Anda di halaman 1dari 16

PSIKOSOSIAL

KONSEP DIRI DALAM


KONTEKS BUDAYA
MASYARAKAT
KELOMPOK 6

Dr. Sirajudin Noor,SKp.,MKEp


KELOMPOK 6

1. Erlia Nurbayti 2210711004


2. Agista Rahmawati 2210711005
3. Anisa Dwi Syabani 2210711081
4. Gresyifa Nazla Zulaiha 2210711104
5. Talitha Cahya Kemala Dewi 2210711107
LEARNING
OUTCOME
1. Mengetahui Konsep Diri dalam Konteks
Budaya Masyarakat
2. Mengetahui Peran Perawat dalam Konsep
Diri
3. Mengetahui Aplikasi Konsep Diri dalam
Konteks Budaya Masyarakat
KONSEP DIRI
Konsep diri adalah pandangan seseorang
tentang dirinya sendiri yang meliputi
gambaran dirinya dan kepribadian yang
diinginkan yang diperoleh dari hasil
pengalaman dan interaksi yang mencakup
aspek fisik maupun psikologis.

Komponen Konsep Diri:


1. Citra Tubuh
2. Identitas Diri
3. Peran Diri
4. Ideal Diri
5. Harga Diri

JENIS KONSEP FAKTOR YANG


DIRI MEMPENGARUHI
Konsep Diri 1. Citra Diri

Positif 2. Jenis Kelamin

3. Kemampuan Bahasa

Konsep Diri 4. Umpan Balik


Negatif
5. Peranan Seks Pola
6. Pola asuhasuh
KASUS
Ibu B (29 tahun) b
erasal dari suku ja
dirumah sakit jiwa wa, dirawat
karena tidak mau k
dan tidak meng eluar rumah
urus diri. berdas
pengkajian, didapa arkan hasil
tkan klien malu k
berharga sebagai p arena tidak
erempuan, tidak bis
tidak bisa mempun a memasak,
yai anak. Ibu B sud
menikah. Ibu B men ah 7 tahun
gatakan “saya bodo
suster”. Hasil penga h dan jelek
matan, klien lebih b
dan jarang berinte anyak diam
raksi dengan klien
merasa bahwa p lain. Klien
erannya sebagai
sempurna. Tatapa istri tidak
n klien kosong,
berkonsentrasi. Kelu sulit untuk
arga besarnya m
keadaan Ibu B karen engacuhkan
a anak itu adalah rez
eki.
PERAN PERAWAT

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan 1989 adalah


memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan agar dapat direncanakan
dan dilakukan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dievaluasi tingkat perkembangannya.

Menurut kasus tersebut, bagi perawat disarankan untuk melakukan


pendekatan secara mendalam pada pasien agar lebih memahami dan
mengerti kondisi pasien secara menyeluruh, membina hubungan saling
percaya, dan mencari waktu yang tepat dalam memberi edukasi
pendidikan kesehatan ke pasien serta pendamping pasien
APLIKASI KONSEP TEORI TERHADAP
KASUS DIATAS
Peran perawat dalam pengaplikasian teori konsep diri
dalam kasus yaitu

1.Citra Diri. Dalam diri perawat harus bisa meyakinkan


pasien bahwa tidak perlu merasa bahwa dirinya bodoh
dan jelek dengan cara selalu melakukan pendekatan
secara emosional dan memuji kelebihan pasien yang
bahkan tidak pasien itu sadari.

2.Identitas diri. peran perawat dalam konsep ini adalah


perawat dapat membantu pasien dalam mengolah
pikiran pasien terhadap dirinya sendiri serta selalu
berusaha mengembalikan kepercayaan diri pasien
dengan menganggap pasien tersebut spesial dan unik
dibandingkan orang lain karena setiap individu
mempunyai keunikan tersendiri.
3. Peran diri. Disini peran perawat adalah mendekatkan diri kepada pasien untuk
mengubah pola sikap dan perilaku individu agar bisa menyesuaikan diri di dalam
lingkup keluarga, serta meyakinkan bahwa peran seorang istri tidak hanya
menjadi ibu, dan menginformasikan kepada pasien bahwa masih banyak cara
lain untuk menjadi istri yang baik.

4. Harga diri yang dimana peran perawat harus bisa mendekatkan diri kepada
klien agar klien tidak merasa bahwa dirinya tidak berharga sebagai perempuan.
karena Harga dirinya diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yang dicintai,
dihormati dan dihargai. Hal tersebut dapat membuat klien tidak merasa bahwa
dirinya tidak berharga dengan begitu klien akan merasa harga dirinya tinggi
Ketika mencapai keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya
rendah jika individu merasa tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan.
FAKTOR YANG PENTING DIPERHATIKAN
PERAWAT TERKAIT KASUS DIATAS!

Dari kasus tersebut, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perawat yaitu:

1. Pada kasus tersebut ibu B itu merasa dirinya kurang sebagai istri yang sempurna dan merasa dirinya berbeda
dengan yang lain,
2. Pada kasus, ibu B ini belum bisa menerima dirinya sendiri, sebagai perawat harus memperhatikan bagaimana
perasaan dan pikiran pasien itu terhadap pembicaraan orang lain tentang dirinya. Perawat bisa memotivasi pasien
dalam rangka untuk mengembalikan citra diri pasien tersebut.
3. Faktor dari keluarga besar pasien yang mengacuhkan keadaan pasien, karena keluarga pasien ingin pasien segera
memiliki anak.
4. Faktor dari kemampuan pasien yang merasa kekurangan dalam hal memasak, tidak bisa mempunyai anak, merasa
dirinya bodoh dan jelek.
5. Faktor dari perlakuan keluarga pasien terhadap ibu B, sehingga pasien merasa tidak berharga sebagai perempuan.
Disini juga perawat bisa bicara baik-baik pada keluarga pasien untuk membantu bekerja sama dalam meningkatkan
semangat pasien dan terus memotivasi serta mendukung kehidupan pasien.
6. Faktor dari pasien yang tidak bisa menilai dan mengobservasi diri sendiri serta merasa dirinya berbeda dari yang
lain.
DIAGNOSA
1. Harga Diri Rendah Kronis b.d Gangguan Psikiatri d.d Klien mengatakan malu karena tidak
berharga sebagai perempuan, tidak bisa memasak, tidak bisa mempunyai anak. Ibu B
mengatakan “saya bodoh dan jelek suster”. Klien merasa bahwa perannya sebagai istri tidak
sempurna,
2. Defisit Perawatan Diri b.d penurunan motivasi
e atau minat d.d Ibu B menolak melakukan

perawatan diri. Ibu B berasal dari suku jawa, dirawat dirumah sakit jiwa karena tidak mau
keluar rumah dan tidak mengurus diri.
3. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b.d Konflik Keluarga d.d Ibu B malu karena tidak
berharga sebagai perempuan, tidak bisa memasak, tidak bisa mempunyai anak. Keluarga
besarnya mengacuhkan keadaan Ibu B karena anak itu adalah rezeki. Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan tidak tepat.
INTERVENSI
1. HARGA DIRI RENDAH KRONIS B.D GANGGUAN PSIKIATRI D.D (DO DS)

IDENTIFIKASI BUDAYA, AGAMA, RAS, JENIS KELAMIN TERHADAP HARGA DIRI.


MONITOR VERBALISASI YANG MERENDAHKAN DIRI SENDIRI.
MONITOR TINGKAT HARGA DIRI SETIAP WAKTU SESUAI KEBUTUHAN.
DISKUSIKAN PENGALAMAN YANG MENINGKATKAN HARGA DIRI.
MOTIVASI TERLIBAT DALAM VERBALISASI POSITIF UNTUK DIRI SENDIRI.

2. DEFISIT PERAWATAN DIRI B.D PENURUNAN MOTIVASI ATAU MINAT D.D (DO DS)
IDENTIFIKASI KEBIASAAN AKTIVITAS PERAWATAN DIRI SESUAI USIA.
MONITOR TINGKAT KEMANDIRIAN.
TINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB ATAS PERILAKU SENDIRI.
JADWALKAN RUTINITAS PERAWATAN DIRI.
INTERVENSI
3. MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA TIDAK EFEKTIF B.D KONFLIK KELUARGA D.D
(DS DO)
IDENTIFIKASI KESESUAIAN ANTARA HARAPAN PASIEN, KELUARGA, DAN TENAGA
KESEHATAN.
DENGARKAN MASALAH, PERASAAN, DAN PERTANYAAN KELUARGA
TERIMA NILAI-NILAI KELUARGA DENGAN CARA TIDAK MENGHAKIMI.
FASILITASI DALAM PENGUNGKAPAN PERASAAN ANTARA PASIEN, KELUARGA
ATAU ANTAR ANGGOTA KELUARGA.
BERSIKAP SEBAGAI PENGGANTI KELUARGA UNTUK MENENANGKAN PASIEN.
KESIMPULAN
Konsep diri terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan
lingkungan baik itu lingkungan keluarga, maupun masyarakat. Konsep diri merupakan
cara berpikir seseorang dalam memandang pribadinya meliputi identitas, pikiran,
perasaan, perilaku, penampilan, dan karakteristik pribadi yang mempengaruhi
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.

Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu : identitas, citra tubuh, harga diri,
ideal diri dan peran. Dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang
ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu
umumnya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
Putra, G. J. & Usman., (2019). Konsep Diri pada Pasien Luka Kaki Diabetik. Sidoarjo : Aksara Publishing

Gunarta, M. E., (2015). Konsep Diri, Dukungan Sosial, dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali. Jurnal
Psikologi Indonesia. 4 (2), 183 - 194

Burns, R. B. 1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku (terjemahan). Jakarta : Penerbit Arcan.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai