Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOLOGI KLINIK

PATOFISIOLOGI HEMATOLOGI

Widya Wulan Ayu Puspitaningrum NIM : 5419220043


Bekti Wahyuningrum NIM : 5419220007
Irna Fitriana NIM : 5419220022
Sebtyani Tanjung NIM : 5419220038

PEMINATAN FARMASI RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEFARMASIAN
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
Definisi Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Khususnya jumlah
dan morfologi sel-sel darah, serta sumsum tulang.
Definisi Darah
Darah berasal dari kata “haima”, yang berasal dari akar kata hemo
atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh,
berfungsi mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh,
mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel dan sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus dan infeksi.
Eritrosit (Sel Darah Merah)

Anatomi eritrosit :
1. Bentuk cakram
bikonkaf
2. Tidak memiliki inti
3. Diameter ± 7,8 μm
dan ketebalan
maksimal 2,5 μm.
4. Umur = ± 120 hari
Fungsi Normal Eritrosit
Mekanisme Pembentukan Eritrosit
Mekanisme Pembentukan Eritrosit
Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin (Hb) :
Protein fungsional pemberi
warna merah pada eritrosit.
Mengikat & mengangkut
oksigen.
Terdiri dari 2 rantai α-globin
dan 2 rantai β-globin.
Setiap rantai protein
mempunyai 1 gugus non protein
(heme) berbentuk cincin dan
terdapat ion Fe ditengahnya, O2
dan CO2 terikat pada ion besi
tersebut.
Definisi Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin atau sel darah merah yang mengakibatkan kapasitas
pengangkutan oksigen oleh darah berkurang.

Nilai Normal Hemoglobin berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO, 2001)

Anemia
Umur Normal (g/dL)
Ringan Sedang Berat
Anak 6 – 59 bulan >11.0 10 – 10.9 7 – 9.9 <7
Anak 5 – 11 tahun >11.5 11 – 11.4 8 – 10.9 <8
Anak 12 – 14 tahun >12 11 – 11.9 8 – 10.9 <8
Perempuan di atas 15 tahun >12 11 – 11.9 8 – 10.9 <8
(tidak hamil)
Perempuan hamil >11 10 – 10.9 7 – 9.9 <7
Lelaki di atas 15 tahun >13 11 – 12.9 8 – 10.9 <8
Patofisiologi Anemia
Gejala Klinis Anemia
Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi
Defisiensi Fe

Penurunan zat besi pada hepatosit dan makrofag hati

Cadangan habis

Penurunan kadar Fe dalam plasma

Kadar Hb turun

Malaise, cepat lelah, mata berkunang-kunang


Anemia Defisiensi Besi

Penyebab Gejala

intake tidak
mencukupi

malabsorpsi

Kehilangan Fe
yang meningkat

peningkatan
kebutuhan Fe
Anemia Megaloblastik

Defisiensi Vitamin B12 Defisiensi Asam Folat


Penyebab Penyebab

Defisiensi Asupan Vit B12 Peningkatan Kebutuhan


Asam Folat

Malabsorpsi Penurunan Ketersediaan


Asam Folat
Obat-obatan yang
bersifat antagonis Gangguan
Vit B12 metabolisme

Insufisiensi
Pankreas
Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik
VITAMIN B12 ASAM FOLAT

Gejala : gejala penyakit dasar, neuropati Gelaja : tidak berbeda secara signifikan
perifer, ikterik ringan dan glositis. Jika dengan gejala dasar penyakit anemia
defisiensi sangat berat dapat menyebabkan
komplikasi neurologi.
Terapi Farmakologi : vitamin B12 parenteral Terapi Farmakologi : asam folat 1-5 mg
dengan dosis awal 1000 µg 3x seminggu perhari
selama 2 minggu, dosis pemeliharaan 1000
µg setiap 3 bulan.
Terapi non Farmakologi : intake tambahan vit Terapi non Farmakologi : intake tambahan
B12 dari makanan yang kaya vit B12 (dapat asam folat dari makanan yang kaya asam folat
digunakan untuk pasien yang alergi terhadap
vit B12
Patofisiologi Anemia Megaloblastik
Defisiensi Vit B12

Kegagalan pematangan dan


pembentukan inti eritrosit

Sel gagal berproliferasi

Eritrosit berukuran besar


melebihi ukuran normal

Anemia Megaloblastik
Patofisiologi Anemia Megaloblastik
Defisiensi Asam Folat

Gangguan sintesis DNA

Sel gagal berproliferasi

Eritrosit berukuran besar


melebihi ukuran normal

Anemia Megaloblastik
Anemia Aplastik
Anemia Aplastik

Penyebab : ditandai dengan


pansitopenia yaitu menurunnya
produktivitas sumsung tulang
belakang untuk membentuk sel-
sel darah.
Gejala : Sindrom anemia, gejala Normal marow Hypoplastic marow
pendarahan, infeksi (febris, ulkus
mulut, faring, sepsis)

Diagnosis : Biopsi sumsum tulang belakang


Terapi :
1. Transfusi darah
2. Transplantasi sumsum tulang belakang
Patofisiologi Anemia Sel Sabit
(Sickle Cell Anemia)
Struktur globin

Valin diganti asam glutamat

Oksigen rendah

Hb mengkristal
Kaku dan runcing Membran eritrosit
mudah robek

Potensi sumbatan vaskuler


Hemolisis
Krisis infark
Anemia Sel Sabit
(Sickle Cell Anemia)
Penyebab : Adanya mutasi gen pada sel
darah merah yang berbentuk sabit dan
mengandung HbS yang diturunkan secara
genetik.
Gejala : Krisis nyeri berulang sebagai
akibat infark jaringan di paru, abdomen,
tulang belakang dan otot, bengkak pada
tangan dan kaki.
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb 6-8 g/dl, retikulosit tinggi,trombosit tinggi.
Diagnosa : 1. Screening test
2. New Born Tes
Dipiro
3. Hemoglobin electrophoresis
Hlm
1043
Terapi : Transplantasi sumsum tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai