Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM SENSORIS TELINGA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 (REGULER A)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

NURYA KUMALA
TIKA SRINURIA A .
RAESITA RAHMAWATI
EKA YULIA FAJRI I.
ANDHIKA CAHYA KHARISMA
LINDA NUR WIDIYANTI
ALINE MAYORETZA
ERAWATI SUGIONO

( 05 )
( 07 )
( 10 )
( 12 )
( 16 )
( 18 )
( 28 )
( 33 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SOETOMO SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KEMENKES SURABAYA
TA 2014 / 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan untuk kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, kami dapat menyusun Makalah Anatomi Fisiologi
dapat diselesaikan . Penulisan makalah merupakan salah satu kegiatan dalam mata kuliah yang
harus dilakukan oleh setiap mahasiswa. Makalah juga menjadi salah satu aspek penilaian dalam
nilai mata kuliah yang akan diberikan pada setiap mahasiswa.
Makalah ini merupakan penilaian secara kelompok yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Perkembangan Perserta Didik, Bapak Dwi Adji Norontoko,
S.Kep.,Ns.,M.Kep. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan literatur yaitu data-data dari media
elektronik seperti internet. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dwi Adji
Norontoko, S.Kep.,Ns.,M.Kep. sebagai dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi.
Saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Anatomi Fisiologi. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik.

Surabaya , 13 Oktober 2014

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... i

Daftar Isi. ii
Bab I

Bab II

Bab III

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan....................
1.3. Rumusan Masalah.......
Pembahasan..............................................................................
2.1. Sistem Pendengaran ...........
2.2. Anatomi Telinga.
2.3. Fisiologi Pendengaran....
2.4. Cara Kerja Indra Pendengaran
2.5. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan.....

1
1
1
2
2
7
9
9

Penutup
3.1. Kesimpulan..
3.2. Saran ................

11
11

Daftar Pustaka............................................................................................

ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah

meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam
akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

1.2.

Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Bapak
Dosen, dan juga untuk menambah wawasan serta memenuhi tugas mata kuliah Sistem Sensori
Telinga.

1.3.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dan pedoman dalam penyusanan dan
penyajian makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi telinga ?
2. Bagaimana proses cara kerja pendengaran ?
3. Bagaimana susunan dan cara kerja alat keseimbangan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Sistem Pendengaran
Sistem yang digunakan untuk mendengar. Hal ini dilakukan terutama oleh sistem
pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat mendengar dari
20 Hz sampai 20.000 Hz.
Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun
telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang

telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam
liang. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
2.2.

Anatomi Telinga
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam
akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
2.1.1.1.

Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
a.

Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani
(gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi
bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul
getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah
daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju
gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi
3
dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan
kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga
tidak kering.Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar.
Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan
kuping kenyal. Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian
dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liang. Telinga luar
berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam.

Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.Telinga luar terdiri dari
daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga
manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung
fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga
yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing,
yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang
dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang
menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar
permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering
b.

Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan
udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah
berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga
tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar
yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti
rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang
tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga
dan tulang landasan (inkus).
4
Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang
berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi
terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang
dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran
timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.Bagian ini
merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga

tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar
melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam
melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran
yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti
rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang
tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan
tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga
mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi
(stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan
tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Pendengar tengah terdiri atas rongga gendangan yang berhubungan
dengan tekak melalui tabung pendengar Eustachius. Dalam rongga gendangan
terdapat tulang-tulang pendengar, yaitu martil, landasan dan sanggurdi. Martil
melekat pada selaput gendangan dan dengan sebuah sendi kecil juga
berhubungan dengan landasan.
Landasan mengadakan hubungan dengan sanggurdi melekat pada selaput
yang menutup tingkap jorong pada dinding dalam rongga gendangan telinga
manusia. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran
suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga
tengah ke jendela oval.
5
c.

Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran.5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1.

Tiga saluran setengah lingkaran

2.

Ampula

3.

Utrikulus

4.

Sakulus

5.

Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga


saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ
keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin
tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari
tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan
jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan
jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh
membran.
Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran
Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani
terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang
dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada
di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan
membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari
sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut
saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap
rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

6
1.

Telinga Luar (Auter Ear)


Aurikula / daun telinga : Terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Berfungsi
untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE
(Meatus Akustikus Eksterna).
Meatus Akustikus Eksterna / Liang telinga luar : Panjang 2,5 cm, berbentuk
huruf S, 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar
minyak dan kelenjar serumen yang bersifat antibakteri dan memberikan
perlindungan bagi kulit.

Kanalis auditorius eksternus : Panjangnya sekitar 2,5cm, kulit pada kanlis


mengandung kelenjar glandula seruminosa yang mensekresi substansi seperti
lilin yang disebut serumen. Serumen mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan pada kulit.kanalis auditorius eksternus akan
berakhir pada membrane timpani.
2.

Telinga Tengah
Membran Timpani / gendang telinga. Gendang telinga terdiri atas 3 lapis:
1.

Lapis luar (lanjutan kulit dari liang telinga)

2.

Lapis tengah (jaringan ikat yang lentur)

3.

Lapis dalam (selaput lendir).


Terdiri dari jaringan fibrosa elastis. Berbentuk bundar dan cekung dari
luar. Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa, dan umbo.
Refleks cahaya ke arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan. Dibagi menjadi
4 kuadran, yaitu: atas depan, atas belakang, bawah depan, dan bawah
belakang. Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya ke tulangtulang pendengaran.

Tulang-tulang pendengaran : Terdiri dari maleus, incus, dan stapes. Berfungsi


menurunkan amplitude getaran yang diterima membran timpani dan
meneruskannya ke jendela oval.
7
Cavum Timpani : Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang
mastoid sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar
menjadi mastoiditis.
Tuba Eustachius : Bermula di ruang timpani kea rah bawah sampai
nasofaring. Struktur muosa merupakan lanjutan mukosa nasofaring. Tuba
dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan suara secara mendadak, dan
terbuka saat menelan dan bersin. Berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tekanan udara di luar dan di dalam telinga tengah.
3.

Telinga Dalam

Koklea : Skala vestibule yang berhubungan dengan vestibular berisi


perylimph. Skala timpani yang berakhir pada jendela bulat, berisi perylimph.
Skala media/duktus koklearis berisi endolimph. Dasar skala vestibule disebut
membran basalis, dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ
pendengaran.
Kanalis Semisirkularis : Terdiri dari 3 duktus yang masing-masing berujung
pada ampula (sel rambut, krista, kupula), yang berikatan dengan system
keseimbangan tubuh dalam rotasi.
Vestibula : Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung macula.
Berkaitan dengan system keseimbangan tubuh dalam hal posisi.
2.1.2.

Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui
daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandigan luas membran timpani
dan tingkap lonjong.
8
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak.
Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relative antara membran basalis dan membran tektoria.
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan
ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.(tambahan
anfis: ari + aan). Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan

gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela
oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada
di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan
cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran
tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan
cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran
pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler,
yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambutrambutsel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran
membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti
dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam
otak melalui saraf pendengaran.

9
2.3.

Cara Kerja Indra Pendengaran


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea
pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut
sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial

dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
2.4.

Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan


Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di
dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam
ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah
lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi
kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan
dikirim ke otak. Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
10
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampulayang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan.
Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori
yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini
disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan
kepala.Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi

kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan
dikirim ke otak.

11
BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Seperti kita semua tahu, telinga manusia adalah organ vital dari sistem sensorik tubuh. Telinga
merupakan organ sistem pendengaran, yang bertanggung jawab untuk indera pendengaran. Ini
melakukan fungsi utama menerima gelombang suara dan mengirimkan sinyal ke otak. Dengan cara ini,
kita dapat mendeteksi dan menginterpretasikan jenis suara yang berbeda. Selain pendengaran, telinga kita adalah
penting untuk penentuan posisi kepala dan menjaga keseimbangan Badan. Tiga bagian utama dari telinga
manusia adalah telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam. Kerja dari telinga manusia adalah

sedemikian rupa sehingga gelombang suara melakukan perjalanan dari telinga luar ke telinga tengah, yang
kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam bentuk gelombang kompresi. Di telinga bagian dalam, gelombang
kompresional diubah menjadi impuls listrik yang dirasakan oleh otak. Dengan cara ini, kita dapat mendengar dan
membedakan berbagai jenis suara.
3.2.

Saran
Semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam meningkatkan wawasan ilmu
pengetahuan sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
http://kingsasaqi65.blogspot.com/2013/03/persepsi-sensori-mata-dan-telinga.html, diakses 13
Oktober 2014 pukul 19.45 WIB
http://sitisobariyah19.blogspot.com/2013/10/sistem-persepsi-sensori.html, diakses 13 Oktober 2014
pukul 20.15
https://www.scribd.com/doc/181685530/Makalah-Sistem-Pendengaran, diakses 13 Oktober 2014
pukul 20.30
http://nanaamaliya.blogspot.com/2012/11/makalah-sistem-sensori-dan-persepsi.html, diakses 13
Oktober 2014 pukul 20.45

Anda mungkin juga menyukai