Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2011)
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini:
I----------------------I----------------------I----------------------I----------------------I
Identitas
1) Aktualisasi diri: Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima individu dapat
mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya
b. Respon maladaptif
1) Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
3) Depersonalisasi: Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan sdirinya dengan orang lain.
Menurut (Nur, 2022). Penyebab Harga Diri Rendah dibedakan menjadi dua
faktor yaitu faktor predisposisi dan prespitasi:
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan situasi atas stresor dapat
mempengaruhi komponen. Stresor yang dapat mempengaruhi gambaran diri
adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit,
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan
dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan
ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang
yang berarti. Faktor pencetus dapat berasal dari sumber internal ataupun eksternal.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran:
Manifestasi yang biasanya muncul pada pasien dengan masalah Harga Diri Rendah
kronis (Sihombing et al., 2022):
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri
rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu
tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku klien sebelumnya
bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong
individu menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan
banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan
stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau
merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri
karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah
situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan
individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami
harga diri rendah kronis.
a. Jangka Pendek
b. Jangka Panjang
a. Fantasi
b. Disosiasi
c. Isolasi
d. Proyeksi
e. Displacement
7. Penatalaksanaan
b. Tindakan keperawatan
a) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
b) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali
perhari.
h) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
Prinsip tindakan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah sebagai berikut:
b. Berikan kagiatan yang disukai klien yang dapat meningkatkan harga dirinya
1. Pengkajian
a. Identitas: Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggan MRS, tanggal pengkajian, no rekam medic, diagnosa medis dan alamat
klien
b. Alasan masuk: Biasanya pasien datang ke rumah sakit jiwa atau puskesmas
dengan alasan masuk pasien sering menyendiri, tidak berani menatap lawan
bicara, sering menunduk dan nada suara rendah.
c. Faktor Predisposisi
1) Riwayat gangguan jiwa: Pada umumnya pasien dengan Harga Diri Rendah
memiliki riwayat gangguan jiwa dan pernah dirawat sebelumnya.
2) Pengobatan: Jika pasien memiliki riwayat gangguan jiwa, pada umunya pasien
dengan Harga Diri Rendah pernah memiliki riwayat gangguan jiwa
sebelumnya, namun pengobatan klien belum berhasil.
3) Aniaya: Pasien dengan Harga Diri Rendah pernah melakukan, mengalami,
menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga, dan tindakan kriminal.
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: Pasien dengan Harga Diri
Rendah memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa yang sama
dengan pasien.
d. Pemeriksaan fisik: Kaji dan observasi tanda-tanda vital pasien yaitu tekanan
darah, nadi, pernafasan dan suhu. Ukur tinggi badan berat badan pasien. Dan
Tanyakan apakah ada keluhan fisik.
e. Psikososial
2) Konsep diri
b) Identitas diri: Pasien dengan Harga Diri Rendah akan merasa tidak berdaya
dan rendah diri sehingga tidak mempunyai status yang dibanggakan atau
diharapkan di keluarga maupun di masyarakat.
d) Ideal diri: Pasien dengan Harga Diri Rendah ingin diperlakukan dengan
baik oleh keluarga maupun masyarakat, sehingga pasien merasa dapat
menjalankan perannya di keluarga maupun dimasyarakat.
a) Harga diri: Pasien dengan Harga Diri Rendah kronis selalu
mengungkapkan hal negatif tentang dirinya dan orang lain, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis serta penolakan terhadap
kemampuan diri. Hal ini menyebabkan pasien dengan Harga Diri Rendah
memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain sehingga pasien
merasa dikucilkan di lingkungan sekitarnya.
3) Hubungan sosial
a) Pasien tidak mempunyai orang yang berarti untuk mengadu atau meminta
dukungan.
4) Spiritual
f. Status Mental
4) Alam perasaan: Pasien merasa tidak mampu dan pandangan hidup yang
pesimis.
5) Afek: Afek pasien pada umumnya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon
bila ada stimulus emosi yang bereaksi.
9) Isi pikir: Pasien merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri.
10) Tingkat kesadaran: Tingkat kesadaran pasien stupor (gangguan motorik seperti
ketakutan, gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh klien dalam sikap
canggung yang dipertahankan dalam waktu lama tetapi klien menyadari semua
yang terjadi di lingkungannya).
11) Memori: Pasien dengan Harga Diri Rendah umumnya tidak terdapat gangguan
pada memorinya, baik memori jangka pendek ataupun memori jangka
panjang.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung: Tingkat konsentrasi terganggu dan mudah
beralih atau tidak mampu mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama,
karena merasa cemas. Dan biasanya tidak mengalami gangguan dalam
berhitung.
13) Kemampuan menilai: Gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat
mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, contohnya:
berikan kesempatan pada pasien untuk memilih mandi dahulu sebelum makan
atau makan dahulu sebelum mandi, setelah diberikan penjelasan pasien masih
tidak mampu mengambil keputusan) jelaskan sesuai data yang terkait.
Masalah keperawatan sesuai dengan data.
14) Daya tilik diri: Pasien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan
emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta pertolongan/pasien
menyangkal keadaan penyakitnya, pasien tidak mau bercerita penyakitnya.
1) Makan: Biasanya klien dengan harga diri rendah porsi makan sedikit dan
bahkan tidak menghabiskan makanannya.
2) Mandi: Biasanya klien dengan harga diri rendah akan cenderung malas mandi,
malas menggosok gigi, malas mencukur jenggot, malas merapikan rambut,
dan juga malas untuk memotong kuku.
3) Berpakaian: Biasanya klien dengan harga diri rendah akan berpakaian yang
tidak sesuai waktu dan tempat, pakaian terbalik, tidak mau mengganti pakaian.
4) BAB/ BAK: Biasanya kebutuhan eliminasi urin dan fekal pada klien normal,
atau tidak mengalami gangguan.
5) Istirahat dan tidur: Biasanya klien dengan harga diri rendah ini tidur akan sulit,
akan terganggu, bahkan tidak bisa tidur.
6) Penggunaan obat: Biasanya klien harga diri rendah tidak teratur dalam
meminum obat.
8) Aktifitas didalam rumah: Biasanya klien dengan harga diri rendah dirumah
tidak mau melakukan kegiatan, klien senang duduk menyendiri.
9) Kegiatan di luar rumah: Biasanya klien dengan harga diri rendah cenderung
tidak mau melakukan kegiatan diluar rumah.
h. Mekanisme koping
j. Pengetahuan: Pasien dengan Harga Diri Rendah tidak mengetahui penyakit jiwa
yang ia alami dan penatalaksanaan program pengobatan.
a. Aspek medis: Pasien dengan harga rendah perlu perawatan dan pengobatan yang
tepat.
c. Isolasi Sosial
3. Pohon Masalah
4. Diagnosa Keperawatan
5. Perencanaan Keperawatan
7. Evaluasi
Format evaluasi untuk menilai kemampuan pasien, keluarga, dan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah (Dermawan, 2013)
a. Evaluasi kemampuan pasien harga diri rendah berhasil apabila pasien dapat
(Badan PPSDM, 2012):
b. Evaluasi kemampuan keluarga harga diri rendah berhasil apabila keluarga dapat:
1) Mengenal harga diri rendah yang dialami pasien (pengertian, tanda dan gejala,
proses terjadinya harga diri rendah, dan akibat jika harga diri rendah tidak
diatasi).
Badan PPSDM. 2012. Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Direja, A.H.S (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Nur, Fadilah Merry. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Harga Diri Rendah
Di Ruang Elang Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husadamahakam Samarinda
Kalimantan Timur. 8.5.2017, 2003–2005.
Sihombing, dkk. (2022). Penerapan Terapi Generalis SP 1-4 Dengan Masalah Harga Diri
Rendah Kronis Pada Penderita Skizofrenia. 5.
Yusuf, A.., Fitryasari, R., & Endang Nihayati, H. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika, 1–366.