Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATN JIWA

PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)


DI RSUD MADANI

Nama : Nurul Izmi


Nim : PO7120319065

Cl Ruangan Pemimbing Akademik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D4
KEPERAWATAN PALU
2021/2022

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keadaan dirinya lebih
rendah dibandingkan dengan orang lain yang berpikir tentang hal negatif tentang diri
sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi. Harga diri
remndah merupakan kondisi dimana seseorang merasa dirinya tidak diterima di
lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Keliat A. B, 2011).
Berdasarkan 3 pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri
rendah adalah gangguan konsep diri diamana harga diri merasa gagal mencapai
keinginan, perasaan tentang dirinya yang negatif dan merasa dirinya lebih rendah
dibandingkan orang lain. Menurut Fitri (2009) harga diri dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Harga diri rendah situsional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam
berespon terhadap suatu kejadian (kehilangan perubahan).
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negetif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

Tanda dan gejala menurut Caroenito.LJ, (1998); Keliat, B.A (1994), yaitu :
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika saya
segera kerumah sakit, menyalahkan/mengejek mengkritik diri sendiri.
b. Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh tidak tahu apa-apa.
c. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
d. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternatif tindakan.
e. Mencederai diri, akibat diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengahiri kehidupan.
2. Tanda dan Gejala
Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah
laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial
(DEPKES RI, 1998).
Tanda dan gejala :
a. Subyektif
1) Mengungkkapkan untuk memulai hubungan/pembicaraan
2) Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
3) Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
b. Obyektif
1) Kurang spontan ketika diajak bicara.
2) Apatis
3) Ekspresi wajah kosong
4) ,enurun atau tidak adanya komunikasi verbal
5) Bijara dengan suara dan tidak ada kontak saat berbicara.

3. Rentang Respon
ResponAdaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi dari konsep diri, harga diri kerancuan depresonalisai positif rendah
identitas
a. Respon adptif
Repon adaptif adalah kemampuan individu dalam meyelesaikan masalah
yang di hadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang postif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apanbila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun negatif
dari dirinya, (Eko, 2014: 102).
b. Respon Maladaptif
Respon Maladaptif adalah repon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyellesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yang mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain. (Eko, 2014: 102).

4. Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi
secara
a. predisposisi.
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri
meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tida relistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab oersonal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang memepengaruhi peran
Dimasyarakat umumnya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.
Misalnya seorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang
obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang
hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut,
jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan
konflik diri maupun hubungan sosial.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur
sosial. Orang tua yangs elalu curigapada anak akan menyebabkan anak
menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui
rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu.
4) Faktor biologis
Adanyakondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara
umum, yang dapat pula berdampakpada keseimbangan neurotransmitter di
otak, contoh kada serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien
mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri dikuasai
oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

b. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situai atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubhan struktur dan fungsi
tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan
stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kuran penghargaan diri dari orang tua dan orang berarti, pola asuh yang tidak
tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab
sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
1) Trauma seperti penganiyayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Keteganggan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

5. Sumber Koping
Menurut Stuart (2006) semua orang, tanpa memperhatikan gangguan
perilakunya, mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yangmeliputi:
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah.
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni dan ekspresif
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Pekerjaan, vokasi atau posisi
g. Bakat tertentu
h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreativitas
j. Hubungan interpersonal

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013):
a. Jangka pendek
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemekaian obat-
obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus.
2) Kegiatan menganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan,
politik.
3) Kegiatan yang memberi dukunga sementara: kompetisi olahraga kontes
popularitas.
4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara: penyalahgunaan
oabt-oabatan.
b. Jangka panjang
1) Menutup identitas: terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi daro
orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi
diri sendiri.
2) Identitas negatif: asumsi yang pertentangan dengan niali dan harapan
masyarakat.
c. Mmekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah: fantasi, disasosiasi,
isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

7. Batasan karakteristik
Batasan karkteristik menurut Nanda-I (2012), yaitu :
a. Bergantung pada orang lain
b. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
c. Seringkali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
d. Produktivitas menurun
e. Enggan menciba sesuatu yang baru
f. Perilaku bimbang
g. Kontak mata kurang
h. Pasif
i. Seringkali mencari pnegasan
j. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
k. Ekspresi rasa bersalah
l. Ekspresi rasa malu

C. Pohon Masalah

Isolasi sosial
Effect

Harga diri rendah kronik


Core problem

Koping individu tidak efektif


Causa

Sumber : Damayanti (2012)

D. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah kronik
3. Koping individu tidak efektif

E. Data Yang Perlu Dikaji


1. Masallah utama
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
a. Data subyektif :
1) Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
2) Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
3) Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
4) Mengungkapkan dirinya tidak berguna
5) Mengkritik diri sendiri
b. Data obyektif :
1) Merusak diri sendiri
2) Merusak orang lain
3) Menarik diri dari hubungan sosial
4) Tampak mudah tersinggung
5) Tidak mau makan dan tidak tidur

2. Masalah keperawatan
Penyebab gangguan citra tubuh
a. Data subyektif :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Mengungkapkan perasaan main terhadap diri sendiri
3) Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu
4) Perasaan tidak mampu
5) Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri
b. Data obyektif
1) Tampak sedih tidak melakukan aktifitas yang seharusnya dapat dilakukak
2) Wajah tampak murung
3) Klien terlihat lebih suka sendiri
4) Binggung bila disuruh memilih alternatif tindakan
3. Masalah keperawatan
Akobat isolasi sosial : menarik diri
a. Data sobyektif
1) Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
2) Mengugkapkan enggan berbicara dengan orang lain
3) Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
b. Data obyektif
1) Ekspresi wajah kosong
2) Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
3) Suara pelan dan tidak jelas

F. Diagnosis Keperawatan
1. Hharga diri rendah kronik
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial

G. Rencana keperawatan

No.D SDKI SLKI SIKI


x
Harga Diri Rendah Harga Diri (L.09069) Promosi Koping (I.13493)
Kronik (D.0087) Perasaan positif Tindakan :
Definisi: terhadap diri sendiri atau Observasi:
Eveluasi atau perasaan kemampuan sebagai 1. Identifikasi kegiatan jangka
negative terhadap diri respon terhadap situasi pendek dan panjang sesuai
sendiri atau kemampuan saat ini. tujuan
klien sebagai respon Kriteria hasil : 2. Identifikasi kemampuan
terhadap situasi saat ini. 1. Penilaian diri positif yang dimiliki
terhadap diri sendiri 3. Identifikasi sumber daya
cukup meningakat yang tersedia untuk
2. Penerimaan memenuhi tujuan
penilaian positif Terapeutik:
terhadap diri sendiri 1. Diskusikan perubahan peran
cukup meningkat yang dialami
3. Minat mencoba hal 2. Gunakan pendekatan yang
baru cukup tenang dan meyakinkan
meningkat 3. Diskusikan alasan
4. Perasaan malu cukup mengkritik diri sendiri
menurun Edukasi:
5. Perasaan bersalah 1. Anjurkan menjalin
cukup menurun hubungan yang memiliki
6. Perasaan tidak kepentingan dan tujuan
mampu cukup sama
menurun 2. Anjurkan menggunakan
perasaan dan persepsi
3. Anjurkan keluarga terlibat
Isolasi Sosial (D.0121) Keterlibatan Social Promosi Sosialisasi (L.13498)
Definisi : (L.13115) Tindakan :
Ketidakmampuan untuk Setelah dilakukan Observasi:
membina hubungan tindakan keperawatan, 1. Mengidentifikasi
yang erat, hangat, diharapkan keterlibatan kemampuan melakukan
terbuka dan sosial dapat teratasi interaksi dengan orang lain
interdependen dengan dengan kriteria hasil : 2. Mengidentifikasi hambatan
orang lain 1. Minat interaksi melakukan interaksi dengan
meningkat orang lain
2. Minat terhadap Terapeutik:
aktivitas meningkat 1. Memotivasi meningkatkan
3. Kontak mata keterlibatan dalam suatu
meningkat hubungan
4. Verbalisasi sosial 2. Memotovasi berpartisipasi
meningkat dalam aktivitas baru dan
5. Perilaku menarik diri kegiatan kelompok
menurun Edukasi:
6. Efek murung/sedih 1. Menganjurkan berinteraksi
menurun dengan orang lain secara
bertahap
2. Menganjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan.
3. Menganjurkan berbagai
pengalaman dengan orang
lain
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi A. 2005. Proses keperawatan kesehatan jiwa edisi 2. Jakarta: EGC.
Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan keperawatan jiwa. Jogjakarta: Nuha medika
press.
2017. laporan pendahuluan asuhan keperawatan jiwa pasien dengan masalah HDR (Harga Diri
Rendah). Akademi Kesehatan Rustida Prodi D III KeperawatanKrikilan-Glenmore Bnyuwangi.
Diglib.unumus.ac.id/dawnload.php?id=1429. Diahses pada tanggal 14 Februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai