Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh:

Ahmad Hozali
(A832012002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NAZHATUT THULLAB AL – MUAFA SAMPANG

TAHUN 2023
HARGA DIRI RENDAH

A. PENGERTIAN
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah
diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Keliat, 2016). Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi
negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang sedang
dialami. (Wilkinson, 2014).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan (Herman, 2011).
Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri seseorang
karena merasa tidak mampu dalam mencapai keinginan. (Fitria, 2013).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan
kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri
akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa
gagal dalam mencapai keinginan.

B. KLASIFIKASI
Menurut Fitria (2013), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu
lama.
C. ETIOLOGI
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi
secara :
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/ sakit/ penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan
tanpa persetujuan.
2. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien
gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR
adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok
(Yosep, 2011).

D. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Factor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketegantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis.
2. Factor presipitasi
Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehillangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan
atau produktifitas yang menurun. Faktor prespitasi yaitu ketegangan peran
adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu
dalam peran atau posisi yang diharapkan. Konflik peran adalah ketidak
sesuaian peran antara yng dijalankan dengan yang diinginkan. Peran yang
tidak jelas adalah kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang
dilakukannya. Peran berlebihan adalah kurangnya sumber adekuat untuk
menampilkan seperangkat peran yang kompleks.Perkembangan yang
transisi yaitu perubahaan norma yang berkaitan dengan nilai untuk
menyesuaikan diri.Situasi transisi peran adalah bertambah atau
berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran
atau kematian orang yang berarti.

E. POHON MASALAH
F. RENTANG RESPON

1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat
memecahkan masalah tersebut.
a. Aktualisasi diri
Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negative
dari dirinya
2. Respon maladaftif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat
memecahkan masalah tersebut.
a. Harga Diri Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa
lebih rendah dari orang lain
b. Identitas Kacau
Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas aspek-aspek idintitas
masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
keperibadian masa dewasa yang harmonis.
c. Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
membedakan dirinya dengan orang lain.
Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
1. Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar peribadi.
3. Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal
dirinya.
4. Peran
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh \masyarakat dihubungkan dengan fungsi idividu di
dalam kelompok sosialnya.
5. Identitas diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari bahawa dirinya
berbeda dengan orang lain.

G. TANDA DAN GEJALA


Menurut Carpenito, L.J (2011); Keliat, B.A (2016)
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

H. AKIBAT
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (DEPKES RI, 2016).
Tanda dan gejala :
1. Data Subyektif :
a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan / pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
2. Data Obyektif :
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
(Budi Anna Keliat, 2016)

Sedangkan perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang


melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
Tanda dan gejala :
1. Data subyektif :
a. Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam, menyuruh
melakukan pencederaan pada diri sendiri, orang lain atau lingkungan
b. Mengatakan takut, cemas atau khatir
2. Data Obyektif :
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah

I. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis: Penotizin
b. Obat anti depresi: Amitripilin
c. Obat Anti ansietas: Diasepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia: Phneobarbital
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian
a) BHSP
b) Jangan memancing emosi klien
c) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
d) Berikan kesempatan klien mengemukaan pendapat
e) Dengarkan, bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan
masalah yang dialaminya
b. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
keadaan klien karena masalah sebagian orang merupakan persaan dan
tingkah laku pada orang lain.
3. Terapi musik
Dengan musik klien terhibur,rileks dan bermain untuk mengebalikan
kesadaran kli
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Factor Predisposisi
1) Factor predisposisi citra tubuh
a) Kehilangan atau kerusakan organ tubuh (anatomi dan fungsi)
b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh
c) Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur
maupun fungsi tubuh
d) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan
transpantasi
2) Factor predisposisi harga diri
a) Penolakan dari orang lain
b) Kurang penghargaan
c) Pola asuh yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu dikontrol,
terlalu diturut, terlalu dituntut dan tidak konsisten
3) Faktor predisposisi peran
a) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,
perubahan situai dan sehat-sakit
b) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan
yang bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi.
c) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya
tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang
tingkah laku yang sesuai
d) Peran yang terlalu banyak
4) Factor predisposisi identitas diri
a) Ketidak percayaan orang tua dan anak
b) Tekanan dari teman sebaya
c) Perubahan dari struktur sosial
b. Factor Presipitasi
1) Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dat menerima
khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik, seksual, dan
psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam
kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan
kejahatan.
2) Ketegangan peran
Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi Transisi peran
yang beragam, transisi peran yang sering terjadi adalah
perkembangan, situasi, dan sehat sakit.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Rencana Tindakan
Keperawa
tan Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan Rasional
Evaluasi
Harga Diri TUM :
Rendah Klien
memiliki
konsep diri
yang positif
TUK 1 Setelah Bina hubungan saling Hubungan saling
Klien dapat interaksi percaya dengan percaya menjadi
membina selama 1 x 15 menggunakan prinsip dasar keterbukaan
hubungan menit komunikasi terapeutik : klien kepada
saling diharapkan: a. Sapa klien dengan perawat.
percaya Ekspresi wajah nama baik verbal a. Memulai
klien maupun non verbal. pertemuan
bersahabat, b. Perkenalkan diri dengan menyapa
menunjukkan dengan sopan. klien dengan
rasa senang, c. Tanyakan nama sopan.
ada kontak lengkap klien dan b. Saling berkenalan
mata, mau nama panggilan yang akan
berjabat disukai klien. menimbulkan
tangan,mau d. Jelaskan tujuan rasa keakraban
menyebutkan pertemuan dengan klien.
nama, mau e. Jujur dan menepati c. Menimbulkan
menjawab janji rasa kenyamanan
salam, mau f. Tunjukkan sikap klien saat
duduk empati dan menerima berinteraksi.
berdampingan klien apa adanya. d. Klien mengerti
dengan g. Berikan perhatian maksud perawat
perawat, mau kepada klien dan melakukan
mengutarakan perhatikan kebutuhan interaksi
masalah yang dasar dengannya.
dihadapi e. Menambah rasa
percaya klien
kepada perawat.
f. Menimbulkan
kenyamanan
klien karena
perawat
menerima
keadaan mereka.
g. Dengan memberi
perhatian, klien
akan merasa
nyaman saat
berinteraksi.
TUK 2 Setelah 1. Diskusikan 1. Mengetahui
Klien dapat interaksi kemampuan dan kemampuan
mengidentifi selama 1x15 aspek positif yang yang dimiliki
kasi menit dimiliki klien. klien
kemampuan diharapkan 2. Bersama klien buat 2. Mengetahui
dan aspek klien daftar tentang aspek berbagai macam
positif yang menyebutkan positif dan kemampuan
di milikinya. aspek positif kemampuan yang yang dimiliki
dan dimiliki klien. klien.Pujian akan
kemampuan 3. Beri pujian yang menambah
yang dimiliki realistik dan motivasi klien
klien hirdarkan memberi untuk
penilaian yang mengungkapkan
negatif. kemampuannya.

TUK 3 Setelah 1. Diskusikan dengan 1. Mengetahui


Klien dapat interaksi klien kemampuan kemampuan apa
menilai selama 1x15 yang masih dapat saja yang masih
kemapauan menit digunakan selama bisa dilakukan
yang diharapkan kli sakit. selama dirawat.
digunakan. en menilai 2. Diskusikan 2. Merencanakan
kemampuan kemampuan yang kemampuan
yang dapat dapat dilajutkan di yang akan
digunakan di rumah sakit dilakukan di
RSJ, klien 3. Beri reinforcement rumah
menilai positif 3. Pujian akan
kemampuan menambah
yang dapat notivasi klien
digunakan beraktifitas.
dirumah
TUK 4 Setelah 1. Meminta klien untuk 1. Merencanakan
Klien dapat interaksi memilih satu kegiatan yang
menetapkan selama 1 x 15 kegiatan yang mau dapat dilakukan
dan menit dilakukan di rumah di rumah sakit.
merencanaka diharapkanklie sakit. 2. Mempermudah
n kegiatan n memiliki 2. Bantu klien klien dalam
sesuai dengan kemampuan melakukannya jika memahami
kemampuan yang akan perlu beri contoh. kegiatannya.
yang dilatih, klien 3. Beri pujian atas 3. Menambah
dimiliki. mencoba keberhasilan klien. motivasi klien
sesuai jadwal 4. Diskusikan jadwal untuk melakukan
harian. kegiatan harian atas kegiatan lain
kegiatan yang telah 4. Membuat jadwal
dilatih. kegiatan sesuai
kemampuan
klien.
TUK 5 Setelah 1. Beri kesempatan 1. Mengetahui
Klien dapat interaksi pada klien untuk kemampuan
melakukan selama 1x30 mencoba kegiatan klien dalam
kegiatan menit yang telah melakukan suatu
sesuai diharapkan Kli direncanakan. kegiatan.
kondisi sakit en melakukan 2. Beri pujian atas 2. Menambah
dan kegiatan yang keberhasilan klien. motivasi klien
kemampuann telah dilatih, 3. Diskusikan untuk
ya. mampu kemungkinan melalakuan
melakukan pelaksanaan di kegiatan lain.
beberapa rumah. 3. Bertukar pikiran
kegiatan secara tentang kegiatan
mandiri yang akan
dilakukan
dirumah.
TUK 6 Setelah 1. Beri pendidikan 1. Menambah
Klien dapat interaksi kesehatan pada pengetahuan
memanfaatka selama 1 x 15 keluarga tentang cara keluarga tentang
n sistem menit merawat klien cara merawat
pendukung diharapkan Kel dengan harga diri klien dengan
yang ada. uarga memberi rendah. harga diri
dukungan dan 2. Bantu keluarga rendah.
pujian, memberikan 2. Membantu
keluarga dukungan selama keluarga untuk
memahami klien dirawat. memotivasi klein
jadwal 3. Jelaskan cara selama dirawat
kegiatan harian pelaksanaan jadwal di rumah sakit
klien kegiatan klien di jiwa.
rumah. 3. Keluarga
4. Anjurkan keluarga mengerti tentang
memberi pujian pada beberapa
klien setiap berhasil. kegiatan yang
akan dilakukan
klien dirumah
4. Pujian akan
menambah
motivasi klien
untuk melakukan
berbagai aktifitas
lain.

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Adapun hal – hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan konsep
diri : harga diri rendah adalah :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah sakit.
d. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.
f. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
g. Klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh.
h. Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi
tubuh.
i. Klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
j. Klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. dkk. 2013. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, Budi Anna. dkk. 2016 .Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC.

Wilkinson A. 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Buku Kedokteran.


Jakarta: EGC

Yosep, I. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai