Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BRONKOPNEUMONIA DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN OKSIGENASI DI RUANG FLAMBOYAN LANTAI


2 DI RSUD Dr. R. SOEDJATI SOEMODIARDJO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

1. Indah Muarifah
2. Nis Septri Kumalasari (SN221117)
3. Septiana Widyasari
4. Aprilia Ika Pratiwi
5. Dodi Rahmat Hidayat
6. Sara Avela Astia Purwa

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Menurut
Henderson teori keperawatan mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia.
Henderson mendefenisikan keperawatan bertugas untuk membantu individu yang
sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi
terhadap kesehatan dan penyembuhannya, kemampuan individu untuk
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan bila seseorang memiliki kekuatan, kemauan,
dan pengetahuan yang dibutuhkan. Kebutuhan dasar manusia menurut Henderson
sering disebut dengan 14 kebutuhan dasar Henderson, yang memberikan kerangka
kerja dalam melakukan asuhan keperawatan. Salah satu kebutuhan dasar yang
diungkapkan oleh Henderson adalah kebutuhan kenyamanan yaitu tentang rasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri
(Purwanto dalam Karendehi, 2015).

b. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan kebutuhan oksigenasi pada
pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di RSUD Dr. R.
Soedjati Soemodiardjo.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
b. Melakukan diagnosa keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
c. Melakukan penyusunan keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
d. Melakukan tindakan keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
e. Melakukan evaluasi keperawatan gangguan kebutuhan kenyamanan
oksigenasi pada pasien bronkopeneumonia di ruang Flamboyan lantai 2 di
RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel. (Wahit
iqbal Mubarak, 2018).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2017).

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan


manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism
sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi
tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan
oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap
perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen
pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

2. Anatomi dan Fisiologi pernafasan


Stuktur Sistem Pernafasan
1. Sistem pernafasan atas
Sistem pernafasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring, dan
laring. Hidung, Pada hidung udara yang masuk akan mengalami
penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan Faring. Faring

merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan.


Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan
jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan dan
menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara.
Laring, Laring merupakan struktur yang merupai tulang rawan
yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara,
laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi
jalan nafas bawah dari air dan makanan yang masuk.
2. Sistem pernafasan bawah
Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang
dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler
paru dan pleura. Trakea. Trakea merupakan pipa membran yang
dikosongkan oleh cincin kartilago yang menghubungkan laring dan
bronkus utama kanan dan kiri.
Paru. Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri.
Masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan 3
lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu bronkus.
Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas serangkain jalan nafas
yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan
jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua
lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi
toralk dan permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral
membatasi permukaan luar paru. Diantara kedua lapisan tersebut
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas guna
mencegah gerakan friksi selama bernafas.
Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua dua yaitu:
a. Pernafasan Eksternal
Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada
keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan
eksternal dan sel tubuh. Secara umum proses ini berlangsung dalam
tiga langakh, yakni:
1. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan
eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh
beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat
dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru
yang adekuat.
2. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen masuk alveolar, proses proses pernapasan
berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah
pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area
berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau
bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan
membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta
perbedaan tekanan gas.
3. Transpor oksigen dan karbon dioksida
Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas
pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju
jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali
menuju paru.
b. Pernafasan Internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses
metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang
menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses
penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara
kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini
juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan
parsial.

3. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut Herdman (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulangdan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energi/
kelelahan,kerusakan neuromuskular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan
kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh,imaturitas neurologis, kelelahan
otot pernafasan, dan adanya perubahan membrane kapiler alveoli.

Menurut Asmadi (2012):

a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi
saluran pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen
berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer dan
koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe
mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Patofisiologi dan Pathway
a. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi difusi &
transportasi proses ventilasi. Apabila proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur degan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan napas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran
mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi difusi maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume, sekuncup, asfterload, preload,dan
kontraktilitas, miokard juga dapat mempengaruhipertukaran gas.
(williams, 2010).

b. Pathway
Faktor lingkungan (udara, bakteri, virus, jamur)
Masuk saluran saluran nafas atas

Terjadi infeksi dari proses peradangan

Hipersekresi kelenjar mukosa Kontraksi otot-otot polos


Saluran pernapasan

Akumulasi sekret berlebih Penyempitan saluran nafas

Sekret mengental di jalan nafas keletihan otot pernapasan

Gangguan penerimaan O2 obstruksi jalan nafas Dispnea


& Pengeluaran CO2

ketidakseimbangan ventilasi Batuk yang tidak efektif Gas darah arteri


dan perfusi abnormal
penurunan bunyi nafas

Dispnea Sputum dalam jumlah berlebih Hiperkapnia

Fase Ekspirasi memanjang Perubahan pola napas Hipoksemia

Ortopnea Suara napas tambahan Konfusi


(ronchi, wheezing,crackles)
Penurunan kapasitas paru Nafas cuping hidung

Pola nafas abnormal Bersihan Jalan Napas tidak efektif

Pola napas abnormal


Takipnea

Sianosis
Hiperventilasi

Pola Napas tidak efektif


Pernafasan sukar

Gangguan pertukaran gas


1. Manifestasi klinik
a. Gangguan pertukaran gas :
1)
Dispnea
2)
PCO2 meningkat atau menurun
3)
PO2 menurun
4)
Takikardi
5)
pH arteri meningkat/menurun
6)
Bunyi napas tambahan
b. Bersihan jalan napas tidak efektif
1)
Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk
2)
Sputum berlebih atau obstruksi di jalan napas atau mekonium jalan
napas(pada neonatus)
3)
Mengi, wheezing, dan atau ronkhi kering.
c. Pola nafas tidak efektif
1)
Dispnea
1)
Penggunaan otot bantu pernapasan
2)
Fase ekspirasi memanjang
3)
Pola napas abnormal (mis takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul, chyene stokes)
(SDKI, 2016)
5. Faktor Yang Mempengaruhi

a. Patologi
1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2. Infeksi, Fibrosis kritik, influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel
miastania gravis)
4. Depresi SSP/ Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
b. Maturasional
1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok
3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas
stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.

c. Situasional (Personal, Lingkungan)


1. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat: pembedahan atau trauma
nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan
2. Berhubungan dengan kelembapan yang sangat tinggi atau kelembaban
rendah
d. Batasan Karakteristik
a.Mayor
1. Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya)
2. Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas)
3. Dispnea pada usahan napas
4. Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas
5. Peningkatan laju metabolik
6. Batuk tak efektif atau tidak ada batuk

7. Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa Definisi Penyebab Gejala & Tanda Mayor Gejala& Tanda Minor
Keperaw
atan
Ganggua Kelebihan 1.Ketidakseimb DS : DO DS DO
n atau angan ventilasi Dispnea 1. PCO2 1. 1. Sianosis
pertukara kekuranga perfusi meningkat/ Penglihat 2. Diaforesis
n gas n 2. Perubahan menurun an Kabur 3. Gelisah
b.d oksigenasi membran 2. PO2 2. Pusing 4. Napas
ketidakse dan atau alveolus menurun cuping
imba eliminasi kapiler 3. Takikardi hidung
ngan karbondio 4. pH arteri 5. Pola napas
ventilasi ksi meningkat/ abnormal
perfusi da pada menurun (cepat/lamba
membran 5. bunyi t,
alveolus napas regular,/ireg
kapiler tambahan ular,
dalam/dangk
al)
Bersihan Ketidakm Fisiologis Tidak 1. 1. Dipsnea 1. Gelisah
jalan ampuan 1. Spasme jalan tersedia 1. batuk tidak 2. Sulit 2. Sianosis
napas nembersih napas efektif atau bicara 3. Bunyi napas
tidak ka 2. Hipersekresi tidak mampu 3. Ortopnea menurun
efektif n sekret jalan napas batuk 4. Frekuensi
b.d atau 3. Disfungsi 2. Sputum napas berubah
Respon obstruksi neuromuskular berlebih/obstru 5. Pola napas
alergi jalan 4. Benda asing ksi di jalan berubah
napas dalam jalan napas/
untuk napas mekonium di
memperta 5. Adanya jalan jalan napas(
han napas buatan pada neonatus)
kan jalan 6. Sekresi yang 3. Mengi,
napas tertahan wheezing, dan
tetap 7. Hiperplasia atau ronkhi
paten dinding jalan kering
napas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10.Efek agen
farmakologis
Situasional
1. Merokok
aktif
2. Merokok
pasif
3. Terpajan
polutan
Pola Inspirasi 1. Depresi pusat Dispnea 1.Penggunaan Ortopnea 1.Pernapasan
napas dan pernapasan otot bantu pursed-lip
tidak atau 2. Hambatan pernapasan 2. Pernapasan
efektif ekspirasi upaya napas 2.Fase cuping
b/d yang tidak 3. Deformitas ekspirasi hidung
Hambata memberik dinding dada 4. memanjang 3. Diameter
n upaya an Deformitas 3.Pola napas thoraks
napas ventilasi tulang dada abnormal anterior
adekuat 5. Gangguan (mis posterior
neuromuskular takipnea, meningkat
6. Gangguan bradipnea, 4. Ventilasi
neurologis hiperventilas semenit
7. Imaturitas i, kussmaul, menurun
neurologis cheyne 5. Kapasitas
8. Penurunan stokes) vital
energi menurun
9. Obesitas 6. Tekanan
10. Posisi tubuh ekspirasi
yang menurun
menghambat 7. Tekanan
ekspansi paru inspirasi
11. Sindrom menurun
hipoventilasi 8. Erkursi dada
12. Kerusakan berubah
inervasi
diafragma
13. Cedera pada
medula spinalis
14. Efek agen
farmakologis
15. Kecemasan
8. Intervensi Keperawatan

No. Dx Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. bersihan Bersihan jalan napas Manajemmen jalan
jalan napas (L01001) napas (I.101011)
tidak efektif -batuk efektif -monitor pola napas
-produksi sputum -berikan minum hangat
-mengi -ajarkan batuk efektif
-wheezing -kolaborasikan dengan
mekonium pemberian bronkodilator
2. gangguan Pertukaran gas Terapi oksigen
pertukaran (L.01003) (I.101026)
gas -dipsnea -monitor kecepatan
-bunyi napas aliran oksigen
tambahan -pertahankan kepatenan
-pola napas jaan napas
-takikardia -ajarkan keluarga dan
pasien menggunakan
oksigen di rumah
-kolaborasikan
pemberian dosis oksigen
3. pola napas Pola napas membaik Pemantauan respirasi
tidak efektif (L1004) (I.01014)
-kapasitas vital -monitor frekuensi irama
-dipsnea dan kedalaman napas
-penggunaan otot -berikan terapi non
bantu napas farmakologi
-frekuensi napas -auskultasi bunyi napas
-pernapasancuping -informasi hasil
hidung pernapasan
9. Evaluasi
a.Gangguan Pertukaran Gas
S : Pasien mengatakan sesak napas berkurang
O: Pasien tampak lebih lega, bunyi napas tambahan tidak terdengar,
pernapasan cuping hidung tidak terdengar

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

b. Bersihan jalan napas tidak efektif


S : Pasien mengatakan sesak napas dan batuk sudah berkurang
O: Pasien tampak bisa mengeluarkan sputum, tidak terdengar
suara mengi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
c.Pola napas tidak efektif
S : Pasien mengatakan frekuensi napas kembali normal
O: Pasien tampak tidak menggunakan otot bantu napas, tidak tampak
pernapasan cuping hidung, dan kedalaman napas pasien tampak
normal
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Tanggal/Jam MRS : 07 november 2022


Tanggal/Jam Pengkajian : 07 november 2022
Metode Pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia
No.Registrasi : 0057234xxxx

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dalingan 4/4 tawangharjo
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : kawin
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Tani
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Klien : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Dalingan 4/4 tawangharjo
Hubungan dengan klien : Istri
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama Pasien mengatakan sesak
napas

2. Riwayat Penyakit Sekarang 1 hari sebelum dibawa


kerumah sakit pasien
mengeluhkan sesak napas dan
juga mual muntah, lalu pasien
dibawa ke IGD pada jam 08.48
wib, pasien datang kerumah
sakit dengan keluhan sesak
napas, mual dan muntah

3. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan belum


pernah dirawat di rumah
sakit.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan dalam


keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit menurun
seperti DM, Hiprtensi,
ataupun asma dan tidak ada
yang mempunyai penyakit
menular seperti HIV

Genogram :

Keterangan:

vh : Laki laki : Tinggal 1 rumah

: Perempuan : Pasien

: Meninggal
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR HENDERSON
1. Oksigenasi
Sesak Nafas : Tidak ( )
Ya ( √ )
Frekuensi : Konstan / Intermitten RR:
30x/menit
Kapan Terjadi :malam hari
Kemungkinan faktor pencetus :cuaca
Faktor yang memperberat : posisi tidur terlentang
Faktor yang meringankan :minum air putih hangat
Batuk : Ya
Sputum : Tidak ada, warna : -
Nyeri Dada : Tidak ada
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : -

Riwayat : Asma ( - )
penyakit TB ( - )
Batuk Darah ( - )
Chest Surgery / Trauma Dada ( - )
Paparan dengan penderita TB ( - )
Riwayat merokok : Pasif

2. Nutrisi
Frekuensi Makan : 3x1 hari, porsi 1 piring
habis
BB / TB :

BB dlm 1 bulan : Tetap ( ya )


terakhir Meningkat ( - ) kg, alasan :-

Menurun ( - ) kg,
alasan :-
Jenis Makanan : Nasi,lauk,sayur,air putih
Makanan yang disukai : Sayur bayam, daging

Makanan pantang : Makanan manis

Alergi : Tidak ada

Nafsu makan : Baik ( √ )

Kurang ( - ), alasan :

Masalah pencernaan : Mual (√ )

Muntah ( √ )

Kesulitan menelan ( - )

Sariawan ( - )

Riwayat operasi / : Tidak ada


trauma GI

Diit RS :
Habis ( - )

½ porsi ( - )

¾ porsi ( - )

Tidak habis ( - ), alasan :

Kebutuhan pemenuhan ADL makan : mandiri

3. Cairan, elektrolit, dan asam basa


Frekuensi : 7-8 gelas/hari Kosumsi air/hari : 3 lt/hr
minum
Turgor Kulit : Tugor kulit
menurun
Support IV line : Tidak ada Jenis :-
Dosis : Tidak ada
4. Eliminasi bowel
Frekuensi : 1x sehari Penggunaan obat pencahar : tidak ada

Waktu : Pagi
Warna : Coklat Darah :tidak Konsistensi: lunak
kekuningan berbentuk
Gangguan eliminasi bowel : tidak ada gangguan Konstipasi (-)
eliminasi Diare (-)
Inkontinensia ( - )
bowel
Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel :mandiri

5. Emilinasi Bladder
Frekuensi : 5-7 x Penggunaan pencahar : tidak
Warna : kuning Darah : tidak
Gangguan eliminasi : Nyeri saat BAK ( - )
bowel
Burning sensation ( - )
Bladder terasa penuh stl BAK ( - )
Riwayat dahulu : Penyakit Ginjal ( - )
Batu ginjal (- )
Injuri / trauma ( - )
Penggunaan kateter : Tidak
Kebutuhan pemenuuhan ADL bladder : mandiri

6. Aktivitas dan latihan


Pekerjaan : Petani
Olahaga rutin : Jalan pagi
Alat bantu : Walker (- )
Kruk ( - )
Kursi roda (- )
Tongkat ( - )
Terapi : Traksi ( - ), di :
Gips ( - ), di :
Kemampuan melakukan ROM : Aktif
Kemampuan ambulasi : mandiri

7. Tidur dan istirahat


Lama tidur : 4-6 jam
Tidur Siang : Ya
Kesulitan tidur di RS : Ya
Alasan : Karena batuk, sesak napas jadi sering
terbangun
Kesulitan tidur : Menjelang tidur (√ )
Mudah / sering terbangun (√ )
Merasa tidak segar saat bangun ( √ )

8. Kenyamanan dan nyeri


Nyeri : Tidak
Paliatif / Provokatif : -
Quality : -
Region : -
Severity : -
Time : -
Ambulasi di tempat tidur : mandiri / tergantung / dengan bantuan

9. Sensori persepsi dan kognitif


Gangguan penglihatan : Tidak
Gangguan pendengaran : Tidak
Gangguan penciuman : Tidak
Gangguan sensasi taktil : Tidak
Gangguan pengecapan : Tidak
Riwayat penyakit : Eye surgery ( -)
Otitis media (- )
Luka sulit sembuh (- )
Persepsi klien terhadap penyakitnya :
Klien mengatakan bahwa penyakit pada dirinya sudah digariskan
oleh Allah SWT

Respon klien mencari solusi untuk masalah kesehatannya :


Klien mengatakan jika tidak enak badan melakukan pemeriksaan di
klinik

10. Komunikasi
Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya :
Klien mengatakan selalu berkomunikasi dengan keluarga dan
tetangga sekitar rumah

Cara klien menyatakan emosi, kebutuhan, dan pendapat :


Klien mengatakan jika ada masalah selalu dibicarakan baik-baik

11. Aspek spiritual dan dukungan sosial


Kepercayaan klien dan aspek ibadah :
Klien mengatakan beragama islam, klien mengatakan sholat 5 waktu

Dukungan keluarga terhadap klien :


Klien mengatakan keluarga selalu mendukung keputusannya
12. Kebutuhan rekreasi
Klien mengatakan suka berjalan-jalan ketempat wisata
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda – Tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 84/56 mmHg
2) Nadi : - Frekuensi :
114x/menit
- Irama :
teratur
- Kekuatan : kuat
3) Pernafasan : - Frekuensi :
30x/menit
- Irama : cepat
- SPO2 : 98%
dengan O2 nasal
kanul
4) Suhu : 39,6oC

2. Pemeriksaan Head To Toe

a. Kepala

1) Bentuk Dan Ukuran Kepala : Lonjong,


ukuran
normal
2) Pertumbuhan Rambut : pertumbuhan
rambut rata
dan terdapat
uban (inspeksi)
3) Kulit Kepala : tidak ada
luka, tidak
ada lesi
b. Muka

1) Mata
a) Kebersihan : bersih

b) Fungsi Penglihatan : sedikit kabur

c) Palpebra : baik

d) Konjungtiva : anemis

e) Sclera : tidak ikterik

f) Pupil : isokor

g) Diameter Ki/Ka : simetris

h) Reflek terhadap cahaya : baik

i) Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak ada


2) Hidung

a) Fungsi Penghidu :
terpasan
g O2
nasal
kanul 3
lt
b) Sekret :

c) Nyeri Sinus : tidak


ada
d) Polip : tidak
ada
e) Nafas Cuping Hidung :

3) Mulut

a) Kemampuan Bicara : baik

b) Keadaan Bibir : kering

c) Selaput Mukosa : putih

d) Warna Lidah : merah


muda
e) Keadaan Gigi :
normal,
ompong
bagian
belakan
g
f) Bau Nafas : sedikit
bau
g) Dahak :

4) Gigi : tidak
utuh
a) Jumlah :
ompong
bagian
belakan
g
b) Kebersihan : bersih

c) Masalah : tidak
ada
5) Telinga

a) Fungsi Pendengaran :

b) Bentuk :
simetris
ka/ki
c) Kebersihan : bersih

d) Serumen : tidak
ada
e) Nyeri Telinga : tidak
ada
c. Leher

1) Bentuk :
simetris
2) Pembesaran tyroid : tidak
ada
3) Kelenjar Getah Bening : tidak
ada
4) Nyeri Waktu Menelan : tidak
ada
5) JVP : tidak
ada
pembesa
ran JVP
d. Dada (Thorax)

1) Paru – Paru

a) Inspeksi :
simetris,
tidak
ada
luka,
maupun
lesi
b) Palpasi : RR
30x/men
it
c) Perkusi :

d) Auskultasi :

