Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Dasar Profesi
Disusun Oleh :
1. Indah Muarifah
2. Nis Septri Kumalasari (SN221117)
3. Septiana Widyasari
4. Aprilia Ika Pratiwi
5. Dodi Rahmat Hidayat
6. Sara Avela Astia Purwa
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Menurut
Henderson teori keperawatan mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.
Henderson mendefenisikan keperawatan bertugas untuk membantu individu yang
sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi
terhadap kesehatan dan penyembuhannya, kemampuan individu untuk
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan bila seseorang memiliki kekuatan, kemauan,
dan pengetahuan yang dibutuhkan. Kebutuhan dasar manusia menurut Henderson
sering disebut dengan 14 kebutuhan dasar Henderson, yang memberikan kerangka
kerja dalam melakukan asuhan keperawatan. Salah satu kebutuhan dasar yang
diungkapkan oleh Henderson adalah kebutuhan kenyamanan yaitu tentang rasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri
(Purwanto dalam Karendehi, 2015).
b. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada
pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di RSUD Dr. R.
Soedjati Soemodiardjo.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
b. Melakukan diagnosa keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
c. Melakukan penyusunan keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
d. Melakukan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
e. Melakukan evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Wahit
iqbal Mubarak, 2018).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2017).
3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut Herdman (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulangdan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energi/
kelelahan,kerusakan neuromuskular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh,imaturitas neurologis, kelelahan
otot pernafasan, dan adanya perubahan membrane kapiler alveoli.
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi
saluran pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen
berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer dan
koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe
mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Patofisiologi dan Pathway
a. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi difusi &
transportasi proses ventilasi. Apabila proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur degan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan napas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran
mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi difusi maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume, sekuncup, asfterload, preload,dan
kontraktilitas, miokard juga dapat mempengaruhipertukaran gas.
(williams, 2010).
b. Pathway
Faktor lingkungan (udara, bakteri, virus, jamur)
Masuk saluran saluran nafas atas
Sianosis
Hiperventilasi
a. Patologi
1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2. Infeksi, Fibrosis kritik, influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel
miastania gravis)
4. Depresi SSP/ Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
b. Maturasional
1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok
3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas
stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.
7. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa Definisi Penyebab Gejala & Tanda Mayor Gejala& Tanda Minor
Keperaw
atan
Ganggua Kelebihan 1.Ketidakseimb DS : DO DS DO
n atau angan ventilasi Dispnea 1. PCO2 1. 1. Sianosis
pertukara kekuranga perfusi meningkat/ Penglihat 2. Diaforesis
n gas n 2. Perubahan menurun an Kabur 3. Gelisah
b.d oksigenasi membran 2. PO2 2. Pusing 4. Napas
ketidakse dan atau alveolus menurun cuping
imba eliminasi kapiler 3. Takikardi hidung
ngan karbondio 4. pH arteri 5. Pola napas
ventilasi ksi meningkat/ abnormal
perfusi da pada menurun (cepat/lamba
membran 5. bunyi t,
alveolus napas regular,/ireg
kapiler tambahan ular,
dalam/dangk
al)
Bersihan Ketidakm Fisiologis Tidak 1. 1. Dipsnea 1. Gelisah
jalan ampuan 1. Spasme jalan tersedia 1. batuk tidak 2. Sulit 2. Sianosis
napas nembersih napas efektif atau bicara 3. Bunyi napas
tidak ka 2. Hipersekresi tidak mampu 3. Ortopnea menurun
efektif n sekret jalan napas batuk 4. Frekuensi
b.d atau 3. Disfungsi 2. Sputum napas berubah
Respon obstruksi neuromuskular berlebih/obstru 5. Pola napas
alergi jalan 4. Benda asing ksi di jalan berubah
napas dalam jalan napas/
untuk napas mekonium di
memperta 5. Adanya jalan jalan napas(
han napas buatan pada neonatus)
kan jalan 6. Sekresi yang 3. Mengi,
napas tertahan wheezing, dan
tetap 7. Hiperplasia atau ronkhi
paten dinding jalan kering
napas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10.Efek agen
farmakologis
Situasional
1. Merokok
aktif
2. Merokok
pasif
3. Terpajan
polutan
Pola Inspirasi 1. Depresi pusat Dispnea 1.Penggunaan Ortopnea 1.Pernapasan
napas dan pernapasan otot bantu pursed-lip
tidak atau 2. Hambatan pernapasan 2. Pernapasan
efektif ekspirasi upaya napas 2.Fase cuping
b/d yang tidak 3. Deformitas ekspirasi hidung
Hambata memberik dinding dada 4. memanjang 3. Diameter
n upaya an Deformitas 3.Pola napas thoraks
napas ventilasi tulang dada abnormal anterior
adekuat 5. Gangguan (mis posterior
neuromuskular takipnea, meningkat
6. Gangguan bradipnea, 4. Ventilasi
neurologis hiperventilas semenit
7. Imaturitas i, kussmaul, menurun
neurologis cheyne 5. Kapasitas
8. Penurunan stokes) vital
energi menurun
9. Obesitas 6. Tekanan
10. Posisi tubuh ekspirasi
yang menurun
menghambat 7. Tekanan
ekspansi paru inspirasi
11. Sindrom menurun
hipoventilasi 8. Erkursi dada
12. Kerusakan berubah
inervasi
diafragma
13. Cedera pada
medula spinalis
14. Efek agen
farmakologis
15. Kecemasan
8. Intervensi Keperawatan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dalingan 4/4 tawangharjo
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : kawin
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Tani
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Klien : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Dalingan 4/4 tawangharjo
Hubungan dengan klien : Istri
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama Pasien mengatakan sesak
napas
Genogram :
Keterangan:
: Perempuan : Pasien
: Meninggal
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR HENDERSON
1. Oksigenasi
Sesak Nafas : Tidak ( )
Ya ( √ )
Frekuensi : Konstan / Intermitten RR:
30x/menit
Kapan Terjadi :malam hari
Kemungkinan faktor pencetus :cuaca
Faktor yang memperberat : posisi tidur terlentang
Faktor yang meringankan :minum air putih hangat
Batuk : Ya
Sputum : Tidak ada, warna : -
Nyeri Dada : Tidak ada
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : -
Riwayat : Asma ( - )
penyakit TB ( - )
Batuk Darah ( - )
Chest Surgery / Trauma Dada ( - )
Paparan dengan penderita TB ( - )
Riwayat merokok : Pasif
2. Nutrisi
Frekuensi Makan : 3x1 hari, porsi 1 piring
habis
BB / TB :
Menurun ( - ) kg,
alasan :-
Jenis Makanan : Nasi,lauk,sayur,air putih
Makanan yang disukai : Sayur bayam, daging
Kurang ( - ), alasan :
Muntah ( √ )
Kesulitan menelan ( - )
Sariawan ( - )
Diit RS :
Habis ( - )
½ porsi ( - )
¾ porsi ( - )
Waktu : Pagi
Warna : Coklat Darah :tidak Konsistensi: lunak
kekuningan berbentuk
Gangguan eliminasi bowel : tidak ada gangguan Konstipasi (-)
eliminasi Diare (-)
Inkontinensia ( - )
bowel
Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel :mandiri
5. Emilinasi Bladder
Frekuensi : 5-7 x Penggunaan pencahar : tidak
Warna : kuning Darah : tidak
Gangguan eliminasi : Nyeri saat BAK ( - )
bowel
Burning sensation ( - )
Bladder terasa penuh stl BAK ( - )
Riwayat dahulu : Penyakit Ginjal ( - )
Batu ginjal (- )
Injuri / trauma ( - )
Penggunaan kateter : Tidak
Kebutuhan pemenuuhan ADL bladder : mandiri
10. Komunikasi
Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya :
Klien mengatakan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan
tetangga sekitar rumah
a. Kepala
1) Mata
a) Kebersihan : bersih
c) Palpebra : baik
d) Konjungtiva : anemis
f) Pupil : isokor
a) Fungsi Penghidu :
terpasan
g O2
nasal
kanul 3
lt
b) Sekret :
3) Mulut
4) Gigi : tidak
utuh
a) Jumlah :
ompong
bagian
belakan
g
b) Kebersihan : bersih
c) Masalah : tidak
ada
5) Telinga
a) Fungsi Pendengaran :
b) Bentuk :
simetris
ka/ki
c) Kebersihan : bersih
d) Serumen : tidak
ada
e) Nyeri Telinga : tidak
ada
c. Leher
1) Bentuk :
simetris
2) Pembesaran tyroid : tidak
ada
3) Kelenjar Getah Bening : tidak
ada
4) Nyeri Waktu Menelan : tidak
ada
5) JVP : tidak
ada
pembesa
ran JVP
d. Dada (Thorax)
1) Paru – Paru
a) Inspeksi :
simetris,
tidak
ada
luka,
maupun
lesi
b) Palpasi : RR
30x/men
it
c) Perkusi :
d) Auskultasi :
2) Jantung
a) Inspeksi :
simetris
ka/ki
b) Palpasi : tidak
ada
pemben
gkakan
atau
nyeri
tekan
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : bunyi
jantung
normal
lup dup
e. Abdomen
1) Inspeksi :
simetris,
tidak
ada luka
tidak
ada lesi
2) Palpasi : tidak
ada
pemben
gkakan/
nyeri
tekan
3) Perkusi : tidak
ada
bunyi
tambaha
n
4) Auskultasi :
terdenga
r
peristalti
k usus
15x/men
it
f. Genetalia : tidak
ada
kelainan
h. Ekstermitas
1) Atas :
2) Bawah
- -
SPO₂ : 98%
dengan O₂ nasal
kanul 3 liter/menit
TD : 84/56 mmHg
Nadi : 114x/menit
RR : 30x/menit
Do : akral teraba
hangat
TD : 84/56 mmHg
Nadi : 114x/menit
RR : 30x/menit
SPO₂ : 98%
dengan O₂ nasal
kanul 3 liter/menit
Suhu : 39,6 °C
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
D. RENCANA KEPERAWATAN / INTERVENSI
Nama : Tn. K No.CM : :0057234xxxx
Setelah dilakukan
Tindakan
11.30 2. keperawatan Perawatan Jantung
WIB selama 3x24 jam 1.Observasi
diharapkan curah Identifikasi tanda/gejala
jantung meningkat primer penurunan curah
dengan kriteria jantung (meliputi dispnea,
hasil : kelelahan, edema,
- Takikardia ortopnea, paroxysmal
meningkat nocturnal dyspnea,
(1) menjadi peningkatan CVP)
sedang (3) 2.Terapeutik
- Lelah cukup Posisikan pasien semi
meningkat fowler atau fowler dengan
(2) menjadi kaki ke bawah atau posisi
cukup nyaman
menurun (4) 3. Edukasi
- Dispnea Anjurkan beraktivitas fisik
meningkat sesuai toleransi
(1) menjadi 4. Kolaborasi
sedang (3) Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Setelah dilakukan
Manajemen hipertermia
Tindakan
11.40 3 1.Observasi
keperawatan
WIB Identifikasi penyebab
selama 3x24 jam
hipertermia (mis.
diharapkan
Dehidrasi, terpapar
termoregulasi
lingkungan panas,
membaik dengan
pengggunaan incubator)
kriteria hasil :
2.Terapeutik
- Suhu tubuh Berikan cairan oral
memburuk 3. Edukasi
(1) menjadi Anjurkan tirah baring
sedang (3) 4.Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
1.
3 S : pasien mengatakan
Memonitor suhu tubuh badan terasa panas
pasien O : hasil pemeriksaan
suhu S: 39,6oC
3 S : pasien mengatakan
Memberikan obat oral akan meminum obat
paracetamol setelah makan
O : pasien tampak
kooperatif
3 S : Pasien mengatakan
Mengidentifikasi penyebab jarang minum air putih
hipertermia (mis : O : Bibir mukosa pasien
dehidrasi, terpapar kering pucat
lingkungan panas,
penggunaan incubator)
Selasa, 8 3 S : Pasien mengatakan
Nov 2022 Memberikan cairan oral mau minum air putih
untuk kebutuhan cairan
O : Pasien tampak
kooperatif
1 S : Pasien mengatakan
Memonitor kembali pola sesak berkurang sedikit
nafas pasien O : SPO2 98% dengan
nasal kanul 3 lt
1 S : keluarga pasien
Memonitor suhu tubuh mengatakan panas tubuh
pasien pasien berkurang
O : TD : 110/70 mmHg,
Rabu, 9 N:103x/ menit, S:37OC
Nov 2022 3 S:-
Mengkolaborasi O : Memberikan cairan
pemberian cairan dan infus RL 20tpm
elektrolit intravena
3 S : pasien mengatakan
Menganjurkan beraktifitas akan menjaga aktifitas
fisik sesuai toleransi fisiknya
O : pasien tampak
kooperatif
2 S : pasien mengatakan
Memonitor pola nafas dengan o2 nasal kanul
pasien sesak lebih berkurang
O : penggunaan o2 nasal
kanul 2 lt
1 S : pasien mengatakan
Memonitor kembali badannya sedikit tidak
apakah ada penurunan lemas
curah jatung O : pasien tampak
nyaman, RR: 22x/menit,
dyspnea berkurang
2 S : pasien mengatakan
Mengajarkan pasien dan bersedia
keluarga cara O : pasien tampak
menggunakan oksigen kooperatif
dirumahrkan
1 S : pasien mengatakan
Memonitor kembali suhu badannya sudah tidak
tubuh pasien demam lagi
O : pemeriksaan suhu
didapatkan S : 37oC
3
F. EVALUASI
Nama : Tn. K No.CM : 0057234xxx
Umur : 63 thn Diagnosa Medis : Broncopneumonia
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
4. Bagi penulis
Untuk penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi bagian acuan dalam
meningkatkan pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan Ca Mamae dalam pemenuhan kebutuhan. Dalam kenyamanan (nyeri)
studi kasus ini, penulis melaksanakan asuhan keperawatan semaksimal mungkin
5. Bagi perawat
Perawat dapat memantau dokumentasi keperawatan secara kontinyu dengan
memerhatikan dan membuat rentang waktu dalam intervensi dengan
menambahkan tindakan nonfarmakogi sebagai tindakan alternatif serta
implementasi keperawatan.
C. Daftar Pustaka
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi
13.Jakarta : EGC
Herdman, T.H & Kamitsuru, S . (2018). NANDA International Nursing Diagnoses
: definitions and classification. Jakarta : EGC
Tarwonto, wartonah.(2016). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan,
Edisi 3. Salemba: Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar diagnosis keperawatan
indonesia.Jakarta: DPP PPNI
Williams, Linda S, AND Paula D. Hopper (2010). Undestanding Medical Surgical
Nursing, Edisi 4. Us : F.A David Company