Dosen Pengampu
Disusun Oleh
Kelompok 6
Anggota Kelompok:
T.A 2018
KATA PENGANTAR
i
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “GENETIKA DAN
REKAYASA GENETIKA”. Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
biomedik.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya dan membalas semua amal kebaikan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena terbatasnya kemampuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan sasaran yang membangun akan penulis terima
dengan senang hati.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita sering melihat bahwa seorang anak itu pasti mirip dengan orang tuanya,
baik wajahnya, tingkah lakunya maupun kesukaannya. Dan hal ini telah diketahui sejak
dahulukala. Bangsa kita pun telah mengenal sebuah pepatah yang berbunyi “buah
jatuh tidak jauh dari pohonnya”.Hal ini tentunya mulai menimbulkan pemikiran-pemikiran
dasar bahwa ciri, sifat dan karakter seseorang diwariskan dari orang tuanya. untuk dapat
membuktikan hal ini, maka kita perlu untuk mempelajari ilmu genetika, karena
genetika merupakan ilmu keturunan.
Genetika berasal dari kata “genos”(bahasa latin), artinya suku bangsa atau asal usul.
Dalam ilmu ini di pelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu di wariskan kepada anak cucu,
serta variasi yang mungkin timbul di dalamnya. Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat
mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri serta setiap makluk hidup yang berada di lingkungan
kita. Kita sebagai manusia tak hidup autonom dan terisolir dari makluk lain sekitar kita,
tapi kita menjalin ekosistem dengan mereka. Karena itu selain kita harus mengetahui sifat-
sifat menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. lagi pula prinsip-
prinsip genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk.
Karena manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita
mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh
tumbuhan dan hewan sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni dan bisa juga
sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni, ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika, dan matematika. Serta ilmu pengetahuan dasar dalam
bidang biologi sendiri seperti bioseluler, histologi, biokimia, fisiologi, anatomi, embriologi,
taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu terapan ia menunjang banyak kegiatan ilmiah dan pelayanan
kebutuhan masyarakat.
1.3 TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 HUKUM GENETIKA
Hukum I Mendel
Adalah mengenai pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet, dimana pada saat itu
terjadi pemisahan alel-alel secara bebas, dari diploid menjadi haploid. Aplikasi dari Hukum
I Mendel adalah persilangan monohibrid. Persilangan monohibrid adalah perkawinan yang
menghasilkan pewarisan suatu karakter dengan dua sifat beda.
Hukum II Mendel
yaitu tentang ketentuan penggabungan bebas yang harus menyertai terbentuknya
gamet pada perkawinan dihibrid. Persilangan dihibrid adalah perkawinan yang
menghasilkan pewarisan dua karakter yang menghasilkan dua karakter berbeda.
6
Kelainan jumlah kromosom pada manusia akan menyebabkan kelainan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga secara anatomis akan di jumpai kelainan
tertentu yang biasanya di sertai dengan kelainan fungsional. Beberapa kelainan di bawah ini
merupakan kelainan yang di sebabkan jumlah kromosom yang tidaknormal yaitu :
1. Kelebihan jumlah autosom dimana jumlah salah satu autosom tidak sepasang tetapi
adatigabuah / trisomi. Jenis penyakit yang termaksud trisomi ini ialah:
a. Sindoma down dimana kromosom 21 jumlahnya 3 buah .
b. Sindoma Edward dimana kromosom nomer 17 atau 18 jumlahnya 3 buah
c. Sindroma patau kromosom nomer 13 atau 14 jumlahnya 3 buah
2. Kelamin jumlah seks kromosom misalnya pada penyakit:
a. Sindroma Kleinefelter di jumpai pada pria dengan seks kromatin positif karena
adanya kromosom X yang dobel.
b. Sindroma Turner di jumpai pada wanita dengan seks kromatin negatif karena tidak
ada nya kromosom negative X. [8]
B. Gen
Gen merupakan satu seri triplet basa nitrogen yang terdapat pada pita DNA. Seri
triplet ini akan mengode satu rantai polipeptida yang kemudian akan menjadi bagian dari
satu enzim atau protein lainnya. Gen tersebut dapat mengatur seluruh proses metabolisme
dan menetukan berbagai ciri atau sifat (seperti warna mata, bentuk hidup, dan tipe
rambut).
Gen terletak di dalam kromosom pada lokasi khusus yang disebut lokus. Gen
mempunyai bentuk altenatif atau bentuk lain yang dikenal dengan istilah alel. Gen dan
alel dilambangkan dengan huruf latin besar dan kecil. Jadi, gen juga mempunyai
pasangan, seperti halnya kromosom.
C. DNA
DNA merupakan materi genetika yang terdapat pada semua sel makhluk hidup dan
membawa informasi yang diperlukan untuk sintesis protein dan replikasi. DNA yang
terdapat dalam kromosom berbentuk sebagai dua untaian gugus nukleotid yang saling
melilit membentuk heliks.
1. Struktuk DNA
Satu molekul DNA terdiri atas dua pita atau berpita ganda. Masing-masing
pita DNA dihubungkan oleh nukleotida sehingga membentuk struktur rantai
ganda yang tersusun seperti tangga berpilin yang disebut double
helix. DNA double helix setiap nukleotida terdiri atas tiga unit, yaitu satu
molekul gula pentose, satu deoksiribosa, satu gugus fosfat dan satu dari empat
jenis basa nitrogen kelompok purin yaitu adenine(A) dan guanin (G), kelompok
pirimidin yaitu timin (T) dan sitosin (S).
7
2. Replikasi DNA
Replikasi DNA diawali dengan terbukanya dua rantai polinukleotida yang
masing-masing berfungsi sebagai cetakan. Protein yang memulai replikasi DNA
mengenali urutan dan menepel pada DNA, memisahkan kedua untaian dan
membuka sebuah gelembung replikasi. Replikasi DNA kemudian berjalan
kedua arah sampai seluruh molekul tersebut tersalin. Gelembung replikasi
tersebut berbentuk dan menyatu, sehingga mempercepat pennyalinan molekul
DNA yang sangat panjang dimana untai-untai DNA baru memulai memanjang.
D. Sintesis Protein
1. Transkripsi
DNA sebagai sumber informasi yang terdapat dalam inti, tidak mungkin
secara langsung digunakan dalam sitoplasma untuk sintesis protein, maka DNA
sebagai sandi perlu disalin atau dikopi dalam sandi lain yaitu sebagai molekul pesan
RNA. Peristiwa penyalinan molekul DNA menjadi mRNA dinamakan transkripsi.
Transkripsi DNA dilakukan untuk setiap satuan 3 nukleotid (kodon); tetapi karena
mRNA tidak memiliki basa thimin, melainkan gugus uracil (U), maka urutan basa
pada mRNA akan sedikit berbeda. Cara transkripsi mRNA dengan menggunakan
molekul DNA sebagai pola yang melakukan enzim polymerase sebagai berikut :
a. Basa T pada DNA ditranskripsi menjadi basa A pada mRNA.
b. Basa A pada DNA ditranskripsi menjadi basa U pada mRNA.
c. Basa C pada DNA ditranskripsi menjadi basa G pada mRNA.
d. Basa G pada DNA ditranskripsi menjadi basa C pada mRNA.
Hasil transkripsi dalam bentuk mRNA ditransportasikan ke sitoplasma melalui
lubang lubang selubung inti. Selanjutnya mRNA akan diterjemahkan untuk
satuan jenis asam amino kemudian melakukan proses translasi menjadi
polipeptida.
2. Translasi
Translasi merupakan tahap kedua sintesis protein. Pada tahap ini terjadi
penerjemahan urutan kodon pada RNAd menjadi urutan asam amino pada ribosom.
Penerjemahan satu kodon menghasilkan satu asam amino. Ada tiga tahapan proses
translasi yaitu:
1. Inisiasi, merupakan proses menempelnya dan penyatuan mRNA, tRNA inisiator,
dan subunit ribosom kecil diikuti oleh pelekatan subunit besar, untuk
menyempurnakan kompleks inisiasi translasi.
2. Elongasi, merupakan proses mengenal kodon (tRNA aminoasil yang baru datang
terikat pada kodon) kemudian melakukan pembentukan ikatan peptida dan
translokasi.
3. Terminasi, merupakan proses pelepasan rantai polipeptida dari ribosom.
8
2.4 KODE GENETIK
Informasi genetik dikode sebagai suatu urutan triplet basa yang tidak tumapng-tindih
atau kodon, yang masing-masing ditranslasi menjadi asam amino spesifik selama sintesis
protein.
Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas
kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga
sering disebut sebagai kodon triplet.
2.5 PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
a. Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-
sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme.
b. Kriptomeri adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi"
(Kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana adalah
pH air sel.
c. Epistasis adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain
sekalipun sifat tersebut dominan.
d. Hipostasis adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain. Sifat yang hipostasis pada suatu
keturunan yang pada suatu seat muncul kembali (reappearence).
e. Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi
untuk memunculkan suatu karakter.
f. Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi
antar gen dominan maupun antar gen resesif.
9
5. Teori Pangenesis
Dikemukakan oleh Charles Darwin, dikatakan di dalam sel kelamin terdapat tnas-
tunas yang akan bekembang setelah sel telur dibuahi sel seperma.
GENETIKA MODEREN
Teknologi rekayasa genetika merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan sebagai teknik in-
vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau organel;
atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi
alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan
susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme
penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja.
Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di khromosom tanaman, sebaliknya gen tanaman dapat
diselipkan pada khromosom bakteri. Gen serangga dapat diselipkan pada tanaman atau gen dari babi
dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari manusia dapat diselipkan pada khromosom
bakteri. Produksi insulin untuk pengobatan diabetes, misalnya, diproduksi di dalam sel
bakteri Eschericia coli (E. coli) di mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas manusia
10
yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi insulin dapat
dilakukan dengan cepat, massal, dan murah. Teknologi rekayasa genetika juga memungkinkan
manusia membuat vaksin pada tumbuhan, menghasilkan tanaman transgenik dengan sifat-sifat baru
yang khas.
1. Isolasi gen.
2. Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik.
3. Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru.
4. Membentuk produk organisme transgenik.
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi pengunaan vektor,
kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi, screening, serta analisis rekombinan.
Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik meliputi (1) Identifikasi gen yang diharapkan; (2)
Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan; (3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah
direkayasa; dan (4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya (BSAS, 2011; Nicholl, 2002).
Contoh Genetika Klasik
1. rekayasa genetika hewan
GlowFish – Ikan Bercahaya GloFish merupakan salah satu contoh hewan transgenik
yang direkayasa secara genetiknya. Ikan ini dikembagkan dari Amerika Serikat yang
merekayasa DNA dari ikan zebra (Danio rerio) dengan gen pengkode protein flourens
warna hijau dari gfp (green flourescent protein). Namun secara fenotip, warna yang
dihasilkan bukan hanya warna hijau saja melainkan warna kuning hingga merah
(Pray, 2008).
Kelinci Penghasil Bispesifik T-Cell Antibody ~ Salah satu penyakit pada manusia
yang mematikan adalah kanker. Penyakit ini dapat diatasi dengan meningkatkan
11
antibodi sel T. Sekarang dengan menggunakan rekayasa genetika, kelinci dapat
dipakai sebagai hewan uji untuk menghasilkan dua macam antibodi spesifik, yakni
molekul CD28 dan r28M yang mampu menginduksi TCR/CD3 yang mampu
membunuh sel kanker. Dengan ditemukannya antibodi bispesifik ini dapat diharapkan
untuk mendapatkan cukup banyak pengetahuan tentang antibodi bispesifik bagi
aplikasi medis (Hovest et al.,2004).
sebagai ilmu pengetahuan terapan ilmu ini dipakai untuk bidang bidang sebagi berikut :
12
transfusi darah, selain oleh pemakaian jarum obat bius dan hubungan seks pada
orang homoseks. Penderita AIDS mengalami kerusakan pada sel-T, sel darah
putih kelompok limfosit yang vital bagi tubuh guna memerangi infeksi.
c. Usaha menyembuhkan penyakit Lesch-Nyhan
Penyakit Lesch-Nyhan adalah salah satu penyakit keturunan yang
ditemukan paling akhir, yaitu di pertengahan 1960, oleh Dr. William Nyhan dari
medical Scholl, University of California, San Franscisco, California, USA,
bersama seorang mahasiswanya bernama Michael Lesch. Penyakit ini adalah
salah satu dari sekitar 3000 jenis penyakit keturunan yang pernah ditemukan.
Penerita penyakit mental ini tidak mampu membentuk enzim hipoxantin-guanin
phosphoribosil transferase (HGPRT) yang diikuti olah bertambah aktifnya gen
serupa, ialah adenine phosphoribosil transferase (APRT). Karena metabolisme
purin menjadi abnormal, maka penderita memilliki purin yang berlebihan,
terutama basa guanine.
d. Terapi Gen
Para peneliti juga menggunakan rekayasa genetika untuk mengobati
kelainan genetik. Proses ini, yang disebut terapi gen, meliputi penyisipan
duplikat beberapa gen secara langsung ke dalam sel seseorang yang mengalami
kelainan genetis. Sebagai contoh, orang-orang yang mengalami sistik fibrosis
tidak memproduksi protein yang dibutuhkan untuk fungsi paru-paru yang tepat.
Kedua gen yang mengkode protein untuk cacat bagi orang-orang ini mengalami
kerusakan. Para ilmuwan dapat menyisipkan duplikat gen ke dalam virus yang
tidak membahayakan. Virus “yang direkayasa” ini dapat disemprotkan ke paru-
paru pasien yang menderita sistik fibrosis. Para peneliti berharap bahwa duplikat
gen dalam virus tersebut akan berfungsi bagi pasien untuk memproduksi protein.
Terapi gen masih merupakan metode eksperimen untuk mengobati kelainan
genetik. Para peneliti bekerja keras untuk mengembangkan teknik yang
menjanjikan ini.
13
terhadap hama serangga. Pertanian diharapkan akan menikmati keuntungan
paling banyak dari teknik rekayasa genetik, seperti:
1. Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan tetapi
mahal harganya, oleh fiksasi nitrogen secara alamiah.
2. Teknik rekayasa genetik mengusahakan tanam-tanaman (khususnya yang
mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu peka terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur, dan cacing.
3. Mengusahakan tanam-tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
4. Mengusahakan tanaman padi-padian yang mampu membuat pupuk nitrogen
sendiri.
5. Tanam-tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk
meningkatkan efisiensi fotosintesis.
6. Tanam-tanaman yang lebih tahan terhadap pengaruh kadar garam, hawa
kering, dan embun beku.
7. Mengusahakan menadapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan
lewat pencangkokan gen. Tanaman kentang, tomat, dan tembakau tergolong
dalam keluarga yang sama, yaitu Solanaceae. Akan tetapi serbuk sari dari satu
spesies dalam keluarga ini tidak dapat membuahi sel telur dari spesies lain dalam
keluarga itu juga.
c. Kapas Transgenik
14
Kapas hasil rekayasa genetik diperkenalkan tahun 1996 di Amerika
Serikat. Kapas yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan
jumlah penggunaan insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan
adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri
untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pemasakan buah.
Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik adalah
menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan
herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga merupakan
kendala utama pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan
produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.Saat ini
lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas
transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman
kapas transgenik. Demikian juga dengan Cina dan India yang merupakan
produsen kapas terbesar di dunia setelah Amerika Serikat juga secara intensif
telah mengembangkan kapas transgenik.
d. Tomat Transgenik
Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau
tapi belum matang. Hal ini disebabkan akrena tomat cepat lunak setelah matang.
Dengan demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan
penanganan yang sulit. Tomat pada umumnya mengalami hal tersebut karena
memiliki gen yang menyebabkan buah tomat mudah lembek. Hal ini disebabkan
oleh enzim poligalakturonase yang berfungsi mempercepat degradasi pektin.
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa
enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan
mengurangi produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat
pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang
tanamannya untuk waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan
dengan generasi tomat sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan
genetika, tahan terhadap penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan
kemungkinan pecah atau rusak selama pemrosesan lebih sedikit.
e. Kentang Transgenik
Mulai pada tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika menyetujui untuk
mengomersialkan kentang hasil rekayasa genetika yang disebut Monsanto
sebagai perusahaan penunjang dengan sebutan kentang “New Leaf”. Jenis
kentang hybrid tersebut mengandung materi genetik yang memnungkinkan
kentang mampu melindungi dirinya terhadap serangan Colorado potato beetle.
Dengan demikian tanaman tersebut dapat menghindarkan diri dari penggunaan
pestisida kimia yang digunakan pada kentang tersebut. Selain resisten terhadap
serangan hama, kentang transgenik ini juga memiliki komposisi zat gizi yang
lebih baik bila dibandingkan dengan kentang pada umumnya.
Hama beetle Colorado merupakan suatu jenis serangga yang paling destruktif
untuk komoditi kentang di Amerika dan mampu menghancurkan sampai 85%
produksi tahunan kentang bila tidak ditanggulangi dengan baik.
Daya perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari
bakteri Bacillus thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga
dengan kentang Bt. Sehingga diharapkan melalui kentang transgenik ini akan
membantu suplai kentang yang berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan
daya beli masyarakat.
15
Teknik rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen
ke dalam hewan, yang kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk
manusia. Sebagai contoh, para ilmuwan dapat menyisipkan gen manusia ke
dalam sel sapi. Kemudian sai tersebut memproduksi protein manusia yang sesuai
dengan kode gen yang disisipkan. Para ilmuwan telah menggunakan teknik ini
untuk memproduksi protein pembeku darah yang dibutuhkan oleh penderita
hemophilia. Protein tersebut diproduksi dalam susu sapi, dan dapat dengan
mudah diekstraksi dan digunakan untuk mengobati manusia yang menderita
kelainan itu.
Di bidang Peternakan, rekayasa genetika juga diduga akan memberi harapan
besar, seperti:
1. Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk melawan penyakit mencret ganas yang
dapat mematikan anak-anak babi.
2. Sudah dipasarkan vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut,
yaitu penyakit ganas dan sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan
babi. Sebelumnya, para peternak sering membantai seluruh ternaknya, walaupun
sebenarnya hanya seekor saja yang terkena penyakit tersebut, dengan maksud
untuk mencegah penularannya yang lebih luas.
3. Sekarang sedang diuji hormone pertumbuhan tertentu untuk sapi yang
mungkin dapat meningkatkan produksi susu.
Kelainan genetika merupakan kelainan pada tubuh yang disebabkan oleh kelainan gen akibat
kerusakan atau perubahan. Gen sendiri adalah intruksi perkembangan dan pertumbuhan dalam tubuh
manusia. Kelainan tersebut terjadi bukan disebabkan oleh faktor luar seperti lingkungan layaknya
polusi, pola makan atau yang lain melainkan karena faktor dari dalam yaitu keturunan. Berbeda dari
jenis penyakit lain yang dipengaruhi oleh virus yang berasal dari luar maka kelainan genetik berasal
dari dalam tubuh manusia sendiri dan dapat berbeda pada tiap individu tergantung pada kelainan
genetik yang terjadi.
16
Aneuploidi
Delesi (hilangnya bagian dari kromosom)
Inversi
Mutasi
Duplikasi
Trankolasi
Beragam hal diatas merupakan penyebab terjadinya kelainan genetik yang dapat mempengaruhi fisik
atau bahkan pola pikir seseorang.
Ada beberapa jenis gangguan genetik yang dapat menyebabkan kelainan yang berbeda- beda pada
tubuh manusia seperti :
Gangguan genetik autosomal resesif (kelaianan genetik ini diwariskan dari pola resesif
autosomal)
Gangguan genetik dominan autosomal (ketika orang tua mewariskan gen cacat pada anaknya)
Gangguan sez-linked (kelainan yang berhubungan dengan gen atau kromosom seks di
dalamnya)
Gangguan genetik multi-faktorial (terjadi karena faktor lingkungan dan faktor genetik)
Gangguan genetik dominan
Ciri-ciri
Orang dengan kelainan genetik umumnya memiliki jumlah kromosom yang berbeda dengan jumlah
kromosom orang yang normal. Ciri lain yang dapat ditemukan pada penderita kelainan genetika yaitu
adanya perubahan pada fisik tergantung pada kelainan genetik apa yang tengah dia derita. Ada
beberapa dari penderita kelainan genetik yang mengalami kekerdilan, kepala dengan ukuran kecil,
kepala dengan ukuran besar, kelainan pada kulit, kelainan bentuk sel darah merah dan lain
sebagainya.
Ada banyak sekali daftar penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik seperti Achondroplasia,
sindrom Jacob, sindrom Edward, anemia bulan sabit dan lain-lain. Beragam jenis penyakit ini
memiliki penyebab serta timbulnya kelainan yang berbeda antar satu dengan yang lain.
1. Achondroplasia
Kelainan genetik yang satu ini adalah kelainan kongenital tulang rawan yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami kekerdilan. Seseorang dengan gangguan achondroplasia atau AK ini memiliki
gejala yaitu tubuh yang tidak proporsional, kepala besar, anggota gerak yang pendek dan hidung
pesek. Angka kelahiran dengan kelainan genetik ini, dapat terjadi setiap pada 1/25.000 kelahiran.
Kelainan genetik AK ditemukan pertama kali oleh Parrot pada tahun 1878 dan ditemukan banyak
terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. AK dapat dideteksi menggunakan USG sebelum
kelahiran.
17
Kelainan genetik ini, menyebabkan sel darah merah sulit untuk melewati pembuluh darah terutama
pada pembuluh darah sempit. Sel darah merah dengan bentuk bulan sabit tersebut akan tersangkut dan
menyebabkan timbulnya rasa sakit, kerusakan organ serta infeksi yang serius.
3. Albinisme
Albinisme adalah kelainan turunan atau bawaan yang menyebabkan tidak ada atau hanya sedikit
produksi melanin pada iris mata, kulit dan rambut. Mereka yang mengalami gangguan ini, umumnya
memiliki rambut, mata dan kulit yang berwarna terang. Albino tidak dapat disembuhkan namun dapat
diatasi dengan alat bantuan penglihatan, bantuan pengobatan bedah dan perangkat pelindung dari
sinar matahari.
5. Penyakit Alzheimer
Penyakit ini ditandai oleh hilangnya ingatan secara bertahap, perubahan suasana hati, gangguan
bahasa, kebingungan, dan iritabilitas. Penyakit degeneratif ini belum ditemukan penyembuhannya
namun berbagai bentuk pencegahan seperti diet seimbang, stimulasi dan latihan mental perlu
dilakukan.
Ketika kita makan atau minum, insulin bertugas untuk memindahkan gula ke dalam sel dan
menghasilkan energi. Ketika seseorang melakukan kegiatan tertentu maka kadar gula pada darah akan
menurun karena otot menggunakan gula sebagai energi.
7. Tumor Wilms
Kelainan genetika satu ini merupakan kanker ginjal yang umumnya ditemukan pada anak dengan
umur kurang dari 5 tahun. Walau jarang, namun tidak menutup kemungkinan pula orang dewasa
dapat terkena penyakit ini. Meski penyebab penyakit ini masih belum diketahui hingga sekarang,
namun diduga penyakit ini berhubungan dengan genetik. Adapun ciri-ciri penderita tumor Wilms
yaitu terjadinya kelainan pada saluran kemih, tidak memiliki iris serta terjadinya pembesaran pada
separuh bagian tubuh. Keberadaan tumor ini dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain dan biasanya
ditemukan pada 1 dantara 200.000 hingga 250.000 anak.
8. Sindrom Angelman
Gangguan neurolohis ini dijelaskan untuk pertama kalinya oleh seorang dokter anak yang bernama
Dr. Harry Angelman di Ingrris pada tahun 19654. Gejala kelainan genetik sindrom angelman, ditandai
dengan gangguan bicara, kepala kecil, kejang berulang kali dan perkembangan intelektual yang
terlambat. Anak dengan sindrom ini umumnya bersikap hiperaktif dan memiliki sikap bahagia.
9. Achromatopsia
Gangguan Achromatopsia ditandai dengan buta warna, hilangnya ketajaman visual, nistagmus dan
rasa sensitif pada cahaya. Statistik menyebutkan terdapat 1 dari 33.000 orang di Amerika mengidap
Achromatopsia. Kelainan Achromatopsia memiliki dua bentuk dan yang paling parah adalah compete
achromatopsia. Penggunaan alat bantu visual dan optik diperlukan bagi para penderitanya.
18
Pada penderita lupus serta jenis penyakit autoimun yang lain, sistem kekebalan tubuh yang berguna
untuk melawan radikal bebas, berbalik menyerang sel tubuhnya sendiri. Meskipun lupus diketahui
sebagai salah satu penyakit bawaan atau keturunan namun gen yang memicunya belum diketahui.
Lupus dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh, peradangan, gangguan kulit serta gangguan
organ dalam dan persendian. Statistik menyebutkan jika seorang anak dari penderita lupus 5 %
kemungkinannya dapat terjangkit penyakit yang sama.
Secara fisik penderita sindrom ini, memiliki wajah kriminal dengan kebiasaan menusuk wajah atau
mata entah dengan benda tajam atau bisa pula pensil. Dengan keadaan yang serba aktif, sebaiknya
orang tua atau orang terdekat mengarahkannya pada kegiatan yang bermanfaat supaya tidak
menimbukan masalah.
17. Hemofilia
19
Hemofilia merupakan salah satu kelainan genetik yang disebabkan karena kurangnya faktor
pembekuan. Hemofilia merupakan salah satu jenis kelainan genetik tertua yang pernah tercatat.
BAB III
20
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penulisan makalah ini penulis ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
21
DAFTAR PUSTAKA
22