2) Jantung

a) Inspeksi :
simetris
ka/ki
b) Palpasi : tidak
ada
pemben
gkakan
atau
nyeri
tekan
c) Perkusi : pekak

d) Auskultasi : bunyi
jantung
normal
lup dup
e. Abdomen

1) Inspeksi :
simetris,
tidak
ada luka
tidak
ada lesi
2) Palpasi : tidak
ada
pemben
gkakan/
nyeri
tekan
3) Perkusi : tidak
ada
bunyi
tambaha
n
4) Auskultasi :
terdenga
r
peristalti
k usus
15x/men
it
f. Genetalia : tidak
ada
kelainan

g. Anus Dan Rektum : tidak


ada
kelainan
dan
masalah

h. Ekstermitas

1) Atas :

a) Kekuatan Otot Kanan Dan Kiri : :5/5

b) ROM Kanan Dan Kiri : :aktif/aktif

c) Perubahan Bentuk Tulang : :tidak ada

d) Pergerakan Sandi Bahu : :tidak ada

e) Perabaan Akral : : hangat

f) Pitting Edema : :< 2 detik

g) Terpasaang Infus : : terpasang infus di ekstremitas atas sebelah


kanan

2) Bawah

a) Kekuatan Otot Kanan Dan Kiri : :5/5

b) ROM Kanan Dan Kiri : :aktif/aktif

c) Perubahan Bentuk Tulang : : tidak ada

d) Varises : :tidak ada

e) Perabaan Akral : : hangat

f) Pitting Edema : :< 2 detik

i. Integumen : tidak ada kelainan integumen


V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil Ket.Hasil
Hemoglobin 13.2 - 17 g/ 16.3 Normal
Lekosit 3800 - 10600 dL /uL 16990
Trombosit 150000 - /uL 343000 Normal
400000
Glukosa darah 70 -140 mg/dL 140
sewaktu
2. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal Pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

- -

VI. TERAPI MEDIS


Hari / Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi
Tanggal Kandungan
Aminofilin 30 tpm Bronkodilator Mengatasi sesak
napas
Infus ringer 20 tpm Kalium, Membantu
laktat kalsium, laktat, menambah
natrium cairan dan darah
potasium,
klorida dan air
Oksigenasi 3 lpm Meningkatkan
kadar oksigen
Paracetamol 3x500 mg Analgesik atau Menurunkan
pereda nyeri demam dan
meredakan nyeri
Levofloxacin 1x500 mg Fluorokuinolon Akibat infeksi
bakteri
Hidrokortison 2x1 amp Kortikosteroid Meredakan
peradangan
Acetilcsystein 3x1 p.o Mukolitik Mengencerkan
dahak
B. ANALISA DATA
Nama : Tn K No.CM :0057234xxxx

Umur : 63 tahun Diagnosa Medis :Bronchopneumonia

No. Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosis


Tgl/Jam

1. Senin, 7 Ds : Pasien Gangguan Ketidaksei Gangguan


november mengeluh sesak pertukaran mbangan pertukaran
2022 nafas gas ventilasi- gas
Do : - Ku lemah perfusi berhubunga
10.30 - TTV : n dengan
WIB TD : 84/56 mmHg ketidakseim
bangan
Nadi : 114x/menit
ventilasi-
RR : 30x/menit perfusi

SPO₂ : 98%
dengan O₂ nasal
kanul 3 liter/menit

2. 10.40 Suhu : 39,6 °C Penurunan Perubahan Penurunan


WIB curah frekuensi curah
jantung jantung jantung
Ds : pasien berhubunga
mengatakan lemas n dengan
perubahan
Do : tampak terjadi
frekuensi
perubahan frekuensi
jantung
jantung

TD : 84/56 mmHg
Nadi : 114x/menit

RR : 30x/menit

3. 11.00 SPO₂ : 98% Hipertermia Proses Hipertermia


WIB dengan O₂ nasal penyakit berhubunga
kanul 3 liter/menit (infeksi) n dengan
proses
Suhu : 39,6 °C
penyakit
Ds : Pasien (infeksi)
mengatakan
badannya terasa
panas

Do : akral teraba
hangat

TD : 84/56 mmHg

Nadi : 114x/menit

RR : 30x/menit

SPO₂ : 98%
dengan O₂ nasal
kanul 3 liter/menit

Suhu : 39,6 °C

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
3. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
D. RENCANA KEPERAWATAN / INTERVENSI
Nama : Tn. K No.CM : :0057234xxxx

Umur : 63 tahun Diagnosa Medis : :Bronchopneumonia

No Tgl/Jam Dx.Kep Tujuan & Intervensi


. Kriterial Hasil

1 7 1 Setelah dilakukan Terapi oksigen


November tindakan 1. Observasi
2022 keperawatan
- Monitor kecepatan aliran
selama 3x24 jam
oksigen
11.15 diharapkan
WIB pertukaran gas - Monitor aliran oksigen
meningkat dengan secara periodic dan
kriteria hasil : pastikan fraksi yang
- Dispnea diberikan cukup
cukup 2.Terapeutik
meningkat
Siapkan dan atur peralatan
(2) menjadi
pemberian oksigen
cukup
3. Edukasi
menurun (4)
Ajarkan pasien dan
- Bunyi napas
keluarga cara
tambahan
menggunakan oksigen
cukup
dirumah
meningkat
4. Kolaborasi
(2) menjadi
Kolaborasi penentuan
cukup
dosis oksigen
menurun (4)
- Takikardia
memburuk
(1) menjadi
sedang (3)

Setelah dilakukan
Tindakan
11.30 2. keperawatan Perawatan Jantung
WIB selama 3x24 jam 1.Observasi
diharapkan curah Identifikasi tanda/gejala
jantung meningkat primer penurunan curah
dengan kriteria jantung (meliputi dispnea,
hasil : kelelahan, edema,
- Takikardia ortopnea, paroxysmal
meningkat nocturnal dyspnea,
(1) menjadi peningkatan CVP)
sedang (3) 2.Terapeutik
- Lelah cukup Posisikan pasien semi
meningkat fowler atau fowler dengan
(2) menjadi kaki ke bawah atau posisi
cukup nyaman
menurun (4) 3. Edukasi
- Dispnea Anjurkan beraktivitas fisik
meningkat sesuai toleransi
(1) menjadi 4. Kolaborasi
sedang (3) Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu

Setelah dilakukan
Manajemen hipertermia
Tindakan
11.40 3 1.Observasi
keperawatan
WIB Identifikasi penyebab
selama 3x24 jam
hipertermia (mis.
diharapkan
Dehidrasi, terpapar
termoregulasi
lingkungan panas,
membaik dengan
pengggunaan incubator)
kriteria hasil :
2.Terapeutik
- Suhu tubuh Berikan cairan oral
memburuk 3. Edukasi
(1) menjadi Anjurkan tirah baring
sedang (3) 4.Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
1.

E. TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI


Nama : Tn. K No.CM : 0057234xxx
Umur : 63 thn Diagnosa Medis : Broncopneumonia

Hari/Tgl/ No. Implementasi Respon Ttd


Jam Dx
Senin, 7 2 Mengidentifikasi S : Pasien badan terasa
Nov 2022 tanda/gejala primer lemas
penurunan curah jantung O : Pasien tampak lemah
(meliputi : dipsnea,
kelelahan, edema,
ortopnea, paroxysmal
nocturnal dyspnea,
peningkatan CVP)
S : pasien menyetujui
1 Menyiapkan dan mengatur diberikan O2 nasal kanul
peralatan pemberian O : Telah terpasang O2
oksigen nasal kanul 3 lt

Memonitor kecepatan S : Pasien mengatakan


1 aliran oksigen udara oksigen sudah
terasa
O : terpasang O2 nasal
kanul 3 lt

Memonitor aliran oksigen S : pasien mengatakan


1 secara periodic dan udara oksigen cukup
pastikan fraksi yang mengurangi sesak
diberikan cukup O : Pasien tampak
nyaman

2 Memposisikan pasien semi S : Pasien mengatakan


mau diposisikan semi
fowler atau fowler fowler
O : Pasien tampak
kooperatif

3 S : pasien mengatakan
Memonitor suhu tubuh badan terasa panas
pasien O : hasil pemeriksaan
suhu S: 39,6oC

3 S : pasien mengatakan
Memberikan obat oral akan meminum obat
paracetamol setelah makan
O : pasien tampak
kooperatif

3 S : Pasien mengatakan
Mengidentifikasi penyebab jarang minum air putih
hipertermia (mis : O : Bibir mukosa pasien
dehidrasi, terpapar kering pucat
lingkungan panas,
penggunaan incubator)
Selasa, 8 3 S : Pasien mengatakan
Nov 2022 Memberikan cairan oral mau minum air putih
untuk kebutuhan cairan
O : Pasien tampak
kooperatif

3 S : Pasien mencoba tirah


Menganjurkan tirah baring baring
O : pasien tampak
kooperatif

1 S : Pasien mengatakan
Memonitor kembali pola sesak berkurang sedikit
nafas pasien O : SPO2 98% dengan
nasal kanul 3 lt

1 S : keluarga pasien
Memonitor suhu tubuh mengatakan panas tubuh
pasien pasien berkurang
O : TD : 110/70 mmHg,
Rabu, 9 N:103x/ menit, S:37OC
Nov 2022 3 S:-
Mengkolaborasi O : Memberikan cairan
pemberian cairan dan infus RL 20tpm
elektrolit intravena
3 S : pasien mengatakan
Menganjurkan beraktifitas akan menjaga aktifitas
fisik sesuai toleransi fisiknya
O : pasien tampak
kooperatif

2 S : pasien mengatakan
Memonitor pola nafas dengan o2 nasal kanul
pasien sesak lebih berkurang
O : penggunaan o2 nasal
kanul 2 lt

1 S : pasien mengatakan
Memonitor kembali badannya sedikit tidak
apakah ada penurunan lemas
curah jatung O : pasien tampak
nyaman, RR: 22x/menit,
dyspnea berkurang
2 S : pasien mengatakan
Mengajarkan pasien dan bersedia
keluarga cara O : pasien tampak
menggunakan oksigen kooperatif
dirumahrkan
1 S : pasien mengatakan
Memonitor kembali suhu badannya sudah tidak
tubuh pasien demam lagi
O : pemeriksaan suhu
didapatkan S : 37oC
3

F. EVALUASI
Nama : Tn. K No.CM : 0057234xxx
Umur : 63 thn Diagnosa Medis : Broncopneumonia

No. Hari/Tgl/ Evaluasi Ttd


Dx Jam
1 7 November S : Pasien mengatakan sesak nafas, pemberian nasal
2022 kanul 3 lt
O : pasien tampak sesak, terpasang o2 nasal kanul 3lt
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi ( monitor pola nafas)

2 S : pasien mengatakan badan terasa lemas


O : pasien tampak lemah (TD 84/56 mmHg)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi (anjurkan beraktifitas fisik
sesuai toleransi, posisikan semi fowler)

3 S : pasien mengatakan badannya terasa panas


O : S 39,6OC, akral teraba hangat
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

1 8 November S : Pasien mengatakan sesak nafasnya sedikit


2022 berkurang
O : pasien tampak lebih nyaman, terpasang o2 nasal
kanul 3 lt
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV

PEMBAHASAN
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
4. Bagi penulis
Untuk penulis, semoga dapat bermanfaat dan menjadi bagian acuan dalam
meningkatkan pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan Ca Mamae dalam pemenuhan kebutuhan. Dalam kenyamanan (nyeri)
studi kasus ini, penulis melaksanakan asuhan keperawatan semaksimal mungkin
5. Bagi perawat
Perawat dapat memantau dokumentasi keperawatan secara kontinyu dengan
memerhatikan dan membuat rentang waktu dalam intervensi dengan
menambahkan tindakan nonfarmakogi sebagai tindakan alternatif serta
implementasi keperawatan.
C. Daftar Pustaka

Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. (2012). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi
13.Jakarta : EGC
Herdman, T.H & Kamitsuru, S . (2018). NANDA International Nursing Diagnoses
: definitions and classification. Jakarta : EGC
Tarwonto, wartonah.(2016). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan,
Edisi 3. Salemba: Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar diagnosis keperawatan
indonesia.Jakarta: DPP PPNI
Williams, Linda S, AND Paula D. Hopper (2010). Undestanding Medical Surgical
Nursing, Edisi 4. Us : F.A David Company

Anda mungkin juga menyukai