ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Harga Diri Rendah II. TINJAUAN TEORI (PROSES TERJADINYA MASALAH) 1. Teori (sesuai kasus yang dipilih) a) Pengertian Harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Harga diri rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu (seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang sangat mempengaruhi penilaian individu terhadap dirinya (Nurhalimah, 2016). Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. (Keliat B.A. et all, 2019). Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan. Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Stuart dan Sundeen, 2013). Gangguan harga diri atau harga diri rendah (PPNI, 2016) dapat terjadi secara : 1) Kronis, adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus 2) Situasional, adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat in b) Penyebab Penyebab harga diri rendah dibagi dua yaitu harga diri rendah situasional dan harga diri rendah kronis (PPNI, 2016) sebagai berikut. 1) Harga diri rendah kronis a. Terpapar situasi traumatis b. Kegagalan berulang c. Kurangnya pengakuan dari orang lain d. Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan e. Gangguan psikiatri f. Penguatan negatif berulang g. Ketidaksesuaian budaya 2) Harga diri rendah situasional a. Perubahan pada citra tubuh b. Perubahan peran sosial c. Ketidakadekuatan pemahaman d. Perilaku tidak konsisten dengan nilai e. Kegagalan hidup berulang f. Riwayat kehilangan g. Riwayat penolakan c) Rentang Respon
Gambar : Rentang Respon (Muhith, 2015)
Keterangan: 1) Respon adaptif: Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun (konstruksi) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam dirinya sendiri. 2) Respon Maladaptif: Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta berifat merusak (destruktif) Dalam usaha mengatasi stressr yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri. 3) Aktualisasi diri: individu dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya 4) Konsep diri positif: Individu dapat mengidentifikasi kemampuannya dan kelemahannya, dan dapat menilai suatu masalah untuk berpikir secara positif dan realistis. 5) Harga diri rendah: Transisi antara konsep diri adaptif dan maladaptif. 6) Kekacauan identitas: Suatu kegagalan pada individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanaknya kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. 7) Depersonalisasi: Perasaan yang tidak realistis dan keasingan bagi dirinya dari lingkungan sekitar. 2. Faktor Presdiposisi Faktor predisposisi adalah faktor dari diri seseorang untuk melakukan praktik kesehatan tertentu yang meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan, paritas dan tradisi / budaya. Faktor yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi sebagai berikut (Hendramawan, 2018): a) Biologis Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa, b) Psikologis Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasien dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis. c) Faktor Sosial Budaya Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak. 3. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi adalah faktor pemungkin timbulnya gangguan jiwa atau secara umum adalah klien gangguan jiwa timbulnya gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Faktor yang menimbulkan harga diri rendah antara lain (Hendramawan, 2018) : a) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan. b) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena 1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja. 2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. 3) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan sebagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan. 4. Sumber Koping Semua orang jika tidak memperhatikan gangguan perilakunya, mempunyai beberapa bidang kelebihan personal (Stuart dan Sundeen, 2013) meliputi sebagai berikut: a) Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah b) Hobi dan kerajinan tangan c) Seni yang ekspresif d) Kesehatan dan perawatan diri e) Pendidikan atau pelatihan f) Pekerjaan, vokasi, atau posisi g) Bakat tertentu h) Kecerdasan i) Imajinasi dan kreatifitas j) Hubungan interpersonal 5. Mekanisme Koping Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan (Stuart dan Sundeen, 2013). Pertahanan tersebut mencakup berikut ini: a) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif) b) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng). c) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas). Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini: a) Penutupan identitas: adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu. b) Identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat. 6. Perilaku Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah salah satunya mengkritik diri sendiri, sedangkan keracuan identitas seperti sifat kepribadian yang bertentangan serta depersonalisasi (Stuart dan Sundeen, 2013). Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah kronik (Stuart dan Sundeen, 2013) sebagai berikut: a) Mengkritik diri sendiri dan orang lain b) Penurunan produktifitas c) Dekstruktif yang diarahkan pada orang lain d) Gangguan dalam berhubungan e) Rasa diri penting yang berlebihan f) Perasaan tidak mampu g) Rasa bersalah h) Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan i) Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri j) Ketegangan peran yang dirasakan k) Pandangan hidup yang pesimis l) Keluhan fisik m) Pandangan hidup yang bertentangan n) Penolakan terhadap kemampuan personal o) Dekstruktif terhadap diri sendiri p) Pengurangan diri q) Menarik diri secara sosial r) Penyalahgunaan zat s) Menarik diri dari realitas t) Khawatir 7. Masalah Keperawatan Pada pasien dengan harga diri rendah, masalah keperawatan yang muncul adalah (PPNI, 2016): a) Harga diri rendah kronis b) Harga diri rendah situasional
III. POHON MASALAH
Koping Individu/Keluarga Tidak efektif Penyebab
Gangguan Konsep diri: Harga Diri
Rendah Core Problem 1. Harga diri rendah kronis 2. Harga diri rendah situasional
Risiko Perilaku kekerasan Akibat
Isolasi Sosial
IV. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien gangguan jiwa dengan harga diri rendah sesuai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) adalah sebagai berikut. 1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kegagalan berulang(D.0086) 2. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan riwayat kehilangan (D.0087) V. RENCANA KEPERAWATAN Intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosis keperawatan yang muncul (PPNI, 2018) sebagai berikut. No. Diagnosis Tujuan dan Intervensi Keperawatan Keperawatan Kriteria Hasil 1. Harga diri rendah Setelah dilakukan Intervensi : Manajemen Perilaku kronis b.d. intervensi (I.12463) kegagalan keperawatan Observasi berulang selama … 1. Identifikasi harapan untuk (D.0086) dan pertemuan, mengendalikan perilaku Harga diri rendah harga diri Terapeutik situasional b.d. meningkat 2. Diskusikan tanggung jawab terhadap riwayat dengan kriteria perilaku. kehilangan hasil : 3. Jadwalkan kegiatan terstruktur (D.0087) 1. Penilaian diri 4. Ciptakan dan pertahankan positif lingkungan dan kegiatan perawatan meningkat konsisten setiap dinas 2. Perasaan 5. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai memiliki kemampuan kelebihan atau 6. Batasi jumlah pengunjung kemampuan 7. Bicara dengan nada rendah dan positif tenang meningkat 8. Lakukan kegiatan pengalihan 3. Penerimaan terhadap sumber agitasi penilaian 9. Cegah perilaku pasif dan agresif positif 10. Beri penguatan positif terhadap terhadap diri keberhasilan mengendalikan sendiri perilaku meningkat 11. Lakukan pengekangan fisik sesuai 4. Minat indikasi mencoba hal 12. Hindari bersikap menyudutkan dan baru menghentikan pembicaraan meningkat 13. Hindari sikap mengancam dan 5. Berjalan berdebat menampakkan 14. Hindari berdebat atau menawar batas wajah perilaku yang telah ditetapkan meningkat Edukasi 6. Postur tubuh 15. Informasikan keluarga bahwa menampakkan keluarga sebagai dasar pembentukan wajah kognitif meningkat 7. Perasaan malu Promosi Harga Diri (I.09308) menurun Observasi 8. Perasaan 1. Identifikasi budaya, agama, ras, jenis bersalah kelamin, dan usia terhadap harga diri menurun 2. Monitor verbalisasi yang 9. Perasaan tidak merendahkan diri sendiri mampu 3. Monitor tingkat harga diri setiap melakukan waktu, sesuai kebutuhan apapun Terapeutik menurun 4. Motivasi terlibat dalam verbalisasi 10. Meremehkan positif untuk diri sendiri kemampuan 5. Motivasi menerima tantangan atau mengatasi hal baru masalah 6. Diskusikan pernyataan tentang harga menurun diri 7. Diskusikan kepercayaan terhadap (L.09069) penilaian diri 8. Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri 9. Diskusikan persepsi negatif diri 10. Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah 11. Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi 12. Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang jelas 13. Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan 14. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri Edukasi 15. Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif diri pasien 16. Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki 17. Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain 18. Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif 19. Anjurkan mengevaluasi perilaku 20. Ajarkan cara mengatasi bullying 21. Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri 22. Latih pernyataan/kemampuan positif diri 23. Latih cara berpikir dan berperilaku positif 24. Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi
Promosi Koping (I.09312)
Observasi 1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan 2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki 3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan 4. Identifikasi pemahaman proses penyakit 5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan 6. Identifikasi metode penyelesaian masalah 7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial Terapeutik 8. Diskusikan perubahan peran yang dialami 9. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 10. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri 11. Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri 12. Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu 13. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri 14. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan 15. Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan 16. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis 17. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan 18. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan. 19. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial 20. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia 21. Dampingi saat berduka (mis. Penyakit kronis, kecacatan) 22. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama 23. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat 24. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam Edukasi 25. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama 26. Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu 27. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 28. Anjurkan keluarga terlibat 29. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik 30. Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif 31. Latih penggunaan teknik relaksasi 32. Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan 33. Latih mengembangkan pikiran objektif Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu mengatasi harga diri rendah. 1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah Tujuan: Pasien mampu: a) Membina hubungan saling percaya b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki c) Menilai kemampuan yang dapat digunakan d) Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan e) Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan f) Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya Tindakan Keperawatan: a) SP 1 : Membina hubungan saling percaya, dengan cara: 1) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien. 2) Perkenalkan diri dengan klien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai. 3) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini. 4) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama klien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana. 5) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi. 6) Tunjukkan sikap empati terhadap klien 7) Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan. b) SP 2 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah : 1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien(buat daftar kegiatan) 2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan klien. c) SP 3 : Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : 1) Bantu pasienmenilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini. 2) Bantu pasienmenyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan klien. d) SP 4 : Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang dapat dilakukan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : 1) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan. 2) Bantu pasienmemberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan. 3) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya). 4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari. 5) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan klien. e) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah : 1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan. 2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasiensetiap hari. 3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas. 4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga. 5) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan. 6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan klien. 2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga dengan Pasien Harga Diri Rendah Keluarga diharapkan dapat merawat pasien harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi klien. Tujuan: Keluarga mampu: a) Mengenal masalah harga diri rendah b) Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah c) Merawat harga diri rendah d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien e) Menilai perkembangan perubahan kemampuan klien f) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan Tindakan Keperawatan: a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat klien c) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah d) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah e) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien f) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan g) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur. VI. VII. DAFTAR PUSTAKA 1. Hendramawan, S. Asuhan Keperawatan Jiwa pada Pasien Tn. Ag dan Tn. As dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang tahun 2018. 2. Keliat, B.A., et all. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC 3. Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Penerbit Andi. 4. Nurhalimah. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. BPPSDM RI 5. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI 6. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI 7. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI 8. Stuart, G. W. dan Sundeen, S. J. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.