Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Oleh :
A. ANITHA ASHARI
NIM. PO.76.3.01.21.1.005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
JURUSAN KEPERAWATAN
2024
A. Masalah Utama

Ganggun konsep diri : Harga Diri Rendah

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan


dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal
negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak
berprestasi. Harga diri rendah merupakan kondisi dimana seseorang
merasa bahwa dirinya tidak diterima di lingkungan dan gambaran –
gambaran negatif tentang dirinya (Keliat A. B., 2011).
Berdasarkan tiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan
harga diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga diri merasa
gagal mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang negatif dan merasa
dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain. Menurut Fitria (2009) harga
diri dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Harga diri rendah situsional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan)
2) Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan
dalam waktu lama
Tanda dan gejala menurut Carpenito, L.J (1998); Keliat, B.A (1994), yaitu:

1) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
2) Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
3) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
4) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
5) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
2. Tanda dan gejala

Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik
diri. Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998).
Tanda dan gejala :

Subyektif :

a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan

b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain

c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan


oleh orang lain Data Obyektif :
a. Kurang spontan ketika diajak bicara

b. Apatis

c. Ekspresi wajah kosong

d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal

e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
3. Rentang respon

Respon Adapptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep-diri Harga diri Kerancuan depersonalisasi

positif rendah identitas

a. Respon adaptif

Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan


masalah yang dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. (Eko, 2014:
102)
b. Respon Maladaptif

Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika dia


tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain. (Eko, 2014:102)
4. Penyebab

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi
secara:

a. Predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri

Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,


kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi peran.

Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis


kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu,
kurang mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria
dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif
dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita
atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat
menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri.

Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan


perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak
akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam
mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan
melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja
akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua. Teman
sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
4) Faktor biologis

Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja


hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin
yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan
pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh
pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
b. Presipitasi

Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi


yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi
atas stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya
bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit,
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang
prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh
yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan
dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak
terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor
pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
5. Sumber koping

Menurut stuart (2006) semua orang, tanpa memperhatikan gangguan


perilakunnya, mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang
meliputi :
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah

b. Hobi dan kerajinan tangan

c. Seni dan ekspresif

d. Kesehatan dan perawatan diri

e. Pendidikan atau pelatihan

f. Pekerjaan, vokasi atau posisi

g. Bakat tertentu

h. Kecerdasan

i. Imajinasi dan kreativitas

j. Hubungan interpersonal

6. Mekanisme koping

Mekanisme koping menurut Deden (2013) :

Jangka pendek :

a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis :


pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.

c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga


kontes popularitas.
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat- obatan.

Jangka Panjang :

a. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang


disenangi dari orang- orang yang berarti, tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
b. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.

Mekanisme Pertahanan Ego:

Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi,


disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri
sendiri dan orang lain.

7. Batasan Karakteristik

Batasan karakteristik menurut Nanda – I (2012), yaitu :

1. Bergantung pada orang lain

2. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri

3. Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup

4. Produktivitas menurun

5. Enggan mencoba sesuatu yang baru

6. Perilaku bimbang
7. Kontak mata kurang

8. Pasif

9. Sering kali mencari penegasan

10. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri

11. Ekspresi rasa bersalah

12. Ekspresi rasa malu


C. Pohon masalah

Isolasi sosial
Effect

Harga diri rendah kronik


Core problem

Koping individu tidak efektif


Causa
Sumber : Damaiyanti (2012)

D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

1. Isolasi sosial

2. Harga diri rendah kronik


3. Koping individu tidak efektif

E. Data yang perlu dikaji

1. Masalah utama

Gangguan konsep diri :


harga diri rendah Data
subyektif :
a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya

b. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli

c. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa

d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna

e. Mengkritik diri sendiri

Data obyektif :

a. Merusak diri sendiri

b. Merusak orang lain

c. Menarik diri dari hubungan sosial

d. Tampak mudah tersinggung

e. Tidak mau makan dan tidak tidur


2. Masalah keperawatan : Penyebab gangguan citra tubuh
Data subyektif :

a. Mengkritik diri sendiri

b. Mengungkapkan perasaan main terhadap diri sendiri

c. Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu

d. Perasaan tidak mampu

e. Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri

Data obyektif :

a. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat


dilakukan

b. Wajah tampak murung

c. Klien terlihat lebih suka sendiri

d. Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan

3. Masalah keperawatan

Akibat Isolasi sosial :


menarik diri Data
subyektif :
a. Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi

b. Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain

c. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Data obyektif :

a. Ekspresi wajah kosong

b. Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara


c. Suara pelan dan tidak jelas

F. Diagnosis Keperawatan

1. Harga diri rendah kronik

2. Koping individu tidak efektif

3. Isolasi sosial

G. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Dx SDKI SLKI SDKI


Harga Diri Harga Diri ( L.09069) Promosi Koping
Rendah Kronik ( Perasaan positif terhadap (I.13493)
D.0087) diri sendiri atau 2.1 Identifikasi kegiatan
Definisi : kemampuan sebagai jangka pendek dan
Evaluasi atau respon terhadap situasi panjang sesuai tujuan
perasaan negative saat ini.
terhadap diri Kriteria Hasil : 2.2 Identifikasi
sendiri atau a Penilaian diri positif kemampuan yang
kemampuan klien terhadap cukup dimiliki
sebagai respon meningkat 2.3 Identifikasi
terhadap situasi b Penerimaan penilaian sumber daya yang
saat ini. positif terhadap diri tersedia
sendiri cukup meningkat 2.4 Identifikasi
c Minat mencoba hal baru pemahaman proses
cukup meningkat 2.5 Identifikasi dampak
d Perasaan malu cukup situasi terhadap peran
menurun dan hubungan
e Perasaan bersalah cukup 2.6 Identifikasi metode
menurun penyelesaian masalah
f Perasaan tidak mampu 2.7 Diskusikan perubahan
melakukan apapun peran yang dialami
cukup menurun 2.8 Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
2.9 Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
2.10Diskusikan
konsekuensi tidak
menggunakan rasa
bersalah dan malu
2.11Motivasi untuk
menentukan harapan
yang realistis.
Isolasi sosial Keterlibatan Promosi
(D.0121) definisi social (L.13115) sosialisasi
: Setelah dilakukan (L.13498)
ketidakmampuan Tindakan keperawatan, Tindakan
untuk membina diharapkan Keterlibatan :
hubungan yang sosial dapat diatasi Observasi
erat, hangat, dengan kriteria hasil : :
terbuka, dan 1. Minat interaksi (5) 1. Mengidentifikasi
interdependen 2. Minat terhadap kemampuan
dengan orang lain aktivitas (5) melakukan interkasi
3. Kontak mata dengan orang lain
(5) Ket : 2. Mengidentifikasi
1 : Menurun hambatan melakukan
2 : Cukup menurun interaksi dengan
3 : Sedang orang lain
4: Cukup meningkat Teraupetik :
5 : Meningkat 1.Memotivasi
1. Verbalisasi social (1) meningkatkan
2. Perilaku menarik diri (5) keterlibatan dalam
3. Afek murung/sedih (5) suatu hubungan
Ket : 2.Memotivasi
1 : Meningkat berpartisipasi dalam
2 : Cukup meningkat aktivitas baru dan
3 : Sedang kegiatan kelompok
4 : Cukup menurun Edukasi :
5 : Menurun 1. Menganjurkan
berinteraksi dengan
orang lain secara
bertahap
2. Menganjurkan ikut
serta kegiatan social dan
kemasyarakatan
3. Menganjurkan
berbagai pengalaman
dengan orang lain
Strategi komunikasi dan pelaksanaan ( latihan fase orientasi, kerja dan
terminasi setiap SP)

SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu klien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih,
melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

ORIENTASI : “Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Abdul Muis, biasa


dipanggil Muis, saya mahasiswa keperawatan UMKT yang sedang praktik
diruangan ini., Bagaimana keadaan ibu hari ini ? ”Bagaimana, kalau kita
bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu
lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu
dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?

KERJA : ” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu
lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus
sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki “. ” ibu dari lima
kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan
yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.

”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau
begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur ibu”.
Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai
dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !” ” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan
baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ” “
Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa
melakukan, dan ibu ibu (tidak) melakukan.

TERMINASI : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan


latihan merapikan tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapikan tempat tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali.
Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00” ”Besok pagi kita latihan lagi
kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu
dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring..
kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.


Jakarta: EGC. Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan
Jiwa. Jogjakarta: Nuh
Medika Press.2017. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa
Pasien Dengan Masalah HDR (Harga Diri Rendah). Akademi Kesehatan Rustida
Prodi D-Iii Keperawatan Krikilan-Glenmore Banyuwangi.
Digilib.Unimus.ac.id/download.php?id=1429. Diakses pada tanggal 14 Februari
2021.

Anda mungkin juga menyukai