“ANEMIA GRAVIS”
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Ns.Martini Listrikawati., M.Kep
Disusun oleh :
EGA NUR AFIDAH
SN211047
ANEMIA GRAVIS
1. KONSEP PENYAKIT
A. PENGERTIAN
B. KLASIFIKASI
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
1. Anemia Hipropropilatif
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam
jiwa pada sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah
diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik
dapat terjadi secara congenital maupun idiopatik ( penyebabnya
tidak diketahui). Secara marfologis, sel darah mer4ah terlihat
normositik dan normokronik. Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada
dan biop[si sumsum tulang menunjukan keadaan yang disebut “
pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan penggatian dengan
jarinagan lemak.
b. Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi
tubuh total turun dibawah tingkat normal. Defesiensi besi
merupakan penyebab utama anemia didunia, dan tetutama
seringdijumpai pada wanita usia subur, disebabkan oleh
kekurangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan
besi selama kehamilan. Pada anemia defisiensi besi pemeriksaan darah
menunjukan jumlah sel darah merah normal atau hamper normal dan
kadar Hb berkurang. Pada perifer sel darah merah Mikrositik
dan Hiprokromik disertai poikilositosi dan asisositosis jumlah
retikulosis dapat normal atau berkurang. Kadar besi berkurang,
sedangkan kapasitas mengikat besi serum total meningkat.
c. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan
asam volat menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang
dan drah tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis
DNA normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum
tulang, precursor eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa
mengalami multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum
tulang, sehingga jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum
tulang menjadi sedikit dan terjadilah parisitopenia. Pada keadaan
lanjut Hb dapat turun 4-5 gr/dl hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan
hitung trombosit kurang dari 50000/ml3.
d. Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik
C. ETIOLOGI
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti:
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi). Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang
tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung
retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
E. MANIFESTASI KLINIS
F. KOMPLIKASI
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung
2. Kejang
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah
putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat,
vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin
B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau
tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12
harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia
pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.
2. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a. Riwayat
b. Pola Gordon
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan Penunjang
2) Diagnosa Keperawatan
3) Rencana keperawatan
No Tujuan dan criteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkualasi ( I.02079)
keperawatan selama ..x24 jam a. Periksa sirkulasi perifer
didapatkan perfusi perifer tidak b. Identifikasi faktor resiko gangguan
efektif teratasi dengan kriteria hasil : sirkulasi
Perfusi perifer (L.02011) c. Hindari pemasangan infus atau
a. Kekuatan nadi perifer pengambilan darah di area
meningkat keterbatasan perfusi
b. Akral membaik d. Anjurkan olahraga rutin
c. Edema perifer menurun e. Anjurkan program diet untuk
d. Warna kulit pucat menurn memperbaiki sirkulasi
2 Setelah dilakukan tindakan Pemantauan elektrolit (I.03122)
keperawatan selama....x24 jam a. Monitor kadar elektrolit serum
didapatkan risiko ketidakseimbangan b. Monitor mual, muntah dan diare
elektrolit dengan kriteria hasil : c. Atur interval waktu pemantauan
keseimbang elektrolit (L.03021) sesuai dengan kondisi pasien
a. Serum natrium membaik d. Jelaskan tujuan dan prosedur
b. Serum kalium membaik pemantauan
c. Serum klorida membaik e. Informasikan hasil pemantauan, jika
d. Serum magnesium membaik perlu
e. Serum fosfor membaik
3 Setelah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi (I.01014)
keperawatan selama.... x24 jam a. Monitor frekuensi, irama,
didapatkan gangguan pertukaran gas kedalaman dan upaya napas
dengan kriteria hasil: pertukaran gas b. Monitor pola napas
(L.01003) c. Monitor nilai AGD
a. Tingkat kesadaran membaik d. Atur interval pemantauan respirasi
b. Takikardi menurun sesuai kondisi pasien
c. Dispnea menurun e. Dokumentasi hasil pemantauan
d. Pusing menurun f. Jelaskan tujuan dan prosedur
e. Penglihatan kabur menurun pemantauan
f. PCO2 membaik g. Infromasikan hasil pemantauan,
g. PO2 membaik jika perlu
4 Setelah dilakukan tindakan Edukasi aktivitas/istirahat (I.12362)
keperawatan selama.... x24 jam a. Identifikasi kesiapan dan
didapatkan keletihan teratasi dengan kemampuan menerima informasi
kriteria hasil: tingkat keletihan b. Sediakan materi dan media
(L.05046) pengaturan aktivitas dan istirahat
a. Kemampuan melakukan c. Berikan kesempatan kepada
aktivitas rutin meningkat pasien dan keluarga untuk
b. Verbalisasi lelah menurun bertanya
c. Lesu menurun d. Jelaskan pentingnya melakukan
d. Gangguan konsentrasi aktivitas fisik/olahraga secara
menurun rutin
e. Nafsu makan membaik e. Anjurkan terlibat dalam aktivitas
f. Pola napas membaik kelompok, aktivitas bermain atau
g. Pola istirahat membaik aktivitas lainnya.
f. Ajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat.
4) Evaluasi keperawatan
a. S ( Subjektif )
Pernyataan atau keluhan dari pasen
b. O ( Objektif )
Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.
c. A ( Assesment )
Kesimpulan dari objektif dan subjektif
d. P ( Planning )
Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan analisis