Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR

ILMU FISIKA DAN KIMIA DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh Kelompok 9 :


Citra Lestari 32722001D16017
Hera Arianti 32722001D16037
Mochamad Legiana S 32722001D16057
Riska Rahayu 32722001D16077
Sumarni 32722001D16097

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KOTA SUKABUMI
Kampus I : Jl. Karamat No. 36 tlf. (0266) 210215 Kota Sukabumi
2016/2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum, wr. wb
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala, shalawat
serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga untuk
para keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Karena atas rahmat-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang ilmu fisika dan kimia
dalam keperawatan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU BIOMEDIK. DASAR.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca dan memberikan gambaran mengenai materi terkait yaitu tentang
ilmu fisika dan kimia dalam keperawatan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun bahasanya, maka penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang menjadikan makalah ini
sebagai bahan literatur mengenai materi terkait. Amin.

Wassalamu’alaikum, wr. wb

Sukabumi, 01 September 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam
dunia IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada
perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang
terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Saat ini dunia kesehatan
modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi yang menggunakan prinsip
ilmu fisika dan kimia untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia
kesehatan.
Pesatnya perkembangan IPTEK membawa dunia keperawatan semakin modern,
sebagai contoh penggunaan alat-alat keperawatan dengan tekhnologi tinggi, dan
penerapan ilmu-ilmu dalam metode-metode keperawatan. Prinsip fisika dan kimia
sangatlah berpengaruh dalam kinerja alat-alat keperawatan, sebagai contoh
stetoskop, termometer, tensimeter, dll. Bahkan dalam setiap tindakan yang
dilakukan dalam keperawatan, misalnya mobilisasi pasien.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana penerapan ilmu fisika dan kimia dalam keperawatan ?
 Bagaimana prinsip-prinsip ilmu fisika dan kimia dalam pemeliharaan alat-
alat keperawatan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Ilmu Biomedik Dasar” di STIKES Sukabumi.
Adapun manfaatnya untuk mengetahui penerapan prinsip fisika dan kimia dalam
keperawatan.

BAB III
PEMBAHASAN

2.1 APLIKASI BIOMEKANIKA DALAM KEPERAWATAN

a. MEKANIKA TUBUH

Pengertian Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah usaha untuk mengkordinasi sistem


musculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat,
membungkuk, berdiri, duduk, berbaring dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan
sempurna.

Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem
musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan tubuh yang
memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi
otot yang berlebihan.Hal-hal tersebut mencakup kesegarisan tubuh (Body Alignment),
keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan.

 Prinsip Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya.Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat
kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping
itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan
kenyamanan dan kerjasama.Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok
otot untuk setiap aktivitas keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan
memindahkan klien dan menggerakan objek.

b. KESEGARISAN TUBUH

Kesegarisan tubuh (body alignment) atau postur merupakan istilah yang sama dan
mengacu pada posisi sendi, tendon, ligament, dan otot selama berbaring. Kesegarisan
tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskusloskeletal,
mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.

Dalam mempertahankan kesegarisan tubuh yang tepat, dan memindahkan klien dengan
aman dari tempat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar.

Adapun faktor yang mempengaruhi kesegarisan tubuh:


1. Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal, terdapat
organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat
memengaruhi pembentukan postur tubuh.

2. Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses
keseimbangan organ, otot, tendon, ligament, dan persendian. Apabila status nutrisi
kurang, kebutuhan enegi pada organ tersebut juga akan berkurang, sehingga dapat
mengganggu proses keseimbangan.

3. Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal
tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligament, sendi, dan tulang.

4. Faktor sosial

5. Gaya hidup (life style)

Perilaku gaya hidup seseorang dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau
sebaliknya menjadi lebih buruk. Seseorang yang mempunyai gaya hidup yang tidak
sehat misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.

6. Perilaku dan nilai-nilai

Adanya perubahan perilaku dan ilai seseorang dapat memengaruhi postur tubuh.
Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat
mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu
bersih dari sampah.

c. PENGATURAN POSISI
1. Posisi Fowler

Posisi Fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.

Tujuan :

 Mempertahankan kenyamanan

 Memfasilitasi fungsi pernapasan

2. Posisi Sim
Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri.

Tujuan :

 Memberikan kenyamanan.

 Melakukan huknah.

 Memberikan obat per anus (supositoria).

 Melakukan pemeriksaan daerah anus.

3. Posisi Trendelenburg

Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
bagian kaki.

Tujuan :

 Melancarkan peredaran darah ke otak.

4. Posisi Dorsal Recumbent


Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan kedua lutut fleksi di
atas tempat tidur.

Tujuan:

 Perawatan daerah genitalia.

 Pemeriksaan genetalia.

 Posisi pada proses persalinan.

5. Posisi Litotomi

Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan mengangkat kedua
kaki dan ditarik ke atas abdomen.

Tujuan :
 Pemeriksaan alat genitalia.

 Proses persalinan.

 Pemasangan alat kontrasepsi.

6. Posisi Genu Pektoral / Knee chest

Pada posisi genu pectoral, pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur.

Tujuan :

 Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid

d. TRAKSI
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk
menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha memperbaiki deformitas
dan mempercepat penyembuhan.

Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai,
pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang
berlawanan disebut dengan counter traksi.

Penggunaan traksi telah dimulai 3000 tahun yang lalu.Suku Aztec dan mesir
menggunakan traksi manual dan membuat splint dari cabang pohon. Traksi telah
menjadi sebuah ketetapan dalam management ortopedi hingga 1940 ketika fiksasi
internal menggunakan nail, pin dan plate menjadi praktek yang sering. Pengembangan
ini berpasangan dengan kurangnya pembedahan fraktur dengan kebutuhan ekonomi
untuk perawatan rumah sakit yang lebih.

Kita dapat menggunakan traksi :

1. untuk mendorong tulang fraktur kedalam tempat memulai, atau

2. untuk menjaga mereka immobile sedang hingga mereka bersatu, atau

3. untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya ikuti dengan yang lain. Untuk
mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan untuk
mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu
jika diperlukan.

Ada 2 cara melakukan hal tersebut :

1. memberi pengikat ke kulit (traksi kulit).

2. dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau kirschner wir melalui
tulangnya (traksi tulang).

Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikan dan diatur, tetapi hal ini dapat dengan
mudah diatur dengan asisten.Traksi kebanyakan berguna pada kaki.Di lengan hal ini
masih kurang nyaman, tidak menyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk
pasien.Untuk kesemua alas an ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan
pengecualian yang lebih jauh.

Klasifikasi traksi di dasari pada penahan tububh yang di capai:


1. Traksi Manual, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan terhadap
seseorang dibagian tubuh yang terkena melalui tangan mereka.Traksi manual
digunakan untuk mengurangi fraktur sederhana sebelum aplikasi plesrer atau
selama pembedahan.

2. Traksi Skeletal, menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke


sekeleton melalui pin, wire, atau baut dimasukkan dalam tulang. Traksi skeletal
digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat
lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka
panjang.

3. Traksi kulit, menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada


bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak.

2.2 . APLIKASI BIOLISTRIK DALAM KEPERAWATAN

a. Pengertian biolisrik

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang
bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena
sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan
positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam
bidang batas/membran.

Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan-
muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh dan medan listrik yang dihasilkan oleh ion-
ion dan muatan –muatan tersebut serta tegangan yang dihasilkan.

Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat dihasilkan oleh sel-
sel tubuh. Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan-bio atau biopotensial.
Tegangan yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf (nerve) dan sel-sel otot
(muscle). Tegangan yang terjadi pada sel, (selanjutnya disebut tegangan sel (cell
potentials)), terus menerus terjaga keberadaannya, dan untuk menjaganya, sejumlah
besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai ke dalam tubuh, sebanyak paling
tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran tegangan pada sel.

Tegangan sel dapat bertahan konstan dalam jangka waktu yang lama, namun dapat pula
diubah melalui suatu perlakuan internal maupun eksternal dalam bentuk gangguan atau
rangsangan (fires). Pengubahan nilai tegangan pada sel akan menghasilkan suatu pulsa
tegangan (voltage pulses). Efek yang ditimbulkan oleh pengubahan tengangan ini sangat
bergantung pada jenis selnya. Sel-sel saraf, oleh karena pengubahan nilai tegangan
selnya, dapat menghasilkan pulsa tegangan yang dapat dirambatkan ke berbagai sel
lainnya untuk memberi informasi tentang hal-hal yang kita rasakan dari panca indra.
Aktivitas sekumpulan sel-sel ditentukan oleh keadaan tegangan yang dihasilkannya dan
dapat diukur melalui suatu alat pengukur pulsa-pulsa tegangan.

Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat


penting.Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk
mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat listrik
dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh
seperti gelombang pada permukaan air.

Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan memasang beberapa elektroda
pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-
ECG) diganti untuk diagnosa kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat
dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik
yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan
kelainan otak lainya.

Alat elektroencephalogram (EEG) adalah alat yang digunakan untuk merekam pulsa-
pulsa tegangan yang dihasilkan oleh aktivitas sel-sel saraf otak. Alat elektrocardiogram
(ECG) digunakan untuk merekam pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh aktivitas
sel-sel otot, khususnya otot jantung.
Penerapan fisika kesehatan/keperawatan erat kaitannya dengan alat-alat yang digunakan
dalam tindakan keperawatan.
Alat-alat kesehatan
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI. No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan ALAT
KESEHATAN (ALKES) adalah instrument, apparatus, mesin, implant yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh.

PENGGOLONGAN ALAT-ALAT KESEHATAN :


• Fungsinya
• Sifat pemakaiannya
• Kegunaannya
• Umur peralatan
• Macam dan bentuknya

PENGGOLONGAN BERDASARKAN FUNGSI


1. Peralatan medis
● instrumen atau perlengkapan. Ex. X-Ray, ECG, ICU, Obgyn, dll
● Utensilen. Ex. pembalut, urinal

2. Peralatan non medis


ex. dapur, generator, keperluan cucian. dll

PENGGOLONGAN BERDASARKAN SIFAT PEMAKAIAN

1. Peralatan yang habis dipakai (consumable)


2. Peralatan yang dapat digunakan terus-menerus

PENGGOLONGAN BERDASARKAN UMUR PERALATAN

1. Tidak memerlukan perawatan

● Alkes satu kali pakai (disposible)


● Alkes habis pakai (consumable)
● Alkes dengan cost unit rendah. Ex. Spuit, pinset,gunting, alat bedah, dll

2. Alat-alat yang penting, atau alat dengan waktu penyusutan lebih dari 5 tahun Ex.
peralatan laboratorium, peralatan ruang bedah, dll

3. Alat-alat berat dengan waktu penyusutan lebih dari 5 tahun atau dikaitkan dengan
bangunan di mana alat itu ditempatkan. Ex. alat X-ray, alat sterilisasi, perlengkapan
dapur, pencucian, dll

MENURUT MACAM DAN BENTUK

1. Alat-alat kecil dan yang umum.


Contohnya : Jarum, semprit, alat bedah, termometer
2. Alat perlengkapan RS.
Contohnya : Meja operasi, Autoklaf, sterilizer, lampu operasi
3. Alat laboratorium.
Contohnya : Alat gelas, reagens, test kit diagnostik
4. Alat perlengkapan radiologi/nuklir.
Contohnya : X-ray, scanner, dl

● Alat ukur tekanan darah :


o Teaching stethscope (2 binaural unit)
o Aneroid sphygmomanometer.
o Mercurial sphygmomanometer.
o Electric sphygmomanometer.
o Automatic sphygmomanometer
● Perawatan alat

Pengertian :

Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara


membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya

● Tujuan:
o Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
o Mencegah peralatan cepat rusak.
o Mencegah terjadinya infeksi silang.
o Pemeliharaan Peralatan Dari Logam.
● Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat
ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme.
● Tujuannya
o Untuk membebaskan alat-alat dari kuman / bakteri dari kehidupan mikroorganisme,
patogin, apatogen dan sporanya.
o Untuk mencegah terjadinya infeksi silang dan penularan penyakit dari seseorang ke
orang lain / nosokomial.
o Memelihara peralatan dalam kondisi siap pakai
● Caranya
o Secara fisik pemanasan basah
o Secara mekanis dengan penyaringan
o Secara fisis pemanasan kering
o Secara kimia
o Teknik aseptik
o Tehik panas basah
o Tehnik ultraviolet
Prinsip Fisika Dalam Pemeliharaan Alat-Alat Keperawatan

1. VENTILATOR

Ventilator adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu proses ventilasi dalam
mempertahankan oksigenasi. Indikasi pemasangan ventilator ini biasanya pada pasien dengan
gagal nafas dan operasi tekhnik hemodilusi. Karena alat ini menggunakan sumber daya listrik
dalam pemanfaatannya, sehingga termasuk ke dalam alat Elektronika. Adapun Cara
pemeliharaannya yaitu :

a. Hindari dari goncangan. Karena mengingat peralatan elektronika sangat peka terhadap
goncangan.
b. Hindari menggunakan peralatan dari medan magnet yg kuat agar sensitifitas tidak berubah.
c. sebaiknya menggunakan suhu ruangan antara 18 0C – 250C karena alat tidak tahan pada
suhu di atas 250C.
d. Hindari dari kotoran / debu,
e. selain itu, Pengetahuan dan ketrampilan dlm penggunaan alat juga sangat penting
diketahui, untuk meminimalisir terjadinya kerusakan, diantaranya yaitu:

2. GUNTING

Gunting adalah alat mekanik yang terbuat dari logam yang digunakan untuk memotong.
Oleh Karena bahan bakunya dari logam, maka sering menyebabkan karatan.

Dan Cara pemeliharaannya yaitu:

1. Harus disimpan ditempat yg memiliki suhu tinggi ( lebih kurang 370C )


2. Lingkungan kering ( perlu memakai silikon sebagai penyerap uap air )
3. Harus bebas dari kotoran/debu yang melekat kemudian diolesi dgn minyak baik minyak
oli, minyak rem atau parafin cair.

3. HANDSCHOEN (SARUNG TANGAN KARET)

Disamping mencuci tangan dalam meminimalisasi penularan penyakit, handschoen atau


sarung tangan juga merupakan alat yang mutlak harus dipergunakan oleh petugas kesehatan,
termasuk perawat. Karena alat ini terbuat dari bahan karet, sehingga menyebabkannya mudah
sekali meleleh dan melengket jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Untuk
menghindari terjadinya kerusakan, maka harus dilakukan perawatan, diantaranya:

1. Setelah dipakai, dicuci dengan sabun


2. Dijemur dibawah terik matahari
3. Ditaburi talk pada seluruh permukaan karet.

4. TEST TUBE (TABUNG REAKSI)

Tabung reaksi yaitu bahan gelas yang dipakai dalam laboratorium medis, yang
fungsinya untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam skala kecil/jumlah yang sedikit. Selain itu
tabung reaksi juga memiliki kelemahan, dimana dia mudah pecah, mudah tumbuh jamur
sehingga dapat mengganggu daya tembus sinar, dan biasanya mudah timbul goresan bila
dibersihkan dengan kain katun.

5. VACUM EXTRACTIE / EKSTRAKSI VAKUM

Merupakan alat kesehatan yang terbuat dari bahan baku gelas. Biasanya digunakan untuk
melahirkan kepala janin, yang ditempelkan pada kulit kepala janin dari rahim seorang ibu yang
masih memiliki tenaga meneran. Alat ini terdiri dari cawan penghisap, botol penghisap, dan
pompa penghisap. Karna alat ini terbuat dari bahan baku gelas, jadi pada dasarnya sama dengan
cara pemeliharaan tabung reaksi.

B. Penerapan Fisika Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

Dalam pemberian asuhan keperawatan ada 5 tahapan yang harus dilakukan, yaitu
Pengkajian, Diagnosa, Interpensi/ perencanaan, implementasi/ tindakan, dan Evaluasi. Yang
pertama yaitu pengkajian. Salah satu alat yang menggunakan penerapan fisika dalam proses
pengkajian, yaitu termometer yg merupakan alat untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Termometer yang paling umum digunakan yaitu termometer air raksa. Prinsip
dasar dari termometer ini yaitu proses pemuaian yang merupakan indeks temperatur. Air raksa
akan membeku pada suhu -400C dan titik uapnya berkisar diatas 3600C.

Selain termometer, stetoskop juga digunakan dalm proses pengkajian. Alat ini biasanya
digunakan untuk mendengarkan detak jantung, mendengarkan bising usus, dan biasanya juga
digunakan oleh perawat ketika mengukur tekanan darah pasien. Pada penggunaan alat ini
berlaku hukum / Azas Doppler, yang mana sumber bunyinya adalah detak jantung/ suara bising
usus dan perawat sebagai pengamat. Serta banyak lagi alat-alat lain yang menggunakan prinsip
fisika dalam proses pengkajian seperti tensimeter, dll.
Yang kedua diagnosa. Contoh alat yang menggunakan penerapan fisika yaitu pada
penggunaan USG. Lewat USG dokter bisa melihat kelainan-kelainan di rahim ibu, misalnya
mendiagnosa adanya kista, myoma atau lainnya. Manfaat lain pemeriksaan USG untuk
mendeteksi apakah kehamilan terjadi di dalam atau di luar kandungan. Prinsip USG adalah
menggunakan bunyi berfrekuensi tinggi sehingga komplikasi di dalam rahim dapat segera
diketahui. Dengan teknologi gelombang bunyi berfrekuensi tinggi dok¬ter dapat mengukur
janin agar tanggal persalinan diketahui, melihat jumlah janin yang ada di rahim, serta melihat
posisi janin dan letak plasenta. selain dari USG alat yang biasa digunakan dalam mendiagnosa
suatu penyakit yaitu ST Scan, Radioisotop, dll.

A. Ilmu Fisika Dalam Kesehatan


Mempelajari ilmu fisika tentunya hampir semua orang yang menempuh
pendidikan mencapai sekolah lanjutan tingkat atas mengetahuinya. Contoh yang
selalu disajikan dari SLTP ilmu fisika tidak jauh dari gerak peluru, pesawat
pengebom, dan bola bilyard bertumbukan.
Fisika Medis menjadi asing bagi telinga kita yang baru mendengar istilah
ini, karena jauh dari contoh-contoh yang selalu disampaikan guru-guru kita. Secara
harfiah Fisika Medis mempunyai makna ilmu fisika pada ilmu kesehatan, sehingga
cakupan fisika medis memang sangat luas sebanding dengan luasnya ilmu
kesehatan.
Secara profesi, fisika medis di Indonesia telah diakui menjadi tenaga
kesehatan dengan amandemen terhadap peraturan pemerintah tentang tenaga
kesehatan dengan peraturan menteri kesehatan dan dilajutkan dengan
ditetapkannya keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara dan badan
kepegawaian negara. Secara internasional dengan payung lembaga International
Organization for Medical Physics (IOMP), sedang dalam tahap memperjuangkan di
forum International Labour Organization (ILO) untuk menjadi tenaga ksehatan
seperti halnya dokter.
Tugas utama dari fisikawan medis adalah berkontribusi dalam pelayanan
rumah sakit dalam jaminan kualitas/kontrol kualitas peralatan sumber radiasi,
pengukuran keluaran berkas radiasi, dan menghitung dosis radiasi. Selain itu,
fisikawan medis dituntut untuk berkreasi atau meneliti untuk dapat meneliti
keakurasian sistem, metode dan peralatan yang dipakai dalam menjaga keakuratan
dosis radiasi. Lebih lanjut juga dapat membuat sistem atau perangkat yang dapat
membantu dalam peranannya di rumah sakit, sehingga ketelitian dan keakuratannya
meningkat.

B. Jenis Peralatan Fisika dalam ilmu Kesehatan


1. CT-scan
Computerized Tomography Scanning atau yang lebih di kenal dengan
nama CT-scan mempunyai prinsip kerja yang sama dengan rontgen, yaitu
menggunakan sinar-X. Perbedaannya terletak pada gambar yang dihasilkan, dan
juga cara kerjanya. Sinar-X mempunyai sifat tidak dibelokkan oleh medan listrik
dan magnet serta mempunyai daya tembus yang sangat besar terhadap suatu
benda. Karena itu sinar-X digunakan dalam alat-alat medis untuk melihat
kenampakan tubuh manusia dan memeriksa kelainan dalam tubuh manusia yang
tidak bisa di lihat dengan mata telanjang.
 Prinsip Kerja CT-scan
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang
dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan
mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua di antaranya menerima sinar yang
telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang
mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran
dilakukan menurut proteksi dari tiga titik, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02
dengan memakai waktu 4,5 menit.

2. Manometer
Tekanan darah merupakan parameter yang dapat menunjukkan beberapa
kelainan yang terjadi pada tubuh manusia. Alat pengukur tekanan darah atau
yang juga biasa disebut dengan tensimeter dan sfigmomanometer biasa
digunakan oleh para praktisi kesehatan untuk mengetahui kondisi tekanan darah
pasiennya. Cara kerja alat pengukur tekanan darah ini sebenarnya cukup
sederhana. Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama dengan U-Tube
Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi
kolom (tabung) yang berisi cairan yang disebut cairan manometrik untuk
menentukan tekanan cairan lainnya yang akan diukur. Dan berikut penjelasan
singkat bagaimana cara kerja alat pengukur tekanan darah
 Prinsip Kerja Alat Pengukur Tekanan Darah
U-Tube manometer dapat digunakan untuk mengukur tekanan dari cairan
dan gas. Nama U-Tube diambil dari bentuk tabungnya yang menyerupai huruf U
seperti pada gambar di bawah ini. Tabung tersebut akan diisi dengan cairan yang
disebut cairan manometrik. Cairan yang tekanannya akan diukur harus memiliki
berat jenis yang lebih rendah dibanding cairan manometrik, oleh karena itu pada
alat pengukur tekanan darah dipilih air raksa sebagai cairan manometrik karena
air raksa memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis
darah. Berikut skema pengukuran tekanan menggunakan manometer.

3. Incubator Perawatan
Incubator perawatan adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi
premature atau mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara
memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai
dengan kondisi dalamkandungan ibu.
 Prinsip Kerja Incubator Perawatan
Inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh sistem control.
Temperature pada salluran-saluran suplly udara merubah tahanan thermisor
dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang di kehendaki
atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber lebih rendah
dari pada suhu yang di set, daya dihubungkan ke heater untuk mengoreksi
perbedaan ini. Pada sistem control, jumlah daya yang di berikan ke heater
sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara yang
sebenarnya dengan suhu yang di set. Hal ini berarti daya berkurang sewaktu
suhu mencapai set poin ( suhu yang di set), merupakan gambaran penting
mengenai contoh lebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan melebihi
setting. Bila sushu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan berbunyi.
 Pemeliharaan dan perawatan

1.Pemeliharaan harian

- Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada


- Periksa kondisi air, jangan sampai habis.
- Periksa suhu, sesuai antara thermometer dengan suhu yang di atur atau
tidak

2.Pemeliharaan mingguan

- Ganti air yang telah digunakan, usahakan dengan air destilasi sehingga
tidak menyebabkan kerak dan berlumut.

3.Pemeliharaan bulanana.

- Periksa fungsi blower, jangan sampai blower tidak berfungsi. Sebab


akanmenyebabkan pemanasan tidak merata. b.

Bila pesawat akan disimpan atau tidak digunakan, usahakan untuk membuang
semua air yang ada sampai habis

4. Ultrasonography ( USG )
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar
monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan
gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira
tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama
kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical
imaging yang dikenal sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik
yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel
(tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi
antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian hasil
interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra
(image), menjadi dasar bekerjanya peralatan MI.

 Kegunaan USG
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis.Pelaksanaan prosedur Diagnosis atau terapi dapat dilakuakan
dengan bantuan Ultrasonografi ( misalnya untuk biopi atau pengeluaran
cairan ) .
Dalam kasus kehamilan , USG digunakan oleh dokter spesialis kandungan
( DSOG ) untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari
persalinan nanti. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG digunakan
sebagai alat bantu untuk melakukan Diagnosa atas bagian tubuh yang terbangu
dari cairan.

Ultrasonografi medis digunakan dalam :


 Kardiologi
 Endokrinologi
 Gastroeterologi
 Ginekologi
 Obstetrik
 Ophthalmologi
 Urologi
 Intravascular Ultrasound

 Manfaat USG
Ultransonografi atau USG memiliki banyak manfaat. Alat yang menggunakan
gelombang suara ini digunakan dalam dunia kedokteran kandungan sejak 1961.
Tidak ada efek samping berarti dari USG asal tidak digunakan terus menerus
selama berjam-jam. Beberapa hal yang bisa diketahui dari penggunaan USG
antara lain adalah :
1. Konfirmasi kehamilan :
Di usia kehamilan lima setengah minggu, embrio dapat dilihat lewat USG.
Di usia 7 minggu, detak jantung janin dapat diketahui
2. Usia kehamilan :
Ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untukj mengukur usia kehamilan.
Ukuran ini bisa diketahui lewat pemantauan dengan USG > Tanggal
persalinan pun dapat diperkirakan dengan mudah.
3. Pertumbuhan dan perkembangan janin

4. Ancaman keguguran :

jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari
tetus. Detak jantung janin jelas berarti prospek yang baik untuk
melanjutkan kehamilan.

5. Plasenta bermasalah :
USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya masalah seperti
plasenta previa (plasenta menutup jalan lahir)
6. Hamil ganda/kembar :

jumlah fetus dapat dipastikan lewat USG. Karena itu, bila ada bayi kembar,
orangtua dapat mengetahuinya sejak awal.

7. Ukuran cairan ketuban :

lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan ketuban yang
berlebih maupun kurang dapat mempengaruhi kondisi janin. Mengecek
lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini.

8. Kelainan posisi janin :

kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan melintang juga bisa
dipantau lewat alat canggih ini.

9. Jenis kelamin bayi :

Bagi banyak orang, hal ini merupakan abgian terpenting dalam proses
kontrol kehamilan.

* Pada kehamilan trimester I:


 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
 Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau
cacat bawaan.
 Meyakinkan adanya kehamilan.
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan
muda, misalnya kehamilan ektopik.
 Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
 Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
 Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan
janin.
 Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
 Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya
kista,mioma.
*Pada kehamilan trimester II & III:
 Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu
cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
 Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan
menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
 Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur.
Jadi, lebih ke arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.
 Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas,
banyaknya cairan amnion, dsb.
 Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar
sebelum persalinan.
 Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
 Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya,
dsb).

Dengan demikian, jika hasilnya menunjukkan hasil yang tidak normal, maka kita
dapat bertindak lebih cepat untuk menyelamatkan janin. Karena gangguan aliran
darah pada janin dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat dan pada
keadaan yang sudah berat dapat mengakibatkan kematian.

C. Dampak Penggunaan Mesin USG

Sejumlah wanita berpendapat, pemeriksaan USG yang terlampau sering dapat


menyebabkan kerusakan janin dalam kandungan. Akhirnya, ketika menjalani
kehamilan, mereka hanya bersedia sekali atau dua kali menjalani pemeriksaan
USG.

Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurut sejumlah studi eksperimental


pada manusia dan hewan yang dilakukan di manca negara, tak pernah ditemukan
efek negatif akibat penggunaan USG. Sementara, dalam situs Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa USG baru berakibat negatif jika telah
dilakukan sebanyak 400 kali.

USG memang tak berbahaya buat janin. Sebab, USG tak mengeluarkan radiasi
gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini
berbeda dengan penggunaan sinar rontgen.

Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak
berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Pada kepentingan tertentu, misalnya
kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang ibu semakin sering menjalani
pemeriksaan USG. Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang
tak dikehendaki.

Misalnya, pada kasus bayi kembar, jika tanpa USG, Bagaimana kita tahu, kalau
bayi yang satu dapat makan, sementara yang satu lagi tidak. Memang tidak bisa
dideteksi, kecuali kita punya kemampuan supranatural.
Jenis pemeriksaan USG :

1. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas
gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang
disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan
suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas.
Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan
karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang
dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3
Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat
“bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah
terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.

5. Lithoclast
Teknologi pemecah batu di saluran kencing sampai ke daerah ginjal ini
bernama lithoclast ini secara sederhana adalah bekerja cengan mengirimkan
getaran pada sumber atau batu yang hendak dihancurkan. Getaran ini
ditembakkan ke sasaran sampai batu benar-benar hancur.Proses pengiriman
getaran dari sumber getar ke sasaran atau batu di saluran kencing ini dengan
diawali memasukkan selang ke saluran kencing yang di ujungnya terdapat
kamera. Pada saat penghancuran saluran kencing tersebut bias dimonitori
baikoleh dokter maupun oleh pasien itu sendiri. Setelah diketahui dengan pasti
batu yang akan digetarkan, maka dikirim sumber getar melalui sesuatu alat
tertentu, sampai batu benar-benar hancur.

6. Endoscopy
Alat Endoscopy dengan menggunakan Teknologi tinggi yang berfungsi
untuk melihat keadaan/kondisi saluran cerna dan organ lainnya. Dengan
pemeriksaan tindakan Endoscopy, berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dengan resiko yang minimal karena :
 Mendeteksi kelainan saluran cerna secara dini (Early Detection)
 Tanpa operasi (Non Surgery) dan Handal (Reliable)
 Tindakan Terapi Secara Langsung (Timely Treatment). Ketika terdeteksi
adanya Kelainan Saluran Cerna dengan menggunakan alat ini, dokter kami
akan langsung mengarahkan pelanggan agar dengan segera melakukan
tindakan terapi.
 Tingkat pemulihan yang cepat (Quick Recovery)

Keuntungan Tindakan Endoscopy :


1. Dapat melakukan biopsy
2. Memotong polip
3. Menghentikan pendarahan
4. Memasang Stent pada sumbatan
5. Mengangkat jaringan tumor ganas stadium sangat dini
6. Membuang batu saluran empedu
7. Sebagian kasus One Day Care
7. Respirometer
Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata
pernapasan organismedengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan
karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktor
seperti umur atau pengaruh cahaya memengaruhi rata-rata pernapasan.
Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kecepatanpernapasan beberapa macam organisme hidup seperti
serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan
suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g,
yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram
berat tiap detik. Respirometer ini terdiri atas dua bagian yang dapat dipisahkan,
yaitu tabung spesimen (tempat hewan atau bagian tumbuhan yang diselidiki) dan
pipa kapiler berskala yang dikaliberasikan teliti hingga 0,01 ml. Kedua bagian
ini dapat disatukan amat rapat hingga kedap udara dan didudukkan pada
penumpu (landasan) kayu atau logam.

 Prinsip kerja respirometer


Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam
pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon
dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan
dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme
dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan
penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler
berskala.

8. Kalorimeter
Kalorimeter merupakan suaatu alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kaloryang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun
kalor merupakanenergi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum
pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu
prosestermodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan
jumlahkalor yang dipindahkan kesistem.
Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik
menjadienergi sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi
tidakdapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan. Pada percobaan ini
kitatidak membuat energi kalor / panas melainkan kita hanya merubah energi
listrikmenjadi energi kalor / panas.Prinsip kerja dari kalorimeter adalah
mengalirkan arus listrik pada kumparankawat penghantar yang dimasukan ke
dalam air suling. Pada waktu bergerakdalam kawat penghantar (akibat
perbedaan potenial) pembawa muatanbertumbukan dengan atom logam dan
kehilangan energi.
Akibatnya pembawamuatan bertumbukan dengan kecepatan konstan
yang sebanding dengan kuatmedan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan
akan menyebabkan logamyang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu
energi kalor / panas.Pemanas listrik adalah setiap proses di mana energi listrik
diubah menjadipanas. Aplikasi umum meliputi pemanas ruangan, memasak,
memanaskan airdan proses industri.
Sebuah pemanas listrik adalah suatu alat listrik yangmengubah energi
listrik menjadi panas. Elemen pemanas dalam setiap pemanaslistrik hanyalah
sebuah resistor listrik, dan bekerja pada prinsip pemanasanJoule: arus listrik
melalui resistor mengubah energi listrik menjadi energi panas.Atau, sebuah
pompa panas menggunakan motor listrik untuk menggerakkansiklus refrigerasi,
gambar panas dari sumber seperti tanah atau udara luar danmengarahkannya ke
ruang angkasa yang akan hangat.
Beberapa sistem dapatdibalik sehingga ruang interior didinginkan dan
panas dibuang luar atau kedalam tanah. Pompa panas dapat memberikan dua
atau tiga unit pemanasenergi untuk setiap unit pembelian tenaga listrik.

9. Electromyogram
Cara kerjanya adalah dengan menempatkan dua elektroda (atau sensor)
di kulit pada otot yang akan dimonitor. Otot-otot yang paling sering digunakan
oleh praktisi biofeedback adalah frontalis (otot yang berkerut di dahi Anda),
masseter (otot rahang), dan trapezium (otot-otot bahu yang kaku ketika Anda
sedang stres).
Mesin ini digunakan untuk merehabilitasi pasien yang mengalami
kelumpuhan akibat terkena stroke. Bahkan ketika seseorang tidak lagi memiliki
sensasi pada anggota tubuh yang lumpuh dan tidak dapat menggerakkannya,
EMG seringkali dapat mendeteksi aktivitas listrik dalam otot. Mesin EMG
menguatkan pancaran gelombang listrik dari anggota tubuh yang lumpuh. Saat
pasien menjadi sadar akan hal tersebut, sistem sarafnya akan merangsang
aktivitas otot. Hal ini akan membuat ujung saraf baru dapat tumbuh pada otot
yang dilakukan EMG tadi, sehingga pasien dapat kembali melakukan beberapa
gerakan.
EMG lebih sering digunakan untuk merelaksasi otot yang tegang yang
disebabkan oleh stres. Ketika elektroda menangkap otot yang tegang, mesin
akan memberikan sinyal, seperti cahaya yang berwarna atau suara. Dengan cara
ini, pasien dapat merasakan dan memonitor kelanjutan aktivitas otot dan mulai
berfokus untuk mengenali seperti apa rasanya otot yang tegang. Saat menyadari
akan proses internal ini, Anda akan mulai mengenali saat ketegangan mulai
muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Latihan biofeedback seperti ini berguna untuk mengontrol ketegangan
sebelum menjadi lebih buruk atau menyebabkan masalah fisik lainnya. EMG
sering digunakan untuk pengobatan sakit kepala, sakit punggung, sakit leher,
serta penyakit yang terkait dengan stres, misalnya asma dan jerawat.

10. Electroenchepalogram
Electroencephalogram ( EEG ) adalah suatu test untuk mendeteksi
kelainan aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006). Sedangkan menurut dr.
Darmo Sugondo membedakan antara Electroencephalogram dan
Electroencephalografi.
Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak
dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut
Electroencephalogram. Jadi Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat
direkam melalui kulit kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo
dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas
otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata tertutup, gambaran EEG nya
menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-14 siklus/detik,
disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada area
visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang,
kalau subyek membuka matanya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah
gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di
regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi
aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek, modulasinya
dipengaruhi oleh formasio retikularis di subkortek.
Formasio retikularis terletak di substansi abu otak dari daerah medulla
sampai midbrain dan talamus. Neuron formasio retikularis menunjukkan
hubungan yang menyebar. Perangsangan formasio retikularis midbrain
membangkitkan gelombang beta, individu seperti dalam keadaan bangun dan
terjaga. Lesi pada formasio retikularis midbrain mengakibatkan orang dalam
stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang delta. Jadi formasio
retikularis midbrain merangsang ARAS (Ascending Reticular Activating
System), suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain.
Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan
serabut difus kesemua area di kortek serebri.ARAS mempunyai proyeksi non
spesifik dengan depolarisasi global di kortek, sebagai kebalikan dari proyeksi
sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek eksitasi kortek secara
khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi ARAS umum memfasilitasi respon
kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus. Dalam keadaan normal,
sewaktu perjalanan ke kortek, sinyal sensorik dari serabut sensori aferen
menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral akson. Jika sistem aferen
terangsang seluruhnya (suara keras, mandi air dingin), proyeksi ARAS memicu
aktivasi kortikal umum dan terjaga.

1. Prinsip dan Cara Pelaksanaan Perawatan (membersihkan, sterillisasi)


dan Penyimpanan Alat Kesehatan.

A. Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik
bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk
mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk
menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-
bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan
untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat
pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas
kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
 Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.

B. Metode Sterilisasi
Metode sterilisasi itu sendiri pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:

1. Sterilisasi secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan
berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme
tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara membunuh
mikroorganisme :

a) Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi


sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak
mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada
suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif untuk
disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin
(berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil
dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah.
Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat
harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp untuk mencegah
kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.

1. Udara panas oven


Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak
lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu
sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam,
150oC selam 3 jam.
2. Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam dengan carca membakar alat pada api
secara langsung. bahan yang terbuat dari porselen,
Contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya
3. Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan
menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul.

b) Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun


tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan
menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam tekanan
sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa
digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya
sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1
jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang
disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan menyebabkan :

 Penguraian gula

 Degradasi vitamin dan asam-asam amino

 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside

 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur
yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme
penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya denaturasi dan
koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan
bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan
terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas,
pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta media untuk pekerjaan
mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat
semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini
dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

1. Uap bertekanan (autoklaf)


Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh
pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif
mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan
spora bakteri yang tahan pemanasan.
2. Pemanasan dengan Bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil
dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang
digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.

3. Air mendidih

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan
dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme
tetapi tidak sporanya..

c) Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai


DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk
sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua
macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar
γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi digunakan
untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap panas
(termolabil).

1. Tyndalisasi

Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan
metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan
mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu
bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan
proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam
setiap hari selama 3 hari berturut- turut
2. Pasteurisasi

Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C
selama 15’ untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

2. Sterilisasi secara Kimia


Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik
terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang
dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam
kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di pakai untuk sterilisasi
antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida,
zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat,
aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)

a) Menggunakan bahan kimia


Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%,
selain itu juga Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang
akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam
alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.

b) Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti
etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,
metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil
seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.

3. Sterilisasi secara Mekanik


Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan
mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

a) Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini
menggunakan filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba,
mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya
Pelaksanaan :

1. Sterilisasi dengan cara rebus


Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan
ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.

2. Sterilisasi dengan cara stoom


Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan
tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.

3. Sterilisasi dengan cara panas kering


Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan
logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.

4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia


Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat,
uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain-lain.

* Perhatian :
1. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
2. Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
3. Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan :
nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
4. Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga
seluruh bagian dapat disterilkan.
5. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat
(dihitung sejak peralatan disterilkan).
6. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator,
sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.
7. Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan
korentang steril.
8. Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun
tutupnya.
9. Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus
disterilkan kembali.

A. Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran

Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara
membersihkan, mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :

1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.


2. Mencegah peralatan cepat rusak.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.

B. Sterilisasi Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan

1. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)

Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin
atau dengan otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus
dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan sabun. Bila hendak memakai
uap formalin, sarung tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam tromol atau
stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci
hama (steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya
disediakan beberapa buah stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan
yang steril. Sarung tangan dapat pula dimasukkan ke dalam otoklaf untuk
disterilkan.

2. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM


Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu.
Perbiasakan segera mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran
yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel
blede maupun tabung reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian
dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan metode pemanasan
secara kering, agar suhu mencapai 160¬¬¬¬oC, jarak waktu mencapai 1-2
jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.

3. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA

Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan
menggunakan pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering
disterilisasi dengan menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca
banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat
efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah
kering alat bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan
katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet kemudian
sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih
2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat
tersebut dapat terbakar.

4. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA


KULTUR ( kain doek)

Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari


kotoran, kemudian kain resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril
dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman
maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih
dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum
sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode
pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave).
Metode sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya
pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.

5. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK

Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan


menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk
dari plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik
sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan
detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol
setelah itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptic

C.Perawatan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan

1. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH


DISTERILKAN

Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun


alumunium sering terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian
maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang mempunyai temperatur
tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan
silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat
tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi
dengan olie atau parafin.

2. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL

Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada


beberapa keuntungan dan kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.

Keuntungan:
Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan
terhadap perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan
tembus cahaya yang besar.
Kelemahan:

Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga
menggagu daya tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun
untuk membersihkan saja timbul goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka
dalam segi perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus
memperhatikan:

a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37¬¬¬¬oC dan


beri tambahan lampu 25 watt
b. Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk
membersihakan debu dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu
membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas
kawat kasa, atau boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air
yang sedang mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin
kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan
mendadak tidak diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan:
- Air bersih
- Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
- Larutan
• kalium dichromat : 10 gram
• Asam belerang : 25 ml.
• Aquades : 75 ml.

3. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET


Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu
lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan
penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara
mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar
matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh
permukaan karet.

Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan


Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan
maksud selalu dapat menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan
presiden. Pada tahap penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan
dengan kaidah ‘clean room’, dimana suhu dan kelembapan diatur, pembatasan
lalu lintas personel, fentilasi agar pertekanan positif, dan mekanisme lain agar
terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali. Distribusi
alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas personel minimal
diwilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap steril. Untuk distribusi, petugas
pelaksanaan operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan
alat alat yang telah steril kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang
kemudian alat dapat diambil petugas rungan agar dapa digunakan operator. Ada
dua macam alat yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni :

1. Alat yang dibungkus


Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal,
dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan
yang optimal,simpan bungkusan seteril dalam lemari tertutup dibagian yang
tidak terlalu sering dijamah, suhu udara dan seajuk atau kelembapan rendah. Jika
alat-alat tersebut tidak dipakai dalam waktu yang lama, alat tersebut harus
disterilkan kembali sebelum pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera
diguanakan setelah dikeluarkan . jangan menyimpan alat dengan merendam
dalam larutan .

2. Pengelolaan benda tajam


Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga
meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah, untuk
menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka semua benda tajam harus
digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh
digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur ulang atas
pertimbangan penghematan karena 17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka
tusukan sebelum atau selama pemakaian. salah satu contoh cara yang dianjurkan
untuk mencegah perlukaan akibat penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik
tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya tanpa menyentuh atau
memanipulasi bagian tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata ditutup
kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan
dengan satu tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum.
BAB IV
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peralatan kesehatan masih
sangat berhubungan erat dengan ilmu fisika dan perkembangan teknologi, karena
sebagian besar prinsip kerjanya menggunakan konsep fisika yang diaplikasikan pada
sebuah alat kesehatan yang berteknologi terkini.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas maka kami sarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Menggunakan alat-alat ksehatan dengan sebaik-baiknya

2. Membeli dan menggunakan alat-alat kesehatan dari luar guna melengkapai peralatan
Rumah Sakit yang ada di Indonesia

3. Marilah para ilmuwan bangsaku, berlombalah berkreasi. Minimalnya untuk


kemandirian kita akan teknologi untuk melayani kebutuhan bangsa sendir. Fisikawan
medis Indonesia teruslah berkarya
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.itagz.com/aang/ dibaca tanggal 28 Desember 2011 dan download tanggal


28 Desember 2011.

2. http://staff.blog.ui.ac.id/supriyanto.p/category/berita-seputar-fisika-medis/ posting 14
Maret Blog : Peranan Fisika dalam ilmu kedokteran dibaca tanggal 28 Desember 2011.

3. http://www.scribd.com/doc/2369186/Fisika-XII dibaca tanggal 28 Desember 2009


dan download tanggal 28 Desember 2011.

4. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0920563203909704 dibaca tanggal 28


Desember 2011 dan download tanggal 28 Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai