Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA


HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH :

MELY ROSMAWATI

5023031091

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. Kasus (Masalah Utama)


Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Keliat, 2009).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
dalam mencapai keinginan (Direja, 2011).

B. Faktor Predisposisi
Menurut Kemenkes RI (2013) faktor predisposisi ini dapat dibagi sebagai berikut:
1. Faktor Biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyaakit atau trauma kepala.
2. Faktor Psikologis
Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan adanya pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti penolakan dan harapan orang tua yang
tidak realisitis, kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri,
krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realisitis, dan pengaruh
penilaian internal individu.
3. Faktor Sosiao Budaya
Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien
yang mempengaruhi penilaian pasien, sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, dan tingkat pendidikan rendah.
C. Faktor Presipitasi
Menurut Kemenkes RI (2013) faktor presipitasi harga diri rendah antara lain:
1. Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh;
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan.

D. Jenis-Jenis Harga Diri Rendah


1. Harga diri rendah kronis: evaluasi atauperasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan pasien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang
berlangsung dalam waktu yang lama dan terus menerus.
2. Harga diri rendah situasional: evaluasi atauperasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan pasien sebagai respon terhadap situasi saat ini.

E. Rentang Respon
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Respon Adaptif Respon Maladptif

Aktualisasi Diri Konsep Diri Positif Harga Diri Rendah Keracunan Identitas Depersonalisasi

Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:


1. Aktualisasi diri: Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima individu dapat
mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya.
2. Konsep diri positif: Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur
dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan realistis.
Sedangkan respon maladaptif dari konsep diri meliputi:
1. Harga diri rendah: Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa
lebih rendah dari orang lain.
2. Kekacauan identitas: Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanak kendala kepribadian psikososial dewasa yang
harmonis.
3. Depersonalisasi: Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.

F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi (2015) adalah:
1. Jangka pendek
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-obatan,
kerja keras, nonton TV terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial, keagaman,
politik).
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga kontes
popularitas).
d. Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan obat).
2. Jangka panjang
a. Menutup identitas
b. Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.
III. A. Pohon Masalah

Defisit perawatan diri

Menarik diri: isolasi sosial

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

(Stuart, 2013)
B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah
No Data Subjektif Data Objektif
Keperawatan
1. Gangguan Konsep a. Menilai diri sendiri a. Enggan mencoba hal baru
Diri: Harga Diri tidak berguna/tidak b. Menolak penilaian positif
Rendah tertolong tentang diri sendiri
b. Merasa c. Melebih-lebihkan penilaian
malu/bersalah negatif tentang diri sendiri
c. Merasa tidak d. Berjalan menunduk
mampu melakukan e. Postur tubuh menunduk
apapun f. Kontak mata kurang
d. Meremehkan g. Lesu dan tidak bergairah
kemampuan h. Berbicara pelan dan lirih
mengatasi situasi i. Pasif
e. Merasa tidak j. Perilaku tidak asertif
memiliki kelebihan k. Mencari penguatan secara
atau kemmapuan berlebihan
positif l. Bergantung pafa pendapat
f. Merasa sulit orang lain
konsentrasi m. Sulit membuat keputusan
g. Mengungkapkan n. Sering kali mencari
sulit tidur dan penegasan.
keputusasaan
(SDKI, 2016)
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

D. Rencana Tindakan Keperawatan


Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
1. Tujuan
a. Pasien dapat menunjukkan peningkatan harga diri
b. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
c. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuaikan dengan kemampuan
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

2. Tindakan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien untuk
membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setaip kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.

3. Evaluasi
a. Kilen dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menunjukan peningkatan harga diri
c. Pasien dapat menilai dan meltih kemampuan yang dikerjakan
d. Pasien dapat membuat jadwal kegiatan harian
e. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian
IV. SP 1
A. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik : Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Putri
senang dipanggil Putri, saya mahasiswa keperawatan dari Universitas
Faletehan, saya akan merawat ibu dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang nanti.
siang nanti. Nama ibu siapa?, senang dipanggil senang dipanggil apa?
2. Evaluasi/Validasi : Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?, oo jadi ibu
merasa tidak berguna kalau dirumah?
Kontrak :
- Topik : Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan
ibu dan kemampuan yang ibu miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih
beberapa kegiatan untuk kita latih .
- Waktu : Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau
30 menit?
- Tempat : Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini
saja.

B. Fase Kerja

Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian ibu terhadap diri ibu, tadi
ibu mengatakan merasa tidak berguna kalau dirumah. Apa yang menyebabkan
ibu merasa demikian?

Jadi ibu merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua ibu, apakah ada hal
lain yang tidak menyenangkan yang ibu rasakan?

Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan teman-teman setelah setelah


setelah setelah ibu merasakan hidup ibu yang tidak berarti dan tidak berguna?, oo
jadi ibu menjadi malu dan malam, ada lagi bu?. Tadi ibu mengatakan gagal
dalam memenuhi keingina orang tua. Sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita
ibu?. Yang mana saja harapan ibu yang sudah tercapai?. Bagaimana usaha ibu
untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
Agar dapat mencapai harapan-harapan ibu, mari kita sama-sama menilai
kemampuan yang ibu miliki untuk dilatih dan dikembangkan. Coba ibu sebutkan
kemampuan apa saja yang ibu pernah miliki?, bagus apalagi bu? Kegiatan rumah
tangga yang bisa ibu lakukan? Bagus, apalagi bu?

Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki. Nah sekarang
dari lima kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dirumah
sakit? Coba kita lihat yang pertama bisa bu? Yang kedua bu? ( sampai yang
kegiatan yang kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat kegiatan yang masih
dapat ibu lakukan dirumah sakit.

Nah dari keempat kegiatan kegiatan yang telah dipilih dipilih untuk dikerjakan
dikerjakan dirumah dirumah sakit, mana yang dilatih hari ini?. Baik mari kita
latihan merapikan tempat tidur, tujuannya agar ibu dapat meningkatkan
kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya. Dimana kamar
ibu?
Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik. Nah
sekaramg kita pasang pasang lagi seprainya. seprainya. Kita mulai dari arah atas
ya bu. Kemudian Kemudian bagian kakinya, kakinya, tarik dan masukan, lalu
bagian pinggir dimasukan, sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan dibagian
atas kepala. Mari kita lipat selimut. Nah letakk Nah letakkan dibagian bawah.
Bagus . Menurut ibu bagaiman perbedaan tempat tidur setelah tidur setelah
dibersihkan dibandingkan tadi sebelum dibersihkan?

C. Fase Terminasi
1. Eavaluasi subjektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan
tempat tidur?
2. Evaluasi objektif : Nah coba ibu coba ibu sebutkan lagi sebutkan lagi
langkah-langkah merapikan langkah-langkah merapikan tempat tidur? Bagus.
3. Rencana Tindak Lanjut : Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian
ibu, mau berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…pagi-pagi setelah
bangun tidur dan jam 4 setelah istiraht siang. Jika ibu melakukannya tanpa
diingatkan perawta ibu beri tanda M, tapi kalau ibu merapikan tempat tidur
dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak
melakukannya ibu buat T.

Kontrak
- Topik : Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan
ibu yang kedua.
- Waktu : Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.
- Tempat : Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok
kita ketemu lagi disini jam 10 ya w. Assalamualaikum ibu.

.
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika

Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Mentri Kesehatan RI

Stuart. 2013. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC

TIM Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai