Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

SITUASIONAL

Dosen Pengampu : Ns. Ridwan Sofyan.,M.Kep

Nama Anggota Kelompok :

1. Dwi Putri Maulidyah (2214314201212)


2. Rani Sri Wahyuni (2214314201092)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2023/2024

1
DAFTAR ISI

Cover ...................................................................................................................1
Daftar isi ..............................................................................................................2
A. Laporan Pendahuluan ...................................................................................3
B. Asuhan Keperawatan .....................................................................................12
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) ..................................40
D. Analisis proses interaksi (API) ......................................................................60
E. Lampiran .......................................................................................................83

2
A. Laporan Pendahuluan

a) Definisi
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada
kehidupannya sendiri. Harga diri rendah adalah perasan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi yang negativ terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (keliat, 2009)

Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi
secara:
a. Situational, yaitu terjadi tertama yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami atau istri, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba )
b. Kronik, yaitu perassan negativ terhadap diri berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara
berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respon mal yang adaptif. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada
klien gangguan jiwa.

b) Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang. Dalam tinjuan life span history klien,
penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat
individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa

3
awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya (yosep, 2009).

Menurut stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan


harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor
presipitasi sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan
yang berulang. kurang mempunyai tanggung jawab yang
tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
dan ideal diri yang tidak realitis
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah sterotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran
budayA
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidak percayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan struktur sosial.

b. Faktor presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga
din rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang
menurun. Secara umum, gangguan konsep harga diri rendah
dapat terjadi secara situasional atau kronik.secara situasional
karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi, kecelakaan perkosaan.atau penjara, termasuk dirawat
di rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat
klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya

4
dirasakan klien sebelum. sakit atau sebelum dirawat klien sudah
memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.

c) Manifestasi Klinis
Menurut keliat 2009), tanda dan gejala harga diri rendah
kronik adalah sebagai berikut :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan


seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan kurang tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
mentinduk, bicara lambat dengan suara nada lemah.

5
d) Pathway Harga Diri Rendah Kronik

e) Rentang Respon

6
f) Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maldaptif
Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracunan
Depersonalisasi Positif Rendah Identitas

Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri


yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses
dan dapat diterima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang
memandang apa yang ada pada dirinya meliputi cita dirinya, ideal
dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya
secara positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan
menjadi individu yang sukses.

Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap


dirinya sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga,
tidak berguna. pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun
perilaku yang berhubungan. dengan harga diri yang rendah yaitu
mengkritik diri sendiri dan atau orang lain, penurunan
produktifitas, destruktif yang diarahkan kepada orang lain.
gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa
bersalah, perassan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan
fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta meanarik diri dari
realitas.
Kemncuan identitas merupakan suatu kegagalan individu
untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak
kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun
perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak
ada kode moral, sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan
interpersonal eksploitasi, perassan hampa. Perasaan mengambang

7
tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan
untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak
realistis dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari alam
atau luar dirinya. Individu mengalami kesulitan untuk
membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri
merasa tidak nyata dan asing baginya.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber
internal dan ekstemal seperti :
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menaksika kejadian yang megancam.

2) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi


yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada
tiga jeis transisi peran :

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif


yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini
termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu
atau keluarga dan norma- norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan

8
fisik, prosedur medis dan keperawatan.

g) POHON MASALAH

Gangguan Interaksi sosial


Gangguan Identitas diri

Harga Diri Renda Situasional

Koping Individu Tidak Efektif

h) Batasan karasteristik harga diri rendah kronik


Batasan karasteristik menurut Nanda-1 (2012), yaitu :
a. Bergantung pada pendapat orang lain
b. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
c. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
d. Secara berlebihan mencari penguatan .

i) Klasifikasi
Klasifikasi harga diri rendah dapat terjadi secara:1)
Situasional Harga diri rendah situasional adalah harga diri yang
terjadi secaratiba-tiba, misalnya harus menjalani operasi,
kecelakaan, diceraikanoleh pasangan, dan perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).2)
KronikHarga diri rendah kronik adalah harga diri yang terjadi
akibat persepsi individu yang negatif terhadap diri yang telah

9
berlangsung lama seperti pemikiran negatif sebelum sakit atau
sebelum dirawat di rumah sakit. Kejadian sakit dan akan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada
klien gangguan jiwa.

j) Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
Berbagai obat psikofarmaka hanya diperoleh dengan resep
dokter, dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan
generasi pertama(typical) dan golongan generasi kedua
(atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama
berupa Chorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan
Haloperidol. Obat yang termasuk golongan generasi kedua
10berupa Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine,
Zotanine, dan Aripiprazole.
2. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan terapi kerja yang sangat baik untuk
mendorong klien bergaul dengan orang lain, perawat maupun
dokter. Hal ini dimaksudkan supaya klien tidak dapat
melakukan kebiasaan yang kurang baik, sehingga dianjurkan
untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
3. Terapi Kejang Listrik (Electro Convulsive Therapy)
Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk
menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu
atau dua temples.
4. Terapi Modalitas
Terapi modalitas bertujuan untuk mengubah perilaku klien
gangguan jiwa dengan perilaku maladaptif menjadi perilaku
yang adaptif.

10
Terdapat beberapa jenis terapi modalitas pada gangguan
jiwaantara lain :
a. Terapi lingkungan
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yang bertujuan
untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif
dengan cara mengubah atau memodifikasi lingkungan.
b. Terapi okupasiTerapi okupasi merupakan psikoterapi
suportif berupa aktivitas-aktivitas yang membangkitkan
kemandirian secara manual, kreatif dan edukasional untuk
penyesuaian diri dengan lingkungan dan meningkatkan
derajat kesehatan fisik dan mental pasien.
c. Terapi aktivitas kelompok (TAK)Terapi aktivitas kelompok
adalah suatu upaya memfasilitasi psikoterapi terhadap
sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan antar anggota.

11
B. Asuhan Keperawatan

Seorang pria berusia 35 tahun di bawa keluarganya ke RSJ kedawung


karena berbicara sendiri dan tidak mau keluar ke rumah ataupun aktivitas di
luar rumah. karena kurangnya ekonomi klien di bawa pulang dan di biarkan
saja di rumah,keluarga mengatakan awalnya klien adalah pecandu narkoba
jenis sabu dan klien pernah masuk penjara karena kasus mencurian motor
setelah klien keluar dari penjara klien malu untuk bertemu dengan masyarakat.
klien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara dan saat ini istrinya pergi ke luar
kota untuk bekerja dan meninggalkan klien. klien tinggal bersama ibu dan anak
perempuannya.

Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa

RUANG RAWAT: Rumah Klien

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial: TN. T (L) Tanggal Pengkajian/Jam: 05-04-2024/09.00

Umur: 35 Tahun

Alamat: Dsn. Jrebeng,Sumberdawesari

Pekerjaan: -

Informan: Ibu Klien

II. ALASAN MASUK:

Ibu klien mengatakan pasien sering berbicara sendiri, tidak mau keluar
rumah, dan tidak mau beraktivitas di luar rumah.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluarga mengatakan pasien sering berbicara sendiri, tidak mau keluar


rumah, dan tidak mau beraktivitas di luar rumah.

