Anda di halaman 1dari 18

TEORI MODEL MARTHA E.

ROGERS
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Kelompok 3

Diah Istiati

Eni Sakhna

Sera Damayanti

Layung Sari

Universitas MH. Thamrin

Jakarta

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa salawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya hingga kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman

Pada makalah ini penulis membahas mengenai penerapan teori model Martha E Rogers
dalam praktek keperawatan. Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan beberapa
sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari buku dan internet.

Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan, baik
materi maupun moral dari pihak-pihak tertentu. Saya ucapkan terima kasih kepada Allah swt,
kedua orangtua yang sudah mendoakan dan memberi semangat kepada kami, teman-teman
kelompok 3 yang sudah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik .

Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran pada masa depan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, 28 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
2.1 Biografi Martha E Rogers ................................................................................... 3
2.2 Teori Martha E Rogers ..................................................................................... 3
2.3 Konsep Teori Martha E Rogers .......................................................................... 4
2.4 Penerapan Teori Martha E Rogers dalam Keperawatan ..................................... 7
BAB III ......................................................................................................................... 10
Analisa Kasus................................................................................................................ 10
BAB IV ......................................................................................................................... 11
Pembahasan................................................................................................................... 11
.1 Pengkajian ........................................................................................................ 11
.2 Diagnosa keperawatan ..................................................................................... 12
3 Perencanaan & inplementasi Keperawatan ...................................................... 12
BAB V .......................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................... 13
3.1 Simpulan ............................................................................................................. 13
3.2 Saran.................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek


keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena yang
perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori keperawatan
yang disusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada
dan mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.
Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi, paradigma, serta
latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga masing-masing teori
mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya
semua teori keperawatan yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap proses
pemberian asuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat
berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang
kehidupan.
Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang
holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan
disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri
dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan
seyogyanya mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan yang mempengaruhi individu
tersebut..Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat
memilih dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan
membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu kerangka
kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori
Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan sangat diperlukan dibahas dan disajikan,
sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar
kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan Perawat
harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan
menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi pelayanan
kesehatan. sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori
keperawatan.

1.2 Identifikasi masalah


a. Apa yang dimaksud Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan ?
b. Apa konsep dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan ?
c. Bagaimana penerapan dari Teori Martha E. Rogers dalam pendidikan,penelitian dan
praktik klinik ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan.
b. Untuk mengetahui tujuan dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan.
c. Untuk mengetahui penerapan dari Teori Martha E. Rogers dalam pendidikan,penelitian
dan praktik klinik ?
BAB II

Pembahasan

2.1 Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan

Biografi Martha E. Rogers


Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas.Beliau
memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee diKnoxville pada
tahun 1931.Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxvillepada September
1933.Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar
B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937.Pada tahun 1945 beliau
mendapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan
Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan
keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali
melanjutkan sekolah diUniversitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan memperoleh
gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian
Keperawatan di NewYork University pada tahun 1954. Secara resmi beliau mengundurkan
diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun
dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar
Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal
pada 13 maret 1994.
Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan manusia)
sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang
terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu
kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari
sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).Manusia yang utuh merupakan ”
Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik
spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian
pembentuknya” (Maminer – Toey,1994). Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha
E. Rogers antara lain yaitu sumber energi, keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian,
dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai
bagaimana berkembang.
Pandangan Martha E Roger Tentang Keperawatan

Unitary human Being yaitu manusia sebagai unit adalah hasil pernyataan dari
seorang Martha E roger. Keperawatan adalah ilmu humanistic yang menggambarkan
dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang
didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang
sakit dan cacat. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang
alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.

Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam


aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Praktek
professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal
tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan
mahkluk. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip
kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan
aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan
hati nurani. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan
rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu
seutuhnya.

2.2 Konsep dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan


Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar
asumsi tentang manusia, yaitu:
1. Manusia adalah satu kesatuan
proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari
jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang
lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan
mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik,
antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-
sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan
dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem
kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material
satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal
pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu.
Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa
proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu
kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan
pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan
ini mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka
memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif
dan dinamis.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam
semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir
dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan utamayang ditunjukkan
oleh Martha E. Roger :
1. Sumber energi
2. Keterbukaan
3. Pola-pola perilaku
4. Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya.Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan.Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan
membatasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger.
Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori
umum lainnya. Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah
sistem hidup dan energi dasar, individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan
energi dan informasi dari lingkungan dan energi bebas dan informasi kepada
lingkungan.
Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan
menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang
individu utuh.Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi
dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada
dimensi ruang dan waktu. Hal tersebutmerupakan pola kehidupan.Pada akhirnya
seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan
memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat
diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang
berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu
lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
1.3 Prinsip Homeodinamika
Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi dan
helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip homeodinamika dan
konsep manusia dari definisi perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan
dalil.Sebuah teori yang tepat mungkin menyatakan jika perawat menggunakan prinsip
homeodinamika untuk melayani umat manusia.
1.3.1 Integral
Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi pembaharuan
interaksi antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi
yang konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya ditempatkan dalam
waktu yang sama. Maka, integral adalahkelanjutan proses interaksi antara manusia
dan lingkungan.
1.3.2 Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara
manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran adalah pola manusia dan bidang
lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih
tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang
lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang
bergerak dalam frekuensi tertentu.Pengalaman manusia di lingkungannya seperti
segaris kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat.
1.3.3 Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada
manusia- lingkungan.Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka
dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara
manusia dan bidang lingkungan.Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan.Jika,
pertukaran tidak dapat diprediksi.Akhirnya, pertukaran langsung menuju
peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di
prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.
Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh evolusioner, dan kesatuan
bidang lingkungan hidup manusia.Arah perubahan yang terjadi antara manusia dan
lingkungan terhadap peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang
tidak tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat
manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia
yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan menyajikan keragaman
pola tumbuh.

