Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“ANEMIA GRAVIS”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Ns.Martini Listrikawati., M.Kep

Disusun oleh :
EGA NUR AFIDAH

SN211047

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA GRAVIS

1. KONSEP PENYAKIT
A. PENGERTIAN

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar


hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan
POM, 2011) Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit
atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang
sehat. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
2002). Disebut anemia gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah
7 g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.

B. KLASIFIKASI
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :

1. Anemia Hipropropilatif
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam
jiwa pada sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah
diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik
dapat terjadi secara congenital maupun idiopatik ( penyebabnya
tidak diketahui). Secara marfologis, sel darah mer4ah terlihat
normositik dan normokronik. Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada
dan biop[si sumsum tulang menunjukan keadaan yang disebut “
pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan penggatian dengan
jarinagan lemak.
b. Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi
tubuh total turun dibawah tingkat normal. Defesiensi besi
merupakan penyebab utama anemia didunia, dan tetutama
seringdijumpai pada wanita usia subur, disebabkan oleh
kekurangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi selama kehamilan. Pada anemia defisiensi besi pemeriksaan darah
menunjukan jumlah sel darah merah normal atau hamper normal dan
kadar Hb berkurang. Pada perifer sel darah merah Mikrositik
dan Hiprokromik disertai poikilositosi dan asisositosis jumlah
retikulosis dapat normal atau berkurang. Kadar besi berkurang,
sedangkan kapasitas mengikat besi serum total meningkat.

c. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan
asam volat menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang
dan drah tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis
DNA normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum
tulang, precursor eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa
mengalami multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum
tulang, sehingga jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum
tulang menjadi sedikit dan terjadilah parisitopenia. Pada keadaan
lanjut Hb dapat turun 4-5 gr/dl hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan
hitung trombosit kurang dari 50000/ml3.

d. Anemia Hemolitik

 Anemia Hemolitik

Pada anemia hemolitik,eritrosit memiliki rentang usia yang


memendek. Untuk mengkompensasi hal ini biasanya sumsum
tulang memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih disbanding
kecepatan normal. Pada pemerikasaan anemia hemolitik
ditemukan jumlah retikulosis meningkat, fraksi bilirubin indirect
meningkat,dan haptok globin biasanya rendah.
 Anemia Hemolitika Turunan
1) Sferositosis turunan
Sferositosis turunan merupakan suatu anemia hemolitika
ditandai dengan sel darah merah kecil berbentuk feris
dan pembesaran limfa (spenomegali). Merupakan kelainan yang
jarang, diturunkan secara dominant. Kelainan ini biasanya
terdiagnosa pada anak-anak, namun dapat terlewat sampai dewasa
karena gejalanya sangat sedikit. Penangananya berupa pengambilan
limpa secara bedah.
2) Anemia sel sabit
Anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul
hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. Anemia sel sabit
ini merupakan ganggaun genetika resesif auto somal yaitu individu
memperoleh Hb sabit (Hb s) dari kedua orang tua. Pasien dengan
anemia sel sabit biasanya terdiagnosa pada kanak-kanak karena
mereka nampak anemis ketika bayi dan mulai mengalami krisis sel
sabit pada usia 1-2 tahun.

C. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti:

1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)


2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi
defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan
copper

D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi). Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang
tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari


berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik,
gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan
perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman
lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih,
lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang
terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada
bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia
bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung
(Sjaifoellah, 1998).

F. KOMPLIKASI
Komplikasi umum akibat anemia adalah:

1. Gagal jantung
2. Kejang

3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )

4. Daya konsentrasi menurun

5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding


capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut
dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
H. PENATALAKSANAAN
Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk
mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darahmerah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah


merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang


membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab


dan mengganti darah yang hilang:

1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang

b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin


antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal


a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian
besi dan asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan
tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan
keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb
meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
ferosus dan fumarat ferosus.

5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin
B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau
tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12
harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia
pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.
2. ASUHAN KEPERAWATAN

1) Pengkajian
a. Riwayat
b. Pola Gordon
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan Penunjang

2) Diagnosa Keperawatan

a. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi


hemoglobin (D.0009)

b. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan muntah (D.0037)

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-


perfusi (D.0003)

d. Keletihan berhubungan dengan anemia (D.00057)

3) Rencana keperawatan
No Tujuan dan criteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkualasi ( I.02079)
keperawatan selama ..x24 jam a. Periksa sirkulasi perifer
didapatkan perfusi perifer tidak b. Identifikasi faktor resiko gangguan
efektif teratasi dengan kriteria hasil : sirkulasi
Perfusi perifer (L.02011) c. Hindari pemasangan infus atau
a. Kekuatan nadi perifer pengambilan darah di area
meningkat keterbatasan perfusi
b. Akral membaik d. Anjurkan olahraga rutin
c. Edema perifer menurun e. Anjurkan program diet untuk
d. Warna kulit pucat menurn memperbaiki sirkulasi
2 Setelah dilakukan tindakan Pemantauan elektrolit (I.03122)
keperawatan selama....x24 jam a. Monitor kadar elektrolit serum
didapatkan risiko ketidakseimbangan b. Monitor mual, muntah dan diare
elektrolit dengan kriteria hasil : c. Atur interval waktu pemantauan
keseimbang elektrolit (L.03021) sesuai dengan kondisi pasien
a. Serum natrium membaik d. Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Serum kalium membaik pemantauan
c. Serum klorida membaik e. Informasikan hasil pemantauan, jika
d. Serum magnesium membaik perlu
e. Serum fosfor membaik
3 Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi (I.01014)
keperawatan selama.... x24 jam a. Monitor frekuensi, irama,
didapatkan gangguan pertukaran gas kedalaman dan upaya napas
dengan kriteria hasil: pertukaran gas b. Monitor pola napas
(L.01003) c. Monitor nilai AGD
a. Tingkat kesadaran membaik d. Atur interval pemantauan respirasi
b. Takikardi menurun sesuai kondisi pasien
c. Dispnea menurun e. Dokumentasi hasil pemantauan
d. Pusing menurun f. Jelaskan tujuan dan prosedur
e. Penglihatan kabur menurun pemantauan
f. PCO2 membaik g. Infromasikan hasil pemantauan,
g. PO2 membaik jika perlu
4 Setelah dilakukan tindakan Edukasi aktivitas/istirahat (I.12362)
keperawatan selama.... x24 jam a. Identifikasi kesiapan dan
didapatkan keletihan teratasi dengan kemampuan menerima informasi
kriteria hasil: tingkat keletihan b. Sediakan materi dan media
(L.05046) pengaturan aktivitas dan istirahat
a. Kemampuan melakukan c. Berikan kesempatan kepada
aktivitas rutin meningkat pasien dan keluarga untuk
b. Verbalisasi lelah menurun bertanya
c. Lesu menurun d. Jelaskan pentingnya melakukan
d. Gangguan konsentrasi aktivitas fisik/olahraga secara
menurun rutin
e. Nafsu makan membaik e. Anjurkan terlibat dalam aktivitas
f. Pola napas membaik kelompok, aktivitas bermain atau
g. Pola istirahat membaik aktivitas lainnya.
f. Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat.

4) Evaluasi keperawatan
a. S ( Subjektif )
Pernyataan atau keluhan dari pasen
b. O ( Objektif )
Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
c. A ( Assesment )
Kesimpulan dari objektif dan subjektif
d. P ( Planning )
Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis

Anda mungkin juga menyukai