Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH STUDI KASUS

FARMASI RUMAH SAKIT DAN KLINIK


ANEMIA
SEMESTER I
KELAS B

Oleh :
Novita Ratna
Sari

(1720343799)
Nunung Mutoharoh (1720343800)
Nur Aminatus Sholihah (1720343801)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah keadaan dimana kadar sel-sel darah merah dan
hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Hemoglobin terdapat dalam sel-
sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah sekaligus
pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Oksigen ini akan
digunakan untuk membakar gula dan lemak menjadi energy. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa kurang darah dapat menyebabkanng gejala lemah dan
lesu yang tidak biasa. Paru-paru dan jantung juga terpaksa kerja keras untuk
mendapatkan oksigen dari darah yang menyebabkan nafas terasa pendek.
Walaupun gejalanya tidak terlihat atau samar-samar dalam jangka
waktu lama. Kondisi ini tetap dapat membahayakan jiwa jika dibiarkan dan
tidak diobati. Jika anda mengalami gejala lemah lesu berkepanjangan,
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabny.
Anemia biasanya terdeteksi atau sedikitnya dapat dipastikan setelah
pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar sel darah merah , hemotokrit dan
hemoglobin. Pengobatan bisa bervariasi tergantung pada diagnosisnya
Sel-sel darah baru dibuat setiap hari dalam sumsum tulang belakang.
Zat gizi yan diperlukan untuk pembuatan sel-sel ini adalah besi, protein dan
vitamin terutama asam folat dan B12. Dari semua ini, besi dan protein yang
paling penting dalam pembentukan hemoglobin. Setiap orang harus memiliki
sekitar 15 gram hemoglobin per 100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima
juta sel darah merah per millimeter darah.

B. Patofisiologi
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang berkurang atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu
sedikit atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik.
Hal ini terjadi akibat adanya abnormalitas sel darah merah atau
kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja
dari eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia
ini antara lain Sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan stem cell,
anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan
kesehatan lain yang mengakibatkan penurunan hormon yang diperlukan
untuk proses eritropoesis.

2. Anemia akibat penghancuran sel darah merah


Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu
bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur
lebih cepat sehingga menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab anemia
hemolitik yang diketahui antara lain:
Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia
Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapa
jenis makanan
Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis
Autoimun
Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar,
paparan kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan trombosis
Pada kasus yang jarang, pembesaran lien dapat menjebak sel darah
merah dan menghancurkannya sebelum sempat bersirkulasi.
3. Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun
pada perdarahan yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan
kronis umumnya muncul akibat gangguan gastrointestinal (misal ulkus,
hemoroid, gastritis, atau kanker saluran pencernaan), penggunaan obat
obatan yang mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal OAINS),
menstruasi, dan proses kelahiran.

C. Farmakoterapi
1. Tujuan Terapi
Mengurangi gejala yang dialami pasien dan meningkatkan produktivitas
serta kualitas hidup.
Memperbaiki etiologi yang menjadi dasar terjadinya anemia
(mengembalikan substrat yang dibutuhkan dalam produksi eritrosit).
Mencegah kekambuhan anemia.
Mencegah kematian (pada pendarahan hebat).
2. Algoritma Terapi
a. Farmakologi
Anemia defisiensi besi
Terapi zat besi secara oral dengan garam zat besi yang larut,
bukan saut dan bukan lepas lambat atau bertahap, direkomendasiakn
pada dosis harian 200mg elemen besi dalam 1-3 dosis terbagi.
Zat besi parenteral dapat diperlukan untuk pasien dengan
malabsorbsi zat besi, intolerensi terhadap terapi zat besi secara oral
atau tidak patuh terhadap terapi. Pemberian secara parenteral tidak
mempercepat onset respon hematologi, penggantian dosis tergantung
pada etiologi anemia dan konsentrasi hemoglobin.
Produk terbaru besi dextran, natrium besi glukonat,
ferumoxytol, dan besi sukrosa tersedia dalam sediaan zat besi
parenteral yang memiliki efikasi yang mirip tetapi berbeda dalam
profil farmakologi, farmakokinetik, dan keamanannya.
Tabel 1. Produk Zat Besi Oral
Garam Zat Besi Elemental Elemtal Iron
Ferro Sulfat 20% 60-65 mg/324-325 mg tablet
18 mg zat besi/5 ml sirup
44 mg zat besi/5 ml eliksir
15 mg zat besi/0,6 ml drop
Ferro Sulfat (exsicoated) 30% 65 mg/200 mg tablet
60 mg/187 mg tablet
50 mg/160 mg tablet
Ferro Glukonat 12% 36 mg/325 mg tablet
27 mg/240 mg tablet
Ferro Fumarat 33% 33 mg/100 mg tablet
63-66 mg/200 mg tablet
106 mg/324-325 mg tablet
15 mg/0,6 ml drop
33 mg/5 ml suspense
Kompleks Besi Polisakarida 100% 150 mg kapsul
50 mg tablet
100 mg/5 ml elikisr
Besi Karbonat 100% 50 mg kapsul
Anemia defisiensi asam folat
Untuk pengobatan anemia defisiensi asam folat, folat oral 1
mg setiap hari selama 4 bulan biasanya mencukupi, kecuali
etiologinya tidak dapat diperbaiki. Jika terdapat malabsorbsi, dosis
harian harus ditingkatkan menjadi 5 mg.
Anemia defisiensi B12
Suplemen oral vitamin B12 sama efektifnya dengan
parenteral meskipun pada beberapa pasien dengan anemia
pernisiosa, karena jalur absorbsi vitamin B12 alternatif tidak
dipengaruhi faktor intrinsic. Pemberian Kobalamin oral diawali
dengan 1 atau 2 mg setiap hari selama 1 atau 2minggu, dilanjutkan
dengan 1 mg setiap hari.
Terapi parenteral bereaksi lebih cepat daripada terapi oral dan
harus digunakan jika terdapat gejala neurologi. Regimen yang
terkenal adalah Sianokobalamin 100 g setiap hari selama seminggu,
kemudian setiap minggu selama sebulan, dan kemudian setiap bulan.
Ketika gejala dapat diatasi, pemberian oral harian dapat dihentikan.

b. Non Farmakologi
Mencukupkan asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12.
Misalnya dari sayur-sayuran hijau, ikan laut, dan unggas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus
1. Data pasien :
Nama : Bp. Ali
Usia : 60 tahun
Ruang : Cempaka B2
Tanggal masuk RS : 18 April 2014
Diagnosa : Anemia, Hematochezia, Diare
2. Keluhan Utama : Bahan terasa lemas dan nyeri ulu hati kurang lebih
selama 2 minggu, BAB berwarna hitam kurang lebih 1 minggu, mual dan
muntah selama 2 hari setelah minum obat Montalin.
3. Keluhan Tambahan : -
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Gout
5. Riwayat Pengobatan : Asam Mefenamat, Amoxicilin sering diminum
ketika serangan gout, dan Allopurinol hanya kadang kadang.
6. Riwayat Keluarga/Sosial : Bapak punya asma.
7. Alergi Obat : Ciprofloxacin (baru diketahui selama dirawat tanggal 24
April
8. Kondisi Klinik
Kondisi
19/4 20/4 21/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 29/4 30/4 01/5 02/5 03/5
Klinik
Mual, muntah + + - - - - - - - - - - -
BAB hitam - N N N N N N N N N
Nyeri Ulu Hati + + - - - - - - - - - - -
Kondisi Umum Lemah Sedang Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Sedang

9. Tanda Vital
Nilai Tanggal
Parameter 03/5
Normal 19/4 20/4 21/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 29/4 30/4 01/5 02/5
TD 130/80
120/80 130/70 120/80 120/80 140/70 120/80 130/80 130/80 120/80 120/80 110/70 110/70 120/60
(mmHg) mmHg
Suhu (OC) 36
36,6 39 38 38,2 38,6 37 38 39,3 38,6 39,6 37,4 36,8 37
0,5 OC
Denyut
60
Nadi 88 88 88 88 98 118 98 94 90 82 85 85 88
80/mnt
(/mnt)

10. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Parameter Normal 18/4 22/4 26/4 29/4 02/5
WBC 4,0 10,0 x 103/ml 7,8 11,4 8,6 11,1 18,1
RBC 3,5 5,5 x 103/ml 1,98 3,29 3,38 3,11 3,48
Hb 13,0 17,0 x 103g/dl 4,9 8,6 8,5 7,7 9,4
Hct 37 54% 17,7 30,1 29,7 25,4 31,8
MCV 80 100 89,4 91,5 88,1 81,8 91,5
MCH 27 34 24,7 26,1 25,1 24,7 27
MCHC 32 36 27,6 28,5 28,6 30,3 29,5
Platelet 150 400 x 103/ml 581 431 500 581 705
PCT 0,1 0,282 0,310 0,412 0,479
Asam Urat < 7mg/ml 12,6 9,9 4,9
Albumin 3,5 5 3,3
Cr 0,5 1,5 1,38 1,65
BUN 10 24 16 23,2
Na 135 145 129,5 135,1
K 3,5 5,0 4,38 3,76
Cl 95 105 99,4 104,1

11. Profil Terapi Pasien


Tanggal
Nama Obat Regimen
19/4 20/4 21/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 29/4 30/4 01/5 02/5 03/5
Infus RL/NS 2:2
Sohobion 1x1
Asam Folat 3x1
Inj Transamin 4x1
Domperidone 3x1
Pamol 2x1
Allopurinol 3x1
CLinimix/NS
Tranfusi PRC
Voltaren Tab 2x50
Ketese 2x25

12. Pertanyaan
Lakukan Analisa Problem Pengobatan dan saran pengatasannya menggunakan metode SOAP.
B. Database Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Bp. Ali No Rek Medik :
Tempt/tgl lahir : - Dokter yg merawat :
Usia : 60 tahun
BB/TB :-
Alamat :-
Ras :-
Pekerjaan :-
Sosial :-
Riwayat masuk RS : Bahan terasa lemas dan nyeri ulu hati
kurang lebih selama 2 minggu, BAB berwarna hitam kurang lebih 1
minggu, mual dan muntah selama 2 hari setelah minum obat Montalin.
Riwayat penyakit terdahulu : Gout
Riwayat Sosial : Bapak punya asma.
Kegiatan :-
Pola makan/diet :-
Vegetarian Ya / tidak
Merokok Ya / tidak................batang/hari
Meminum Alkohol Ya/ tidak
Meminum Obat herbal Ya/ tidak (Montalin)
Riwayat Alergi : Ciprofloxacin
2. Keluhan / Tanda Umum
a. Subjektif : Bahan terasa lemas dan nyeri ulu hati kurang lebih selama
2 minggu, BAB berwarna hitam kurang lebih 1 minggu, mual dan
muntah selama 2 hari setelah minum obat Montalin.
b. Objektif
Nilai Tanggal
Parameter 03/5
Normal 19/4 20/4 21/4 22/4 23/4 24/4 25/4 26/4 29/4 30/4 01/5 02/5
TD 130/80
120/80 130/70 120/80 120/80 140/70 120/80 130/80 130/80 120/80 120/80 110/70 110/70 120/60
(mmHg) mmHg
Suhu (OC) 36
36,6 39 38 38,2 38,6 37 38 39,3 38,6 39,6 37,4 36,8 37
0,5 OC
Denyut
60
Nadi 88 88 88 88 98 118 98 94 90 82 85 85 88
80/mnt
(/mnt)

Parameter Normal 18/4 22/4 26/4 29/4 02/5


WBC 4,0 10,0 x 103/ml 7,8 11,4 8,6 11,1 18,1
RBC 3,5 5,5 x 103/ml 1,98 3,29 3,38 3,11 3,48
Hb 13,0 17,0 x 103g/dl 4,9 8,6 8,5 7,7 9,4
Hct 37 54% 17,7 30,1 29,7 25,4 31,8
MCV 80 100 89,4 91,5 88,1 81,8 91,5
MCH 27 34 24,7 26,1 25,1 24,7 27
MCHC 32 36 27,6 28,5 28,6 30,3 29,5
Platelet 150 400 x 103/ml 581 431 500 581 705
PCT 0,1 0,282 0,310 0,412 0,479
Asam Urat < 7mg/ml 12,6 9,9 4,9
Albumin 3,5 5 3,3
Cr 0,5 1,5 1,38 1,65
BUN 10 24 16 23,2
Na 135 145 129,5 135,1
K 3,5 5,0 4,38 3,76
Cl 95 105 99,4 104,1
3. Riwayat Penyakit dan Pengobatan
Nama Penyakit Tanggal/Tahun Nama Obat
Gout Asam Mefenamat
Amoxicillin
Allopurinol
4. Obat yang Digunakan Saat Ini
No. Nama Obat Indikasi Dosis Rute Interaksi ESO Outcome Terapi
1. Infus RL/NS Untuk pengobatan kurang Tergantung Infus - - Dehidrasi
cairan dimana rehidrasi usia, BB, dan berkurang
secara oral tidak mungkin keadaan
dilakukan klinis pasien
2. Sohobion Mengatasi capek, pegal, 1x1 tab Oral Levodopa Sindrom neuropati Anemia sembuh
kram dan kesemutan (jangka panjang)
akibat defisiensi vitamin
neurotropik (vitamin
B1,B6,B12) Polineuritis
(degenerasi saraf-saraf
tepi secara serentak dan
simetris)
3. Asam Folat Mengatasi anemia akibat Awal : 1x5mg Oral Asam Perubahan pola Anemia sembuh
defisiensi zat besi (4 bulan) aminosalisilat tidur, sulit
Pemeliharaan: Kontrasepsi oral konsentrasi,
1x5mg (7 Sulfalazin iritabilitas,
hari) fenitoin anoreksia, mual
4. Inj Transamin Antiplasmitikum untuk Sehari 250- Injeksi Obat Gangguan GI, Pendarahan
pendarahan abnormal dan 500mg dalam antifibrinolitik mual, muntah, berhenti
gejala peny. hemoragi, 1-3 dosis anoreksia, pusing
seperti purpura, anemia dan sakit kepala
hipoplastik
5. Domperidone Dispepsia fungsional, 3x1 tab (10- Oral Bromokriptin Mengantuk, reaksi Mual, muntah
mual dan muntah 20mg) Obat anti ekstrapiramidal sembuh
kolinergik distonik,
muskarinik dan parkinson, tardive
analgetik opioid diskinesia (pada
Antasida pasien dewasa dan
usia lanjut)
6. Pamol Analgesik-antipiretk 3x1 tab Oral Metoclopramid Dosis tinggi dan Panas turun
e berulang dapat
Carbamazepine menyebabkan
, fenobarbital hepatotoksik
dan fenitoin
Kolestiramin
dan
lixisenatide
Warfarin
7. Allopurinol Hiperurisemia primer Awal : 1x Oral Aziatropin Reaksi kulit, Gout sembuh
(gout) dan hiperurisemia 100-300 mg Merkaptopurin gangguan GI,
sekunder (mencegah Pemeliharaan: Tiazid Diare
pengendapan asam urat 1x200-600mg Antikoagulan oral
dan kalsium oksalat) Teofilin
8. CLinimix/NS Nutrisi parenteral dimana BB 60-70kg Infus Calcium Hiperglikemia,
pemberian makanan N9G15E, supplements glukosuria, dan
secara oral atau enterbal maks 3 Drospirenone sindrom
tidak mencukupi atau ml/kgBB/jam Estradiol hiperosmolar
karena kontra indikasi Ethanol
Ethinyl estradiol
Glimepiride
9. Tranfusi PRC 1. Anemia pada Untuk Infus - - Anemia sembuh
perdarahan akut setelah menaikkan
didahului penggantian kadar Hb
volume dengan cairan, sebanyak 1
Anemia kronis, gangguan gr/dl
pembekuan darah karena diperlukan
defisiensi komponen, PRC 4
plasma loss atau ml/kgBB atau
hipoalbuminemia. 1 unit.
diberikan
selama 2
sampai 4 jam
dengan
kecepatan 1-2
mL/menit,
10. Voltaren Tab Peradangan dan bentuk Awal : 1x100- Oral Antikoagulan Nyeri atau kram Gout sembuh
degenerative pada 150mg (warfarin) perut, sakit kepala,
reumatik, RA, osteoartritis Aspirin retensi cairan,
Kortikosteroid diare, mual, tukak
(prednisone) lambung,
Selective perdarahan
serotonin reuptake sal.cerna, muntah
inhibitor (SSRI) darah.
(fluoxetine)
Methotrexate
Kuinolon
(ciprofloxacin)
Sulfonilurea
(glipizide)
ACEI
11. Ketese Nyeri musculoskeletal 12,5 mg tiaap Oral Anticoagulants Ketidaknyamanan
akut, disminore, sakit gigi, 4-6 jam atau Corticosteroids perut, gangguan
nyeri pasca operasi 25 mg tiap 8 Lithium pencernaan, mulas,
jam Methotrexate sembelit,
NSAID kegelisahan, sakit
kepala

C. Assesment
Problem Subjektif Objektif Terapi DRP
Medik
Anemia Badan lemas, Nilai Hb : Sohobion 1x1 tab Pemilihan obat
tgl 18 /4 4,9 103 g/dl Asam folat 1x5 mg Sohobion dan Asam
Tgl 22/4 8,6 103 g/dl Transfusi PRC Folat tidak tepat.
Tgl 26 /4 8,5 103 g/dl Clinimix/NS
Tgl 29/4 7,7 103 g/dl Infus RL/NS
Tgl 2/5 9,4 103 g/dl
Nilai RBC:
Tgl 18/4 1,98 103 /ml
Tgl 22/4 3,29 103 /ml
Tgl 26/4 3,38103 /ml
Tgl 29/4 3,11103 /ml
Tgl 2/53,48103 /ml
Nilai Hct:
Tgl 18/4 17,7 %
Tgl 22/4 30,1 %
Tgl 26/4 29,7%
Tgl 29/4 25,4%
Tgl 2/5 31,8%
MCH:
Tgl 18/4 24,7
Tgl 22/4 26,1
Tgl 26/4 25,1
Tgl 29/4 24,7
MCHC:
Tgl 18/4 27,6
Tgl 22/4 28,5
Tgl 26/4 28,6
Tgl 29/4 30,3
Tgl 2/5 29,5
Pendarahan Nyeri ulu hati, mual dan WBC: Injeksi Transamin 4x1 Frekuesai pemberian
Gastrointestinal muntah, BAB berwarna Tgl 22/411,4 103/ml Domperidon 3x1 inj.transamin tidak
Hitam Tgl 29/4 11,1 103/ml Ketese 2x 25mg tepat
Tgl 2/5 18,1 103/ml
Platelet :
Tgl 18/4 581103/ml
Tgl 22/4 431103/ml
Tgl 26/4 500103/ml
Tgl 29/4 581103/ml
Tgl 2/5 705 103/ml
PCT:
Tgl 26/40,310
Tgl 29/4 0,412
Tgl 2/5 0,479
Gout Asam urat : Voltaren tablet 2x50 mg Penggunaan voltaren
Tgl 18/4 12,6 Allopurinol 3x1 tidak tepat
Tgl 29/4 9,9
Febris Suhu : Pamol 2x1
Tgl 20/4 39oC
Tgl 21/4 38 oC
Tgl 22/4 38,2 oC
Tgl 23/4 38,6 oC
Tgl 24/437 oC
Tgl 25/4 38 oC
Tgl 26/4 39,3 oC
Tgl 29/4 38,6 oC
Tgl 30/4 39,6 oC
Tgl 31/4 37,4 oC
Tgl 2/536,8 oC
Tgl 3/5 37 oC
D. Care Plan
1. Pasien merasa lemas selama 2 minggu karena mengalami anemia
normositik ditandai dengan turunnya nilai Hb, Hct, MCH dan MCHC
tetapi nilai MCV normal sehingga pemberian asam folat dan sohobion
tidak tepat cukup dengan terapi tranfusi PRC.
2. Anemia disebabkan karena pendarahan GI yang ditandai dengan adanya
melena (berak darah) diduga karena efek samping dari penggunaan obat
voltaren tablet dan asam mefenamat yang memicu iritasi lambung
sehingga terjadi pendarahan, disarankan penggunaan kedua obat tersebut
dihentikan. Pendarahan diatasi dengan menggunakan injeksi transamin
namun pemberian diatas frekuensinya terlalu banyak cukup diberikan 1-3
kali dalam sehari.

E. Monitoring
1. Pemantauan nilai kimia darah (Hb, Hct, RBC, MCH, MCHC, MCV, Asam
Urat), dan suhu badan.
2. Pemantauan pendarahan dan kondisi umum pasien.
3. Pemantauan efek samping obat.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai