Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Disusun oleh:
Khoirul firmansyah Ansori
04416019050
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri yang negatif,berupa
mengkritik diri sendiri, dimana seseorang memiliki fikiran negatif dan
percaya bahwa mereka di takdirkan untuk gagal (Windarwati,2016)
Harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilangnya kepercayaan diri, gagal mencapai tujuan yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Stuart,2013).
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri
sendiri, termasuk tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa (Depkes RI,2000 dalam Nurarif & Hardhi,
2015,p.55)
B. Jenis-jenis Harga Diri Rendah
Menurut (Fitria, 2013)
Harga Diri Rendah Situasional
Adalah dimana keadaan individu yang sebelumnya memiliki harga
diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam
berespon terhadap suatu kejadian.
Harga Diri Rendah Kronik
Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani segera,
maka lama kelamaan dapat menjadi harga diri kronik.
C. Rentang Respon.
Sumber : (Fajariyah,2012)
E. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Menurut Prabowo (2014), Faktor predisposisi terjadinya harga diri
rendah yaitu :
a) Penolakkan
b) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,
tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.
c) Persaingan antar saudara
d) Kesalahan dan kegagalan berulang
e) Tidak mampu mencapai standar.
Menurut Irman,Alwi, & Patricia (2016), Hal-hal yang dapat
mempengaruhi terjadinya harga diri rendah, meliputi :
a) Faktor biologis
Adanya faktor keturunan anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala.
b) Faktor psikologis
Adanya pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan
seperti kegagalan yang berulang, penolakkan dan harapan
orang tua yang tidak realistis, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri.
c) Faktor sosial budaya
Adanya penilaian negatif dari lingkungan individu yang
dapat mempengaruhi penilaian individu tersebut, tingkat
pendidikan yang rendah, sosial ekonomi yang rendah, dan
riwayat penolakan sesama individu dalam tumbuh kembang
anak.
2. Faktor Presipitasi
Menurut Prabowo(2014), Faktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah yaitu :
a. Hilangnya sebagian anggota tubuh
b. Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
c. Mengalami kegagalan
d. Menurunnya produktivitas
Menurut Irman et al. (2016), Faktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah antara lain :
a. Trauma : dapat berupa penganiayaan seksual dan psikologis
atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan posisi atau peran yang
diharapkan dan individu yang mengalainya frustasi.
- Transisi peran perkembangan : perubahan yang normatif
yang berkaitan dengan pertumbuhan
- Transisi peran situasi : terjadinya pertambahan atau
pengurangan anggota keluarga baik itu karena kelahiran
atau kematian.
- Transisi peran sehat-sakit : sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat dan sakit, meliputi kehilangan bagian
anggota tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah ini dapat terjadi secara
situasional maupun kronik :
a) Situasional : bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus di operasi, mengalami
kecelakaan, korban pemerkosaan, menjadi narapidana.
b) Kronik : biasanya sudah berlangsung sejak lama yang di
rasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat.
F. Pohon masalah harga diri rendah
Isolasi sosial : Menarik Diri
(Nita Fitria,2010)
G. Fokus Pengkajian
Meurut Sutejo (2017) pengkajian keperawatan antara lain :
a) Identitas pasien
b) Keluhan utama / alasan masuk
c) Faktor presdisposisi
d) Faktor presipitasi
e) Pemeriksaan fisik
f) Faktor psikososial
- Genogram
g) Konsep diri
Menurut Muhtith (2015)
- Gambaran diri
- Ideal diri
- Harga diri
- Identitas
- Peran
h) Faktor kognitif
i) Faktor afetif
j) Faktor fisiologis
k) Perilaku
l) Faktor sosial
H. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Nita Fitria,2010)
a) Isolasi sosial
b) Gangguan konsep diri
c) Koping individu tidak efektif.
I. Intervensi
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
1) Tujuan
a) Tujuan Umum
Menurut purwaningsih & karlina (2010), untuk
meningkatkan aktualisasi diri pasien dengan membantu
menumbuhkan, mengembangkan, menyadari potensi sambil
mencari kompensasi ketidakmampuan yang dimiliki oleh
pasien.
b) Tujuan Khusus
Menurut Irman et al. (2016), tujuan khusus dilakukannya
tindakan keperawatan pada pasien antara lain :
- Pasien mampu membina hubungan saling percaya
- Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positof
yang dimiliki
- Pasien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan.
- Pasien mampu menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
dengan kemampuan
- Pasien mampu merencanakan atau menyusun jadwal kegiatan
yang telah dilatihnya untuk waktu berikutnya.
2) Tindakan keperawatan
Menurut keliat & akemat (2014)
- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
- Membantu pasien enilai aspek positif atau kemampuan yang
dimiliki oleh pasien
- Membantu pasien memilih/ menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
- Melatih kemampuan yang dipilih pasien
- Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
dilatih.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
Berpakaian yang tidak rapih
Lebih banyak menunduk
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan harga diri rendah
3. Tujuan : pasien mampu
Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Menilai kemampuan yang dapat digunakan
Menetapkan kegiatan sesuai kemampuan
Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemmpuan
Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
B. Strategi Komunikasi
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan merapikan tempat
tidur?
Evaluasi Objektif
Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur
Bagus.
Rencana Tindak Lnjut
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa
kali ibu melakukanya? Bagus 2 kali … pagi pagi setelah bangun
tidur dan jam 4 setelah istirahat siang . jika ibu melakukanya tanpa
diingatkan perawat ibu tanda M , tapi kalau ibu merapikan tempat
tidur di bantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B tapi kalau
tidak melakukannya ibu buat tanda T .
Kontrak
Topik:
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu
yang kedua
Waktu:
Ibu mau jam berapa baik jam 10 pagi iya bu?
Tempat:
Tempatnya dimana ibu? Bagaimana kalau disini saja, jadi ketemu
lagi disini jam 10 pagi ya ibu? Ya waalaikum salam wr wb
DAFTAR PUSTAKA