3. Kemampuan Bahasa
4. Harga diri yang dimana peran perawat harus bisa mendekatkan diri kepada
klien agar klien tidak merasa bahwa dirinya tidak berharga sebagai perempuan.
karena Harga dirinya diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yang dicintai,
dihormati dan dihargai. Hal tersebut dapat membuat klien tidak merasa bahwa
dirinya tidak berharga dengan begitu klien akan merasa harga dirinya tinggi
Ketika mencapai keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya
rendah jika individu merasa tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan.
FAKTOR YANG PENTING DIPERHATIKAN
PERAWAT TERKAIT KASUS DIATAS!
Dari kasus tersebut, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perawat yaitu:
1. Pada kasus tersebut ibu B itu merasa dirinya kurang sebagai istri yang sempurna dan merasa dirinya berbeda
dengan yang lain,
2. Pada kasus, ibu B ini belum bisa menerima dirinya sendiri, sebagai perawat harus memperhatikan bagaimana
perasaan dan pikiran pasien itu terhadap pembicaraan orang lain tentang dirinya. Perawat bisa memotivasi pasien
dalam rangka untuk mengembalikan citra diri pasien tersebut.
3. Faktor dari keluarga besar pasien yang mengacuhkan keadaan pasien, karena keluarga pasien ingin pasien segera
memiliki anak.
4. Faktor dari kemampuan pasien yang merasa kekurangan dalam hal memasak, tidak bisa mempunyai anak, merasa
dirinya bodoh dan jelek.
5. Faktor dari perlakuan keluarga pasien terhadap ibu B, sehingga pasien merasa tidak berharga sebagai perempuan.
Disini juga perawat bisa bicara baik-baik pada keluarga pasien untuk membantu bekerja sama dalam meningkatkan
semangat pasien dan terus memotivasi serta mendukung kehidupan pasien.
6. Faktor dari pasien yang tidak bisa menilai dan mengobservasi diri sendiri serta merasa dirinya berbeda dari yang
lain.
DIAGNOSA
1. Harga Diri Rendah Kronis b.d Gangguan Psikiatri d.d Klien mengatakan malu karena tidak
berharga sebagai perempuan, tidak bisa memasak, tidak bisa mempunyai anak. Ibu B
mengatakan “saya bodoh dan jelek suster”. Klien merasa bahwa perannya sebagai istri tidak
sempurna,
2. Defisit Perawatan Diri b.d penurunan motivasi
e atau minat d.d Ibu B menolak melakukan
perawatan diri. Ibu B berasal dari suku jawa, dirawat dirumah sakit jiwa karena tidak mau
keluar rumah dan tidak mengurus diri.
3. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b.d Konflik Keluarga d.d Ibu B malu karena tidak
berharga sebagai perempuan, tidak bisa memasak, tidak bisa mempunyai anak. Keluarga
besarnya mengacuhkan keadaan Ibu B karena anak itu adalah rezeki. Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan tidak tepat.
INTERVENSI
1. HARGA DIRI RENDAH KRONIS B.D GANGGUAN PSIKIATRI D.D (DO DS)
2. DEFISIT PERAWATAN DIRI B.D PENURUNAN MOTIVASI ATAU MINAT D.D (DO DS)
IDENTIFIKASI KEBIASAAN AKTIVITAS PERAWATAN DIRI SESUAI USIA.
MONITOR TINGKAT KEMANDIRIAN.
TINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB ATAS PERILAKU SENDIRI.
JADWALKAN RUTINITAS PERAWATAN DIRI.
INTERVENSI
3. MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA TIDAK EFEKTIF B.D KONFLIK KELUARGA D.D
(DS DO)
IDENTIFIKASI KESESUAIAN ANTARA HARAPAN PASIEN, KELUARGA, DAN TENAGA
KESEHATAN.
DENGARKAN MASALAH, PERASAAN, DAN PERTANYAAN KELUARGA
TERIMA NILAI-NILAI KELUARGA DENGAN CARA TIDAK MENGHAKIMI.
FASILITASI DALAM PENGUNGKAPAN PERASAAN ANTARA PASIEN, KELUARGA
ATAU ANTAR ANGGOTA KELUARGA.
BERSIKAP SEBAGAI PENGGANTI KELUARGA UNTUK MENENANGKAN PASIEN.
KESIMPULAN
Konsep diri terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan
lingkungan baik itu lingkungan keluarga, maupun masyarakat. Konsep diri merupakan
cara berpikir seseorang dalam memandang pribadinya meliputi identitas, pikiran,
perasaan, perilaku, penampilan, dan karakteristik pribadi yang mempengaruhi
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Konsep diri terdiri dari beberapa komponen yaitu : identitas, citra tubuh, harga diri,
ideal diri dan peran. Dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang
ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan itu
umumnya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
Putra, G. J. & Usman., (2019). Konsep Diri pada Pasien Luka Kaki Diabetik. Sidoarjo : Aksara Publishing
Gunarta, M. E., (2015). Konsep Diri, Dukungan Sosial, dan Penyesuaian Sosial Mahasiswa Pendatang di Bali. Jurnal
Psikologi Indonesia. 4 (2), 183 - 194
Burns, R. B. 1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku (terjemahan). Jakarta : Penerbit Arcan.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.
THANK YOU
ANY QUESTION?