Kelas : Pagi D
Kelompok 8
3. Hernamirah 2043700233
4. IvonAimang 2043700100
5. RiniSundari 2043700096
Profesi Apoteker
Jakarta
2021
STUDI KASUS Ulkus peptikum
Seorang pasien wanita berusia 45 tahun dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 65 kg
dengan Scr 1 mg/dl, Na= 145 mEq/L, K= 5.5 mEq/L, HB= 11 mg/dl
Riwayat Penyakit Sebelumnya ; Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan Diabetes sejak 5 tahun
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang: Mual, Muntah sudah 3 hari diikuti dengan diare
Riwayat Penyakit keluarga: Ayah meninggal karena stroke, Ibu meninggal karena komplikasi
Diabetes Obat yang sedang digunakan; Captopril 12,5 mg 2 kali sehari
Pertanyaan
72 1 mg/Dl
Nilai GFR = 95 x 65 KG
72 mg/Dl
= 85, 76 mg/dL
1. Obat yang perlu diberikan kepada pasien ulkus peptikum dan dicurigai adanya H. Pylory
Yaitu :
3. Penyebab Ca =1.9 mmol/L
Ketika kelenjar paratiroid menjadi terlalu akif dan melepaskan terlalu banyak hormone
paratiroid, maka kadar kalsium dalam darah akan meningkat . Hiperparatiroidisme juga dapat
disebakan oeleh gangguan penyerapan makanan dan kekurangan vitamin D. Keadaan
hipokalsemia atau kadar kalsium darah < 8,5 mg/Dl kadang terjadi pada pasien nefropati
diabetic. Penyebabnya adalah kalsium yang tidak adekuat dan penyerapan yang tidak baik
(Rivandi, 2015)
a. Ulkus Peptikum (Tukak pepticadalah kerusakan pada lapisan mukosa, sub mukosa
sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktifitas pepsin dan asam
lambung.
b. GERD dapat didefinisikan sebagai gangguan ketika isi lambung mengalami refluks
secara berulang ke dalam esofagus sehingga muncul gejala dan/atau komplikasi yang
mengganggu.
a. Duodenal ulcer atau ulkus duodenum adalah luka terbuka yang timbul di dinding usus 12
jari, yaitu bagian awal dari usus halus. Luka di usus 12 jari ini dapat menyebabkan nyeri
ulu hati hingga muntah darah.
b. Ulkus duodenum atau luka di usus 12 jari bukan disebabkan oleh merokok, stres, atau
makan makanan pedas, melainkan karena penggunaan obat pereda nyeri jenis
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang atau infeksi bakteri
Helicobacter pylori.
7. Nilai Pemeriksaan
c. Pada pasien yang sudah mengalami ulkus peptikum, frekuensi makan dapat
ditingkatkan dengan jumlah yang kecil-kecil setiap kali makan.
REFRENSI
1. Lau JY, Sung J, Hill C, et al. Systematic Review of the Epidemiology of Complicated
Peptic Ulcer Disease: Incidence, Recurrence, Risk Factors and Mortality. Digestion,
2011. 84(2): 102–113. doi:10.1159/000323958
2. Levenstein S, Rosenstock S, Jacobsen RK, Jorgensen T. Psychological stress increases
risk for peptic ulcer regardless of Helicobacter pylori infection or use of NSAID. Clin
Gastroenterol Hepatol, 2014. https://doi.org/10.1016/j.cgh.2014.07.052
3. Mustafa M, Menon J, Muiandy RK, et al. Risk factor, diagnosis, and management of
peptic ulcer disease. IOSR J of Dental and Med Sci, 2015. 14(7): 40-46.
4. Nusi, I.A., 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya. 2nd ed. Surabaya: Airlangga
University Press
5. Rivandi, J., Yonata, A. 2015. Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Gagal
Ginjal Kronik. Jurnal Majority, Vol. 4 No. 9.