12
IV. FAKTOR PRESIPITASI (6 bulan terakhir)

a. Riwayat kesehatan (bio, psiko, sosial, spiritual)

Pada hasil pengkajian ditemukan bahwa pasien sering


berbicara sendiri,tidak mau keluar rumah dan tidak mau
beraktivitas karena merasa malu

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional (


D0085)

b. Riwayat bunuh diri (Isyarat, Ancaman, Percobaan)

Jelaskan: Pasien tidak memiliki isyarat ancaman dan


percobaan riwayat bunuh diri Diagnosa Keperawatan : Tidak
ada masalah

V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR


PREDISPOSISI)

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?Ya

☑ Tidak

Jika Ya, Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan/upaya yg


dilakukan dan hasilnya : Pasien belum pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah

2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat traumatis
Usia Pelaku Korban Saksi

1. Aniaya fisik ………… ………… ………… …………

2. Aniaya seksual ………… ………… ………… …………

13
3. ………… ………… ………… …………
Penolakan/Pengabaian
4. Kekerasan dalam ………… ………… ………… …………
keluarga
5. Bullying ………… ………… ………… …………

*) Catatan: isian pelaku, korban, saksi diisi dengan (√)

b. Riwayat bunuh diri (Isyarat, Ancaman, Percobaan)


Jelaskan : Pasien tidak memiliki riwayat isyarat, ancaman serta
percobaan bunuh diri.
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa
kegagalan, kematian,perpisahan )
Jika ada jelaskan : Keluarga mengatakan sejak 3 bulan yang lalu
pasien selalu mengurung diri karena klien merasa malu karena
ada riwayat pencurian motor dan masuk kepenjara.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Identitas Diri ( D.0084)
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)

Iya
☑ Tidak

Jika ya, Jelaskan


: Pasien tidak pernah mengalami penyakit fisik
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah
e. Riwayat Penggunaan NAPZA : Klien Pernah mengkonsumsi
Narkoba jenis sabu
Diagnosa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
(D.0096)

14
3. Riwayat gangguan jiwa dalam KeluargaAnggota keluarga yang
gangguan jiwa ?
Ada
☑ Tidak

Jika ada : -

Hubungan dengan klien : -


Gejala : -

VI . PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Jelaskan: Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, ayahnya


sudah meninggal, tinggal serumah dengan ibu, anak, dan istrinya.

15
Keterangan :

: Laki - Laki : Tinggal serumah

33
: Perempuan : Usia

: Meninggal : Pasien

16
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Sebelum sakit : pasien selalu berusaha berpenampilan
rapi dan murahsenyum, pasien merasa dirinya sangat
berharga.

Sesudah sakit : Pasien merasa malu atas masalalu


yang telah dialaminya

b. Identitas : Sebelum sakit : Pasien dapat menyebutkan namanya


dan pasien mengatakan saya seorang laki-laki berusia
35 tahun, penampilan sesuai dengan identitasnya
sebagai seorang laki-laki.

Sesudah sakit : Saat dilakukan wawancara pasien bisa


berkomunikasi dengan baik tetapi kadang -kadang
klien terlihat asik sendiri dan terkadang klien berbicara
terbelit- belit.

c. Peran : Anak laki-laki


d. Ideal diri : Pasien merasa tidak puas dalam menjalankan
perannya sebagai seorang ayah dan suami karena
merasa gagal sebagai kepala keluarga yang baik.
e. Harga diri : Keluarga pasien mengatakan, sejak keluar dari
penjara klien sering mengurung diri karena malu atas
perbuatan yang telah klien lakukan.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Identitas Diri (
D.0084)

17
3. Hubungan Sosial (di Rumah dan di Rumah Sakit)
a. Orang yang berarti/terdekat : Ibu pasien, keluarga mengatakan pasien
sangat bergantung pada ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Semenjak klien
keluar dari tahanan klien menjauhi orang di sekitarnya
c. Hubungan sosial : Setelah klien keluar dari tahanan klien mengurung
diri darimasyarakat
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Keluarga mengatakan
klien sering menyendiri dan mengurung diri karena malu atas perbuatan
yang telah dia lakukan dan pasien sering tertawa serta berbicara sendiri .

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional (D.0085)

4. Spiritual

• Nilai dan keyakinan : Nilai dan keyakinan yang dipegang oleh klien

adalah nilai nilai islam

• Kegiatan ibadah : Pasien rajin melakukan solat waktu

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah

VII. PEMERIKSAAAN FISIK


1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran (Kuantitas) : Compos mentis

3. Tanda vital:
TD : 120/80 mm/Hg
N : 88 x/menit

S : 36 O C

P : 20 x/menit

4. Ukur :

BB : 60 Kg TB : 165 Cm

18
5. Keluhan fisik:

Jelaskan : Pasien tidak memiliki


keluhan fisik

Diagnosa Keperawatan : Tidak ada

VIII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (Penampilan umum, cara berpakaian,
kebersihan diri)

Jelaskan: Pasien berpakaian rapi dan mampu berpakaian


dengan benar. Dia juga mandi 3 x sehari, gigi bersih, dan
Kulit tampak bersih

Diagnosa Keperawatan: -

2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter)


Jelaskan:
Frekuensi : Normal
Volume : Suara pasien keras
Jumlah : Sedikit
Karakter : Komunikasi klien berbelit-belit dan terkadang
sering berbicara sendiri.

Diagnosa Keperawatan: -

3. Aktifitas motorik/ Psikomotor


Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik

19
Peningkatan :
Hiperkinesia, hiperaktifitas
Perilaku Kekerasan

Gaduh gelisah, Agitasi, Agresi Grimace


Stereotipi Otomatisme
Mannerism Negativisme

Katapleksi Reaksi konfersi


Tik Tremor
Ekhopraxia Ferbigerasi
Command automatism Berjalan kaku / rigid
Kompulsif

Jelaskan: -

Diagnosa Keperawatan : -

20
21
1. Mood dan Afek
a. Mood (alam perasaan)
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Marah Lain lain .......
Jelaskan: berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
b. Afek (Emosi)
Sesuai Tidak sesuai
Tumpul/Dangkal ☑ Labil
Datar
Jelaskan : Komunikasi klien berbelit-belit, klien juga kadang tertawa
sendiri, dan berbicara sendiri.

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Interaksi sosial (D.0118)

2. Interaksi Selama Wawancara


Bermusuhan Kontak mata kurang
☑ Tidak kooperatif Defensif

Mudah tersinggung ☑ Curiga


Jelaskan: Komunikasi berbelit-belit dan tidak jelas dan seringnya
setiap berbicara terhenti tiba-tiba sekitar 5 menit dan selalu
mengucapkan kata-kata yang tidak nyambung

Diagnosa Keperawatan: Gangguan Interaksi sosial (D.0118)


3. Persepsi Sensorik

a. Halusinasi
Pendengaran

Penglihatan
Perabaan
Pengecapan

22
b. Ilusi
 Ada

☑ Tidak ada

Jelaskan: -
Diagnosa Keperawatan : -

4. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
☑ Koheren Inkoheren
☑ Sirkumtansial Asosiasi longgar
 Tangensial Flight of Idea
 Blocking Perseverasi
 Logorea Neologisme
 Clang Association Main kata kata
 Afasia Lain lain…
Jelaskan : Komunikasi berbelit-belit dan tidak jelas dan sering berbicara s e n d i r i .
b. Isi Pikir
☑ Obsesi Fobia,sebutkan…………..
 Ekstasi Waham:
 Fantasi Agama
 Alienasi Somatik/hipokondria
 Pikiran bunuh diri Kebesaran
 Preokupasi Kejar/curiga
 Pikiran isolasi sosial Nihilistik
 Ide yang terkait ☑ Dosa

☑ Pikiran rendah diri Sisip pikir

☑ Pesimisme Siar pikir


 Pikiran magis Kontrol pikir
Pikiran curiga Lain lain :

Jelaskan: Klien selalu berfikir takut tetangganya selalu menilai buruk tentang klien, akibat
perbuatannya dan klien malu untuk keluar rumah , klien menganggap dirinya adalah orang
yang paling jahad /buruk di dunia, klien mempunyai pandangan baryu terhadap dirinya

23
sendiri atau hidupnya, klien juga menyadari bahwa perbuatannya itu adalah dosadan klien
juga takut jika kesalahan yang telah ia perbuat adalah kesalahan yang besar dan tidak bisa
diampuni oleh sang maha kuasa .

b. Bentuk pikir :

☑ Realistik
 Non realistik
 Dereistik
 Otistik

Jelaskan: Klien menjelaskan pernyataan yang sesuai dengan yang klien alami

Diagnosa Keperawatan : -

5. Kesadaran

Orientasi (waktu, tempat, orang)


Jelaskan : Klien mengingat semua kejadian yang telah ia alami.

Meninggi
Menurun :
o Hipnosa
o Confusion
o Sedasi
o Stupor
Kesadaran berubah
Jelaskan: -

Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah

6. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek ( ≤ 24 jam )
Jelaskan: Pasien mampu meningat kejadian yang dialaminya

Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah

24
7. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
a. Konsentrasi
 Mudah beralih

☑ Tidak mampu berkonsentrasi

Jelaskan : Saat melakukan pengkajian klien tidak mampu


berkonsensentrasi ( sering

berbicara sendiri / asik sendiri )


b. Berhitung : Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan : -

8. Kemampuan Penilaian
 Gangguan ringan
☑ Gangguan bermakna
Jelaskan : Klien dapat mengambil hikmah dari kejiadian yang telah
ia alami.
Diagnosa Keperawatan : -

9. Daya Tilik Diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan: -

Diagnosa Keperawatan : -

25
IX. Aktivitas Sehari – hari

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

Perawatan kesehatan

Transportasi
Tempat tingg
Keuangan dan kebutuhan lainnya.

Jelaskan: Pasien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

2. Kegiatan Hidup Sehari hari

a. Perawatan diri:

1) Mandi :

Jelaskan : Klien rutin mandi 3 x sehari

2) Berpakaian, berhias dan berdandan

Jelaskan : Berpakaian rapi, dan klien dapat menggunakan pakaian


yang sesuai

3) Makan

Jelaskan :Klien makan 3 x sehari dan minum kurang lebih 8 gelas/ hari

4) Toileting (BAK, BAB)

Jelaskan : Pasien BAB 2 kali sehari ,dan BAK 6 kali sehari

Diagnosa Keperawatan : -

b. Nutrisi

Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari :


Makan 3 kali sehari,pagi,siang,sore

26
Bagaimana nafsu makannya : Pasien nafsu untuk makan
Bagaimana berat badannya : berat badanya terkadang naik turun
Diagnosa Keperawatan : -

c. Tidur
1) Istirahat dan tidur

Tidur siang, lama : 4 jam ,12.00 WIB s/d 16.00 WIB


Tidur malam, lama : 8 jam, 21.00 WIB s/d 05.00 WIB
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : -

Jelaskan : Pasien mengatakan tidur pada siang hari selama 4 jam dan pada malam hari 8
jam
2) Gangguan tidur
 Insomnia
 Hipersomnia
 Parasomnia
 Lain lain
Jelaskan : Tidak ada masalah

Diagnosa Keperawatan : -

3. Kemampuan lain lain


 Mengantisipasi kebutuhan hidup
 Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
 Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri.

Jelaskan : -
Diagnosa Keperawatan : -

4. Sistem Pendukung

Keluarga ☑

Terapis

Teman

Kelompok sosial

27
Jelaskan : Sistem dukungan pasien adalah keluarganya ( ibunya )

Diagnosa Keperawatan : -

X. MEKANISME KOPING
Jelaskan : Maladatif ( pasien dapat berbicara baik dengan orang lain tetapi kadang klien
asik berbicara sendiri dan klien terkadang berbicara dengan berbelit – belit.

Diagnosa Keperawatan : -

XI. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Jelaskan : Tidak Ada
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
Jelaskan : ada ( Klien merasa malu, dan mengurung diri dan tidak beraktivitas di luar
rumah ataupun berinteraksi dengan masyarakat )
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
Jelaskan : Tidak Ada
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
Jelaskan : ada ( Klien tidak dapat bekerja karena kondisinya sekarang )
Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Jelaskan : ada ( Klien ditinggal istrinya keluar kota untuk bekerja )
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
Jelaskan : ada ( Klien tidak dapat bekerja dan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga )
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Jelaskan : Tidak ada
Masalah lainnya, spesifiknya
Jelaskan : Tidak ada

Diagnosa Keperawatan : -

28
XII. ASPEK PENGETAHUAN
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga tentang :
Penyakit/gangguan jiwa Penatalaksanaan
Sistem pendukung Lain-lain, jelaskan
Faktor pendukung dan pencetus
Jelaskan : Pasien mengetahui gangguan jiwa yang sedang dialami tetapi ia
terkendala biaya dan tidak bisa meneruskan pengobatannya.

Diagnosa Keperawatan : -

29
XIII. ASPEK MEDIS

1. Diagnosis Multi Axis

Axis I : Harga diri Rendah Situasional

2. Terapi Medis ( Oral )


No. Nama obat Dosis Waktu Fungsi

1. Trif luop erazine 5 mg 1x2 Digunakan untuk


mengobati gangguan
mental, seperti
skizofrenia dan
gangguan psikotik

2. Lorazapa 2 mg 1x2 Digunakan untuk


memengurangi
cemas, gelisah, atau
insomnia akibat
gangguan kecemasan

3. Olazapin 10 mg 1x1 Digunakan untuk


mengatasi gangguan
kejiwaan bipolar,
dsan gangguan
suasana hati

30
XIV. ANALISA DATA

DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN

1. DS: klien pernah masuk penjara karena kasus Harga diri Rendah
mencurian motor setelah klien keluar dari penjara Situasional (D.0085)
klien malu untuk bertemu dengan masyarakat.

DO:
1. Kontak mata kurang
2. Ekspresi wajah malu
3. Sering menunduk keetika berinteraksi

TTV

TD : 120/80 MmHg
N : 88 x/menitS

: 36 O C

P : 20 x/menit

31
XV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Harga diri Rendah Situasional (D.0085)

XVI. POHON MASALAH/PATHWAY

Gangguan Interaksi sosial


Gangguan Identitas diri Effect

Harga diri rendah


situasional Core Problem

Causa
Koping Individu
tidak efektif.

32
XVII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Harga diri Rendah Situasional (D.0085)


Aksis Dalam Perumusan Diagnosa
Harga diri rendah Situasional
1 3

33
\

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Luaran Utama Kriteria Hasil Intervensi


Kode (D.0085) Harga diri Rendah Setelah dilakukan intervensiSetelah dilakukan intervensi Promosi Harga Diri (1.093098)
Situasional keperawatan selama 3 x 24 jam,keperawatan selama 3 x 24 jam,
Definisi
maka harga diri memurun , denganmaka harga diri meningkat, Meningkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap
diri sendiri atau kemampuan diri
kriteria hasil: dengan kriteria hasil :
- perasaan malu berkurang - penilaian diri positif Tindakan
- perasaan bersalah berkurang meningkat
Observasi
- perasaan tidak mampu - perasaan memiliki - Identifikasi budaya, agama, ras, jenis
kelamin, dan usia terhadap harga diri
melakukan apapun kelebihan atau
- Monitor verbalisasi yang merendahkan diri
berkurang kemampuan positif sendiri
- Monitor tingkat harga diri setiap waktu,
- meremehkan kemampuan meningkat
sesuai kebutuhan
mengatasi masalah - penerimaan penilaian
Terapeutik
berkurang positif terhadap diri
- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif
sendiri meningkat untuk diri sendiri
- Motivasi menerima tantangan atau hal baru
- minat mencoba hal baru
- Diskusikan pernyataan tentang harga diri
meningkat - Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian
diri

- Diskusikan pengalaman yang


34
meningkatkan harga diri
- Diskusikan persepsi negatif din Diskusikan
alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
- Disukusikan penetapan tujuan realistis
untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
- Diskusikan bersama keluarga untuk
menetapkan harapan dan batasan yang jelas
- Berikan umpan balik positif atas
peningkatan mencapai tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang
meningkatkan harga diri

Edukasi
- Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep
positifdiri pasien
- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang
dimiliki
- Anjurkan mempertahankan kontak mata
saat berkomunikasi dengan orang lain
- Anjurkan membuka diri terhadap kritik
negatif Anjurkan mengevaluasi perilaku
- Ajarkan cara mengatasi bullying
- Latih peningkatan tanggung jawab untuk
diri sendiri
- Latih pernyataan/kemampuan positif diri
Latih cara berfikir dan berperilaku positif
- Latih meningkatkan kepercayaan pada
kemampuan dalam menangani situasi

35
TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Nama : Tn T Ruang : Ruang Tamu
No CM : - Unit :-

Tanggal
No Implementasi Evaluasi Ttd
Diagnosa Keperawatan
Jam
1. 05 April 2024 Harga diri Rendah Situasional 1. Data S:
/ 09.00 WIB Tanda dan gejala :
- Menilai diri Negatif Negative /
Mengkritik diri Klien merasa senang dan antusias
- Merasa malu karenba pernah
masuk ketahanan
- Merasa Tidak mampu menjadi O:
ayah dan suami yang baik karena
tidak bisa menafkahi keluarga Klien mampu mengidentifikasi aspek
- Kontak mata kurang positif yang dimili oleh klien, yaitu
- Berbicara pelan dan lirih
merapikan tempat tidur dan mencuci
1. Diagnosa
Gangguan konsep diri : Harga diri piring
rendah situasional

A :Harga diri rendah situasional

36
P : Masalah belum teratasi
3. Tindakan Keperawatan
SP 1 :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien

2) Membantu pasien menilai


kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan

3) Membantu pasien memilih kegiatan


yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien

4) Melatih pasien dengan kegiatan


yang dipilih sesuai kemampuan,
misal merapikan tempat tidur

5) Membimbing pasien memasukan


dalam jadwal kegiatan harian

SP 2 :
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua yang dipilih
sesuai kemampuan, yaitu cuci piring
3. Membimbing pasien memasukkan
kedalam jadwal harian

37
38
39
C. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
PASIEN

Masalah: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

 Pertemuan ke 1 (satu)
SP 1 : Pasien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan tidak PD sebagai seoarang Ibu karena tidak mampu
menjalankan peran sebagai Ibu rumah tangga.
b. Data Objektif\
1) Klientampak tenang dan kooperatif
2) Klien tampak kurang percaya diri.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan:
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Pasien dapat memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
d. Pasien dapat melakukan kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan

4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien

40
d. Melatih pasien dengan kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan, misal
merapikan tempat tidur
e. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamualaikum wr.wb. pak ,Perkenalkan nama saya Rani Sri Wahyuni
, Bapak bisa memanggil saya mbak Rani . Saya mahasiswa STIKES
Maharani Malang, yang bertugas pada pagi hari ini. Saya disini akan
membantu menyelesaikan masalah yang Bapak hadapi. Kalau boleh
tau nama Bapak siapa ya? Senangnya dipanggil siapa, Pak ?"

b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana keadaan Bapak hari ini? Tampaknya Bapak segar?"

c. Kontrak
1. Topik
"Bagaimana kalau kita mengobrol tentang kamampuan dan kegiatan
yang pernah Bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang masih dapat Bapak lakukan Selama dirumah ."

2. Waktu
"Bagaimana Pak apakah Bapak Bersedia ? Waktunya 10 menit atau
15 menit ya pak “

3. Tempat
"Karena Bapak bersedia, dimana kita mau berbincang-bincang?
bagaimana kalau kita bicarakan masalah ini di ruang tamu ?"

41
2. Kerja
"Sekarang coba bapak cerita apa kegiatan bapak sehari hari dirumah
mulai dari bangun tidur?"

"Oh bagus ya pak, selain mandi dan makan kemudian apalagi, Pak?"

"Wah bagus sekali ya pak ada 5 kemampuan dan kegiatan yang bapak
miliki. Nah, Bapak dari ke 5 kegiatan ini yaitu sikat gigi, keramas,
membersihkan tempat tidur, mandi, dan makan apa yang masih bisa
bapak kerjakan di rumah ?"

"Bagus sekali, pak ada 2 kegiatan yang masih bisa bapak kerjakan
dirumah yaitu membersihkan tempat tidur dan makan, bagaimana
kalau kita merapihkan tempat tidur, bagaimana pak apa bapak mau?"

"Ya sudah, kita menuju tempat tidur bapak ya?"

"Pak sebelum kita merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu ya


bantalnya. Bagus pak, sekarang kita angkat seprainya, sekarang kita
pasang lagi seprainya dengan sprai yang baru, nah sekarang kita mulai
lipat dari yang atasnya ya? Iya bagus, sekarang yang sebelah ujung
kakinya tarik dan masukan yang pinggirnya kedalam. Pemasangan
seprainya sudah selesai sekarang kita ambil bantalnya dan letakan
diatas, iya bagus pak , bapak sudah bisa merapihkan tempat tidurnya
dengan baik, coba bapak perhatikan dan bedakan dengan yang tadi
sebelum dirapihkan, sekarang menjadi lebih rapi kan pak?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
"Bagaimana perasaan Bapak setelah kita mengobrol dan latihan
merapihkan tempat tidurnya?"

42
2. Evaluasi Objektif
"Ternyata Bapak banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan dirumah , salah satunya merapihkan tempat tidur
yang sudah bapak praktekan dengan baik sekali."

b. Rencana Tindak Lanjut


"Nah, kemampuan ini dapat dilakukan setiap hari ya pak.“ Sekarang
mari kita masukan ke jadwal harian. Bapak mau berapa sekali
sehari merapihkan tempat tidur ? Bagus 2x, yaitu pagi jam berapa?
lalu sehabis istirahat jam 3 sore ya pak ."

c. Kontrak yang Akan Datang


1) Topik
"Besok pagi kita latihan lagi ya pak kegiatan yang mampu
dilakukan dirumah selain merapihkan tempat tidur, yaitu
mencuci piring. Apakah bapak bersedia ?"
2) Waktu
"Jam berapa kita akan latihan mencuci piring besok? Bagaimana
kalau jam 8 pagi pak ?"
3) Tempat
Dimana kita akan atihan cuci piring? Bagaimana kalau di dapur saja
pak ?”

“ Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi pak ? jika sudah tidak ada
lagi yang ingin bapak tanyakan saya pamit pulang terlebih
dahulu ya pak , besok saya akan kembali kesini lagi ,
terimakasih atas kerjasamanya ya pak Assalamu/alaikum
wr.wb.”

43
Pertemuan ke : 2 (dua)
SP 2 : pasien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan :
Pasien dapat melakukan kegiatan kedua yang dipilih sesuai
kemampuan, yaitu cuci piring

4. Tindakan Keperawatan
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih kegiatan kedua yang dipilih sesuai kemampuan,
yaitu cuci piring
c. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamualaikum pak. Apakah bapak masih ingat dengan saya?"
"Hebat. Bapak masih ingat nama saya."Sesuai janji kemarin,
saya datang lagi untuk melatih kemampuan bapak mencuci
piring."

44
b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Bagaimana dengan perasaan
negatif yang bapak rasakan? Bagus sekali pak. Berarti perasaan
yang mengganggu bapak rasakan sudah berkurang ya pak."

"Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya? Boleh


saya lihat kamar tidurnya pak ? Tempat tidurnya rapi sekali.
Hebat banget pak ,"

"Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata bapak telah


melakukan kegiatan merapikan tempat tidur sesuai jadwal, lalu
apa manfaat yang bapak rasakan dengan melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur secara terjadwal?"

c. Kontrak
1) Topik
"Sekarang kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua.
Hari ini kita mau latihan cuci piring kan, pak ?"

2) Waktu
"Berapa lama kita akan berbincang-bincang pak? Bagaimana
kalau 30 menit pak?"

3) Tempat
"Dimana tempat mencuci piringnya pak?"

2. Kerja
"Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan
untuk mencuci piring. Menurut bapak apa saja yang kita perlukan

45
untuk mencuci piring?"
"Ya bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya
yaitu sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring. Selain itu
juga tersedia air bersih untuk membilas piring yang telah kita
sabuni."

"Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci piring


yang biasa bapak lakukan?"

"Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama kita
bersihkan piring dari sisa-sisa makanan dan kita kumpulkan disatu
tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring dengan
air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas
hingga bersih sampai piringnya tidak terasa licin lagi. Kemudian
kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan
gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalah gelasnya, setelah itu
baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai ya pak?"

"Bagus sekali, bapak telah mencuci piring dengan cara yang baik. nanti
bapak bisa praktekkan setiap hari ya pak"

"Menurut bapak bagaimana perbedaan piring yang sudah dicuci


dibandingkan tadi piring yang belum dicuci?"

3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
"Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan mencuci
piring?"

2. Evaluasi Obyektif
"Nah coba bapak sebutkan lagi langkah-langkah mencuci

46
piring yang baik pak? Bagus sekali pak"

b. Rencana Tindak Lanjut


"Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ya pak, mau
berapa kali bapak mencuci piring?"

"Bagus 3 kali, setelah selesai sarapan, makan siang dan malam ya


pak. Jika bapak melakukannya tanpa diingatkan perawat beri
tanda M, tapi kalau bapak mencuci piring dibantu atau
diingatkan perawat bapak beri tanda B. lalu kalau bapak tidak
melakukannya bapak beri tanda T."

Baik , cukup sampai disini ya pak untuk pertemuan hari ini, jika
nanti bapak ada keluhan lagi bisa menghubungi saya atau bisa
langsung datang ke RSJ ya pak , terimakasih atas kerja samanya,
saya izin pamit pulang ya pak, Assalamu”alaikum wr.wb “

47
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KELUARGA
Masalah: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke : I (satu)
SP 1 : keluarga

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
a. Data Subjektif
Klien mengatakan tidak PD sebagai seoarang bapak karena tidak
mampu menjalankan peran sebagai kepala rumah tangga.

b. Data Objektif
1. Klien tampak tenang dan kooperatif
2. Klien tampak kurang percaya diri

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan:
a. Keluarga dapat mengungkapkan masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien
b. Keluarga dapat menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Keluarga dapat menjelaskan dan mempraktekkan cara-cara
merawat pasien harga diri rendah
d. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)

48
4. Tindakan Keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
c. Jelaskan dan praktekkan cara-cara merawat pasien harga diri
rendah
d. Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
e. Jelaskan follow up pasien di rumah

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Rani Sri
Wahyuni, saya mahasiswa dari STIKES Maharani Malang, saya
yang akan merawat bapak (pasien). Kalau boleh tau nama ibuk
siapa ya?"
b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana keadaan bapak, buk? Apakah bapak masih sering
merasa harga dirinya masih rendah?"
c. Kontrak
1. Topik
"Tujuan saya kesini yaitu untuk berbincang-bincang dengan
ibuk mengenai masalah yang dihadapi mbak dalam merawat
bapak. Apakah ibuk bersedia?"
2. Waktu
"Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau
30 menit ya bu?"
3. Tempat
"Dimana kita akan berbincang-bincang, bu? Kalau kita
berbincang-bincang di ruang tamu, bagaimana bu?"

49
2. Kerja
"Apa yang ibu ketahui tentang masalah bapak?"

"Ya memang benar sekali bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya
diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak,
sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang
paling jahat sedunia. Dengan kata lain, Anaknya ibuk memiliki
masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap dirinya sendiri. Bila keadaan
bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah
yang lebih berat lagi, misalnya jadi malu bertemu dengan orang lain
dan memilih mengurung diri"

"Sampai disini, Ibuk mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?"

"Bagus sekali kalau ibu sudah mengerti"

"Setelah kita mengerti bahwa masalah dapat menjadi masalah serius,


maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk bapak"

"Buk, apa saja kemampuan yang dimiliki bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan bapak)" "Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu
merapihkan tempat tidur dan cuci piring buk. Serta telah membuat
jadwal untuk melakukannya. Untuk itu, Ibu dapat mengingatkan bapak
untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal, tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya buk, dan jangan lupa memberikan pujian
agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda centang pada
jadwal yang kegiatannya bu".

"Selain itu, ibu tetap perlu memantau perkembangan bapak. Jika

50
masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak dapat tertangani, ibu
dapat membawa bapak ke rumah sakit jiwa"

"Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan


pujian kepada bapak?"

"Temui bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali nak, kamu sudah
semakin terampil mencuci piring"

"Coba ibu praktekkan sekarang. Bagus"

3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
"Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang
cam merawat bapak?"

2. Evaluasi Obyektif
"Dapatkah ibu menjelaskan kembali masalah yang dihadapi
bapak dan bagaimana cara merawatnya?""

b. Rencana Tindak Lanjut


"Nah setiap kali bapak merasa harga dirinya rendah ibu lakukan
seperti itu. Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat
untuk bapak ya bu"

c. Kontrak yang Akan Datang


1. Topik
"Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk
latihan cara memberi pujian langsung kepada bapak?"

51
2. Waktu
"Jam berapa kita mulai? Kita latihan selama berapa menit?
Bagaimana kalau 15 menit bu?"
3. Tempat
"Dimana kita akan latihan? Bagaimana kalau di teras rumah
saja?"

"Baiklah, sampai bertemu dua hari lagi bu. Wassalamualaikum


wr.wb."

52
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KELUARGA
Masalah: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke : 2 (dua)
SP 2 : keluarga

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya,
b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Tujuan
a. Keluarga mampu mempraktikan cara merawat klien harga diri
rendah.
b. Keluarga mampu melakukan cara merawat langsung klien harga
diri rendah
4. Tindakan Keperawatan
a. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan
harga diri rendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
harga diri rendah.

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamualaikum wr.wb. ibu, masih ingat dengan saya?"

b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana perasaan ibu hari ini?"

53
"Ibu masih ingat latihan merawat bapak seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?"

c. Kontrak
1. Topik
"Sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu
lagi untuk latihan memberikan pujian langsung kepada bapak
ya bu."
2. Waktu
"Berapa lama kita akan latihan, bu? Bagaimana kalau 15
menit?"
3. Tempat
"Dimana kita akan latihan? Bagaimana kalau di teras rumah lagi
bu?"
"Baiklah sekarang kita temui bapak ya bu.”
2. Kerja
"Selamat pagi Ibu. Bagaimana perasaan Ibu hari ini?"

"Hari ini saya datang bersama keluarga Ibu, yaitu anak Ibu. Seperti
yang sudah saya katakan sebelumnya, keluarga Ibu juga ingin merawat
Ibu agar Ibu cepat pulih."

(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)


"Nah ibu, sekarang ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan dua hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap
perkembangan bapak"

(Saudara mengobservasi keluarga mempaktekkan cara merawat pasien


seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

"Bagaimana perasaan Ibu setelah berbincang-bincang dengan anak

54
Ibu?"

"Baiklah, sekarang saya dan anak Ibu permisi dulu"

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan


terminasi dengan keluarga)

3. Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
"Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu
setelah kita latihan memberikan pujian langsung kepada anak
ibu?"
2. Evaluasi Obyektif
"Coba ibu jelaskan cara memberi pujian langsung kepada anak
ibu!"

b. Rencana Tindak Lanjut


"Setelah ini ibu dapat melakukan cara yang sudah kita latihan ini
kepada bapak, baik sekarang mau kapanpun itu ya bu. Setelah ini
coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak ya bu"

c. Kontrak yang Akan Datang


1. Topik
"Bagaimana kalo 2 hari lagi kita bertemu lagi untuk
membicarakan jadwal aktivitas bapak selama di rumah Bu ?."

2. Waktu
“Ibu mau bertemu lagi kapan? Berapa lama ibu ingin
berbincang-bincang? Oh, 15 menit. Baiklah bu."

55
3. Tempat
"Lalu dimana kita akan berbincang-bincang? Di ruang tamu?
Baiklah. ibu."

56
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KELUARGA
Masalah: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pertemuan ke : 3 (tiga)
SP 2 : keluarga

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
Klien menyatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Data Obyektif
Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

3. Tujuan
a. Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat secara mandiri.
b. Keluarga mematuhi jadwal yang telah dibuat untuk kesembuhan
klien.
c. Keluarga mengerti/memahami follow up yang telah diarahkan pada
klien.

4. Tindakan Keperawatan
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang

57
B. Strategi Komunikasi.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamualaikum, Ibu. Masih ingatkah dengan saya kan, bu?"
b. Evaluasi Validasi
"Bagaimana ibu, selama ini apakah ibu sudah terus berlatih cara
merawat bapak?"

c. Kontrak
1. Topik
"Bagaimana kalo hari ini kita membicarakan jadwal aktivitas
bapak selama di rumah Bu?"
Waktu
"Berapa lama ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 15
menit?"
Tempat
"Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau
birbincang- bincang di ruang tamu saja bu?"

2. Kerja
"Ibu ini jadwal kegiatan bapak selama di rumah. Coba
diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan selama ini?"

"Ibu, jadwal yang telah dibuat selama bapak dirawat dirumah


tolong dilanjutkan terus ya bu, baik jadwal kegiatan maupun
jadwal minum obatnya"

"Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku


yang ditampilkan oleh bapak selama di rumah. Misalnya kalau
bapak terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran
negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, jika hal ini

58
terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak kerumah
sakit"

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
"Bagaimana ibu apakah sudah paham? Ada yang ingin
ditanyakan?”

2) Evaluasi Obyektif
"Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu diperhatikan" (jadwal
kegiatan, tanda atau gejala, follow up selama di rumah).

b. Rencana Tindak Lanjut


"Jangan lupa ya, bu materi yang telah saya ajarkan 3 hari ini, baik
cara merawat bapak maupun mengatur jadwal bapak selama
dirumah nanti tetap diterapkan, ya bu."

“Baiklah saya akan persiapkan obat yang telah dokter resepkan ya


bu."

c. Kontrak yang Akan Datang


1) Topik
"Karena hari ini saya terakhir di sini, nanti silahkan hubungi
saya untuk memeriksakan atau mengontrolkan keadaan bapak
dan bagaimana perkembangan kondisi bapak ya bu"
2) Waktu
"Satu bulan kemudian ya bu untuk mengontrol kembali keadaan
dan perkemangan bapak."
3) Tempat
"Tempatnya nanti boleh di sini atau datang ke rumah sakit ya bu

59
ANALISIS PROSES INTERAKSI (API) HARGA DIRI RENDAH

Inisial klien : Tn. T


Usia : 35 Tahun
Interaksi ke : Pertemuan Ke-1
Lingkungan : Tempat interaksi di ruang tamu dan tempat tidur
Deskripsi klien : Klien tampak menundukkan kepala dengan taatpan mata kosong dengan memakai baju santai dan memakai sandal jepit
Tujuan interaksi : Klien mampu :
 Mengontrol rasa cemasnya yang berhubungan dengan perasaan
 Membina hubungan saling percaya
 Klien Mampu menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
Hari/Tanggal : 5 April 2024
Jam : 09.00 - 09.15 ( 15 menit )

Komunikasi Verbal Komunikasi Non Analisa Berpusat Analisa Berpusat Pada Rasional
Verbal pada perawat Klien
P : Tersenyum menjaga Berharap klien mau Pada pertemuan pertama Salam merupakan tahap awal dalam
P:"Assalamualaikum wr.wb. pak kontak mata dan menjawab salam klien memberikan respon melakukan interaksi dan
menjabat tangan klien kemudian tersenyum terhadap perawat mengorientasikan waktu
,Perkenalkan nama saya Rani Sri
dan mau berbincang
Wahyuni , bisa K : Menengok kearah
Bapak dengan perawat
perawat dengan
memanggil saya mbak Rani .
ekspresi tersenyum

60
Saya mahasiswa STIKES
Maharani Malang, yang
bertugas pada pagi hari ini. Saya
disini akan membantu
menyelesaikan masalah yang
Bapak hadapi. Kalau boleh tau
nama Bapak siapa ya?
Senangnya dipanggil siapa, Pak
?" P : Tersenyum dan Merasa senang dengan Klien mulai mau Memberikan perhatian dan saling
menjaga kontak mata respon klien membuka diri menerima interaksi

K : “ Senang di panggil Bapak


K : Kontak mata kurang
saja

P : Tersenyum menjaga Dengan menanyakan Bagaiamana


kontak mata, dengan Klien merasa dihargai persaan klien, perawat dapat
P:”Bagaimana Perasaannya posisi menghadap klien mengekspolasi masalah apa yang
sedang dihadapi yang sedang
bapak hari ini ? “Tampaknya dihadapi klien dan perlu ditangani
K : Memandanga kea
bapak segar .” rah perawat
Meperhatikan respon Klien merasa dihargai
P : Mendengarkan klien Dengan menanyakan Bagaiamana
jawaban klien persaan klien, perawat dapat
mengekspolasi masalah apa yang
K : “ Baik Mbak..”
K : Menatap kearah sedang dihadapi yang sedang
perawat dihadapi klien dan perlu ditangani

61
Meperhatikan respon Klien merasa diperhatikan Membantu klien untuk menentukan
P : “ Bagiamana kalau kita P : Memandang klien klien aspek positif yang dimiliki oleh
klien
mengobrol tentang kemampuan
K : Menjaga kontak
dan kegiatan yang pernah bapak mata
lakukan, setelah itu kita akan
nilai kegiatan mana yang masih
dapat bapak lakukan selama
dirumah.”
P : Menjaga kontak Memperhatikan Klien merasa diperhatikan Membantu klien untuk menentukan
mata dengan klien respon Klien aspek positif yang dimiliki oleh
K :” Iya boleh mbak “
klien
K : Kontaka mata
terjaga sambil
tersenyum kepada
perawat

Memperhatikan Klien merasa dihargai


P : Memandang dan respon klien karena masalahnya Membantu klien untuk
P :” Karena bapak bersedia diperhatikan mengidentifikasi kemampuannya
mendengarkan apa yang
dimana kita mau berbincang- disimpulkan oleh klien
bincang waktunya 15 menit ya
K : Klien menunduk
pak “ dengan wajah yang
ceria

62
K : “ Diruang tamu ya mbak, P : Memandang dan
menjaga kontak mata
waktunya 15 menit ajha”
dengan klien

K : Tersenyum sambil
memandang perawat

P : “"Sekarang coba bapak Memperhatikan Klien merasa dihargai Membantu klien untuk
P : Memandang dan respon klien karena masalahnya menceritakan kemampuannya
cerita apa kegiatan bapak sehari
menanyakan kepada diperhatikan
hari dirumah mulai dari bangun klien
tidur?"
K : Tersenyum, Sambil
memandang perawat

Mendengarkan respon Membantu klien untuk mengetahui


K : “ Kegiatan sehari – hari yang klien Klien merasa dihargai aspek positif yang dimiliki
P : Memandang dan
saya lakukan dirumah mulai
mendengarkan apa yang
bangun tidur yaitu Mandi dan disampaikan klien
makan mbak “
K : Klien menunduk
dengan wajah datar dan
kadang – kadang
melihat perawat

P : “"Oh bagus ya pak, selain

63
mandi dan makan kemudian P : Memandang dan Memperhatikan Klien merasa diperhatikan Menetapkan atau memilih kegiatan
Mendengarkan apa sambil menunggu yang sesuai kemampuan klien
apalagi, Pak?"
yang disampaikan oleh respon klien
klien

K : Klien menjaga
kontak mata dengan
perawat
K : “ Saya juga melakukan
Sikat gigi,Keramas,dan Mendengarkan respon Klien menjelaskan dengan
P : Memandang dan klien singkat
membersihkan tempat tidur memberikan pujian
mbak “ kepada klien

K : Tersenyum sambil
mengayunkan kaki

Memperhatikan Klien mendengarkan


perawat Menetapkan atau memilih kegiatan
P : “"Wah bagus sekali ya pak respon klien
yang sesuai kemampuan klien
P : Memberikan pujian
ada 5 kemampuan dan kegiatan Serta menjelaskan
kepada klien dengan
yang bapak miliki. Nah, Bapak
menjaga kontak mata
dari ke 5 kegiatan ini yaitu sikat
K : Melihat dan
gigi, keramas, membersihkan
mendengarkana
tempat tidur, mandi, dan makan penjelasan yang
disampaikan oleh
apa yang masih bisa bapak
perawat

64
kerjakan di rumah ?"

K:” Saya masih bisa


membersihkan tempat tidur dan P : Mendengarkan Mendengarkan respon Klien menjelaskan dengan
makan mbak “ penjelasan klien klien singkat

K : Menjelaskan kepada
perawat

P : “Bagus sekali, pak ada 2


kegiatan yang masih bisa bapak P : Memberikan pujian
kerjakan dirumah yaitu Serta menjelaskan
kepada klien dengan
membersihkan tempat tidur dan menjaga kontak mata
makan, bagaimana kalau kita
K : Melihat dan
merapihkan tempat tidur, mendengarkana
bagaimana pak apa bapak mau?" penjelasan yang
disampaikan oleh
perawat
K : “ Iya saya mau mbak “ Mendengarkan respon Klien hanya menjawab
P : Mendengarkan klien dengan singkat
penjelasan klien

K : Menjelaskan kepada
P : “Ya sudah, kita menuju perawat

65
tempat tidur bapak ya?" P : Menjaga kontak Mendengarkan respon
mata dengan klien dan klien
mengajak klien ke
tempat tidur

K : Tersenyum sambil
memandang perawat
K : “ Baik mbak “

P : Tersenyum, sambil
memandang klien

K : Tersenyum, dan
menuju ketempat tidur
P : “ Pak sebelum kita
merapikan tempat tidur, kita Klien mendengarkan Memberikan kesempatan kepada
Memuji usaha klien
pindahkan dulu ya bantalnya. P : Menjelaskan kepada yang sudah mampu pujian perawat klien untuk meningkatkan
klien cara merapikan memperaktekkan kesempatan yang dimiliki
Bagus pak, sekarang kita angkat tempat tidur
dengan baik
seprainya, sekarang kita pasang
K : Mendengarkan
lagi seprainya dengan sprai yang penjelasan yang
baru, nah sekarang kita mulai disampaikan oleh
perawat
lipat dari yang atasnya ya? Iya
bagus, sekarang yang sebelah
ujung kakinya tarik dan
masukan yang pinggirnya

66
kedalam. Pemasangan seprainya
sudah selesai sekarang kita
ambil bantalnya dan letakan
diatas, iya bagus pak , bapak
sudah bisa merapihkan tempat
tidurnya dengan baik, coba
bapak perhatikan dan bedakan
dengan yang tadi sebelum
dirapihkan, sekarang menjadi
lebih rapi kan pak?”

K : “ Iya sudah terlihat lebih


P : Tersenyum sambil Menunggu respon Klien mejawab dengan
rapi mbak “ menjaga kontak mata klien singkat
dengan klien

K : Menjelaskan kepada
perawat sambil
tersenyum

P : “"Bagaimana perasaan Bapak


setelah kita mengobrol dan
P : Menanyakan

67
latihan merapihkan tempat perasaan klien setelah Evaluasi perasaan Klien mendengarkan
merapikan tempat klien perawat
tidurnya?"
tidurnya

K : Menjaga kontak
mata dengan perawat
K : “ Perasaan saya sangat
senang mbak ?”
P : “ Mendengarkan Mendengarkan respon Klien tampak senang
penjelasan klien dan klien
menjaga kontak mata
dengan klien

K : Menjaga pertanyaan
P : “"Ternyata Bapak banyak perawat
memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan dirumah , salah P : Memberikan pujian
dan tersenyum kepada
satunya merapihkan tempat tidur klien
yang sudah bapak praktekan
K : Tersenyum sambil
dengan baik sekali." memandang perawat

K : “ Iya mbak”
P : Menjaga kontak
mata dengan klien

68
K : Menjaga kontak
mata dengan perawat
sambil tersenyum
P : "Nah, kemampuan ini dapat
dilakukan setiap hari ya pak.“
P : Memberikan
Sekarang mari kita masukan ke penjelasan kepada klien Memotivasi klien Klien mendengarkan
untuk rajin melakukan perawat
jadwal harian. Bapak mau
K : Mendengarkan latihan cara
berapa kali sehari merapikan penjelasan perawat merapikan tempat
tidur dengan
tempat tidur ? Bagus 2x, yaitu
memasukkan dalam
pagi jam berapa? lalu sehabis jasdwal harian
istirahat jam 3 sore ya pak ."

K : “ Iya mbak , 2 x sehari


P: Mendengarkan
saja,di jam 9 pagi dan jam 3
jawaban klien Klien menjawab
sore mbak” Menunggu respon pertanyaan perawat
K : Menjawab verbal dan nonverbal
penjelasan perawat klien

P :" "Besok pagi kita latihan lagi


P : Mempertahankan
ya pak kegiatan yang mampu kontak mata dengan
klien

69
dilakukan dirumah selain Membuat rencana Klien menyepakati Kontrak kegiatan selanjutnya
K : Menjaga kontak tindak lanjut dengan kontrak rencana tindak
merapihkan tempat tidur, yaitu
mata dengan perawat klien lanjut dengan perawat
mencuci piring. Apakah bapak
bersedia ?"

K : “ Iya mbak saya bersedia “ P : Tersenyum sambil


memandang kepada
klien Membuat rencana Klien menyepakati Kontrak kegiatan selanjutnya
tindak lanjut dengan kontrak rencana tindak
K : Klien menjawab klien lanjut dengan perawat
pertanyaan perawat

P : “"Jam berapa kita akan


P : Menanyakan
latihan mencuci piring besok? Kontrak waktu Kontrak kegiatan selanjutnya
Bagaimana kalau jam 8 pagi pak berikutnya sambil Membuat rencana Klien menyepakati
melihat jam tangannya. tindak lanjut dengan kontrak rencana tindak
? dan tempatnya mau dimana klien lanjut dengan perawat
pak “ K : Menjaga kontak
mata dengan perawat

K : “ Iya jam 8 mbak,


tempatnya didapur saja “ P : Mendengarkan
jawaban klien dan
menjaga kontak mata
dengan klien

70
K : Menjawab
pertanyaan perawat

P : “ Apakah ada yang ingin


P : Menanyakan kepada
ditanyakan lagi pak ? jika sudah
klien, mengucapkan
tidak ada lagi yang ingin bapak salam dengan
mengulurkan tangan Perawat berpamitan Klien Menjawab salam Salam untuk menjalin rasa percaya
tanyakan saya pamit pulang
dan tersenyum
terlebih dahulu ya pak , besok
K : “ Menjaga kontak
saya akan kembali kesini lagi ,
mata dengan perawat
terimakasih atas kerjasamanya
ya pak Assalamu/alaikum
wr.wb.”

K : “ Wa’alaikum salam, Iya


P : “ Tersenyum sambil
mbk sama – sama.” menatap klien
Perawat berpamitan Klien Menjawab salam Salam untuk menjalin rasa percaya
K : Menjawab salam
dari perawat, dan
berjabatan tangan.

71
Inisial klien : Tn. T

Usia : 35 Tahun

Interaksi ke : Pertemuan Ke-2

Lingkungan : Tempat interaksi di ruang tamu dan di dapur

Deskripsi klien : Klien tampak kooperatif, tampak segar , memakai baju warna merah, dan terlihat memakai sandal jepit

Tujuan interaksi : Klien mampu :

 Membina hubungan saling percaya


 Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini Memberikan reinforcement positif
 Membantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
 Memperlihatkan respon yang kondusif dan pendengar yang aktif

Hari/Tanggal : 6 April 2024

Jam : 09.00 – 09.20 ( 20 menit )

72
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat pada Analisa Berpusat Rasional
perawat Pada Klien
P:"Assalamualaikum pak.
Apakah bapak masih ingat
dengan saya?" "Hebat. Bapak P : kontak mata dengan Pasien merespon kedaan Berharap hubungan Salam terapeutik adalah
klien perawat saling percaya terbina langkah awal di mulainya
masih ingat nama saya."Sesuai K : menghadap perawat interaksi
janji kemarin, saya datang lagi
untuk melatih kemampuan
bapak mencuci piring."
K :“ Wa’alaikumsalam, iya
mbak saya masih ingat

P : “"Bagaimana perasaan bapak


pagi ini? Bagaimana dengan
perasaan negatif yang bapak P : mempertahankan Pasien mampu Mempertahankan Memberikan perhatian agar
rasakan? Bagus sekali pak. kontak mata mempertahankan kontak BHSP antara klien BHSP dapat di pertahankan
K : tatapan mata pasien mata dengan perawat
Berarti perasaan yang menghadap perawat
mengganggu bapak rasakan
sudah berkurang ya pak."
K : “ Sudah mulai membaik
mbak, tapi terkadang perasaan

73
itu masih muncul kembali dan
saya merasa menjadi orang yang
paling jahad di dunia ini mbak “

P : “"Bagaimana dengan
kegiatan merapikan tempat
P : sikap terbuka Perawat menunjukkan Klien terlihat mulai Klien sudah mulai membuka
tidurnya? Boleh saya lihat kamar
memandang klien dengan sikap terbuka denga klien menampakkan rasa diri dengan perawat. ini
tidurnya pak ? Tempat tidurnya bersahabat percaya dengan perawat merupakan awal yang baik
K : Klien Menjawab untuk mengetahui lebih dalam
rapi sekali. Hebat banget pak ,"
dengan tersenyum lagi tentang masalajh yang
K : “ Kegiatan merapikan tempat dihadapi klien
tidur masih saya lakukan mbak

74
P : “Sekarang mari kita lihat
jadwalnya, wah ternyata bapak
telah melakukan kegiatan
merapikan tempat tidur sesuai
P : Menanyakan serta Perawat melakukan Klien mendengarkan Untuk Melakukan validasi
jadwal, lalu apa manfaat yang
memvalidasi kegiatan validasi perasaan klien pertanyaan perawat perasaan klien setelah
bapak rasakan dengan yang telah dilakukan setelah melakukan melakukan kegiatan sesuai
yangsesuai dengan jadwal kegiatan sesuai jadwal jadwal
melakukan kegiatan merapikan
tempat tidur secara terjadwal ?”K : Menjawab pertanyaan
dari klien sambil menatap
K : “ Saya merasa kegiatan saya
perawat
lebih padat dari pada
sebelumnya mbak, dan kegiatan
itu membuat pikiran negatif saya
sedikit berkurang mbak “

P : “Sekarang kita akan


lanjutkan latihan kegiatan yang P : Memandang klien Perawat mencoba Klien mendengarkan Untuk mengidentifikasi
K: Menghadap perawat menggali lebih jauh dan menjawab kegiatan klien
kedua. Hari ini kita mau latihan tentang kegiatan klien pertanyaan perawat
cuci piring kan, pak ?" selanjutnya

K : “ Iya mbak “

75
P : “"Berapa lama kita akan
berbincang-bincang pak?
P : Mempertahankan Perawat membuat Klien mendengarkan Kontrak waktu topik dan
Bagaimana kalau 30 menit pak ? kontak mata dengan klien kontrak waktu penjelasan perawat dan tempat merupakan cara untuk
menyetujui pembuata menjalin hubungan terapeutik
Dimana tempat mencuci
K : Memandang perawat kontrak waktu
piringnya pak?"
K : “ Bagaimana Kalo 20 menit
saja mbak “

P : “"Baik, sebelum mencuci


piring, kita persiapkan dulu
P: Tersenyum Perawat mencoba Klien Menjawab Untuk mengidentifikasi
perlengkapan untuk mencuci
mempertahankan sikap menanyakan apa saya pertanyaan perawat peralatan yang dibutukan untuk
piring. Menurut bapak apa saja terbuka dan suara jelas peralatan yang mencuci piring
diperlukan untuk
yang kita perlukan untuk
K : Menatap perawat mencuci piring
mencuci piring?" sambil mendengarkan
K : “ iya mbak, yang dibutuhkan
yaitu sabun cuci piring dan
spoons mbk “

P:“Ya bagus, jadi sebelum

76
mencuci piring kita perlu
menyiapkan alatnya yaitu sabun
cuci piring dan spoons untuk
P: Tersenyum Perawat memuji klien Klien Mendengarkan Untuk mengidentifikasi
mencuci piring. Selain itu juga mempertahankan sikap peralatan yang dibutukan untuk
tersedia air bersih untuk terbuka dan suara jelas mencuci piring

membilas piring yang telah kita K : Menatap perawat


sabuni." sambil mendengarkan

K : “ Iya mbak “

P : “"Nah sekarang bagaimana


langkah-langkah atau cara
mencuci piring yang biasa P : Bertanya kepada klien Perawat mencoba Klien menjelaskan cara Untuk mengidentifikasi cara
bapak lakukan ?" sambil menatap pada klien menanyakan cara yang biasa digunakan mencuci piring yang biasa
mencoba piring yang untuk mencuci piring klien lakukan
K : “ Biasanya saya menyabun K : Menjawab pertanyaan biasa di lakukan oleh kepada perawat
piring terlebih dahulu dengan perawat dengan klien
menggunakan spoon yang sudah mempertahankan kontak
di beri sabun cuci piring, lalu mata
saya membilas dan
mengeringkannya “

P : “"Benar sekali, tapi


sebaiknya sebelum kita mencuci

77
piring pertama kita bersihkan
piring dari sisa-sisa makanan
dan kita kumpulkan disatu
tempat atau tempat sampah.
Kemudian kita basahi piring
dengan air, lalu sabuni seluruh
permukaan piring, dan kemudian
P : Memuji dan Perawat mencoba Klien memperagakan Untuk mengidentifikasi cara
dibilas hingga bersih sampai
menjelaskan cara yang mengajarkan cara cara mencuci piring mencuci piring yang baik dan
piringnya tidak terasa licin lagi. baik dan benar untuk mencuci piring yang baik yang baik dan benar benar
mencuci piring dan benar
Kemudian kita letakkan pada rak
piring yang tersedia. Jika ada K : Mendengarkan
penjelasan perawat
piring dan gelas, maka yang
pertama kali kita cuci adalah
gelasnya, setelah itu baru
piringnya. Sekarang bisa kita
mulai ya pak?"
K : “ Bisa mbak “

P : “ Bagus sekali, bapak telah


mencuci piring dengan cara

78
yang baik. nanti bapak bisa
praktekkan setiap hari ya pak"
P : Memuji klien sambil Perawat memuji klien
K : “ Iya mbak “ tersenyum dan menyarankan kepada Klien menjawab secara Untuk Mengontrol kegiatan
klien untuk singkat klien untuk mencuci piring
K : Tersenyum kepada melakukannya setiap hari dirumah
P : “"Bagaimana perasaan bapak perawat di rumah
setelah kita latihan mencuci
piring?"
K : “ Saya merasa lebih P : Tersenyum Perawat melakukan Klien menjawab Untuk melakukan validasi
mempertahankan sikap validasi perasaan klien pertanyaaan perawat perasaan klien setelah
mengerti cara mencuci piring
terbuka dan suara jelas setelah memperagakan memperagakan kegiatan
dengan benar dan mendapatkan kegiatan mencuci piring mencuci piring
kegiatan baru “ K : Mendengarkan
pertanyaan perawat

P : “"Nah coba bapak sebutkan


lagi langkah-langkah mencuci
piring yang baik pak? Bagus Klien memperagakan
sekali pak" Perawat melakukan kembali cara mencucu Untuk melakukan evaluasi da
P : Tersenyum evaluasi da validasi piring yang baik dan validasi terhadap klien setelah
K : “Sebelum kita mencuci mempertahankan sikap terhadap klien setelah memperagakan kegiatan
benar
terbuka dan suara jelas memperagakan kegiatan mencuci piring
piring pertama bersihkan piring
mencuci piring
dari sisa-sisa makanan dan K : Menyebutkan dan
memperagakan cara cuci
kumpulkan disatu tempat atau piring yang baik dan benar
tempat sampah. Kemudian

79
basahi piring dengan air, lalu
sabuni seluruh permukaan
piring, dan kemudian dibilas
hingga bersih sampai piringnya
tidak terasa licin lagi. Kemudian
letakkan pada rak piring yang
tersedia. Jika ada piring dan
gelas, maka yang pertama kali
yang dicuci adalah gelasnya,
setelah itu baru piringnya”

P : “"Sekarang mari kita


masukan dalam jadwal harian ya
pak, mau berapa kali bapak
P : Bertanya sambil Perawat memasukkan Memasukkan cara menghardik
mencuci piring?"
mempertahankan kontak cara mencuci piring Klien menjawab kedalam jadwal kegiatan
K : “ 3 kali aja mbak “ mata kedalam jadwal kegiatan pertanyaan perawat harian klien agar klien dapat
klien melakukan cara mencuci piring
K : Menjawab pertanyaan secara teratur setiap hari
perawat supaya perasaan negative
tersebut ridak muncul kembali
P : “"Bagus 3 kali, setelah
selesai sarapan, makan siang dan

80
malam ya pak. Jika bapak
melakukannya tanpa diingatkan
perawat beri tanda M, tapi kalau
bapak mencuci piring dibantu
P : Menjelaskan sambil Perawat menjelaskan Klien menjawab dan Untuk menjelaskan cara
atau diingatkan perawat bapak
mempertahankan kontak cara memasukkan mendengarkan perawat memasukkan kegiatan
beri tanda B. lalu kalau bapak mata dengan klien kegiatan kedalam jadwal kedalam jadwal kegiatan
kegiatan harian klien harian klien, supaya klien bisa
tidak melakukannya bapak beri
K : Menjawab pertanyaan mengerti cara mengisi jadwal
tanda T.” perawat harian dengan benar
K : “ Iya mbak “

P : “Baik , cukup sampai disini


ya pak untuk pertemuan hari ini,

81
jika nanti bapak ada keluhan
lagi bisa menghubungi saya
atau bisa langsung datang ke
P : Menanyakan kepada Perawat berpamitan Klien menjawab salam Salam untuk menjalin rasa
RSJ ya pak , terimakasih atas klien, mengucapkan salam saling percaya antara perawat
kerja samanya, saya izin pamit dengan mengulurkan dank lien
tangan dan tersenyum
pulang ya pak,
Assalamu”alaikum wr.wb K : “ Menjawab salam
dengan mengulurkan
K : Iya mbak sama – sama , salam dan tersenyum
wassalamu,alaikum wr.wb kepada perawat”

82
E. Lampiran

83

Anda mungkin juga menyukai