Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


KAMPUS SUMEDANG
Jln. Mayor Abdul Rahman No. 211 Kota Kaler Sumedang Utara Sumedang Telp. (0261)20124
Jalan Margamukti No. 93 Licin Cimalaka Sumedang 45353 Telp/Fax ( 0261) 203084/205172

INSTITUSI PENDIDIKAN : UPI Kamda Sumedang Prodi D-III Keperawatan

NAMA MAHASISWA : MAYSA HASANAH-1902377

LAPORAN PENDAHULUAN

1. KASUS (Masalah Utama)


Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah Kronik

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


1) Pengertian
Menurut Nanda (2005),harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri
yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkam menurut
CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai
dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya
sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupannya sendiri. (Nurhalimah, 2016)
Harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/
perasaan tentang diri atau kemampuan diri (Herdman & Kamitsuru, 2018; Carpenito-
Moyet; 2010).(Wuryaningsih et al., 2018) . Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga
diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan
tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk
kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain,
terutama kesehatan jiwa. (Nurhalimah, 2016)
Harga diri rendah kronik adalah perasaan negatif terhadap diri telah
berlangsung lama sebelum penyakit dirawat. Klien mepunyai cara berfikir yang negatif,
kejadin sakit dan dirawat akan menambah persepsi pada dirinya, kondisi ini banyak
mengakibatkan respon negatif. Kondisi dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang
kronis atau pada klien ganguan jiwa (Hibah,2014). (Nurhalimah, 2016)

2) Rentang respon
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Respon Adaptif Respon Maladptif

Aktualisasi Kosep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi

Diri Positif Rendah Identitas

Gambar 1. Rentang respon konsep diri menurut ( stuart, 2007)

a) Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi


1. Aktualisasi dini
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima individu dapat
mengapresiasikan kemampuan yang dimilikinya
2. Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi
diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara
jujur dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan
realistis

b) Respon maladaptif
1. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2. Kekacauan identitas
Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai identifikasi masa
kanak-kanak kendala kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.

3) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
a) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluargs
yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau
trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.

b) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri
rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari
lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan
berulang, kurang mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki
ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor lain yang
menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasiendengan harga diri rendah memiliki
penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas,
peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.

c) Faktor Sosial Budaya


Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah
adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi
rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan
pada tahap tumbuh kembang anak.

4) Faktor presifitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah yaitu hilangnya sebagian
anggota tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional maupun kronik , secara Kronik biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat.
Klien sudah memiliki pemikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi semakin
meningkat saat dirawat. (Nurhalimah, 2016)
1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis
yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan,
menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena (Febrina, 2018)
a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi
sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena
kehilangansebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan atau fungsi tubuh.Atau perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.

5) Tanda dan gejala


Menurt Halimah (2016), ungkapnegatifentag dir sendir merupakan salah satu tanda
gejala harga diri rendah. Selain itu tandan gejala harga diri rendah didapatkan dari data
subyektif dan obyektif, seprti terta dibawah ini. (Handayani et al., 2020)
Data Subjektif : Pasien mengungkapkan tentang :
a. Sesuatu negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi

Data Objektif :
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

Menurut CMHN (2006), tanda dan gejala harga diri yang rendah adalah (Handayani et al.,
2020) :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan
kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara
lambat dengan nada suara lemah.
3. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
DS :
Pasien mengatakan merasa bahwa :
a. Sesuatu negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi

DO :
Pasien terlihat tampak :
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah Kronik
5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA
DIAGNOS KEPERAWATA
A N TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
EVALUASI
18 1 Gangguan konsep TUJUAN UMUM :
OKTOBE diri : Harga Diri Pasien mampu
R 2021 Rendah Kronik memiliki konsep diri
yang positif

TUJUAN KHUSUS : Setelah dilakukan Bantu pasien dengan 1. Dengan


1. KOGNITIF pertemuan selama 3 melakukan : memberikan
Klien dapat pertemuan pasien 1. Diskusikan suatu Pujian
mengidentifikas dapat : kemampuan akan
i dan meningkatka
kemampuan 1. Mampu aspek positif n harga
dan aspek mempertahanka yang dimiliki diri klien
positif yang n aspek yang kllien dan beri
dimiliki positif pujian /
reinforcement
atas
kemampuan
mengungkapka
n
perasaannya
2. Saat bertemu
klien,
hindarkan
memberi
penilaian
negatif.
Utamakan
memberi pujian
yang
realistis

Setelah dilakukan
1. Dengan
2. APEKTIF pertemuan selama 3 Bantu pasien dengan adanya
Klien dapat pertemuan pasien dapat melakukan : peningkatan
menilai menilai kemampuan 1. Diskusikan kemampuan
kemampuan yang dapat di gunakan : kemampuan mendorong
yang dapat klien yang klien
untuk
digunakan 1. Kebutuhan klien masih dapat
digunakan mandiri
terpenuhi
selama sakit
2. Klien dapat 2. Diskusikan
melakukan juga
aktivitas terarah kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
penggunaan di
rumah sakit
dan di rumah
nanti
3. PSIKOMOTO 1. Pelaksanaan
R Setelah dilakukan kegiatan
Klien dapat pertemuan selama 3 Bantu pasien dengan secara
menetapkan pertemuan pasien dapat melakukan : mandiri
dan menetapkan dan 1. Rencanakan modal
merencanakan merencanakan kegiatan bersama klien awal untuk
kegiatan sesuai sesuai dengan aktivitas yang meningkatka
dengan kemampuan yang dapat n harga
kemampuan dimiliki : dilakukan diri
yang 1. Klien mampu setiap hari
dimiliki beraktivitas sesuai
sesuai kemampuan
kemampuan 2. Tingkatkan
2. Klien mengikuti kegiatan
terapi aktivitas sesuai dengan
kelompok toleransi
kondisi klien
3. Beri contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan

6. REFERENSI
Febrina, R. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga Diri Rendah Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Karya Tulis
Ilmiah. Program Studi D III Keperawatan Padang. Politeknik Kemenkes Padang.
Handayani, F., Wahyudi, donny tri, Damayanti, A., & Sulfiana, M. (2020). MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA (D. Apriansyah (ed.)). CV.Adanu
Abimata. https://books.google.co.id/books?id=aHcTEAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=harga diri rendah&hl=id&pg=PP4#v=onepage&q&f=false
Nurhalimah, N. (2016). Keperawatan Jiwa. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Jiwa-
Komprehensif.pdf
PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2018a). Standar Intervensi keperawatan indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Wuryaningsih, emi wuri, Windarwati, heni dwi, Dewi, erti ikhtiarini, Deviantony, F., & Kurniyawan, enggal hadi. (2018). KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA 1. UPT percetakan & Penerbit Universita jember.
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Keperawatan_Kesehatan_Jiwa_1/PFnYDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=0

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa

Anda mungkin juga menyukai