Diajukan untuk memenuhi tugas Pra Stase Keperawatan Jiwa Holistik Islami
Dosen Pengampu:
Oleh:
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
Keterangan:
Menurut Yusuf, dkk (2015) faktor presipitasi harga diri rendah yaitu :
1. Harapan
Harapan akan mempengaruhi respons psikologis terhadap penyakit
fisik. Kurangnya harapan dapat meningkatkan stres dan berakhir
dengan penggunaan mekanisme koping yang tidak adekuat. Pada
beberapa kasus, koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan
masalah kesehatan jiwa.
2. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu
memahami kejadian yang terjadi. Hal ini akan mempengaruhi
kemampuan individu mengkaji situasi dan memperkirakan upaya
yang akan dilakukan. Ketidakpastian menjadi berbahaya jika
disertai rasa pesimis dan putus asa.
3. Putus Asa
Putus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan
harapan hampa. Kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya
bunuh diri (Rassidin, 2018)
E. Tanda dan Gejala ketidakberdayaan berdasarkan SDKI:
1. Mayor
a. Subjektif : menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan
aktivitas sebelumnya.
b. Objektif: bergantung pada orang lain
2. Minor
a. Subjektif : merasa diasingkan, menyatakan keraguan tentang kinerja
peran, menyatakan kurang kontrol, menyatakan rasa malu dan
merasa tertekan (depresi)
b. Objektif : tidak berpartisipasi dalam perawatan dan pengasingan.
F. Patomekanisme Ketidakberdayaan
G. Penatalaksanaan Medis
1. Psikofarmako
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
2. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmako dan telah mencapai tahapan dimana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.
Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya anatara lain psikoterapi
suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan
motivasi agar penderita tidak merasa ptus asa dan semangat juangnya.
3. Terapi psikososial
Dengan terap ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak
menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapu psikososial
ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofrmako.
4. Terapi psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.
Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama
berhubungan dengan manfaatnya dibidang klinik. Terapi keagamaan ini
berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa,
memanjatkan puji-puji kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab
suci.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagai persiapan penempatan
kembali kekeluargaan dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan
di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya disuatu rumah sakit jiwa.
Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain:
terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan
kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam
kursus, bercocok tanam, rekreasi. Pada umumnya program rehabilitasi
ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi
paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti
program rehabilitasi dan evaluasi pada saat penderita akan
dikembalikan ke keluarga dan masyarakat.