Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 13

FITOTERAPI
FATIMAH TUZZAHRAH
GUSTI MARDIANA
NUR AINAH

TERAPI HERBAL UNTUK


ANTIINFLAMASI (JERAWAT)
PENDAHULUAN
DEFINISI

Jerawat adalah penyakit kulit yang paling banyak terjadi dan ditandai
dengan bintik kecil seperti komedo hingga bintik besar berisi nanah pada
bagian pilosebaseus. (Wardani dan Ningsih, 2018)

Jerawat sering terjadi pada kulit wajah, leher dan punggung. Baik laki-laki
maupun perempuan. (Meiching dkk, 2017)

85% kejadian jerawat muncul saat usia 12 hingga 25 tahun, namun saat ini
dapat terjadi sebelum usia 12 tahun karena masa pubertas yang lebih awal.
(Wardani dan Ningsih, 2018)
PENDAHULUAN
PATOFISIOLOGI DAN PROSES TERJADINYA PENYAKIT
Diawali Peningkatan Sebum Yang Dihasilkan
Keluar Melalui Saluran
Produksi Minyak Oleh Pilosebaseus Dan
Kelenjar Sebaseus Mencapai Permukaan Kulit

Asam Lemak Bebas Selama Melewati Saluran


Pilosebaseus, Sebum
Akan Terbentuk Oleh
Memasok Asam Linoleate
Rangsangan Faktor Ke Keratinosit Dari Folikel
Pencetus Jerawat Rambut

Sehingga Asam Lemak Bebas Sebagai Akibatnya, Terjadi


Memicu Produksi Sitokin Inflamasi
Hiperkeratosis Yang Menumpuk,
Seperti IL-8, IL-6, Il-1β Dan TNF-
Menyumbat Dan Asam Linoleat
Α Yang Menyebabkan Peradangan
Dan Peningkatan Aktivitas Yang Dibawa Sebum Berubah
Keratinosit Menjadi Komedo

Lalu Komedo Ini


Dapat Semakin
Berkembang Dan
Membentuk Jerawat
PENDAHULUAN
JENIS-
JENIS
PENYAKIT

JERAWAT
JERAWAT
NITROSIK
RINGAN
A

JERAWAT JERAWA
ROSACEA T BERAT

JERAWAT
JERAWAT
VULGARI
JUVENTIL
S
FAKTOR PENYEBAB GEJALA PENYAKIT
Menurut Penilitian Penyebab Gejala munculnya jerawat
pasti timbulnya jerawat sampai biasanya berupa bintik merah
saat ini belum diketahui secara
menonjol dan sakit, dapat
jelas. Tetapi sudah pasti
disebabkan oleh multifaktorial, terisi nanah, biasanya dibagian
baik yang berasal dari luar wajah. Selain diwajah, bintik
(eksogen) maupun dari dalam merah tersebut bisa juga
(endogen) seperti : Genetik, Faktor timbul dibagian kulit kapala,
Hormonal , Makanan (diet), Faktor
leher, bahu, dada bagian atas,
Kosmetik , Faktor infeksi dan
Trauma, Kondisi Kulit dan Faktor lengan bagian atas dan
pekerjaan punggung.

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
TERAPI FARMAKOLOGI

Sebagian besar acne ringan sampai sedang membutuhkan terapi topikal. Acne
sedang sampai berat menggunakan kombinasi terapi topikal dan oral. (Resti dan
Hendra, 2015)
PRINSIP-PRINSIP TERAPI/FARMAKOLOGI
DENGAN OBAT HERBAL

Berdasarkan cara kerja obat anti inflamasi ada
2 jenis anti inflamasi yang digunakan dalam
klinik, yaitu : Golongan Kortikosteroid dan
Golongan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
Obat AINS dibedakan menjadi 2 yaitu : AINS
non selektif dan AINS selektif

MEKANISME KERJA OBAT


SINTESIS


Lidah buaya (Aloe Vera) tidak memiliki mekanisme tunggal.
Lidah buaya mengandung asam amino seperti phenylalanine dan
trytophane yang memiliki aktifitas anti-inflamasi. Asam salisilat
dalam lidah buaya mencegah biosintesis prostaglandin dari asam
arakidonat. Hal ini menjelaskan bagaimana Aloe Vera
mengurangi vasodilatasi dan mengurangi efek vascular dari
histamin, serotonin dan mediator inflamasi lainnya.

PENDEKATAN OBAT
HERBAL


Lidah buaya (Aloe vera) biasa digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuhan luka, dan perawatan
kulit. Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku,
industri farmasi dan kosmetik, serta sebagai bahan
baku makanan dan minuman kesehatan, obat-obatan
CONTOH – CONTOH BAHAN ALAM
Nama Tanaman Herbal Bagian Tanaman Aktivitas
antibakteri, penghambat
Daun Seribu (Achillea millefolium) Daun, Batang
tirosinase, antiinflamasi
Lidah Buaya (Aloe verox) Batang antibakteri, antiinflamasi
antibakteri, antioksidan,
Indian barberry (Berberis aristata) Batang
antiinflamasi
Secang (Caesalpinia sappan) Kulit Kayu antibakteri, antiinflamasi
Pare (Momordica charantia) Daun Antiinflamasi
antibakteri, antiinflamasi,
Tanaman Teh (Camellia sinensis) Daun
mengurangi produksi sebum
Kunyit (Curcuma Longa) Rhizome Antiinflamasi
antioksidan, antibakteri,
Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) Daun, Tangkai, Bunga
penghambat lipase
buckwheat (Fagopyrum tataricum) Biji Antibakteri
Lada Hitam (Piper nigrum) Buah Antibakteri
Jahe (Zingiber officinale) Rhizoma Antibakteri
Akar binasa (Plumbago indica) Akar antibakteri, antioksidan
(Wardani dan Ningsih, 2018)
URAIAN TANAMAN
DESKRIPSI TANAMAN DAN
KLASIFIKASI

Kingdom Plantae

Subkingdom Viridiplantae

Infrakingdom Streptophyta

Superdivision Embryophyta

Tanaman ini termasuk Monocotyledoneae Division Tracheophyta

secara umum mempunyai sifat: akar serabut,


Subdivision Spermatophytina
batang berbuku tidak bercabang, pertulangan
daun melengkung atau sejajar, bunga bersifat Class Magnoliopsida
trimer. Tanaman ini dapat berkembang biak
dengan anakan dan dapat hidup dalam Superorder Lilianae

beberapa tahun, bahkan dapat dipanen Order Asparagales


sampai lima tahun. (Maria T, 2014)
Family Xanthorrhoeaceae
lidah buaya mengandung unsur utama,
yaitu aloin, emodin, gum dan unsur lain Genus Aloe L.
seperti minyak atsiri. (Setiabudi, 2008)
Species Aloe vera (L.) Burm. f.
URAIAN TANAMAN
PENGGUNAAN TERAPI TRADISIONAL EFEK TERAPETIK OBAT HERBAL

Tanaman lidah buaya secara empiris  Penyembuhan Luka


digunakan untuk pengobatan tradisional
 Antibakteri, Antifungi, dan
antara lain getah atau daging daun
digunakan untuk urus-urus, pemakaian
Antivirus
luar digunakan untuk menyuburkan  Antioksidan
pertumbuhan rambut. Lumatan daun dan  Antikanker
gel ekstrak digunakan untuk mengobati
 Antitumor
luka bakar dan anti radang. Daun lidah
buaya dapat berfungsi sebagai anti radang,
 Antikolesterol
anti jamur, anti bakteri dan regenerasi sel.  Antiulkus
Bunga lidah buaya berkhasiat mengobati
(Dian dan Prima, 2019)
luka memar dan muntah darah. Akarnya
berkhasiat sebagai obat cacing dan susah
buang air besar atau sembelit. (Tanti danArifah,
2005)
URAIAN TANAMAN
UJI KLINIS
JUDUL JURNAL: PENGARUH GEL LIDAH BUAYA PADA SIFAT ANTI-JERAWAT DARI
MINYAK ESENSIAL DARI OCIMUM GRATISSIMUM LINN LEAF – PENDAHULUAN
INVESTIGASI KLINIS

PASIEN


Setiap pasien secara bebas menandatangani formulir persetujuan dan mengisi kuesioner yang disediakan.

Ada 84pasien, dibuat menjadi 12 kelompok setiap kelompok terdiri dari 7 orang pasien

Pasien yang menggunakan obat antibiotik jangka panjang dan ibu hamil dan menyusui serta pasien yang mengaku memiliki kulit sensitif
semuanya tidak dimasuk dalam penilitian

METODE


Evaluasi tes klinis

Evaluasi pasien dilakukan setiap hari selama periode pengujian. Evaluasi didasarkan pada kriteria seperti
lokasi jerawat (dahi, hidung, pipi, dagu dan dada), jumlah papula dan pustula (jumlah lesi)
URAIAN TANAMAN
UJI KLINIS
JUDUL JURNAL: PENGARUH GEL LIDAH BUAYA PADA SIFAT ANTI-JERAWAT DARI
MINYAK ESENSIAL DARI OCIMUM GRATISSIMUM LINN LEAF – PENDAHULUAN
INVESTIGASI KLINIS

HASIL
Dalam penelitian ini, preparat lotion minyak Ocimum yang mengandung
2% dan jumlah kadar gel lidah buaya secara umum menunjukkan
peningkatan efektivitas dalam pengobatan lesi jerawat dengan
peningkatan gel lidah buaya. Hasil produk menggunakan lotion minyak
Ocimum 2% yang diformulasikan dengan gel lidah buaya 50% terbukti
paling aktif untuk pengobatan acne vulgaris. Dapat disimpulkan bahwa
kombinasi antara gel lidah buaya dan minyak ocimum dapat memberi
efek oftimal dalam pengobatan acne vulgaris
URAIAN TANAMAN
TOKSISITAS ATAU KEAMANAN
JUDUL JURNAL: EVALUASI TOKSIKOLOGIS EKSTRAK METANOL
ALOE VERA PADA TIKUS

METODE
ACUTE TOXICITY STUDY SUB ACUTE TOXICITY
Tikus dibagi menjadi empat Tikus dibagi menjadi enam
kelompok. Kelompok yang kelompok. Kelompok yang
diberi perlakuan diberikan diberi perlakuan diberikan setiap
hari ekstrak lidah buaya secara
ekstrak metanol lidah buaya
oral dengan dosis 1 (dosis 1), 2
secara oral dengan dosis (dosis 2), 4 (dosis 3), 8 (dosis 4),
tunggal 8, 16, 20g / kg bb. dan 16 (dosis 5) g / kg berat
sedangkan kelompok badan sedangkan kelompok
kontrol hanya diberikan air. kontrol hanya diberikan air.
Hewan-hewan dimonitor Hewan-hewan dimonitor untuk
untuk tanda-tanda toksisitas tanda-tanda toksisitas selama 42
selama 14 hari. hari
URAIAN TANAMAN
TOKSISITAS ATAU KEAMANAN
JUDUL JURNAL: EVALUASI TOKSIKOLOGIS EKSTRAK METANOL
ALOE VERA PADA TIKUS

HASIL
Pada penelitian ini menggunakan metode Acute toxicity
study dan Sub acute toxicity dimana setiap metode
menggunakan dosis ekstrak metanol lidah buaya yang
diberikan pada tikus yaitu: 1, 2, 4, 8, 16 dan 20g / kg bb
hasil dari metode yang digunakan menunjukkan bahwa
tidak ada tanda-tanda toksisitas atau kematian tikus setelah
pemberian ekstrak metanol lidah buaya
URAIAN TANAMAN
TAKARAN OBAT HERBAL, PENYUSUNAN FORMULA OBAT
HERBAL
Pada uji efek analgetika digunakan 3 variasi dosis kelompok perlakuan
(ekstrak etanol daun lidah buaya) yaitu dosis 0,065 g/KgBB, dosis 0,130
g/KgBB dan dosis 0,260 g/KgBB dapat menurunkan jumlah rata-rata
respon tikus diinduksi secara termik yang signifikan, dapat diartikan
semakin besar dosis yang diberikan maka semakin besar penekanan rasa
nyeri yang dapat ditunjukkan dengan penurunan jumlah rata-rata respon
tikus diinduksi secara termik. (cicilia, Widdhi dan Widya, 2016)
CONTOH PRODUK
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai