Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
a. Kelebihan ...................................................................................................... 10
b. Kelemahan..................................................................................................... 10
3. Hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stress berbasis teori
adaptasi Calista Roy .............................................................................................. 12
ii
BAB III ......................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................... 14
B. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
C. Saran ................................................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas pengetahuan
para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari paradigma
keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat memungkinkan
perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas kewenangan
sebagai seorang perawat. Ada berbagai jenis model konseptual keperawatan
berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keperawatan, salah satunya adalah
model Roy. Roy dalam teorinya menjelaskan empat macam elemen esensial
dalam adaptasi keperawatan, yaitu : Manusia, lingkungan , kesehatan dan
keperawatan. Model adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku
secara adaptif karena menurut roy, manusia adalah makhluk holostic yang
memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Sister Callista Roy?
2. Bagaimana Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy?
3. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Teori ini?
4. Bagaimana Hubungan Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy?
1
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana Biografi Sister Callista Roy
2. Untuk mengetahui bagaimana Teori dan Model Keperawatan Sister
Callista Roy
3. Untuk mengetahui bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari Teori ini
4. Untuk mengetahui hubungan Teori dan Model Keperawatan Sister Callista
Roy
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di
Mount Saint Mary’s College. Sejak saat it lebih dari 1500 staf pengajar
dan mahasiswa-mahasiswa terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring,
dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga memegang
peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.
Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun
1976-1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model
adaptasi. Perkembangan model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh
latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara filosofi Roy
mempercayai kemampuan bawaan, tujuan, dan nilai kemanusiaan,
pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan kepercayaannya itu
dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy
lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan
4
B.Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista
Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses
adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy
adalah :
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan
respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka
ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif
maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Dimulai dengan pendekatan teori sistem Roy menambahkan kerja
adaptasi dari Harry Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk
memulai membangun pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan
respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya
derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh
dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
5
2. Konsep lingkungan
3. Konsep sehat dan
4. Keperawatan.
Dimana antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain karena merupakan suatu sistem.
1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena
manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang
sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “
ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.
2. Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu
merupakan elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan
didefinisikan oleh Roy adalah“Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-
pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku individu dan kelompok”. Dalam hal ini Roy menekankan
agar lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan
adaptasi individu atau meminimalkan resiko yang akan terjadi pada
individu terhadap adanya perubahan.
3. Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being
and becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat
ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh,
reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara
meningkatkan respon adaptifnya.
4. Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan
menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan
menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat.
Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan
6
juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan
damai.Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur
stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan
lebih menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus
tertinggi.
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme
yaitu Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.
Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep diri,
fungsi peran dan Interpendensi. Regulator digambarkan sebagai aksi dalam
hubungannya terhadap empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Berikut penjelasan dari empat
efektor yang telah disebutkan.
7
e. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk
proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku)
dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma
dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
f. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa
dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan .
Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.(
Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
g. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel
dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis
dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984,
dalam Roy 1991).
h. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis
merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme
seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh
(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
i. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi
fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan
dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme
( Howard & Valentine dalam Roy,1991)
8
a. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.
Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,
seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas,
hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area
ini.
4. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi
dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi
dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan
berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi
dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi
dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah respon
inefektif. Respon-respon yang adaptif itu mempertahankan atau
meningkatkan integritas, sedangkan respon yang tidak efektif atau
maladaptif itu mengganggu integritas. Melalui proses umpan balik
respon-respon memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia
sebagai suatu sisem.Subsistem regulator dan kognator adalah mekanisme
adaptasi atau koping dengan perubahan lingkungan, dan diperlihatkan
9
melalui perubahan biologis, psikologis, dan social. Subsistem regulator
adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem
saraf, kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator adalah
gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi,
termasuk didalamnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, dan
membuat alasan dan emosional, yang termasuk didalamnya
mempertahankan untuk mencari bantuan.
a. Kelebihan
Kelebihan dari teori dan model konseptualnya adalah terletak
pada teori praktek. Dengan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy
perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu
mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode
interdependensi. selain itu perawat juga bisa mengkaji stressor yang
dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual,
sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan
akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami
individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses
mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi
stress.
b. Kelemahan
Kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada
sasarannya. Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi
pasien dan bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan
proses keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku
cara merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya
10
D. Hubungan Teori dan Model Keperawatan Sister Callista Roy
2. Tingkat Stress
Peneliti berpendapat bahwa tingkat stres seseorang atau lansia dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya yaitu keluarga dan kemampuan
beradaptasi setelah kehilangan pasangannya. Lansia yang tinggal dengan
keluarga tidak mengalami kesepian karena kemungkinan besar terhibur
oleh cucunya dan ada seseorang yang bisa diajak berinteraksi serta tidak
terlalu memikirkan hal-hal yang dapat mempengaruhi kesehatannya seperti
kebutuhan makan, merasa terlindungi dari ancaman bahaya dan lainnya
(Rahman, 2016, 2). Stres pada zaman modern seperti saar ini banyak
disebakan oleh berbagai perubahan yang harus dihadapi, sehingga
membutuhkan adaptasi serta penyesuaian yang baik. Lansia kadang
mengalami stres karena berbagai masalah dan peristiwa yang dihadapi
dalam kehidupannya, salah satunya adalah tempat tinggal. Lansia di
banyak yang tinggal bersama keluarga karena lansia merasa khawatir dan
takut jika terjadi hal buruk pada dirinya. Kehadiran orang lain juga
11
meningkatkan rasa aman bagi lansia ketika menghadapi berbagai ancaman
dari luar (Rahman, 2016, 1-2).
12
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Ouput yaitu
respon individu. Peneliti berpendapat persiapan pensiun atau berkurangnya
penghasilan lansia merupakan stimulus yang berdampak tidak jelas pada
kehidupan lansia saat ini. Lansia saat ini menghadapi berbagai persoalan
dengan sabar dan berserah diri pada Tuhan YME. Hal ini ditunjukkan oleh
tugas perkembangan lansia tertinggi yaitu mempersiapkan kematian dan
kematian pasangannya. Respon stimulus fisiologis pada lansia yaitu
kebutuhan oksigen baik, nutrisi juga terpenuhi, eliminasinya baik, aktivitas
dan istirahatnya baik, serta perlindungan terhadap diri baik. Respon
stimulus konsep diri yaitu lansia antusias datang ke posyandu dan setiap
bulan rekreasi bersama para kader. Respon stimulus peran yaitu lansia
masih aktif ikut membantu jika ada tetangganya yang mempunyai hajatan.
Respon stimulus interdependensi yaitu lansia ikut merawat dan menemani
cucunya serta mudah marah jika tidak dilibatkan diskusi atau musyawarah
oleh keluarga. Lansia disana menjalankan sholat 5 waktu tanpa disuruh
oleh keluarga serta aktif mengikuti pengajian yang ada di Dusun.
Penyelesaian yang baik terhadap persoalan dapat memberikan dampak
pada tingkat stres seseorang. Penghayatan seperti selamat dari ancaman
bahaya karena berkat pertolongan Tuhan YME akan merasa tenang dalam
batinnya setelah sholat dan berdo’a. Keadaan yang seperti ini dapat
bersifat motivasional untuk seseorang dalam menghadapi berbagai
persoalan atau ancaman dalam kehidupannya.
13
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Konsep-konsepnya tentang person Roy menjelaskan bahwa person
bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-
masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara
menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara
konstan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan
lingkungan terjadi pertukaran informasi. Interaksi yang konstan antara orang
dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik internal maupun
eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu harus memelihara
integritas dirinya dan selalu beradaptasi dan proses kontribusi perawat
terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat.
C. Saran
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan
mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang
dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan
ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika, norma
dan budaya. Juga mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi
sehat atau sakit . Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi
stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa
sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S., J. 2010. Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Potter, P, A,. Perry, A., G. 2010. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta:EGC
Pritama, dwi novia. 2012. Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister Calissta
Roy. http://dwinoviapritama.blogspot.co.id/2012/06/model-konsep-dan-teori-
keperawatan.html.Diakses pada. 26 Juli 2021
Ervina Dwi Astutik. 2018. Hubungan Tugas Perkembangan Lanjut Usia Dengan
Tingkat Stres Berbasis Teori Adaptasi Calista Roy.
http://repo.stikesicmejbg.ac.id/595/1/143210063_Ervina_Dwi_Astutik_skripsi.PD
F Diakses pada 23 Agustus 2021
15