Anda di halaman 1dari 29

ANEMIA

KELOMPOK II
1. ISNANI 1604026048
2. KIKI RIZQI AMALIAH 1604026055
3. RINA NOVIANTY 1604026086
4. RITHO SYARAH AFRIYANTI 1604026089
5. SEPTI MINANGARTATY 1604026098
6. TRISTIA WULANDARI 1604026111
Definisi Anemia
Suatu keadaan dimana kadar Hb
menurun sehingga tubuh akan
mengalami hipoksia sebagai akibat
kemampuan kapasitas pengangkutan
oksigen dari darah berkurang.

Seseorang dianggap menderita


anemia bila :
Hb< 14 g/dl, Ht <41% pada pria
Hb < 12 g/dl, Ht < 37% pada
wanita
Pembentukan darah

 Hemopoiesis berlangsung seumur hidup, untuk


mengganti sel darah yang mati atau keluar dari tubuh

 dalam keadaan normal, hemopoiesis berlangsung


seimbang antara pembentukan sel yang baru dengan sel
yang mati atau keluar dari tubuh

 mencakup pembentukan lebih dari 200 milyar sel darah /


hari
Pembentukan eritrosit ( eritropoiesis)
 eritrosit diproduksi dalam sumsum tulang
 senyawa ery yang paling mula (pronormoblas)
mengalami pembelahan dan pematangan bertingkat
menjadi eritrosit dewasa dengan keluarnya inti
(retikulosit)
 retikulosit berada pada darah tepi ± 1 – 2 hari kemudian
menjadi eritrosit dewasa berusia ± 120 hari.
 Produksi eritrosit dipengaruhi hormon eritropoitin yang
diproduksi di ginjal.
1
Kegagalan produksi
sel darah merah
Berdasarkan Patofisiologi

A. Gangguan sel induk 2


hematopoesis
Peningkatan destruksi
 Anemia Aplastik
sel darah merah:
B. Gangguan sintesis DNA
 Anemia Megaloblastik
C. Gangguan sintesis 3
Hemoglobin (Hb)
 Anemia Defisiensi Besi, Anemia Kehilangan darah
Thalasemia (Blood Loss)
D. Gangguan sintesis
Hemolitik
eritropoetin
 Anemia karena GGK
E. Gangguan karena
mekanisme lain: Anemia karena
 Anemia karena perdarahan akut
penyakit kronis,
 anemia sideroblastik
 Anemia karena
infiltrasi sumsum tulang
Berdasarkan Morfologi
Mikrositik (MCV <
80 fl) Normositik
Penyebabnya : ( MCV 80-100 Makrositik ( MCV
1. Defisiensi Fe : fl) > 100 fl)
Menstruasi, Penyebabnya :
Riwayat Penyebabnya :
1. Hemolisis
perdaran saluran 1. Defisiensi Fe
cerna, Pasca 2. Gagal ginjal dan Asam Folat
Gastrektomy 3. Anemia
2. Genetik : 2. Retikulositosis
Aplastik
Thalasemia, 3. Penyakit hati
sickle cell 4. Insufisiensi
anemia sumsung 4. Alkoholisme
tulang 5. Anemia
megaloblastik
Pemeriksaan
penunjang

1. Pemeriksaa
n darah
lengkap
2. Evaluasi
ukuran sel
darah
merah
(MCV)
Gejala Anemia

Gejala umum Gejala khusus

Tergantung onset, penyebab anemia dan


1. Lesu, lemah, letih, lelah, lalai
individu
2. Sering mengeluh pusing dan
 Anemia akut
mata berkunang-kunang
3. Gejala lebih lanjut, adalah gejala kardiorespiratori seperti, takikardi,
kelopak mata, bibir, lidah, kepala terasa ringan dan sesak napas
kulit dan telapak tangan  Anemia kronik
menjadi pucat Rasa lelah, letih, vertigo, sensitif terhadap
dingin, pucat
 Anemia hipokromik
Rasa tidak enak dilidah, penurunan aliran
saliva, pagophagia
 Anemia megaloblastik
Kulit pucat, ikterus, atropi mukosa
gastrik
FUNGSI GINJAL NORMAL
Terapi Anemia

Tujuan :
Mengurangi gejala yang dialami pasien dan meningkatkan
produktivitas serta kualitas hidup
Memperbaiki etiologi yang menjadi dasar terjadinya
anemia (mengembalikan substrat yang dibutuhkan dalam
produksi eritrosit)
Mencegah kekambuhan anemia
Mencegah kematian pada perdarahan berat
Terapi non
Farmakologi

1. Tranfusi darah
2. Nutrisi yang
kaya zat besi,
asam folat dan
vitamin B12
TERAPI FARMAKOLOGI
DEFISIENSI ZAT BESI
ORAL PARENTERAL
• Suplemen besi mengatasi anemia dengan Untuk kasus pasien tidak bisa dengan
menggantikan stok besi ditubuh yang
oral karena toksisitasnya.
diperlukan untuk produksi sel darah merah
dan pematangannya Iron Dextran adalah pilihan pertama lalu
• Pengobatan dengan terapi oral 200mg per diikuti oleh besi glukonat dan besi
hari dalam 2-3 dosis terbagi, dalam sukrosa
keadaan perut kosong (1 jam sebelum
makan / 2 jam sesudah makan) untuk
memaksimalkan absorpsi
• Absorpsi besi bisa meningkat dengan
penambahan vitamin C, tetapi dapat
meningkatkan resiko efek samping pada
GI.
• Toksisitas : sakit perut, nausea, heartburn,
konstipasi
• Interaksi obat : Penurunan absorpsi dengan
Fluorokuinolon, tetracycline dan
phenytoin
Bentuk garam Nama dagang Unsur besi yang tersedia
Sediaan oral

Ferrous sulfate feosol 65mg/325 mg tablet


60mg/300 mg tablet
Ferrous sulfate, anhydrous 65mg/200 mg tablet
Ferrous gluconate Fergon 39mg/325 mg tablet
37mg/300 mg tablet
Ferrous fumarate Feostat 33mg/100 mg tablet
Komplek besi polisakarida Niferex 150mg/ kapsul
50 mg/ tablet
Sediaan parenteral

Besi dextral 50 mg/ml


Besi sukrosa 20 mg/ml
Sodium ferric glukonat 62.5 mg/ 5 ml

MK : zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin yang bersama-sama dengan
rantai globin membentuk hemoglobin
TERAPI FARMAKOLOGI
DEFISIENSI ASAM FOLAT DAN
VITAMIN B12
Anemia karena defisiensi asam folat dan vitamin B12 dengan menggantikan nutrisi yang hilang
Asam folat dan Vit B12 berperan untuk produksi eritrosit dan pematangannya, menggantikan
faktor untuk sintetis normal DNA dan erythropoiesis normal

Vitamin B12 Asam folat


• Cyanocobalamin parenteral • Mekanisme : Penting dalam
diberikan dengan injeksi sc dan im pembentuka coenzym dalam sistem
• Pemberian secara parenteral adalah metabolisme (purine dan pyrimidine
yang terbaik karena absorpsinya wajib ada untuk memelihara dalam
sedikit di GIT erythropoiesis, menstimulasi
• Dosis : kobalamin oral 2mg perhari produksi platelet .
selama 1-2 minggu, dilanjutkan • Dosis : oral 1 mg perhari selama 4
1mg perhari sampai kadar Hb bulan
normal • IO : Pyrimethamin adalah
• ES : injection site pain, rash, diare farmakodinamilk antagonis
• IO : diawasi pada penggunaan • ES : bronkospasma, erythema, Rash
bersama omeprazol dan vit C karena
menurunkan absorpsi di GIT
Anemia defisiensi vit B12
Pemberian sianokobalamin secara oral diawali dengan 1 hingga
2 mg setiap hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan 1 mg
setiap hari.
Regimen dosis sianokobalamin parenteral adalah 1000 µg setiap
hari selama seminggu, kemudian setiap minggu selama sebulan,
dan kemudian setiap bulan

MK : vit B 12 penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel,


hematopoiesis, dan sintesis nukleoprotein, dan mielin. Vit B12
berperan dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi
koenzim asam folat
Anemia defisiensi asam folat
Dosis harian awal per oral 1 mg/hari selama 4 bulan.
Namun jika pasien mengalami sindrom malabsorbsi
dosis harian dapat ditingkatkan menjadi 5 mg/ hari

MK : folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis


nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoiesis normal.
Asam folat menstimulasi produksi sel darah merah, sel
darah putih, dan platelet pada anemia megaloblastik
TERAPI FARMAKOLOGI
EPOETIN DAN DARBEPOETIN
Epoetin alfa (epogen, procrit) Darbepoetin alfa (aranesp)
Kanker/ kemoterapi Dosis awal 50-100 unit/kg 3.25 mcg/kg SK (1x seminggu)
subkutan (3x seminggu) , jika hb 3 mcg/ kg Sk (1x setiap 2
(Dosis Regimen) tidak meningkat selama 6-8 minggu) boleh dinaikkan
minggu, dosis dapat dinaikkan sampai 5 mcg/kg
hingga 150 units/ kg subkutan 200 mcg SK (setiap 2 minggu)
(3x seminggu) boleh naikkan sampai 300 mcg
300-500 mcg setiap 3 minggu
CKD 50-100 units/ kg SK (3x 0.45 mcg/kg SK (1x seminggu)
seminggu) 0.75 mcg/kg SK (2x seminggu)
(Dosis regimen)

MK : menstimulasi eritropoiesis pada pasien


anemia
yang sedang menjalani dialisis.
EPOETIN
Menstimulasi erythropoiesis melalui pembelahan dan
diferensiasi sel progenitor di sumsum tulang
Absorpsi : Vd 9L
Bioavailabilitas : 21-31 % SC , dan 3% intraperitoneal
Onset : beberapa hari
Peak effect : 2- 6 minggu
Indikasi : anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal
kronik, pasien kemoterapi, anemia karena zidovudin
TATA LAKSANA TERAPI ANEMIA
Anemia Hemolitik
Disesuaikan dengan penyababnya
Jika disebabkan karena toksis imunologik, maka diberikan
obat sitostatik seperti klorambusil dan siklofosfamid

Anemia pada penyakit kronik/keganasan


Terapi penyakit dasarnya
Bila sudah parah dilakukan transfusi darah merah
seperlunya
Pemberian kobalt dan eritropoetin
Anemia defisiensi Vitamin B12
Pemberian vitamin B12 1000mg/hari selama 5-7 hari,
diulang 1 kali tiap bulan

