Anda di halaman 1dari 85

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO

MANILA (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI


Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Skripsi

Oleh:

Wahyu Wulandari
16380077

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021

i
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO
MANILA (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


sarjana farmasi

Oleh:

Wahyu Wulandari
16380077

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO


MANILA (Manilkara zapota)
TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
danStaphylococcus aureus

Nama : Wahyu Wulandari


NPM : 16380077

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk ujian proposal penelitian*/
melaksanakan penelitian*/ ujian hasil penelitian

Ditetapkan di : Bandar Lampung

Tanggal : ..........................

Pembimbing I Pembimbing II

Agustina Retnaningsih, M.Farm.,Apt Gusti Ayu Rai Saputri, M.Si.,Apt

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian*/Skripsi* dengan judul :

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO


MANILA (Manilkara zapota)
TERHADAP BAKTERI Escherichia coli
danStaphylococcus aureus

Nama : Wahyu Wulandari


NPM : 16380077

Telah diuji dan diterima oleh tim penguji pada ujian sidang Skripsi Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati pada tanggal ..............

Ditetapkan di : Bandar Lampung

Tanggal : ..........

Pembimbing : Agustina Retnaningsih, M.Farm.,Apt ...........................

I ....

Pembimbing : Gusti Ayu Rai Saputri, M.Si.,Apt ...........................

II ....

Penguji : Dewi Chusniasih, M.Sc ...........................

....

Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Malahayati

Ade Maria Ulfa, M.Kes., Apt

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Wahyu Wulandari

NPM : 16380077

Program Studi : S1 Farmasi

Judul Skripsi : Uji Antibakteri Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara

zapota) terhadap bakteri Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus.

Dengan ini meyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini

merupakan hasil karya sendiri dan benar keaslianya. Apabila ternyata dikemudian

hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya

orang lain maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima

sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Malahayati Bandar Lampung.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Bandar Lampung, 23 Juli 2021


Peneliti,

Wahyu Wulandari

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Malahayti Bandar Lampung, saya yang


bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Wulandari


NPM : 16380077
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Kedokteran
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Malahayati Hak Bebas Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty Free
Rights) atas karya ilmiah yang berjudul :

Uji Antibakteri Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara zapota) terhadap


bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty/Non-
eksklusif ini Universitas Malahayati berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database), merawat
dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Bandar Lampung
Pada Tanggal : ..............

Yang menyatakan,

Wahyu wulandari

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahyu Wulandari

NPM : 16380077

Tempat, Tanggal Lahir : Way Kanan, 25 Mei1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Serupan Indah, Pakuan Ratu, Way Kanan

Riwayat Pendidikan :

1. SD N Serupan Indah (Tahun 2005-2010)

2. MTS N Serupan Indah (Tahun 2011-2013)

3. SMA Beringin Ratu Serupan Indah (Tahun 2014-2016)

vii
MOTTO

“Success is not the end : future is not fatal”

“the most important thing is the carage to continue”

-Wiston S. Churchill-

viii
PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam, dengan telah diselesaikannya skripsi

ini penulis mempersembahkannya kepada :

Allah SWT, atas segala nikmat iman, dan nikmat sehat, baik lahir maupun

batin yang telah diberikan kepada hamba-nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Dan dengan bangga ku persembahkan karya tulis ini kepada keluargaku

tercinta. Untuk kedua orang hebat dalam hidup saya Alm. Ayahanda dan ibunda

yang sangat saya sayangi dan cintai insha Allah sekarang mereka sudah bersama

orang-orang baik dirumah Allah SWT.

Terima kasih atas dukungannya berupa semangat motivasi materi dan doa

yang tiada henti demi keberhasilan untuk menjadi seperti ini untuk kakak saya

Suharyono, Suharyanto, Wahyu Triono, Nining Setyowati, Sri Nurhayati, Purwati

yang membuat saya lebih semangat.

Untuk orang tersayang dan terkasih Tri Naldi,S.Tp terima kasih untuk

semua semangat serta doa yang tercurah untukku, dan untuk sahabatku Dicha

Nery Utami, Ketut Nita Astuti, Putri Era Santi, Masruri Ana Elmiata, serta

sahabat-sahabatku Faren16en angkatan 2016 kalian adalah sumber bahagia tempat

berbagi suka duka.

“Almamaterku tercinta Universitas Malahayati Bandar Lampung”

ix
ABSTRAK

WULANDARI, W., 2021,UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN


SAWO MANILA (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Escherichia
colidan Staphylococcus aureus.

Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) termasuk tanaman keluarga


Sapotaceae dan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam
pengobatan tradisional. Secara tradisional masyarakat menggunakan buah sawo
yang muda untuk mengatasi diare.
Sawo dapat memberikan efek farmakologi karena kandungan senyawa
metabolit sekunder yang terkandung pada tanaman tersebut. Senyawa metabolit
aktif yang terkandung pada sawo yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, tanin,
triterpenoid, saponin dan glikosid. Berdasarkan literatur senyawa metabolit aktif
seperti fenolik, saponin, terpenoid, flavonoid,dan glikosid dilaporkan memiliki
aktivitas sebagai antimikroba.
Dari hasil pengamatan diameter zona hambat bakteri E. Coli dengan
konsentrasi hambat minimun pada konsentrasi 20% memiliki diameter zona
hambat sebesar 6,8 mm dan Konsentrasi hambat maksimum pada konsentrasi
100% sebesar 12,5 mm. sedangkan hasil pengamatan diameter zona hambat
bakteri Staphylococcus aureus memiliki konsentrasi hambat minimun pada
konsentrasi 20% memiliki diameter zona hambat sebesar 4,3 mm dan Konsentrasi
hambat maksimum pada konsentrasi Konsentrasi 100% sebesar 9,9 mm.
Dari data statistik ANOVA esktrak daun sawo manila didapatkan nilai
signifikan 0,000 yang artinya terdapat perbedaan signifikan, sehingga dapat
dilakukan uji lanjut LSD (Least Significant Differences). Berdasarkan hasil uji
LSD (Least Significant Differences) bahwa esktrak daun sawo manila dengan
berbagai konsentrasi memberikan efektivitas antibakteri yang bermakna terhadap
control positif dan negatif karena nilai (P<0,05).

Kata kunci : daun sawo manila, uji daya hambat, Escherichia coli,
Staphylococcus aureus.

x
ABSTRACT

WULANDARI, W., 2021, ANTIBACTERIAL TEST OF MANILA SAWO


(Manilkara zapota) LEAVES ETHANOL EXTRACT AGAINST Escherichia
coli and Staphylococcus aureus.

Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) belongs to the Sapotaceae family and
is one of the plants that can be used in traditional medicine. Traditionally, people
use young sapodilla fruit to treat diarrhea.
Sawo can provide pharmacological effects due to the content of secondary
metabolites contained in these plants. The active metabolite compounds contained
in sapodilla are alkaloids, flavonoids, tannins, triterpenoids, saponins and
glycosides. Based on the literature, active metabolite compounds such as
phenolics, saponins, terpenoids, flavonoids, and glycosides are reported to have
antimicrobial activity.
From the observation, the diameter of the inhibition zone of E. Coli bacteria
with a minimum concentration of 20% at a concentration of 20% had an inhibition
zone diameter of 6.8 mm and a maximum inhibitory concentration of 12.5 mm at
a concentration of 100%. while the results of the observation of the diameter of
the inhibition zone of Staphylococcus aureus bacteria have a minimum inhibitory
concentration at a concentration of 20%, an inhibition zone diameter of 4.3 mm
and a maximum inhibitory concentration at a concentration of 100% concentration
of 9.9 mm..
From the statistical data ANOVA manila sapodilla leaf extract obtained a
significant value of 0.000 which means that there is a significant difference, so
that LSD (Least Significant Differences) further test can be carried out. Based on
the results of the LSD (Least Significant Differences) test that manila sapodilla
leaf extract with various concentrations provided significant antibacterial
effectiveness against positive and negative controls because of the value (P<0.05).

Keywords: sapodilla manila leaf, inhibition test, Escherichia


coli,Staphylococcus aureus.

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Uji Antibakteri Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara zapota) Terhadap

Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak terkait yang telah mengajarkan hal, dorongan, motivasi dan membantu

penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada :

1. Bapak Dr. Achmad Farich, dr., MM. selaku Rektor Universitas Malahayati.

2. Bapak dr.Toni Prasetya,Sp.,PD, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Malahayati.

3. Ibu Ade Maria Ulfa,M.Kes.,Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi.

4. Ibu Agustina Retnaningsih,M.Farm.,Apt selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran kritikan, pengarahan dan motivasinya.

5. Ibu Gusti Ayu Rai Saputri,M.Si.,Apt selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran kritikan, pengarahan dan motivasinya.

6. Ibu Dewi Chusniasih,M.Sc selaku Penguji yang telah memberikan saran

kritikan, pengarahan dan motivasinya.

7. Seluruh Dosen dan Staf Laboratorium Universitas Malahayati yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan motivasi selama perkuliahan hingga

selesainya Skripsi ini.

xii
8. Kedua orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan dukungan

moral dan material selama ini.

9. Teman-teman satu angakatan yang telah memberikan dukungan, motivasi,

dan semangat selama ini sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan

skripsi yang dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak

kekurangan. Maka dari itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari semua

pihak untuk penyempurnaan karya tulis ini. Akhir kata penulis ucapkan terima

kasih dan sangat berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

semua pihak.

Bandar Lampung,.........

Wahyu Wulandari

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... vi

MOTTO......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN......................................................................................... viii

ABSTRAK..................................................................................................... x

ABSTRAK..................................................................................................... xi

KATA PENGANTAR.................................................................................. xii

DAFTAR ISI................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................4

xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Sawo Manila (Manilkara zapota L)..................6

2.1.1 Pengertian Sawo Manila (Manilkara zapota L).......................6

2.1.2 Kegunaan Sawo Manila (Manilkara zapota L)........................7

2.1.3 Kandungan Kimia Sawo Manila (Manilkara zapota L)...........8

2.2 Metode Ekstraksi...............................................................................9

2.2.1 Pengertian Ekstraksi.................................................................9

2.2.2 Jenis dan Sifat Pengekstrak....................................................10

2.3 Media...............................................................................................12

2.3.1 Mueller Hinton Agar..............................................................12

2.4.Aktifitas Antimikroba......................................................................13

2.4.1 Bakteri Escherichia coli.........................................................15

2.4.2 Bakteri Staphylococcus aureus...............................................16

2.5 Kerangka Pikir Penelitian................................................................18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ......................................................19

3.2 Alat Dan Bahan .............................................................................19

3.3 Populasi dan sampel.......................................................................19

3.4 Metode Sampling...........................................................................20

3.5 Prosedur Percobaan........................................................................20

3.6 Analisis Data .................................................................................22

BAB IV PEMBAHAHASAN

4.1 Hasil Penelitian..............................................................................24

xv
4.1.1 Hasil Rendemen....................................................................24

4.1.2 Hasil Penapisan Fitokimia....................................................25

4.1.3 Hasil Uji Daya Hambat.........................................................25

4.1.4 Hasil Analisa Uji Daya Hambat............................................27

4.2 Pembahasan....................................................................................30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan....................................................................................38

5.2 Saran...............................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Rendemen Daun Sawo Manila.................................................25

Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia.................................................................25

Tabel 3. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila

Terhadap Bakteri Escherichia coli....................................................26

Tabel 4. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus..........................................26

Tabel 5. Uji Multiple Comparisons LSD Escherichia coli..............................27

Tabel 6. Uji Multiple Comparisons Staphylococcus aureus............................28

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Sawo Manila (Manilkara zapota L)..................................6

Gambar 2. Morfologi Escherichia coli............................................................15

Gambar 3. Mikroskopis Staphylococcus aureus..............................................17

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Bebas Plagiat..................................................43

Lampiran 2. Surat Keterangan Kode Etik........................................................45

Lampiran 3. Surat Penelitian Dari Universitas Malahayati.............................46

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian........................................................47

Lampiran 5. Surat Hasil Fitokimia...................................................................48

Lampiran 6. Surat Hasil Determinasi...............................................................49

Lampiran 7. Surat Penelitian Dari Universitas Malahayati.............................50

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Mikrobiologi..............................................51

Lampiran 9. Sampel Daun Sawo Manila.........................................................52

Lampiran 10. Proses Maserasi.........................................................................53

Lampiran 11. Media Agar................................................................................54

Lampiran 12. Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sawo Manila................................55

Lampiran 13. Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus................56

Lampiran 14. Alat Uji Daya Hambat Bakteri..................................................57

Lampiran 15. Rumus Perhitungan Rendemen Ekstrak....................................58

Lampiran 16. Uji Daya Hambat Bakteri Escherechia coli..............................59

Lampiran 17. Uji Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus....................60

Lampiran 18. Uji Normalitas Shapiro-Wilk Ekstrak Daun Sawo Manila.......61

Lampiran 19. Tabel Data Spss One Way Anova Ekstrak Daun Sawo

Manila........................................................................................62

Lampiran 20. Hasil Post Hoc Test Ekstrak Daun Sawo Manila......................63

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) termasuk tanaman keluarga

Sapotaceae dan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam

pengobatan tradisional. Secara tradisional masyarakat menggunakan buah sawo

yang muda untuk mengatasi diare (Arsyad M dan Ayu RA, 2016).

Biji sawo digunakan sebagai pencegah edema karena dapat bersifat sebagai

diuretik dan dapat mencegah pembentukan batu ginjal maupun batu kemih. Pasta

dari biji sawo digunakan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit akibat

sengatan dan gigitan hewan. Rebusan kulit dan buah digunakan untuk demam dan

diare, serta teh kulit kayu digunakan untuk diare (Milind P and Preeti, 2015).

Sawo dapat memberikan efek farmakologi karena kandungan senyawa

metabolit sekunder yang terkandung pada tanaman tersebut. Senyawa

metabolitaktif yang terkandung pada sawo yaitu senyawa alkaloid, flavonoid,

tanin, triterpenoid, saponin danglikosid. Berdasarkan literatur senyawa

metabolitaktif seperti fenolik, saponin, terpenoid, flavonoid, dan glikosid

dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antimikroba (Bhargavi S dkk, 2013).

Pengujian aktivitas antimikroba ekstrak etanol daun sawo dilakukan

terhadap beberapa bakteri penyebab infeksi, khususnya pada kulit. Bakteri uji

yang digunakan yaitu bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang memilki

1
2

peran dalam terjadinya diare (Parija, 2009) dan pada pengujian ini menggunakan

kontrol positif kloramfenikol dikarenakan kloramfenikol merupakan antibakteri

yang berspektrum luas, sehingga mampu membunuh bakteri gram positif maupun

gram negatif.

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus merupakan flora normal yang

terdapat pada tubuh manusia, akan tetapi dapat bersifat patogen sehingga

menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksi pada manusia (Parija, 2009).

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus telah banyak mengalami resisten

terhadap antibiotik yang beredar dipasaran yang menimbulkan permasalahan

dalam terapi pengobatan (Jawetzet al,2001).

Beberapa hasil penelitian telah banyak menunjukkan bahwa tumbuhan yang

memiliki aktivitas antibakteri salah satunya tumbuhan dari keluarga

Melastomataceae. Tumbuhan ini memiliki 2950 spesies, dimana sekitar 1275-

1550 telah ditemukan di Dunia. Beberapa tumbuhan yang termasuk keluarga dari

Melastomataceae diantaranya Melastoma malabathricumL, Melastoma

candidum, Dissotis rotundi foliatriana dan Dissotis thollonii cogn (Serna and

Jose, 2015).

Maka diperlukan suatu alternatif yang dapat mengatasi masalah tersebut

dengan melakukan tinjauan mengenai aktivitas antibakteri pada tumbuhan dari

keluarga melastomataceae yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

E.coli dan S.aureus. Penelitian antibakteri terhadap sawo, khususnya di Indonesia

masih terbatas, sedangkan penyebaran tanaman sawo cukup luas di Indonesia.

Selain itu secara tradisional tanaman sawo sudah digunakan untuk pengobatan

penyakit infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
3

antibakteri ekstrak etanol daun batang sawo terhadap bakteri Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus. Sehingga dapat memberikan informasi di bidang farmasi

dan dapat berguna dalam pengembangan sediaan farmasi.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anissa dkk (2018) yang

menggunakan metode perkolasi dan uji daya hambat sumuran didapati hasil

hambat minimum pada konsentrasi 20% dan hambat maksimum pada konsentrasi

100%.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan kajian lebih

lanjut tentang:”UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO

MANILA (Manilkara zapota) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak etanol daun sawo manila (Manilkara zapota) dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus

aureus?

2. Berapakah konsentrasi zona hambat terbesar dan terkecil pada

pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sawo manila

(Manilkara zapota) dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.


4

2. Mengetahui konsentrasi zona hambat terbesar dan terkecil pada

pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan kesehatan, terutama tentang uji antibakteri ekstrak etanol daun sawo

manila (Manilkara zapota) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus

aureus.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat Praktis

a. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bukti ilmiah untuk mengetahui

ekstrak daun sawo manila mampu menghambat pertumbuhan Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus serta diharapkan dapat memberikan

informasi tambahan untuk khalayak pembaca.

b. Memberikan gambaran yang lebih konkrit mengenai uji antibakteri ekstrak

etanol daun sawo manila (Manilkara zapota) terhadap bakteri Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus.

2. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan konsep dan kajian yang lebih mendalam tentang uji

antibakteri ekstrak etanol daun sawo manila (Manilkara zapota) terhadap

bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus sehingga diharapkan

dapat menjadi dasar dan pendorong dilakukannya penelitian yang sejenis

tentang masalah tersebut di masa mendatang.


5

b. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori dan

mendapatkan gambaran dan pengalaman praktis dalam penelitian tentang

uji antibakteri ekstrak etanol daun sawo manila (Manilkara zapota)

terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Sawo Manila (Manilkara zapota L)

2.1.1 Pengertian Sawo Manila (Manilkara zapota L)

Sawo manila adalah tanaman buah yang termasuk dalam famili

Sapotaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman sawo

merupakan tumbuhan tropis yang mudah beradaptasi sehingga mudah

dibudidayakan diberbagai negara di Indonesia, sawo banyak diusahakan di lahan

pekarangan dan sangat mudah dijumpai di pasaran (Puspaningtyas, 2013).

Gambar 1.Tanaman Sawo Manila (Manilkara zapota L).

(Sumber :Buahbuku.wordpress.com)

Menurut Dr. C.G.G.J. Van Steenis, dkk (1978) dalam Puspaningtyas,

(2013) kedudukan taksonomi tanaman sawo manila (Manilkara zapota L. Van

Royen) yaitu Kerajaan:Plantae, Divisi:Magnoliophyta, Kelas:Magnliopsida

Bangsa:Ebenales, Suku:Sapotaceae, Marga:Manilkara, Jenis:Manilkarazapota.

6
7

2.1.2 Kegunaan Sawo Manila (Manilkara zapota L)

Sawo manila termasuk tanaman yang sangat populer di Asia Tenggara.

Wilayah ini merupakan produsen dan sekaligus merupakan konsumen utama buah

sawo manila. Buah sawo manila yang dikonsmsi adalah buah sawo yang sudah

matang dan dimakan dalam kondisi buah yang segar. Buah sawo manila yang

berkualitas baik untuk dikonsumsi adalah buahnya yang empuk dan berwarna

coklat tua. Buah sawo manila juga bermanfaat baik untuk kesehatan jantung dan

pembuluh darah (Idrus, H. H. 2020).

Rasa buah sawo manila yang manis disebabkan adanya kandungan gula

dalam daging buah, yang kadarnya berkisar 16-20%. Selain gula, daging buah

sawo manila juga mengandung lemak, protein, vitamin A,B dan C, serta mineral

besi, kalsium, dan fosfor. Buah sawo manila juga mengandung asam folat, 14

mkg/100 g yang diperlukan tubuh manusia untuk proses pembentukan sel darah

merah. Asam folat yang terkandung juga membantu mencegah terbentuknya

hosistein yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Astawan,2011).


8

2.1.3 Kandungan Kimia Sawo Manila (Manilkara zapota L)

Kandungan senayawa kimia yang terkandung dalam tanaman sawo manila

adalah sebagai berikut :

a. Tanin

Senyawa tanin dapat menyebabkan denaturasi protein dengan membentuk

senyawa kompleks dengan protein melalui kekuatan non-spesifik seperti ikatan

hidrogen dan efek hidrofobik sebagaimana ikatan kovalen, mengaktifkan adhesin

kuman (moekul untuk menempel pada sel inang), dan menstimulasi sel-sel fagosit

yang berperan dalam respon imun seluler (Hasanah, N. 2018).

Menurut Nurhalimah (2014), senyawa tanin dapat meringankan diare

dengan menciutkan selaput lendir usus. Tanin biasanya merupakan campuran

polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Bila

jaringan tumbuhan tidak rusak letak tanin terpisah dari protein dan enzim

sitoplasma, akan tetapi bila jaringan tumbuhan rusak maka reaksi penyamakan

dapat terjadi. Dimana reaksi penyamakan ini menyebabkan protein lebih sukar

untuk dicapai oleh cairan pencernaan hewan pemakan tumbuhan. Tanin memiliki

banyak fungsi, dan salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai penolak hewan

pemakan tumbuhan karena rasanya yang pahit.

b. Flavonoid

Senyawa flavonoid ini biasa terdapat pada tanaman hijau kecuali alga.

Flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida,

flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida, dan

hidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida, dan


9

hidroflavonol O-glikosida merupakan senyawa falvonoid yang lazim ditemukan

pada tanaman tingkat tinggi (Angiosperame) Parubak, A. S. 2019).

Golongan flavon, flavonol, flavanon, isoflavon dan khalkon sering

ditemukan dalam bentuk aglikonnya. Flavonoid juga termasuk senyawa fenolik

alam yang potensial sebagai antioksidan yang mempunyai bioaktifitas sebagai

obat (Rohyami,2008). Senyawa flavonoid dapat merusak permeabilitas dinding

sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagaihasil interaksi antara flavonoid dengan

DNA bakteri (Fauzi, D. 2016).

2.2 Metode Ekstraksi

2.2.1 Pengertian Ekstraksi

Menurut Ikhwani, A. B. (2015) terdapat dua prosedur dasar dalam

pembuatan sediaan obat yag didapat dari bagian tumbuhan, yaitu ekstraksi dan

perasan. Untuk dapat memanfaatkan zat aktif yang didapat dari suatu bagian

tumbuhan maka perlu dilakukan prosedur dasar dalam pembuatan sediaan obat.

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu bahan dengan menggunakan

pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga zat akif dapat larut dan terpisah dari

bahan yang tidak dapat larut. Proses ekstraksi dilakukan dengan pengeringan

bahan yang dihaluskan kemudian dilakukan pemrosesan dengan suatu pelarut atau

yang sering disebut senyawa pengekstraksi. Ekstraksi umumnya menggunakan

berbagai jenis pelarut yang berbeda-beda, jenis ekstraksi dan pelarut yang

digunakan tergantung dari kelarutan bahan yang terkandung dalam tanaman serta

stabilitasnya.
10

Ekstraksi yang tepat dilakukan tergantung pada tekstur dan kandungan air

bahan yang akan diekstraksi serta jenis senyawa yang akan diisolasi. Kandungan

kimia dari suatu tanaman yang berkhasiat sebagai obat, pada umumnya memiliki

sifat kepolaran yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemisahan secara selektif

dalam kelompok-kelompok tertentu. Bahan yang akan diekstraksi dikelompokkan

dalam kelompok yang berbeda dan disesuaikan dengan pelarut yang mempunyai

perbedaan kepolaritasan (Juwita, J. 2013).

Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah

maserasi, sokletasi, dan perkolasi. Sokletasi adalah ekstraksi kontinu

menggunakan alat soklet, dimana pelarut akan terdestilasi dari labu menuju

pendingin, kemudian jauh membasahi dan merendam sampel yang mengisi bagian

tengah alat soklet, kemudian setelah pelarut mencapai tinggi tertentu, maka akan

turun ke labu destilasi demikian seterusnya, proses tersebut berlangsung berulang

selama waktu tertentu (Voigt, 2005).

2.2.2 Jenis dan Sifat Pengekstrak

Pengekstrak organik berdasarkan konstanta dielektrikum dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu pelarut polar dan pelarut non-polar. Konstanta dielektrikum

dinyatakan sebagai gaya tolak-menolak antara dua partikel yang bermuatan listrik

dalam suatu molekul. Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka pelarut

semakin bersifat polar (Ariyani,Setiawan,& Soetaredjo,2017).

Pelarut etanol bisa digunakan untuk menyari zat yang kepolaran relatif

tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut universal. Etanol

mempunyai kelebihan dibanding air yaitu tidak menyebabkan pembengkakan sel,


11

menghambat kerja enzim dan memperbaiki stabilitas bahan obat telarut. Etanol

70% sangat efektif menghasilkan bahan aktif yang optimal, bahan balas yang ikut

tersari dalam cairan penyari hanya sedikit, sehingga zat aktif yang tersari akan

lebih banyak (Ikhwani, A. B. (2015). Pelarut etanol ini dapat digunakan untuk

mengikat berbagai senyawa aktif, seperti tanin, polifenol, flavonol, terpenoid,

sterol, dan alkaloid (Cowan,2009).

Pada penelitian Arief & Budiman (2013), tentang aktivitas antibakteri dan

mekanisme penghambatan ekstrak sirih hijau (Piper betle Linn.) terhadap bakteri

patogen pangan dengan pelarut etanol, etil asetat, dan air. Disimpulkan bahwa

pelarut etanol mempunyai aktivitas antibakteri terbaik terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dibandingkan dengan pelarut etil

asetat ataupun air. Pelarut etanol mampu menghambat pertumbuhan S. aureus

dengan diameter penghambatan 24 mm dan 14 mm untuk Escherichia coli.

Dengan uji kualitatif, diketahui ekstrak etanol sirih mengandung komponen aktif

seperti alkaloid, tanin, fenolik, dan steroid yang berperan sebagai senyawa

antimikroba. Selain itu, ekstrak etanol sirih hijau menyebabkan terjadinya

kerusakan sel pada bakteri gram positif (Bacillus cereus) dan bakteri gram negatif

(Escherichia coli) atau bersifat bakteriolitik.


12

2.3 Media

Media adalah kumpulan zat-zat organik yang digunakan untuk

menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat tertentu, oleh karena itu media

pembiakkan harus mengandung cukup nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Selain

suhu dan pH yang harus sesuai juga perlu diperhatikan mengenai tekanan osmose

dan strelitas (Soleha 2015).

2.3.1 Mueller Hinton Agar

Media MHA adalah media terbaik untuk pemeriksaan uji sensitivitas bakteri

menggunakan metode Kirby-Bauer pada bakteri nonfastidious baik aerob maupun

aerob fakultatif. Media ini ditemukan oleh Mueller dan Hinton tahun 1941, pada

awalnya media Mueller Hinton digunakan untuk mengisolasi bakteri Neisseria sp.

Komposisi media Mueller Hinton Agar adalah beef extract 2 gram, Acid

Hydrolysate of Casein 17,5 gram, Starch 1,5 gram, Agar 17 gram, dan Aquadest 1

liter.

Media MHA digunakan untuk tes sensitivitas bakteri karena :

1. Semua bakteri dapat tumbuh karena media ini bukan merupakan media

selektif dan media differensial.

2. Mengandung starch (tepung padi) yang berfungsi untuk menyerap racun

yang dikeluarkan bakteri, sehingga tidak mengganggu antibiotik.

3. Rendah sulfonamide, trimethoprin dan tetracycline inhibitors.

4. Mendukung pertumbuhan bakteri non-fastidious yang patogen.

5. Banyak data penelitian yang telah dikumpulkan tentang uji sensitivitas

menggunakan media ini (Atmojo 2016).


13

2.4 Aktifitas Antimikroba

Metode pengujian antimikroba suatu zat, metode yang sering digunakan

diantaranya metode difusi. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan

disch yang kedalamnya dimasukkan antimikroba dalam gelas tertentu dan

ditempatkan dalam media padat yang telah diinokulasikan dengan bakteri

indikator setelah diinkubasi akan terjadi daerah jenuh disekitar sumuran atau

disch dan diameter hambatan merupakan ukuran kekuatan hambatan dari

substansi antimikroba terhadap bakteri yang digunakan. Lebarnya zona yang

terbentuk, yang juga ditentukan oleh konsentrasi senyawa efektif yang digunakan

merupakan dasar pengujian kuantitatif, hal ini mengidentifikasikan bahan

senyawa tersebut bisa bebas berdifusi ke seluruh medium (Munte, N 2014).

Berdasarkan penelitian Arsyad dan Annisa (2016), buah sawo diketahui

mengandung tanin dan flavonoid. Tanin dan flavonoid diketahui dapat

menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui berapa konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol buah sawo muda

yang dapat menghambat total pertumbuhan Escherichia coli. Metode yang

digunakan dalam metode ini adalah metode dilusi. Konsentrasi ekstrak etanol

buah sawo yang diuji adalah 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5%,

20%, 22,5%, dan 25%.

Ekstrak etanol kulit sawo manila merupakan salah satu bahan bersifat alami

yang memiliki antibakteri karena mempunyai kandungan zat aktif seperti

flavonoid, saponin, tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan

ekstrak kulit sawo manila terhadap daya hambat pertumbuhan Streptococcus


14

mutans. Penelitian ini menggunakan metode difusi murni sumuran yang terdiri

dari 4 kelompok perlakuan yaitu ekstrak etanol kulit sawo manila dengan

konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60%, dan klorheksidin 0,2% (kontrol positif).

Masing-masing kelompok perlakuan direplikasi sebanyak 5 kali kemudian zona

hambat menggunakan jangka sorong dengan satuan milimeter (mm). Hasil

penelitian eksrak etanol kulit sawo manila pada konsentrasi 30%, 40%, 50% dan

60% menunjukkan adanya zona hambat. Dapat disimpulkan bahwa diantara

konsentrasi 30%, 40%, 50%, 60% hambatan yang paling besar adalah konsentrasi

60% (Zuhada,2016).

Menurut Pelczar dan Chan (2008), terdapat beberapa tipe penghambatan

pertumbuhan mikroba oleh zat antimikroba, antara lain:

a. Merusak struktur dan fungsi dinding sel mikroba, susunan yang ada pada

dinding sel dapat dirusak dengan cara merintangi pembentukan/perubahan

dinding sel setelah terbentuk.

b. Mengubah permeabilitas dinding sel mikroba sehingga menimbulkan

kematian sel.

c. Menyebabkan denaturasi protein mikroba.

d. Menghambat fungsi dan kerja enzim mikroba sehingga menyebabkan

gangguan metabolisme sel.

e. Menghambat sintesis asam nukleat/protein sel mikroba sehingga dapat

mengakibatkan kerusakan total sel.


15

2.4.1 Bakteri Escherichia coli

Mikroba pada umumnya digunakan sebagai indikator dari aktivitas senyawa

antimikroba yang terdapat pada bagian-bagian tumbuhan. Oleh karena itu

tumbuhan sawo manila akan digunakan sebagai indikator aktivitas senyawa

antimikroba yang terdapat pada bagian daun tumbuhan sawo manila. Pada

penelitian ini digunakan jenis bakteri yaitu Escherichia coli merupakan bakteri

komensal yang dapat bersifat patogen, bertindak sebagai penyebab utama

morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia.

Gambar 2. Morfologi Escherichia coli(Sumber : m.mediacastore.com)

Menurut Amanda, F. R. (2014) bahwa berdasarkan taksonominya

Escherichia coli diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom:Bacteria, Divisio:

Proteobacteria, Kelas:Gamma Proteobacteria, Ordo:Enterobacteriales,

Famili:Enterobacteriaceae, Genus:Esherichia, Spesies:Escherichia coli.


16

Morfologi bakteri Escherichia coli yaitu ciri-ciri umum Escherichia coli antara

lain:

1. Bentuk bulat cenderung ke batang panjang, bentuk batang, biasanya berukuran

0,5x1-3µ, terdapat sendiri sendiri, berpasang-pasangan dan rangkaian pendek.

2. Bergerak atau tidak bergerak, bergerak dengan menggunakan flagella peritrik,

dan biasanya tidak berbentuk kapsul.

3. Tidak membentuk spora, gram negatif, dan aerob, anaerob fakultatif.

Bakteri Escherichia coli pertama kali diisolasi oleh Theodore Escherich

pada tahun 1885 dari tinja seorang bayi (Merchant dan Parker,1961). Escherichia

coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki

panjang sekitar 2µm, diameter 0,7µm, lebar 0,4-0,7µm dan bersifat anaerob

fakultatif. Escherichia coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus

dengan tepi yang nyata (Smith-Keary,1988). Pada umumnya bakteri memerlukan

kelembaban yang cukup tinggi sekitar 85% (Aryanti, R. F. N. (2020).

2.4.2 Bakteri Staphylococcus aureus

Streptococcus merupakan suatu kuman berbentuk sferis yang tumbuh

bergerombol seperti buah anggur dengan ukuran diameter sekitar 0,5-1,5µm.

Staphylococcus aureus memiliki warna keemasan ketika dibiakkan pada media

solid, sesuai dengan namanya “aureus” yang berasal dari bahasa Latin.

Merupakan salah satu kuman flora normal yang ditemukan pada kulit dan hidung

manusia. Sama seperti species Staphylococcus yang lain, Staphylococcus aureus

bersifat non motil, non spora, anaerob fakultatif yang tumbuh melalui respirasi
17

aerob atau fermentasi, dan termasuk bakteri kokus gram positif. Kuman ini juga

dapat menghemolisis agar darah.

Gambar 3. Mikroskopis Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus mampu menghasilkan enzim katalase yang

berperan dalam proses pengubahan hidrogen peroksida (H202) menjadi hidrogen

peroksida (H2) dan oksigen (O2) karena hal tersebut Staphylococcus aureus

dikatakan bersifat katalase positif dimana hal ini dapat membedakannya dari

genus Streptococcus. Staphylococcus aureus juga menunjukkan kemampuan

untuk menghasilkan enzim koagulase yang dapat membedakannya dari

Staphylococcus jenis lainnya, seperti Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus

aureus memiliki kemampuan untuk memfermentasikan manitol menjadi asam, hal

ini dapat dibuktikan bila Staphylococcus aureus dibiakkan dalam agar Manitol,

dimana terjadi perubahan pH dan juga perubahan warna dari merah ke kuning.
18

2.5 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka pikir

penelitian sebagai berikut ini

Preparasi Sampel (dikeringkan dan dihaluskan)

Ekstraksi Serbuk Daun Sawo Manila


Dengan Metode Maserasi

Pembuatan Media MHA

Pembuatan Suspensi Bakteri

Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak

Uji Anti Bakteri

Analisis Data
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sampai dengan

selesai di Laboratorium FMIPA dan Biokimia Universitas Lampung Bandar

Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan petri, erlenmeyer,

beaker glass, spatula, jarum ose, gelas ukur, neraca analitik, pisau, tabung

reaksi, rak tabung, saringan, vortex, waterbath, hot plate, blankdisch, pinset,

bunsen, kertas label, cutton swap, serbet, botol reagen, wrap pack, aluminium

foil, lemari pendingin, outoklaf, oven, blender/lumpang dan mortal serta

kamera.

3.2.2. Bahan

Ekstrak daun sawo manila, Muller Hilton Agar, Nutrient Agar, akuades,

kertas cakram, etanol, bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus,

kloramfenikol, NaCl 0,9% steril, Mac Farland

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi sampel dari penelitian ini diambil dari tumbuhan di sekitar SMA Al-

Kautsar, Bandar Lampung.

19
20

3.4 Metode Sampling

Pada pengambilan sampel ini mengguakan metode purposive sampling yaitu

berdasarkan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel.

Peneliti memilih daun sawo manila yang berwarna hijau dan terlihat masih

tergolong masih muda, dengan ukuran panjang 6cm – 7cm dan lebar 3,5cm.

3.5 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

tahap yaitu :

1. Preparasi Sampel

Daun sawo manila dipetik dari tangkainya kemudian dijemur dalam kondisi

suhu ruang (tidak boleh terkena matahari langsung) hingga kandungan kadar

air daun sebanyak 50%. Setelah daun sawo manila kering, daun sawo manila

tersebut dihaluskan menggunakan blender atau lumpang dan mortal.

2. Daun sawo manila sebanyak 500 gram di cuci sampai bersih, kemudian

ditiriskan dan diangin-anginkan selama 2 hari hingga kering. Daun sawo

yang sudah kering dipotong-potong dan diblender hingga berbentuk serbuk

yang akan digunakan untuk pembuatan ekstrak. Serbuk yang telah halus

dimaserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak 7 liter sampai terendam

sempurna. Lalu didiamkan selama 1 hari sambil sesekali diaduk, setiap 24

jam dilakukan pergantian pelarut sampai pelarut yang digunakan menjadi

bening. Kemudian saring menggunakan corong yang sudah dilapisi dengan

kertas saring sehingga diperoleh maserat dan ampas. Maserat yang diperoleh

ditampung sedangkan ampas yang diperoleh ditambah dengan etanol 96%

untuk dimaserasi kembali sampai tersaring sempurna. Untuk memastikan


21

ambil 5 ml cairan dimasukan kedalam cawan penguap, panaskan

menggunakan bunsen, jika tidak meninggalkan endapan maka proses

maserasi telah selesai. Kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary

evaporator pada suhu 50º C sehingga diperoleh ekstrak pekat. Pada ekstraksi

ini dibagi menjadi berbagai konsentrasi yaitu 20%, 40%, 60%, 80%, 100%.

3. Pembuatan Media

Pembuatan media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan langkah sebagai

berikut:

a. Pertama menimbang media MHA sebanyak 3 gram.

b. Melarutkan dengan aquadest sebanyak 100 mL di dalam beaker glass.

c. Menghomogenkan agar tercampur .

d. Memanaskan di atas hot plate dan mengaduk sampai mendidih.

e. Mengukur pH meter jika pH sudah mencapai 7,4 akan ditambahkan aquadest

sebanyak 100 ml

f. Menunggu sampai larut

g. Memasukkan ke dalam Erlenmeyer dan menutup dengan kapas serta.

h. Menyeterilkan menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121ºC.

i. Membiarkan dingin dan menyimpan ke refrigerator.

4. Pembuatan Suspensi Bakteri

Pembuatan suspensi bakteri uji dengan mengambil koloni murni dari

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus di kultur murni menggunakan media

Mueller Hinton Agar (MHA) dengan masa inkubasi 1x24 jam. Ambil bakteri

biakan menggunakan jarum ose steril ke dalam tabung reaksi yang telah diisi

dengan 10 ml akuades dengan tingkat kekeruhan 10CFU.


22

5. Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak

Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak 20%, 40% 60%, 80%,100%, kontrol

negatif akuades steril, dan kontrol positif kloramfenikol

6. Uji Anti Bakteri

Untuk uji aktifitas anti bakteri, ekstrak daun sawo dengan cara membuat

larutan dengan konsentrasi ekstrak 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, dengan kontrol

negatif menggunakan akuades steril dan kontrol positif kloramfenikol. Bakteri di

ambil dari suspensi dengan cutton swap steril kemudian diusapkan dengan merata

pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang sudah dituang pada cawan petri,

dengan menggunakan 4 blankdisch pada setiap petri dan masing-masing

blankdisch telah direndam dengan ekstrak sesuai konsentrasi, dengan cara

menekan blankdisch yang sudah mengandung ekstrak daun sawo manila

menempel dengan baik.

Cawan yang telah diberi blankdisch dan telah di bagi lima berdasarkan

konsentrasi diinkubasi pada suhu 37º C selama 1x24 jam. Pengamatan dilakukan

dengan melihat adanya zona bening disekitar blankdisch ekstrak daun sawo

manila. Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak daun sawo manila berpotensi sebagai

bahan anti bakteri. Diameter zona hambat yang terbentuk dapat diukur dengan

jangka sorong.

3.6 Analisis Data

Data dari hasil penelitian didapat dengan mengukur diameter zona radikal

yang terbentuk pada setiap lubang sumuran. Data yang diperoleh terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini digunakan uji normalitas dengan

menggunakan metode Shapiro-wilk karena pada penelitian ini jumlah sampel


23

penelitian kurang dari 50. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang dipakai berasal dari satu populasi yang terdistribusi normal. Uji

homogenitas dilakukan setelah uji normalitas. Uji homogenitas digunakan untuk

mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian memiliki varian

sama. Apabila sudah didapatkan data yang homogen dan normal, selanjutnya

dilakukan uji statistik Anova satu jalur untuk menganalisis datanya, namun

apabila data yang didapatkan tidak homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan

Kruskal wallis.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan uji daya hambat esktrak daun sawo manila terhadap

bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus terlebih dahulu dilakukan

preprasi sampel, pembuatan ekstrak menggunakan metode maserasi dan penapisan

fitokimia untuk mengetahui senyawa yang diinginkan pada sampel. Setelah proses

ekstraksi dan penapisan fitokimia dilakukan dan didapati ekstrak dengan berbagai

konsentrasi dan senyawa yang diinginkan, kemudian dilakukan pengujian daya

hambat untuk mengetahui zona hambat (wilayah bening) dan selanjutnya diukur

menggunakan jangka sorong.

4.1.1 Hasil Rendemen

Sampel daun sawo manila diambil dari tumbuhan di sekitar SMA Al-

Kautsar, Bandar Lampung. Setelah daun sawo manila kering, daun sawo manila

tersebut dihaluskan menggunakan blender atau lumpang dan mortal. Kemudian

hasil serbuk daun sawo manila dibawa ke Universitas Lampung untuk dilakukan

determinasi dan maserasi.

Hasil determinasi tanaman sawo manila (Manilkara zapota L) menunjukan

bahwa tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah tanaman sawo manila

(Manilkara zapota L) yang termasuk dalam familia Sapotaceae. Hasil rendemen

simplisia daun sawo manila (Manilkara zapota L) ditunjukkan pada Tabel 1.

24
25

Table 1. Hasil Rendemen Daun Sawo Manila

Jenis Ekstrak Bobot Sampel (g) Bobot Ekstrak (g) Rendemen (%)
Ekstrak Kental 500 80 16

4.1.2 Hasil Penapisan Fitokimia

Sebelum dilakukan uji daya hambat esktrak daun sawo manila terlebih

dahulu dilakukan penapisan fitokimia untuk mengetahui bahwa senyawa yang

diinginkan terdapat pada ekstrak daun sawo manila yang diketahui dapat

menghambat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Tabel 2. Hasil PenapisanFitokimia

N Gol.KomponenKimia Hasil Kesimpulan


o.
1. Flavonoid Terbentuknya warna merah Positif
muda sampai jingga
2. Tanin Perubahan warna menjadi Positif
hijau, biru, atau hitam pada
tabung pertama.

Dari hasil uji penapisan fitokimia didapati bahwa senyawa yang terdapat

pada ekstrak daun sawo manila yaitu flavonoid dan tanin dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Didapati hasil

positif menghambat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan

terbentuknya warna jingga pada senyawa flavonoid dan perubahan warna menjadi

hijau pada senyawa tanin.

4.1.3 Hasil Uji DayaHambat

Sebelum dilakukannya pengamatan uji daya hambat, bakteri Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus dilakukan pembuatan suspensi bakteri, kemudian

ekstrak dibagi menjadi beberapa konsentrasi yaitu 20%, 40%, 60%, 80% dan
26

100%. Pada setiap cawan pengujian diberikan kontrol positif dan kontrol negatif

sebagai indikator keberhasilan pengujian. Kemudian diinkubasi selama 24 – 48

jam pada posisi cawan petri terbalik untuk mendapatkan terberbentuknya zona

hambat.

Table 3. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila
Terhadap Bakteri Escherichia coli.

Diameter Rata-rata Zona Hambat


Konsentrasi P1 (mm) P2 (mm) P3 (mm) Rerata Zona Hambat P
± SD (mm)
20% 7,1 6,9 6,5 6,833 ± 0,2494 0,000
40% 8,7 8,8 8,5 8,667 ± 0,1247 0,000
60% 8,9 9,0 9,1 9,000 ± 0,0816 0,000
80% 10,8 11,6 10,6 11,000 ± 0,4320 0,000
100% 12,1 12,9 12,5 12,500 ± 0,3265 0,000
Kontrol (+) 20,6 20,5 20,2 20,433 ± 0,1699 0,000
Kontrol (-) 0,0 0,0 0,0 0,0 ± 0,000 0,000
Keterangan:
P1 : Pengulangan pertama
P2 : Pengulangan kedua
P3 : Pengulangan ketiga

Table 4. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Sawo Manila
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.

Diameter Rata-rata Zona Hambat


Konsentrasi P1 (mm) P2 (mm) P3 (mm) Rerata Zona Hambat P
± SD (mm)
20% 4,6 3,6 4,7 4,300 ± 0,4966 0,000
40% 5,8 4,9 5,5 5,400 ± 0,3741 0,000
60% 6,9 6,4 7,0 6,766 ± 0.2624 0,000
80% 8,2 6,9 8,5 7,866 ± 0,6944 0,000
100% 9,1 9,0 8,8 8,966 ± 0,1247 0,000
Kontrol (+) 20,4 20,8 21,3 20,833 ± 0,3681 0,000
Kontrol (-) 0,0 0,0 0,0 0,0 ± 0,000 0,000
Keterangan:
P1 : Pengulangan pertama
P2 : Pengulangan kedua
P3 : Pengulangan ketiga
27

Berdasarkan tabel pengamatan hasil uji daya hambat ekstrak daun sawo

manila terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus didapatkan

konsentrasi hambat minimum (KHM) yaitu konsentrasi 20% pada bakteri

Escherichia coli sebesar 6,8 mm dan pada bakteri Staphylococcus aureus sebesar

4,3 mm. Kontrol positif yang digunakan pada pengujian daya hambat bakteri

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus adalah kloramfenikol dengan besar

hambatan 20,4 mm dan kontrol negatif menggunakan akuades steril dengan hasil

tidak adanya zona hambat.

4.1.4 Hasil Analisa Uji DayaHambat

Dari hasil Shapiro-Wilk terhadap konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%,

kontrol positif dan kontrol negatif didapat hasil bahwa data terdistribusi secara

normal (P>0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan pengujian lebih

lanjut yaitu ANOVA.

Berdasarkan hasil yang didapat untuk uji ANOVA didapatkan nilai

signifikan (P) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, artinya terdapat perbedaan

yang bermakna tiap konsentrasi dari ekstrak daun sawo manila.

Tabel 5. Uji Multiple Comparisons LSD Escherichia coli.


Nama Kelompok Kelompok Perbedaan P
Bakteri perlakuan perbandingan rata-rata
Kontrol positif 20% 13.900 .000
40% 12.067 .000
60% 11.633 .000
80% 9.767 .000
100% 8.267 .000
Kontrol negatif 20.733 .000
28

Kontrol negatif 20% -6.833 .000

Escherichia
40% -8.667 .000
60% -9.100 .000

coli
80% -10.967 .000
100% -12.467 .000
Kontrol positif -20.733 .000
29

20% 40% -1.833 .000


60% -2.267 .000
80% -4.133 .000
100% -5.633 .000
Kontrol positif -13.900 .000
Kontrol negatif 6.833 .000
40% 20% 1.833 .000
60% -4.333 .183
80% -2.300 .000
100% -3.800 .000
Kontrol positif -12.067 .000
Kontrol negatif 8.667 .000
60% 20% 2.267 .000
40% 0.433 .183
80% -1.867 .000
100% -3.367 .000
Kontrol positif -11.633 .000
Kontrol negatif 9.100 .000
80% 20% 3.133 .000
40% 2.300 .000
60% 1.867 .000
100% -1.500 .000
Kontrol positif -9.767 .000
Kontrol negatif 10.967 .000
100% 20% 5.633 .000
40% 3.800 .000
60% 3.367 .000
80% 1.500 .000
Kontrol positif -8.267 .000
Kontrol negatif 12.467 .000

Tabel 6. Uji Multiple Comparisons Staphylococcus aureus.


Nama Kelompok Kelompok Perbedaan P
Bakteri perlakuan perbandingan rata-rata
Kontrol positif 20% 16.800 .000
40% 15.700 .000
60% 14.333 .000
80% 13.300 .000
100% 12.133 .000
Kontrol negatif 21.100 .000
Kontrol negatif 20% -4.300 .000
Staphylococcus

40% -5.400 .000


60% -6.767 .000
aureus

80% -7.800 .000


100% -8.967 .000
Kontrol positif -21.100 .000
30

20% 40% -1.100 .000


60% -2.467 .000
80% -3.500 .000
100% -4.667 .000
Kontrol positif -16.800 .000
Kontrol negatif 4.300 .000
40% 20% 1.100 .000
60% -1.367 .000
80% -2.400 .000
100% -3.567 .000
Kontrol positif -15.700 .000
Kontrol negatif 5.400 .000
60% 20% 2.467 .000
40% 1.367 .000
80% -1.033 .016
100% -2.200 .000
Kontrol positif -14.333 .000
Kontrol negatif 6.767 .000
80% 20% 3.500 .000
40% 2.400 .000
60% 1.033 .016
100% -1.167 .000
Kontrol positif -13.300 .000
Kontrol negatif 7.800 .000
100% 20% 4.667 .000
40% 3.567 .000
60% 2.200 .000
80% 1.167 .000
Kontrol positif -12.133 .000
Kontrol negatif 8.967 .000
Keterangan : P value > 0,05 (tidak bermakna)

Pada hasil uji komparansi ganda menunjukan data satu dengan yang lainnya

mempunyai perbedaan rata-rata zona hambat masing-masing yaitu pada kelompok

ekstrak daun sawo manila konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, kontrol

positif dan kontrol negatif. Berdasarkan tabel diatas uji LSD digunakan untuk

membandingkan seluruh rata-rata perlakuan setelah dilakukan uji ANOVA.


31

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini dilakukan penelitian terhadap daun sawo manila

(Manilkara zapota L.) sebagai penghambat bakteri Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus. Sampel sawo manila (Manilkara zapota L.) diambil

sekitar SMA Al-Kautsar, Bandar Lampung dibawa ke Laboraturium Universitas

Lampung untuk dilakukan pengujian determinasi untuk mengetahui daun yang

akan dijadikan sampel merupakan jenis daun sawo manila (Manilkara zapota L.).

Sebelum dilakukan ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak sebagai zat aktif

yang akan diuji sensitivitasnya terhadap bakteri Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus, daun sawo manila terlebih dahulu dijadikan simplisia.

Pengeringan simplisia daun sawo bertujuan agar dalam proses maserasi pelarut

etanol dapat menarik senyawa yang dicari dengan maksimal tanpa ada

pengganggu. Proses pengeringan harus terhindar dari sinar matahari secara

langsung, hal ini disebabkan karena senyawa yang terdapat di dalam sampel akan

mengalami kerusakan akibat panas dan sinar yang bersumber dari sinar matahari

secara langsung. Penyebab kerusakan senyawa metabolit sekunder yaitu dapat

disebabkan oleh radiasi sinar gamma, sinar UV-B dan sinar UV-C. Pengeringan

akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi hal tersebut dapat

mengakibatkan beberapa komponen mengalami kerusakan.

Simplisia dihaluskan untuk mempermudah proses ekstraksi. Semakin halus

simplisia dengan ukuran yang kecil akan memperbesar luas permukaannya,

sehingga interaksi antara pelarut dan zat terlarut ekstraksi akan semakin besar, dan

prosesnya akan berjalan semakin efektif.


32

Metode yang digunakan untuk mengekstraksi daun sawo manila adalah

maserasi. Prinsip dari maserasi agar senyawa kimia yang memiliki sifat yang

sama dengan pelarut akan tertarik dan terlarut kedalam pelarutnya sehingga

senyawa kimia tertentu dapat dipisahkan. Pada proses maserasi ini menggunakan

pelarut etanol sebanyak 7 liter. Alasan pemilihan metode maserasi karena metode

ini tidak menggunakan pemanasan sehingga senyawa kimia yang bersifat

termolabil yang akan diambil tidak terurai atau rusak dan alasan penggunaan

pelarut etanol 96% yaitu bersifat lebih selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat

yang diinginkan, absorbsinya baik, kapang dan khamir sulit tumbuh, mudah

menguap dan mendapatkan estrak kental lebih cepat dibandingkan pelarut etanol

70%. Setelah itu di evaporasi dengan tujuan mengubah sebagian atau keseluruhan

sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Sehingga suatu

pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut

menguap namun mengendap sampai menjadi ekstrak kental. Dan dengan

pemanasan dibawah titik didih pelarut yaitu 50º C, sehingga senyawa yang

terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.

Dilakukan uji kualitatif untuk melihat adanya senyawa yang diinginkan

yaitu flavonoid, dan tanin. Dari hasil uji fitokimia kualitatif, diperoleh data bahwa

ekstrak daun sawo manila positif mengandung flavonoid, dan tanin. Hal tersebut,

menunjukan bahwa etanol yang digunakan sebagai pelarut mampu menarik

senyawa-senyawa tersebut. Tertariknya senyawa-senyawa tersebut dikarenakan

pelarut yang digunakan yaitu etanol 96% memiliki kepolaran yang sama dengan

senyawa-senyawa tersebut.
33

Menurut jurnal yang dilakukan (Wiyono, 2015), Skrining fitokimia ekstrak

daun sawo manila juga dilakukan dengan prosedur pengujian menggunakan

larutan kimia dan hasil dari skrining fitokimia ini ekstrak daun sawo manila

positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Studi lainnya juga

menunjukan bahwa ekstrak daun sawo manila mengandung senyawa fitokimia

seperti terpenoid, flavonoid, dan glikosida. Keberadaan alkaloid dan flavonoid

pada daun sawo manila tergolong sedikit, keberadaan tanin tergolong tinggi dan

keberadaan saponin tergolong sedang.

Pada ekstrak daun sawo manila yang telah dilakukan penapisan fitokimia

bahwa positif flavonoid dengan adanya terbentuk warna jingga pada sampel yang

direaksikan dengan Mg dan larutan HCl P dalam uji flavonoid digunakan untuk

menghidrolisis flavonoid menjadi aglikon yaitu dengan menghidrolisis O glikosil.

Glikosil akan digantikan oleh H+ dari asam karena sifatnya elektrofilik. Reduksi

dengan Mg dan HCl P menghasilkan senyawa komplek yang berwarna jingga.

Warna ini terbentuk karena terbentuknya garam flavium.

Pada pengujian adanya senyawa tanin dilakukan dengan melakukan

penambahan Fe2(SO4) bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada

tanin. Fungsi untuk menyerap ion didalam kulit daun sawo manila sehingga dapat

menghasilkan perubahan warna hijau dan tanin terkondensasi dan menghasilkan

warna hujau.

Mekanisme antibakteri dari flavonoid ada tiga macam, yaitu dengan cara

menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan

menghambat metabolisme energi. Menurut penelitian yang dilakukan Pratiwi,

Suswati dan Abdullah (2013) Metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman
34

antara lain flavonoid, dan tanin memiliki aktivitas antibakteri. Flavonoid dapat

menghambat fungsi membran sel dan menghambat metabolisme energi.

Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri,

mikrosom dan lisosom. Mekanisme dari flavonoid menghambat fungsi membran

sel yaitu membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut

sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan keluarnya senyawa intraseluler.

Flavonoid dapat menghambat metabolisme energi dengan cara menghambat

penggunaan oksigen oleh bakteri. Flavonoid menghambat sitokrom C reduktase

sehingga pembentukan metabolisme terhambat, energi dibutuhkan bakteri untuk

biosintesis makromolekul (Rijayanti, 2014).

Menurut jurnal (Sarinastiti, 2018), tanin bersifat sebagai antibakteri dengan

cara mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga permeabilitas bakteri

terganggu, yang dapat mengakibatkan sel bakteri tidak mampu melakukan

aktivitas hidup sehingga pertumbuhanya terhambat. Tanin memiliki aktivitas

antibakteri yang berhubungan kemampuanya untuk menginaktifkan adhesi sel

mikroba juga mengaktifasi enzim dan mengganggu transport protein pada lapisan

dalam sel, tanin juga memiliki target pada polipeptida dinding sel sehingga

pembentukan dinding sel kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri

menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati.

Metode yang digunakan dalam uji aktivitas bakteri adalah metode difusi cakram

yaitu disk, cakram disk direndam didalam cawan petri yang berisi ekstrak lalu

cakram diletakan di atas agar. Sehingga, diasumsikan volume gel yang dapat

diserap kertas cakram berbeda setiap perlakuan. Alasan penggunaan media

mueller hinton agar (MHA) karena merupakan media umum yang digunakan
35

dalam prosedur bakteriologi seperti pengujian pada air, produk pangan,

pertumbuhan sampel uji pada bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam

kultur murni.

Pada penelitian ini kloramfenikol sebagai kontrol positif. Hasil penelitian

menunjukan bahwa kloramfenikol dapat menghambat dengan rata-rata diameter

zona hambat sebesar 20.433 dan 20.853 mm. Pada penelitian ini dipilih antibiotik

sebagai kontrol positif karena merupakan antibiotik yang mampu menghambat

bakteri jenis E.coli dan Staphylococcus aureus. Terdapatnya zona hambat juga

bergantung pada beberapa faktor seperti kecepatan difusi, ukuran molekul,

stabilitas bahan antibakteri, sifat media agar yang digunakan, jumlah organisme

yang diinokulasi, kecepatan tumbuh bakteri, konsentrasi bahan kimia dan kondisi

saat inkubasi. Selain itu tingkat konsetrasi ekstrak juga dapat menjadi faktor

penyebab tidak terbentuknya zona hambat dikarenakan perbedaan kecepatan

difusi senyawa antibakteri yang berbeda (Elifah, 2010)

Pada sampel ekstrak daun sawo memiliki khasiat antibakteri yang dapat

menyebabkan infeksi yang sering ditemukan di feses dan bagian tubuh yang

sering terinfeksi seperti diare, demam yang disebabkan oleh bakteri Escherichia

coli. Daun sawo juga dapat berkhasiat sebagai anti jerawat yang disebabkan oleh

bakteri Staphylococcus aureus. Jerawat merupakan kelainan pada kulit akibat

penyumbatan muara saluran lemak sehingga terjadi penumpukan lemak dan

disertai radang. Staphylococcus aureus mengubah asam lemak tak jenuh menjadi

asam lemak jenuh yang menyebabkan sebum (minyak alami dari kulit) menjadi

padat. Jika produksi sebum bertambah, Staphylococcus aureus juga akan


36

bertambah banyak yang keluar dari kelenjar sebasea, karena Staphylococcus

aureus merupakan pemakan lemak.

Menurut Hasannah (2018), berdasarkan hasil penelitian uji antibakteri

ekstrak daun sawo manila (Manilkara zapota) belum mampu menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10%, 15%

dan 20%. Hal ini kemungkinan disebabkan beberapa faktor seperti konsentrasi

ekstrak, sifat bakteri dan proses penguapan ekstrak menggunakan waterbath.

Dari hasil pengamatan diameter zona hambat bakteri E.coli dengan

konsentrasi 20% memiliki diameter zona hambat sebesar 6,8 mm. Konsentrasi

40% mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 8,6 mm. Konsentrasi 60%

mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 9,0 mm. Konsentrasi 80%

menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 11,0 mm dan Konsentrasi 100%

mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 12,5 mm. Berdasarkan

penelitian tersebut menunjukan bahwa ekstrak daun sawo manila berpotensi untuk

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. Besaran zona hambat meningkat seiring

dengan penambahan konsentrasi ekstrak.

Pada hasil pengamatan diameter zona hambat bakteri Staphylococcus

aureus dengan konsentrasi 20% memiliki diameter zona hambat sebesar 4,3 mm.

Konsentrasi 40% mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 5,4 mm.

Konsentrasi 60% mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 6,7 mm.

Konsentrasi 80% mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 7,8 mm dan

Konsentrasi 100% mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 9,9 mm.

Berdasarkan penelitian tersebut menunjukan bahwa ekstrak daun sawo manila


37

berpotensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Besaran zona hambat meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi ekstrak.

Fungsi kontrol negatif adalah untuk mengetahui apakah bahan yang

digunakan mempunyai sensitivitas terhadap bakteri. Kontrol negatif yang

digunakan yaitu aquadest menunjukan tidak adanya zona hambat pada pengujian

terhadap bakteri E.coli dan Staphyloccus aureus. Hal ini mengindikasikan bahwa

kontrol negatif yang digunakan tidak berpengaruh pada uji antibakteri.

Uji statistik pada penelitian ini adalah dengan menggunakan ANOVA.

Sebelum dilakukan analisa data menggunakan ANOVA terlebih dahulu diuji

normalitas bertujuan untuk menguji apakah data ekstrak daun sawo manila

menyebar (terdistribusi) secara normal atau tidak. Dari hasil uji shapiro-wilk

terhadap masing-masing kontrol uji didapatkan bahwa data terdistribusi normal

(p>0,005) sehingga diteruskan dengan uji parametrik ANOVA.

Dari data statistik ANOVA esktrak daun sawo manila didapatkan nilai

signifikan 0,000 yang artinya terdapat perbedaan signifikan, sehingga dapat

dilakukan uji lanjut LSD (Least Significant Differences). Berdasarkan hasil uji

LSD (Least Significant Differences) bahwa esktrak daun sawo manila dengan

berbagai konsentrasi memberikan efektivitas antibakteri yang bermakna terhadap

kontrol positif dan negatif karena nilai (P<0,05).

Hasil analisis data diameter zona hambat yang terbentuk dengan One Way

Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000, yang berarti p < 0,05. Nilai p < 0,05

menunjukkan adanya perbedaan bermakna rata-rata antar kelompok konsentrasi

pada penelitian ini. Setelah dilakukan uji Post-Hoc, ditemukan bahwa untuk pada

pengujian E.coli konsentrasi ekstrak 40% tidak memiliki perbedaan bermakna


38

dengan konsentrasi 60%, tetapi terdapat perbedaan bermakna pada konsentrasi

80% dan 100%. Sedangkan konsentrasi 20%, 80%, 100% berbeda bermakna

dengan semua konsentrasi.

Pada pengujian Staphylococcus aureus konsentrasi ekstrak 60% tidak

memiliki perbedaan bermakna dengan konsentrasi 80%, tetapi terdapat perbedaan

bermakna pada konsentrasi 80% dan 100%. Sedangkan konsentrasi 20%, 40%,

100% berbeda bermakna dengan semua konsentrasi.

Secara keseluruhan pada penelitian ini pengulangan dalam berbagai konsentrasi

menunjukkan aktivitas antibakteri dengan terbentuknya zona hambat. Hal ini

membuktikan hipotesis dalam penelitian ini bahwa ekstrak etanol daun sawo

manila menghambat pertumbuhan E.coli dan Staphylococcus aureus dengan

metode difusi cakram.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian daun sawo manila (Manilkara zapota L.) penghambat

bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat disimpulkan

bahwa :

1. Ekstrak etanol 96% daun sawo manila (Manilkara zapota L.) dengan

konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dapat menghambat akitivitas

bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

2. Ekstrak etanol 96% daun sawo manila (Manilkara zapota L.) pada

konsentrasi 100% memiliki diameter zona hambat yang paling besar dari

konsentrasi lainnya.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya dianjurkan untuk mengetahui efektivitas

metabolit lain yang terdapat pada daun sawo manila (Manilkara zapota L.)

yang dapat menghambat.

2. Untuk penelitian selanjutnya pada sampel daun sawo manila (Manilkara

zapota L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan dan diaplikasikan

ke manusia secara langsung untuk mengetahui apakah hasil dari ekstrak

daun sawo manila (Manilkara zapota L.) memiliki efek secara langsung

atau tidak pada bakteri.

39
40

DAFTARPUSTAKA

Amanda, F. R. (2014). Efektivitas ekstrak bawang dayak (Eleutherine

palmifolia.) (L.) Merr dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli.

Arief, D. R. D. Z., & Budiman, A. (2013). Aktivitas penghambatan pertumbuhan

bakteri Escherichia coli oleh berbagai jenis teh dan seduhannya. Jurnal

Penelitian Teh dan Kina, 16(1), 37-44.

Ariyani, F., Setiawan, L. E., & Soetaredjo, F. E. (2017). Ekstraksi minyak atsiri

dari tanaman sereh dengan menggunakan pelarut metanol, aseton, dan n-

heksana. Widya teknik, 7(2), 124-133.

Arsyad M dan Ayu RA. 2016. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak

etanol buah sawo (Achras zapota L.) terhadap pertumbuhan bakteri

Escherchia coli. JurnalIlmiah Ibnu Sina. 1(2):211-8.

Aryanti, R. F. N. (2020). Literature Review: Hubungan Kualitas Fisik Hunian

Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Doctoral

dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Astawan, M. 2011. Buah Sawo Baik Untuk Jantung.Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2013. Pedoman

Teknologi Formulasi Sediaan Bebasis Ekstrak. Jakarta

Bhargavi S, Buthapalli K, Dantu KS, BuchirajuR, Sreekanth N. 2013. An

evaluation of the antibacterialactivity of root extracts of Manilkara


41

zapotaagainst Staphylococcus aureus and eschericha coli. International

Journal of Phytopharmacology. 4(3):171-3.

Fauzi, D. (2016). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ungu (Graptophyllum

pictum L.) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas

aeruginosa. ., 1-17.

Hasanah, N. (2018). Uji Anti Bakteri Ekstrak Daun Sawo Manila (Manilkara

zapota) terhadap Eschiria coli (Doctoral dissertation, Universitas Medan

Area).

Idrus, H. H. (2020). Efek Ekstrak Buah Sawo Manila (Achras Zapota L) Terhadap

Ekspresi Mrna Gen High Motility Group Box 1 (Hmgb1) Dan Solubel

Tumor Necrosis Factor Alpha (Tnf-Α) Pada Mencit Yang Terinfeksi

Salmonella Typhi (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin)..

IKHWANI, A. B. (2015). Isolasi Antosianin Dengan Metode Maserasi Dari Buah

Senduduk Bulu (Clidemia hirta (L) D. DON) Sebagai Zat Pewarna Pada

Agar-Agar (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Juwita, J. (2013). Aktivitas antibakteri ekstrak buah muda, daun dan kulit batang

sawo manila (Manilkara zapota (L.) Van Royen) terhadap Vibrio cholerae

dan Clostridium perfringens (Doctoral dissertation, UAJY). Sudarmadji, S,

Haryono, dan Suhardji. 2009. Analisa Bahan Makanan dan

Pertaian.Yogyakarta: Liberty.

Munte, N. (2014). Skrining Fitokimia dan Antimikroba Ekstrak Daun Kirinyuh

(Euphatorium Adoratum. L) terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan

Escherichia Coli (Doctoral dissertation).


42

Nurhalimah, H., Wijayanti, N., & Widyaningsih, T. D. (2014). Efek Antidiare

Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) Terhadap Mencit Jantan Yang

Diinduksi Bakteri Salmonella Thypimurium [In Press Juli 2015]. Jurnal

Pangan dan Agroindustri, 3(3). Milind P and Preeti. 2015.Chickoo: A

Wonderful Gift from Nature. Int J. Res Ayurveda Pharm. (4):544-50.

Parubak, A. S. (2019). Senyawa flavonoid yang bersifat antibakteri dari akway

(Drimys becariana. Gibbs). Chemistry Progress, 6(1).

Puspaningtyas DE. 2013. The Miracle of Fruits. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Samudra, Arum. 2014. Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium

polyanthum Wight) dari Tiga Tempat Tumbuhan Di Indonesia. Skripsi.

UINSyarif Hidayatullah, Jakarta.

Serna, Diana Marcela Ocampo and JoséHipólito Isaza Martínez. 2015. Phenolics

and Polyphenolics from Melastomataceae Species.Molecules. Vol 20:

17818-17847.

Zuhada,Awang. 2016. Efeketifitas Ekstrak Etanol Kulit Sawo Manila (Achras

zapota) terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Streptococcus mutans

(kajianin vitro). Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.
43

LAMPIRAN
44

Lampiran 1. Surat Keterangan Bebas Plagiat


45
46

Lampiran 2. Surat Keterangan Kode Etik


47

Lampiran 3. Surat Penelitian dari Universitas Malahayati


48

Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian


49

Lampiran 5. Surat Hasil Fitokimia


50

Lampiran 6. Surat Hasil Determinasi


51

Lampiran 7. Surat Penelitian dari Universitas Malahayati


52

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Mikrobiologi


53

Lampiran 9. Sampel Daun Sawo Manila

Pohon Sawo Manila Proses Pengeringan

Sampel kering Proses Blander Serbuk daun sawo


manila
54

Lampiran 10. Proses Maserasi

Proses Evaporatory Ekstrak Kental daun sawo

manila
55

Lampiran 11. Media Agar

Nutrient Agar Mueller Hinton Agar


56

Lampiran 12. Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sawo Manila

Flavonoid Tanin
57

Lampiran 13. Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus


58

Lampiran 14. Alat Uji Daya Hambat Bakteri

Timbangan Analitik Vortex

Autoclave Oven
59

Lampiran 15. Rumus Perhitungan Rendemen Ekstrak

Bobot Ekstrak
% Rendemen= X 100 %
Bobot Simplisia

80
% Rendemen= X 100 %
500

= 16 %

Rumus Perhitungan Diameter Zona Hambat

d1
d 1+d 2+d 3+d 4 d4 d3
Zonahambat =
3

d2 d2

d3 d4
d1

Ket:
d1 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
d2 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
d3 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
d4 : hasil pengukuran di kurangi diameter cakram (5mm)
60

Lampiran 16. Uji Daya Hambat Bakteri Escherichia coli

Pengulangan 1

20%,40% 60%,80% 100%

Pengulangan 2

20%,40% 60%,80% 100%

Pengulangan 3

20%,40% 60%,80% 100%


61

Lampiran 17. Uji Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus

Pengulangan 1

20%, 40% 60%, 80% 100%

Pengulangan 2

20%, 40% 60%, 80% 100%

Pengulangan 3

20%, 40% 60%, 80% 100%


62

Lampiran 18. Uji Normalitas Shapiro-Wilk Ekstrak Daun Sawo Manila

Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Konsentrasi Statistic df Sig. Statistic
zona_hambat_escherichia konsentrasi 20% .253 3 . .964
.coli konsentrasi 40% .253 3 . .964
konsentrasi 60% .175 3 . 1.000
konsentrasi 80% .353 3 . .824
konsentrasi 100% .196 3 . .996
kontrol positif .253 3 . .964
zona_hambat_staphylococ konsentrasi 20% .356 3 . .818
cus.aureus konsentrasi 40% .253 3 . .964
konsentrasi 60% .328 3 . .871
konsentrasi 80% .362 3 . .803
konsentrasi 100% .253 3 . .964
kontrol positif .343 3 . .842
63

Lampiran 19. Tabel Data SPSS ONE WAY ANOVA Ekstrak Daun Sawo
Manila

ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F
zona_hambat_escherichi Between Groups 703.865 6 117.311 815.737
a.coli Within Groups 2.013 14 .144

Total 705.878 20

zona_hambat_staphyloc Between Groups 774.476 6 129.079 599.705


occus.aureus Within Groups 3.013 14 .215

Total 777.490 20

Lanjutan

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.


zona_hambat_escherichia.coli 3.229 6 14 .033

zona_hambat_staphylococcus.a 4.386 6 14 .011


ureus
64

Lampiran 20. Hasil Post Hoc Test Ekstrak Daun Sawo Manila

Multiple Comparisons
LSD
95% Confidence Interval
Mean
Dependent (I) Std.
(J) konsentrasi Difference Sig. Lower
Variable konsentrasi Error Upper Bound
(I-J) Bound

zona_hambat_ konsentrasi konsentrasi 40% -1.8333* .3096 .000 -2.497 -1.169

escherichia.coli 20% konsentrasi 60% -2.2667* .3096 .000 -2.931 -1.603

konsentrasi 80% -4.1333* .3096 .000 -4.797 -3.469

konsentrasi 100% -5.6333* .3096 .000 -6.297 -4.969

kontrol positif -13.9000* .3096 .000 -14.564 -13.236

kontrol negatif 6.8333* .3096 .000 6.169 7.497

konsentrasi konsentrasi 20% 1.8333* .3096 .000 1.169 2.497

40% konsentrasi 60% -.4333 .3096 .183 -1.097 .231

konsentrasi 80% -2.3000* .3096 .000 -2.964 -1.636

konsentrasi 100% -3.8000* .3096 .000 -4.464 -3.136

kontrol positif -12.0667* .3096 .000 -12.731 -11.403

kontrol negatif 8.6667* .3096 .000 8.003 9.331

konsentrasi konsentrasi 20% 2.2667* .3096 .000 1.603 2.931

60% konsentrasi 40% .4333 .3096 .183 -.231 1.097

konsentrasi 80% -1.8667* .3096 .000 -2.531 -1.203

konsentrasi 100% -3.3667* .3096 .000 -4.031 -2.703

kontrol positif -11.6333* .3096 .000 -12.297 -10.969

kontrol negatif 9.1000* .3096 .000 8.436 9.764

konsentrasi konsentrasi 20% 4.1333* .3096 .000 3.469 4.797

80% konsentrasi 40% 2.3000* .3096 .000 1.636 2.964

konsentrasi 60% 1.8667* .3096 .000 1.203 2.531

konsentrasi 100% -1.5000* .3096 .000 -2.164 -.836

kontrol positif -9.7667* .3096 .000 -10.431 -9.103

kontrol negatif 10.9667* .3096 .000 10.303 11.631

konsentrasi konsentrasi 20% 5.6333* .3096 .000 4.969 6.297

100% konsentrasi 40% 3.8000* .3096 .000 3.136 4.464

konsentrasi 60% 3.3667* .3096 .000 2.703 4.031

konsentrasi 80% 1.5000* .3096 .000 .836 2.164

kontrol positif -8.2667* .3096 .000 -8.931 -7.603

kontrol negatif 12.4667* .3096 .000 11.803 13.131


65

kontrol positif konsentrasi 20% 13.9000* .3096 .000 13.236 14.564

konsentrasi 40% 12.0667* .3096 .000 11.403 12.731

konsentrasi 60% 11.6333* .3096 .000 10.969 12.297

konsentrasi 80% 9.7667* .3096 .000 9.103 10.431

konsentrasi 100% 8.2667* .3096 .000 7.603 8.931

kontrol negatif 20.7333* .3096 .000 20.069 21.397

kontrol konsentrasi 20% -6.8333* .3096 .000 -7.497 -6.169

negatif konsentrasi 40% -8.6667* .3096 .000 -9.331 -8.003

konsentrasi 60% -9.1000* .3096 .000 -9.764 -8.436

konsentrasi 80% -10.9667* .3096 .000 -11.631 -10.303

konsentrasi 100% -12.4667* .3096 .000 -13.131 -11.803

kontrol positif -20.7333* .3096 .000 -21.397 -20.069

zona_hambat konsentrasi konsentrasi 40% -1.1000* .3788 .012 -1.912 -.288

_staphylococ 20% konsentrasi 60% -2.4667* .3788 .000 -3.279 -1.654

cus.aureus konsentrasi 80% -3.5000* .3788 .000 -4.312 -2.688

konsentrasi 100% -4.6667* .3788 .000 -5.479 -3.854

kontrol positif -16.8000* .3788 .000 -17.612 -15.988

kontrol negatif 4.3000* .3788 .000 3.488 5.112

konsentrasi konsentrasi 20% 1.1000* .3788 .012 .288 1.912

40% konsentrasi 60% -1.3667* .3788 .003 -2.179 -.554

konsentrasi 80% -2.4000* .3788 .000 -3.212 -1.588

konsentrasi 100% -3.5667* .3788 .000 -4.379 -2.754

kontrol positif -15.7000* .3788 .000 -16.512 -14.888

kontrol negatif 5.4000* .3788 .000 4.588 6.212

konsentrasi konsentrasi 20% 2.4667* .3788 .000 1.654 3.279

60% konsentrasi 40% 1.3667* .3788 .003 .554 2.179

konsentrasi 80% -1.0333* .3788 .016 -1.846 -.221

konsentrasi 100% -2.2000* .3788 .000 -3.012 -1.388

kontrol positif -14.3333* .3788 .000 -15.146 -13.521

kontrol negatif 6.7667* .3788 .000 5.954 7.579

konsentrasi konsentrasi 20% 3.5000* .3788 .000 2.688 4.312

80% konsentrasi 40% 2.4000* .3788 .000 1.588 3.212

konsentrasi 60% 1.0333* .3788 .016 .221 1.846

konsentrasi 100% -1.1667* .3788 .008 -1.979 -.354

kontrol positif -13.3000* .3788 .000 -14.112 -12.488

kontrol negatif 7.8000* .3788 .000 6.988 8.612

konsentrasi konsentrasi 20% 4.6667* .3788 .000 3.854 5.479


66

100% konsentrasi 40% 3.5667* .3788 .000 2.754 4.379

konsentrasi 60% 2.2000* .3788 .000 1.388 3.012

konsentrasi 80% 1.1667* .3788 .008 .354 1.979

kontrol positif -12.1333* .3788 .000 -12.946 -11.321

kontrol negatif 8.9667* .3788 .000 8.154 9.779

kontrol positif konsentrasi 20% 16.8000* .3788 .000 15.988 17.612

konsentrasi 40% 15.7000* .3788 .000 14.888 16.512

konsentrasi 60% 14.3333* .3788 .000 13.521 15.146

konsentrasi 80% 13.3000* .3788 .000 12.488 14.112

konsentrasi 100% 12.1333* .3788 .000 11.321 12.946

kontrol negatif 21.1000* .3788 .000 20.288 21.912

kontrol konsentrasi 20% -4.3000* .3788 .000 -5.112 -3.488

negatif konsentrasi 40% -5.4000* .3788 .000 -6.212 -4.588

konsentrasi 60% -6.7667* .3788 .000 -7.579 -5.954

konsentrasi 80% -7.8000* .3788 .000 -8.612 -6.988

konsentrasi 100% -8.9667* .3788 .000 -9.779 -8.154

kontrol positif -21.1000* .3788 .000 -21.912 -20.288

Anda mungkin juga menyukai