVA esktrak daun sawo manila didapatkan nilai
dilakukan uji lanjut LSD (Least Significant Differences). Berdasarkan hasil uji
LSD (Least Significant Differences) bahwa esktrak daun sawo manila dengan
Hasil analisis data diameter zona hambat yang terbentuk dengan One Way
Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000, yang berarti p < 0,05. Nilai p < 0,05
pada penelitian ini. Setelah dilakukan uji Post-Hoc, ditemukan bahwa untuk pada
80% dan 100%. Sedangkan konsentrasi 20%, 80%, 100% berbeda bermakna
bermakna pada konsentrasi 80% dan 100%. Sedangkan konsentrasi 20%, 40%,
membuktikan hipotesis dalam penelitian ini bahwa ekstrak etanol daun sawo
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian daun sawo manila (Manilkara zapota L.) penghambat
bahwa :
1. Ekstrak etanol 96% daun sawo manila (Manilkara zapota L.) dengan
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dapat menghambat akitivitas
2. Ekstrak etanol 96% daun sawo manila (Manilkara zapota L.) pada
konsentrasi 100% memiliki diameter zona hambat yang paling besar dari
konsentrasi lainnya.
5.2 Saran
metabolit lain yang terdapat pada daun sawo manila (Manilkara zapota L.)
daun sawo manila (Manilkara zapota L.) memiliki efek secara langsung
39
40
DAFTARPUSTAKA
Escherichia coli.
Ariyani, F., Setiawan, L. E., & Soetaredjo, F. E. (2017). Ekstraksi minyak atsiri
Arsyad M dan Ayu RA. 2016. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak
Pustaka Umum.
aeruginosa. ., 1-17.
Area).
Ekspresi Mrna Gen High Motility Group Box 1 (Hmgb1) Dan Solubel
Senduduk Bulu (Clidemia hirta (L) D. DON) Sebagai Zat Pewarna Pada
Juwita, J. (2013). Aktivitas antibakteri ekstrak buah muda, daun dan kulit batang
sawo manila (Manilkara zapota (L.) Van Royen) terhadap Vibrio cholerae
Pertaian.Yogyakarta: Liberty.
Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Terhadap Mencit Jantan Yang
Puspaningtyas DE. 2013. The Miracle of Fruits. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Serna, Diana Marcela Ocampo and JoséHipólito Isaza Martínez. 2015. Phenolics
17818-17847.
Surakarta.
43
LAMPIRAN
44
manila
55
Flavonoid Tanin
57
Autoclave Oven
59
Bobot Ekstrak
% Rendemen= X 100 %
Bobot Simplisia
80
% Rendemen= X 100 %
500
= 16 %
d1
d 1+d 2+d 3+d 4 d4 d3
Zonahambat =
3
d2 d2
d3 d4
d1
Ket:
d1 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
d2 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
d3 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
d4 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
60
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Konsentrasi Statistic df Sig. Statistic
zona_hambat_escherichia konsentrasi 20% .253 3 . .964
.coli konsentrasi 40% .253 3 . .964
konsentrasi 60% .175 3 . 1.000
konsentrasi 80% .353 3 . .824
konsentrasi 100% .196 3 . .996
kontrol positif .253 3 . .964
zona_hambat_staphylococ konsentrasi 20% .356 3 . .818
cus.aureus konsentrasi 40% .253 3 . .964
konsentrasi 60% .328 3 . .871
konsentrasi 80% .362 3 . .803
konsentrasi 100% .253 3 . .964
kontrol positif .343 3 . .842
63
Lampiran 19. Tabel Data SPSS ONE WAY ANOVA Ekstrak Daun Sawo
Manila
ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F
zona_hambat_escherichi Between Groups 703.865 6 117.311 815.737
a.coli Within Groups 2.013 14 .144
Total 705.878 20
Total 777.490 20
Lanjutan
Lampiran 20. Hasil Post Hoc Test Ekstrak Daun Sawo Manila
Multiple Comparisons
LSD
95% Confidence Interval
Mean
Dependent (I) Std.
(J) konsentrasi Difference Sig. Lower
Variable konsentrasi Error Upper Bound
(I-J) Bound