2.3 Penerapan dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan


pendidikan,penelitian dan praktik klinik ?

a. Peran Teori Keperawatan Dalam Pendidikan


Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia
sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

Rogers mangemukakan dengan jelas pedoman untuk pendidikan keperawatan dalam


ilmu kesatuan manusia. Roger membahas struktur program pendidikan keperawatan untuk
mengajar perawat sebagai ilmu dan sebagai profesi yang dipelajari.
Rogers mendukung lisensi terpisah untuk perawat yang dipersiapkan dengan gelar yang
setingkat dengan gelar sarjana muda. Mengenali bahwa ada perbedaan antara
teknisoriented dan perawat profesional. Dalam pandangannya, perawat profesional harus
berpengetahuan luas dan berpendidikan ilmuhumaniora, dan keperawatan. Program
tersebut akan mencakup pendidikan dasar dalam bahasa, matematika, logika, filsafat,
psikologi, sosiologi, musik, seni, biologi, mikrobiologi, fisika, dan kimia, mata kuliah
pilihan dapat mencakup ekonomi, etika, ilmu politik,antropologi, dan ilmu komputer
(Barret, 1990b). Sehubungan dengan komponen penelitian kurikulum

b. Peran Teori Keperawatan Dalam Penelitian


Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung
memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan.Model
konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model
keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti
yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan
mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai
perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha ERoger menunjukkan bahwa kebutuhan
kritis dalam keperawatan adalah merupakandasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian
keperawatan.“Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di
manapunmereka berada dan menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu,
keluargadan kelompok (Rogers, 1985)”.
Model konseptual yang dikemukakan oleh Roger memberikan stimulus dan arah
untuk penelitian dan pengembangan teori dalam ilmu keperawatan. Fawcett (2000),
menegaskan bahwa tingkat abstraksi mempengaruhi pengamatan empiris langsung dan
pengujian, mendukung ketetapan ilmu kesatuan manusia sebagai model konseptual
daripada teori pokok. Dia menyatakan dengan jelas bahwa tujuan pekerjaan adalah
sebagai penentu kategorinya jika, seperti dalam kasus ilmu kesatuan manusia, tujuan dari
pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan kerangka dari pengetahuan khusus, pekerjaan
adalah sebagai model konseptual (Frawcett 1995, hal.27).
Dari Model yang dikemukan oleh Roger, muncul teori yang menjelaskan fenomena
manusia dan mengarahkan praktik keperawatan.Dengan asumsi implisit, model Rogerian
memberikan prinsip-prinsip secara luas yang pengembangan teori konseptual langsung.
Model konseptual memberikan stimulus dan arah untuk kegiatan ilmiah. Hubungan
antara fenomena yang diidentifikasi menghasilkan teori pokok/inti (pengembangan lebih
lanjut dari salah satu aspek model) dan menengah (deskripsi, penjelasan, atau prediksi
aspek konkrit) ( Fawcett, 1995).
Rogers (1986) menyatakan bahwa penelitian di keperawatan harus
memeriksa/menguji kesatuan manusia secaraterintegrasi dengan lingkungan mereka.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian keperawatan adalah untuk memeriksa/menguji dan
memahami fenomena, dari pemahaman ini, kegiatan membentuk pola yang
mempromosikan penyembuhan dilakukan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
jelas dari pengalaman hidup, persepsi seseorang dan kesadaran hidup terhadap apa yang
terjadi adalah suatukeharusan. Berbagai acara yang berkaitan dengan fenomena manusia
memberikan data pengalaman untuk penelitian yang diarahkan untuk medapatkan
dinamis kehidupan manusia, dan perubahan dari pengalaman hidup manusia).

C.Peran Teori Keperawatan Dalam Praktik klinik


Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski(1986) mencatat
ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep
teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses
penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.
BAB III
Analisa Kasus

1.1 Analisa Kasus Pada Teori Martha E Roger

Teori Martha E. Rogers tidak memberikan teori yang spesifik dalam aplikasinya
dalam proses keperawatan, akan tetapi dengan mengadaptasikan prinsip hemodinamik,
maka perawat dapat menuangkan dasar-dasar pemikiran Martha E. Rogers ke dalam tahap
demi tahap proses keperawatan. Untuk lebih dapat memudahkan pemahaman dapat kita
lihat contoh kasus keperawatan yang kemudian di dalam asuhan keperawatannya
menggunakan konsep dasar hemodinamik Martha E. Rogers.

Contoh Kasus:

Ny,X. Berusia 35 tahun adalah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang jasa. Posisi yang ditempati Ny,X adalah Acounting di perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, Ny,X Terbiasa bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang,
bersih dan menyenangkan. Dua hari yang lalu Ny,X mengalami kecelakaan di tempat ia
bekerja, ketika itu , Ny,X. Sedang istirahat dan keluar dari kantor untuk membeli makanan, ,
Ny,X. Yang hendak menyebrang tiba-tiba terjatuh di tangga yang mengakibatkan , Ny,X
mengalami fraktur Femur yang membuatnya harus di rawat di RS.
Dalam kasus tersebut, aplikasi teori keperawatan Martha E. Rogers dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialami , Ny,X adalah menggunakan konsep-konsep prinsip hemodinamik
(integrity, resonansi, dan helicy).
BAB IV

Pembahasan

Komponen dalam proses keperawatan:

Pengkajian keperawatan:

, Ny,X merupakan seorang pegawai swasta yang menempati posisi Acounting manajer di
sebuah perusahaan, klien mempunyai riwayat pendidikan seorang Sarjana. , Ny,X merupakan
tulang punggung keluarga yang saat mengalami fraktur femur karena kecelakaan ditempatnya
bekerja, sehingga klien harus dilakukan operasi. Klien merasa sangat khawatir akibat sakit
yang dideritanya karena mengharus klien harus di operasi sehingga harus di rawat lebih lama
di rumah sakit dan tidak dapat melakasanakan tugas kantornya sebagai seorang Acounting di
perusaan itu. Saat ini , Ny,X merasa tidak berguna karena tidak dapat manafkahi keluarganya
dengan maksimal, klien tampak berdiam diri ketika didatangi oleh perawat, dan tidak mau
makan.

Pengkajian integrasi:

, Ny,X merasakan adanya perasaan kurang nyaman berada di rumah sakit karena klien
mengalami adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas, kebutuhannya dipenuhi orang lain.
selain itu, klien juga merasa takut dengan tindakan-tindakan medis yang baru pertama ia
rasakan
Pengkajian resonansi:

, Ny,X Klien mengalami kecelakaan Terjatuh di tangga. Pasien di bawa ke rumah sakit dengan
tungkai kanan tidak dapat digerakkan, klien mengalami patah tulang femur 1/3 tengah dextra
segmental terbuka kemudian mendapat pertolongan dengan tindakan operasi. Sehingga klien
tidak melakukan aktifitas seperti biasa. Klien merasa tidak berguna saat ini.
Pengkajian Helicy

, Ny,X adalah seorang karyawan sebuah perarusaan swasta dan menajabat sebagai Acounting
Manager, klien bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang, bersih dan
menyenangkan. Klien baru pertama kali masuk rumah sakit, sehingga klien merasa tidak
nyaman dengan kondisi dirumah sakit karena sangat berbeda dengan lingkurang di rumahnya
dan tempat ia bekerja. Saat ini pasien merasa dengan operasi yang dilakukan Dia tidak bisa
beraktivitaslagi
Komponen Diagnosa Keperawatan:

Gangguan rasa nyaman lingkungan berhubungan dengan kurang pengendalian lingkungan


Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
Kecemasan berhubungan dengan adanya hospitalisasi.Stress akibat perpindahan berhubungan
dengan pindah dari lingkungan ke lingkungan yang lain

Komponen Rencana dan Implementasi:

Implementasi ditekankan pada tiga faktor yakni: Resonanci, Helicy, dan Integrity dengan cara
mengurangi kecemasan, meningkatkan koping dan bibimbingan antisipasi.

Integrasi:
Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien

Membantu klien untuk memahami bahwa perbedaan tidak dapat dihilangkan.

Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi perbedaan yang ditemukan


Resonansi:
Memberikan health education tentang kecemasan yang dialaminya.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan

Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan

mendukungpenelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan

pengetahuandari ilmu– ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu

sendiri,ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk

mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan

menerapkannyadalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan

merupakan hasilpenemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistik.membangun

dasar teori yang luas dari berbagai disiplin. Rogersmengembangkan prinsip-prinsip

homeodynamics. Melekat pada prinsip-prinsip yanglima asumsi dasar:

a. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkankarakteristik

yang lebih dari dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya;

b.Individu dan lingkungan terus exchenging materi dan energi dengan satu samalain;

c. Proses kehidupan manusia berkembang ireversibel dan unidirectionally

sepanjangwaktu;

d.Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif; dan

e. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasidan

emosi.
Prinsip-prinsip integral, helicy, dan resonancy dibandingkan dengan teori sistemumum,

teori pembangunan, dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan prinsip-prinsip dalam

proses keperawatan dieksplorasi. Kesulitan dalam memahami prinsip-prinsip, kurangnya

definisi operasional, instrumen tidak memadai untuk pengukuran adalah keterbatasan

utama penggunaan efektif dari teori ini.

4.2 Saran

Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s untuk acuan tindakan

proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba medika,
Jakarta.
Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta.
Perry and Potter. Fundamental Keperawatan. EGC

Anda mungkin juga menyukai