Anemia karena perdarahan


Perdarahan Akut
Mengatasi perdarahan
Mengatasi renjatan dengan transfusi darah atau pemberian
cairan perinfus
Perdarahan kronik
Mengobati sebab perdarahan
Memberikan preparat Fe
Anemia Defisiensi Besi
Obati penyakit yang menjadi penyebab anemia jika
diketahui atau singkirkan agen penyebab. Misalnya :
Penyebab penyakit jika terkait obat, harus disingkirkan
Mengatasi penyebab pendarahan kronik
Misalnya : pada ankilostomiasis diberikan antelmintik
yang sesuai
Memberikan preparat Fe
Anemia aplastik
Transfusi darah
Atasi komplikasi dengan antibiotik
Kortikosteroid, dosis rendah bermanfaat pada pendarahan
akibat trombositopenia berat
Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit.
Transplantasi sumsum tulang
MANAJEMEN TERAPI ANEMIA PADA
PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
RIWAYAT PENYAKIT DAN
PENGOBATAN
Nama : Ny Siti 46 tahun Riwayat pengobatan :
Riwayat Penyakit : Bicnat 1x1
Asam folat 1x5mg
Pasien hipertensi sejak 10 tahun
Amlodipin 1x10mg
yll, 2 tahun yang lalu didiagnosa
Injeksi Hemapo 3000ui/ x HD
GGK dgn keluhan sesak nafas,
Injeksi Vit c 100 mg/ x HD
lemah badan, pucat, bengkak
Injeksi Iron sucrose 100mg/ HD
pada tungkai, urinaria. Hb 8.6
mg/dl, ureum 80mg/dl dan Penatalaksanaan :
Creatin 11.2 mg/dl. Anjuran HD Target HB mencapai target Hb> 10
setiap 2 minggu. g/dl, HT >30 %
Target HB dicapai dgn pengelolaan
TD 140/90 mmHg, TB 155cm,
konservatif ataupun dengan terapi
BB 53kg, IMT 22, kesan gizi EPO.
cukup, konjuctiva mata tampak Bila target HB tidak tercapai maka
anemis. harus dengan terapi EPO
Pertanyaan

Faktor apa yang memungkinkan menjadi penyebab


anemia Ny. Siti ?
Bagaimana terapinya?
Informasi apa yang diberikan kepada Ny. Siti ?
ETIOLOGI ANEMIA PADA GGK

GGK hampir selalu


disertai kejadian
anemia. Kadar HB
8.6 g/dl berkaitan
dengan penyakit
ginjalnya krn tdk
punya riwayat
kelainan darah
Terapi EPO
Rekomendasi KDIGO terapi EPO diindikasikan bila bbrp x pemerikasaan Hb< 10
g/dl dan Ht < 30%
Dpt diberikan EPO jika kadar feritin serum > 100mcg/L dan saturasi transferin > 20
% dan tdk sedang infeksi berat
Fase koreksi Fase pemeliharaan
 mengkoreksi anemia renal hingga bila Hb sudah mencapai target >
target Hb tercapai. Target Hb 11-12 g/dl 10g/dl.
fase koreksi 2000-4000 IU SC diulang
Dimulai dgn dosis 1-2 x 2000
2-3x seminggu selama 4 minggu atau
kenaikan HT 2-4% dalam 2-4 minggu IU/minggu, pemantauan Hb dan Ht
Bila blm tercapai maka dosis dinaikan tiap bulan dan status besi tiap 3 bln.
50%. Bila Hb sdh > 12g/dl maka dosis
Setelah kenaikan dosis Hb naik > diturunkan 25%. Bila tdk tercapai
2.5g.dl / Ht naik > 8% dalam 4 minggu target dlm 4- 8 minggu maka terapi
maka dosis EPO diturunkan 25% EPO tdk adekuat.
PEMBAHASAN
Gagal terapi EPO seringkali karena bersamaan dengan defisiensi besi maka
dikoreksi dengan pemberian zat besi peroral. Bisa juga dengan penambahan
asam folat
Pasien ini mendapat EPO 3000 IU SC 2x seminggu, sesuai dengan fase koreksi
Terapi penunjang lain yang bisa ditambahkan : asam folat, vit B6, B12, Vit C,
Vit D dan Vit E.
Pasien ini diberikan folat 5mg oral /hari dan injek Vit C 100mg setiap HD.
(anjuran vit C 300mg IV), injeksi iron sucrose 100mg sbg terapi pencegahan
defisiensi Fe.
Indikasi iron parenteral bila mendapat terapi EPO namun kadar feritin serum
awal < 100mg/ml dan pada keadaan ketika pemberian EPO tdk berespon sama
sekali dan pada intoleransi secara peroral.
Pemberian iron oral banyak dipilih karena mudah dan murah tetapi tdk dpt
memperbaiki cadangan besi di sumsum tulang dan sering menimbulkan rasa
tdk nyaman pada GI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai