Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 2

Konsep Biolistrik
Learning Outcome
Untuk mengetahui Pengertian Biolistrik
untuk memahami apa itu atom dan ion, muatan
listrik, Potensial listrik, arus, dan hambatan listrik
untuk mengetahui potensial listrik pada berbagai
keadaan sel
untuk mengatahui penghantaran implush didalam
tubuh dan transmisi sinaps(potential end pate)
dan (IPSP)
Untuk memahami penggunaan listrik pada tubuh
Lia

Anggota Kelompok 2

Desti Wijayanti Septy aulia Ita Juita Sesilia Wau


2210711010 Helmawati 2210711014 2210711016
2210711012
A. Definisi Biolistrik
Bilositrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang
bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah
satu bagian sel yakni mitokondria dalam proses respirasi dengan kata lain biolistrik
merupakan segala yang berkaitan dengan kelistrikan yang dihasilkan oleh tubuh
makhluk hidup. Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan muatan-muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh dan medan listrik yang
diasilkan oleh ion-ion dan muatan -muatan tersebut serta tegangan yang dihasilkan
B. Kelistrikan dan Kemagnetan Yang Timbul Pada Tubuh Manusia
1 1. Sistem syaraf dan neuron
sistem syaraf dibagi menjadi dua yaitu sistem syaraf pusat dan sistm ototnom, sistem syaraf
pusat terdiri diantaranya otak, medulla spinalis,dan prifer saraf perifer ini adalah saraf sarafyang
mengirirm informasi informasi sensoriks ke otak atau ke medulla spinalis disebut saraf afferen
sedangkan saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot serta
kelenjarsistem saraf disebut efferen sedangkan sitem saraf ototnom mengatur organ dalam
tubuh seperti jantung, usus, dan kelenjar kelenjar sehingga pengontrolan sistem ini dilakukan
dengan tidak sadaryakni bekerja secara sendiri sendiri.
2. konsentrasi ion didalam dan diluar
ini merupakan suatu model potensial istrirahat pada waktu=o dimana ion K akan melakukan
difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga pada saat tertentakan terjadi
membran dipole atau membran dua kutub dimana larutan dengan konsentrasi yang tadinya
rendah akan kelebhan ion positif kebalikan dengan larutan yang konsentrasi tinggi akan
mengalami kekurangan ion sehingga menjadi lebih negatif.
3. Kelistikan Saraf
Dalam Bidang Neuroatami akan dibicarakan kesepatan implus serat saraf
yang berdiameter yang besarmempunyai kemampuan menghantarakan
implus lebih cepat dari pada serat saraf yang mempunyai diameter yang kecil,
serat dapat dikelompokan menjadi 3 bagian diantaranya, A, B, Dan C. Dengan
Menggunkan mikroskop elektron serat saraf yang bermyelin dan tidak
bermyelin .
4. Perambatan Potensial Aksi
Potensial ksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitarsel membran untuk
mencapai nilai ambang. dengan demikian dapat terjdi nilai perambatan
potensial aksi ke segala jurusan sel mebran,Keadaan ini disebut perambatan
potensial aksi atau gelombang depolarisasi.
5. Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuroyal Juction
Hubungan antara dua buah syarat disebut sinapsis, Berakhirnya saraf pada sel otot disebut Neuromlay
junction, Mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan caralompat dari satu
sel ke sel yang berikutnya gelombang depolirasi ini penting pada sel membran otot
6. Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris, pada saraf maupun otot
bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat dilakukan rangsangan maka ion ion Na+ akan
masuk kedalam sel dan setelah mencapai nilai ambang akan timbul depolrisasi sedangkan pada sel sel
otot jantung ion Na+ mudah terjadi kebocoran sehingga terjadi repolarisasi komplit.
7. Elektroda
Untuk mengukur Potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda, kegunaan dari elektroda untuk
memindahkan transmisi ion ke penyalur electron.bahan yang dipakai sebagai elektroda adalah perak
dan tembaga apabila electroda perak dan electroda tembaga dicelupkan keadaan larutan misalnya
larutan elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antarakedua
elektroda itu
Apabila ada elektorda elektroda tembaga dan elektroda perak ditempatkan
dalam bak berisi elektrolit akan terdapat perbedaan potensial sebesar 0,80-
0,30=0,46V. Macam Macam Elektroda
elektroda Jarum
elektroda mikropipet
elektroda permukaan kulit
bentuk plat
bentuk suction cup
bentuk floating
bentuk ear clip
bentuk batang
Atom dan Ion Muatan Listrik, Potensal Listrik, Arus dan Hambatan Listrik
A.Atom
Atom merupakan susunan materi pembangun. Walaupun awalnya kata atom berarti suatu partikel yang tidak
dapat dipotong potong lagi menjadi partikel yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern,
atom tersusun atas berbagaipartikel subatom. Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah Proton yang
sama, disebut nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut
sebagai isotop.
B.Ion
Ion adalah sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih
elektron disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau
lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda.Proses pe.mbentukan ion disebut ionisasi. Ion juga
merupakan pembawa muatan sehingga mampu menghantarkan arus listrik.
C. Muatan Listrik
Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 10 muatan
dasar. Qadalah sifat dasar yang oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan
listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. yang mengelilinginya (membentuk muatan
total yang netral atau tak bermuatan). Muatan listrik dalam tubuh dibagi menjadi 2:
Muatan Listrik negatif terdapat di permukaan dalam membran
Muatan Listrik Positif terdapat di permukaan luar membran
D. Potensial Listrik
Potensial listrik dalam tubuh sering disebut sebagai potensial saraf. Di permukaan (atau membran) setiap neuron, terdapat
beda potensial listrik (voltase) akibat muatan negatif neto di permukaan dalam membran dan muatan positif neto di
permukaan luar. Muatan neto adalah hasil dari interaksi rumit antara ion-ion negatif dan positif. Neuron di katakan mengalami
polarisasi. Bagian dalam sel biasanya lebih negatif 60 sampai 90mV daripada bagian luar.
E. Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/ detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari
yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (4) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Arus listrik merupakan satu dari tujuh besaran pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A).
H.Hambatan Listrik
Hambatan listrik suatu objek tindakan oposisi terhadap bagian dari sebuah arus listrik. Sebuah
objek penampang seragam memiliki resistensi yang proporsional kepada paratahanan dan panjang
dan berbanding terbalik dengan cross-sectional daerahnya. Hambatan listrik yang mempunyai
satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:
R=V/I dimana V adalah tegangan dan I adalah arus listrik.
Alat untuk mengukur resistensi disebut ohmmeter. Ohmmeter tidak bisa mengukur resistensi
rendah akurat karena hambatan lead mengukur, menyebabkan penurunan tegangan yang
mengganggu pengukuran. Untuk lebih akurat menggunakan perangkat empat-terminal
penginderaan.
Potensial Listrik Pada Berbagai Keadaan Sel
A.Potensial membran istirahat
Telah diketahui bahwa sel mempunyai lapisan yang disebut membrane sel, didalam sel ini terdapat ion
Na,K,Cl dan protein (A-). Sel mempunyai kemampuan memindahkan ion dari satu sisi kesisi yang lain,
kemampuan sel ini disebut aktifitas kelistrikan sel. Sel saraf yang sedang beristirahat , seperti sel lain
dalam tubuh , mempertahankan perbedaan potensial listrik (voltase) pada membran sel diantara bagian
dalam sel dan cairan ekstraseluler di sekeliling sel.

Membran sel dalam keadaan istirahat dianggap bermuatan listrik atau terpolarisasi. Polarisasi
(potensial istirahat ) disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (Na+) dan kalium (K+) yang tidak
seimbang didalam dan di luar sel konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel dari pada didalam sel; di
dalam sel akan lebih negatif dibanding dengan diluar sel, serta perbedaan permeabilitas membran
terhadap terhadap ion ini dan ion yang lain
T
B. Depolarisasi
Apabila suatu rangsangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik, mekanik atau zat kimia,
butir-butir membran akan berubah dan beberapa ion Na+ akanmasuk dari luar sel ke dalam sel. Di dalam
sel akan menjadi berkurang negatif daripada di lur sel dan potensial membran akan meningkat. Keadaan
membran ini dikatakan menjadi Depolarisasi. Kesimpulannya depolarisasi merupakan penurunan beda
potensial listrik antara ekstrasel dan intrasel
C. Hiperpolarisasi
Setelah depolarisasi berakhir, maka ada tahap yang disebut dengan repolarisasi. Dimana membran
menjadi permeable terhadap ion kalium.Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal dengan suatu kondisi
yang disebut dengan positive after potential. Kondisi ini merupakan kondisi potensial membran yang
lebih negatif dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah berakhirnya potensial aksi.
Hiperpolarisasi itu merupakan peningkatann beda potensial listrik antara ekstrasel dan instrasel.
D. Potensial aksi
Potensial aksi timbul karena membran plasma sel-sel yang dapat dirangsang, mempunyai saluran ion
bergerbang voltase.
Mekanisme terjadinya potensial aksi :
1. Jika serabut saraf cukup terstimulasi, maka gerbang Na+ akan terbuka
2. Ion natrium bemuatan positif bergerak kedalam sel, mengubah potensial istirahat (polarisasi) menjadi
potensial aksi ( depolarisasi)
3. Potensial aksi sangat singkat hanya bertahan kurang dari seperseribu detik
4. Gerbang natrium kemudian menutup menghentikan aliran deras ion Na+, kemudian
gerbang kalium membuka meyebabkan ion K+ mengalir keluar sel dengan deras
5. Repolarisasi adalah pemulihan daya potensial untuk kembali pada keadaan istirahat
6. Respon all or none
7 Periode refaktori, terbagi 2 yaitu :
Periode refaktori absolut : waktu selama ion gerbang Na+ tertutup gerbang Na+
tertutup dan gerbang K+ terbuka dan seraabut saraf sama sekali tidak responsif
terhadap kekuatan stimulus lain
dan periode refaktori relatif : masa setelah refaktori absolut dan merupakan waktu
dimana stimulus dengan kekuatan yang lebih tinggi memicu potensial aksi yang kedua
Penghantaran Implus

Dalam tubuh manusia banyak sekali implus yang dihantarkan. Implus


tersebut di transfer dari satu neuron ke neuron yang lain. Sinapsis merupakan
titik pertemuan antar neuron atau penghubung antara satu neuron dengan
neuron lainnya. Dalam mekanisme penghantaran implus ada 2 istilah yaitu
Prasinapsis (akson dari neuron “sebelumnya”) dan Postsinapsis (dendrit dari
neuron “berikutnya”)
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter yang disebut vesikula sinapsis.
Sedangkan neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pre-
sinapsis. Membran ujung dendrit dari neuron berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut neuron post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron
pre-sinapsis, maka vesikula sinapsis bergerak dan melebur dengan membran
neuron pre-sinapsis. Kemudian vesikula sinapsis akan melepaskan
neurotransmitter.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pre-sinapsis
menuju neuron post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam, misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin
yang terdapat di otak. Neurotransmitter yang dikeluarkan oleh vesikula sinapsis kemudian berdifusi
melewati celah sinapsis dan menempel pada situs reseptor yang terdapat pada membran neuron post-
sinapsis. Setelah implus berpindah, neurotransmitter yang menempel akan dilontarkan Kembali oleh
enzim deaktivasi. Neurotransmitter yang Kembali akan diserap oleh vesikula dan akan digunakan
Kembali pada proses penghantaran implus berikutnya.
Jenis jenis sinapsis :
Struktur sinapsis adalah tempat bertemunya akson dari neuron pre-sinapsis dengan suatu bagian dari
neuron post-sinapsis. Akson pre-sinapsis bisa berhubungan dengan bagian manapun dari neuron post-
sinapsis. Karenanya, sinapsis bisa dibedakan atas :
1. Dendritik sinapsis (dendritic synapse)
Sinapsis jenis yang terbentuk akibat bertemunya akson dari neuron pre-sinapsis dengan dendrit dari
neuron post-sinapsis.
2. Somatik sinapsis (somatic synapse)
Sinapsis jenis yang terbentuk akibat bertemunya akson dari neuron pre-sinapsis dengan badan sel dari
neuron post-sinapsis.
3. Akson sinapsis (axonal synapse)
Sinapsis jenis yang terbentuk akibat bertemunya akson dari neuron pre-sinapsis dengan akson dari
neuron post-sinapsis
Transmisi Sinapsis
Transmisi (peleburan atau pelepasan neurontransmiter) sinaps terjadi pada
neuron guna menghantarkan senyawa-senyawa kimia. Penghantaran zat-zat
yang terkandung dalam neurontransmiter dengan reseptornya bergantung
pada permeabilitas di neuron pascasinaps. Proses transmisi sinaps terjadi
melalui berbagai cara, yaitu :
a) Potensial End Plate
Di dalam suatu sel saraf terdapat unit motor. Unit motor adalah motoneuron
bersama dengan axon dan seluruh serabut otot yang diinervasinya. Pada saat
motoneuron beraksi, seluruh serabut otot yang diinervasinya berkontraksi.
Unit motor yang kecil terdapat pada otot-otot yang kecil, misalnya otot
ekstraokular dan otot tangan. Demikian juga, unit motor yang kecil terdapat
pada otot-otot yang melakukan berbagai gerak yang halus, misalnya otot-
otot kecil tangan, otot larynx dan otot ekstraokular. Unit motor yang besar
misalnya terdapat pada m.tibialis anterior dan m.gastrocnemius. Satu serabut
saraf dapat menginervasi banyak serabut otot karena axon mempunyai
banyak cabang.
. Bagian otot mengandung beberapa nuklei dan banyak mitokhondria serta miofibril. Bagian otot
dilengkapi dengan sejumlah benjolan seperti buah anggur, sangat mirip benik terminal. Setiap benjolan
“melesak” ke dalam serabut otot dan mengandung vesikel sinapsis dan mitokhondria. Excitatory Post
Synaptic Potential (EPSP) & Inhibitor Past Synaptic Potential (IPSP)
B. Adanya perbedaan potensial pada membran yang menyebabkan terjadinya peristiwa Excitatory Post
Synaptic Potential (EPSP) dan Inhibitor Past Synaptic Potential (IPSP).
Potensial pascasinaps eksitatorik (EPSP) adalah perubahan potensial pascasinaps yang terjadi di sinaps
eksitatorik (terbukanya saluran-saluran gerbang perantara kimia apabila saluran Na dan Ka terbuka)
dimana fluks-fluks ion menyebabkan timbulnya depolarisasi kecil yang membawa sel pascasinaps
mendekati ambang.
Potensial pascasinaps Inhibitor terjadi apabila saluran-saluran gerbang perantara kimia yang terbuka
adalah saluran Ka dan Cl, akibatnya akan terjadi hiperpolarisasi kecil sehingga neuron pascasinaps akan
mencapai ambang lenyap. Frekuensi potensial aksi pada sinaps eksitatorik dan sinaps inhibitor
mencerminkan keadaan sinaps yang mempengaruhi kerja membrane.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja sinaps dan efektivitas sinaps, antara lain :
Modifikasi jumlah transmiter pada neuron
Perubahan mekanisme sinaps yang dipengaruhi oleh pengaruh obat-obatan yang di konsumsi oleh
individu. Dua kemingkinan yang terjadi yaitu : penghantaran impuls semakin cepat atau semakin
lambat.
Faktor ketidaksengajaan. Dipengaruhi dan rentan terhadap sejumlah proses penyakit dan racun yang
ada di dalam tubuh.
Ad
Penggunaan Listrik Untuk Tubuh
Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak,jantung,ginjal dan paru paru, sistem
pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan berbagai jaringan lainnya, semuanya bekerja dengan sistem
kelistrikan, semuanya ada tegangan listriknya bahkan setiap sel ditubuh kita memiliki tegangan antara -90 mvolt
pada saat rilex sampai 40 mvolt pada saat beraktivitas.tubuh kita boleh disebut sebagai sistem elektromagnetik
sebab kelistrikan erat kaitannya dengan kemagnetan
A. Kelistrikan Pada syaraf
1. Sistem saraf
Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu system saraf pusat dan system saraf otonom. Sistem saraf pusat
terdiri dari dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat saraf yang mengirim
informasi sensoris ke otak atau ke medulla spenalis, disebut saraf efferent. Sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spenalis ke otot dan kelenjar disebut saraf efferent, sistem
saraf otonom merupakan mengatur organ dalam tubuh misalnya, jantung, usus, dan kelenjar kelenjar
pengontrolan ini dilakukan secara tidka sadar .
2. Neuron
Struktur dasar system syaraf disebut neuron/sel saraf. Suatu sel saraf neuron merupakan bagian terkecil
dalam suatu skema saraf dan berfungsi menerima menginterprestasikan dan menghantaran aliran listrik/
informasi.
3. Rangsangan sel saraf
Potensi sel saraf dalam keadaan istirhata dapat diganggu oleh rangsangan listrik kimi
maupun mekanik. Selanjutnya butir butir membran akan berubah dan butir butri ion
natrion akan masuk dari luar sel kedalam sel. Didalam sel akan menjadi kurang negatif
atau lebih positif diluar dan potensial membrane akan meningkaat, keadaan membrane
ini disebut depolarisasi, jika efek dari konsentrasi natrium, (luar>dalam) menjadi
seimbang oleh karena gradient listrik (positif membrannya menjadi positif dari dalam)
depolisasi berakhir saluran natrium kemudian menutup kembali saluran kalium
merespon perubahan polaritas membrane setelah pembukaan natrium dengan
mengirimkan kalium keluar dan antrium ke dalam.
Kesimpulan
Bahwa biolistrik merupakan energi yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu bagian sel yakni mitokondria dalam
proses respirasi dengan kata lain biolistrik merupakan segala yang berkaitan dengan kelistrikan yang
dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Biolistrik juga merupakan fenomena sel.
Adapun konsep biolistrik pada tubuh makhluk hidup yaitu atom, ion yang memiliki muatan positif dan
negatif, muatan listrik memiliki muatan listrik positif dan negatif, potensial listrik, arus listrik, dan hambatan
Listrik. Konsep biolistrik juga mempunyai potensial listrik pada berbagai keadaan sel (transduksi sinyal), ada
potensial membran istirahat, depolarisasi, hiperpolarisasi, dan potensial aksi.
Selain itu juga ada penghantaran impuls di dalam tubuh & transmisi sinaps (Potential and pate, pembentukan
eccitarory post synaptic potensial (EPSP) dan inhibitory post synaptic potensial (IPSP)) yang merupakan
bagian dari konsep biolistrik pada tubuh makhluk hidup. Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan.
Mulai dari mekanisme otak,,jantung, ginjal dan paru paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan
berbagai jaringan lainnya, semuanya bekerja dengan sistem kelistrikan
DAFTAR PUSTAKA

Becker, W., Kleinsmith, L., Hardin, J., & Bertoni, G. (2009). Mekanisme Tranduksi Sinyal.
Cameron, J., Skofronick, J., & Grant, R. (2006). Fisika Tubuh Manusia (Edisi Kedua. Jakarta: Lamyani, PT.
Agung Seto.
Campbell, N., Reece, J., & Mitchell, L. (n.d.). Biologi (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Gabriel, J. (1996). Fisika Kedokteran. Bali: EGC.
Margiana, A. (n.d.). Biolistrik. Retrieved from academia:
https://www.academia.edu/11420184/BIOLISTRIK_BAB_II
Potensial Listrik pada Berbagai Keadaan Sel. (n.d.). Retrieved from scholar:
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=+potensial+l
istrik+pada+berbagai+keadaan+sel+%28+membran+istirahat%2C+depola
risasi%2C+hiperpolarisasi%2C+sma+potensi+aksi%29&btnG=#d=gs_qab
s&t=1665741077938&u=%23p%3DqR44gSDHGOYJ
Ruslan, A. (2010). Teori dan Aplikasi Fisika Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sinyal Listrik dan Sinaptik di Neuron. Dunia sel (Edisi ke 7). (n.d.).
Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. EGC.
Vardi, Roni, Tugendhaft, Y., Sardi, S., & Kanter, I. (2021). Plastisitas Periode Refraktori Neuron Anisotropik
Signifikan.
Zaeni, I. A. (2021, Desember 4). Dasar-Dasar Elektronika. Retrieved from
https://books.google.com/books/about/DASAR_DASAR_ELEKTRONIK
A_MEDIK.html?hl=id&id=Ed5SEAAAQBAJ#v=onepage&q&f=false
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai