Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DAN

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN JIWA PADA


TN.C DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI DUSUN GULIANG
KAWAN BUNUTIN KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN
BANGLI

TANGGAL 29 MARET s/d 30 MARET 2021

OLEH :

NI LUH PUTU VELINIA WIAJAYANTI


P07120018130

TINGKAT 3.4/DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
1. LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI
RENDAH

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah


A. Pengertian
Konsep diri adalah penilaian subjektif individu terhadap dirinya, perasaan
sadar atau perasaan tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran, dan tubuh
(Kusumawati,2011). Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan dirinya (Keliat, 2011).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2011). Harga diri
rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau kemampuan diri
yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan
(Towsend,2008).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu di mana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan
kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri
akibat evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa
gagal dalam mencapai keinginan.

B. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya (
Yosep,2011).
Menurut Stuart & Sundeen (2013), faktor-faktor yang mengakibatkan harga
diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berikut :
a. Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang terlalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Kontrol orang tua yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci pada orang tua.
Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan, dan diakui oleh kelompoknya.
4. Faktor biologis meliputi adanya kondisi sakit secara fisik yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak. Contohnya kadar serotonin yang
menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien
depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien
lebih dikuasi oleh pikiran-pikiran negarif dan tidak berdaya.

b. Faktor presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan diri.
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau produktivitas
yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau
dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien
sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat dirawat (Yosep,2011).
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend,2008).

C. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorangsesuai dengan
ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan
diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga. Gangguan
harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui
tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri
yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau
harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap
diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini
(PPNI,2017).
Harga diri rendah situasional muncul saat terjadi trauma yang tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi, kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang
kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai (Makhripah D
& Iskandar, 2012).

b. Kronis
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya
yang berlangsung dalam waktu lama dan terus-menerus (PPNI,2017).
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan
pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa (Makhripah
D & Iskandar, 2012).

D. Rentang respon konsep diri


Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respon antara ujung adaptif
dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah,
kekacauan identitas, dan depersonalisasi.

Prabowo (2014), menjelaskan rentang respon adaptif dan maladaptif


klien dengan harga diri rendah adalah :
1) Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif lainnya.
2) Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa dirinya lebih rendah dari orang lain.
b. Kekacauan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dan mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) yaitu mempunyai kepribadian yang
kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak
ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan yang baik dengan
orang lain.

E. Pohon masalah

Effect Kerusakan Interaksi Sosial

Harga Diri
Core problem Rendah

Gambaran Diri Tidak


Causa Realistik

F. Tanda dan gejala


a) Harga diri rendah situasional
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Objektif :
1) Menilai diri negatif (mis. tidak 1) Berbicara pelan dan lirih
berguna atau tidak tertolong) 2) Menolak berinteraksi dengan
2) Merasa malu/bersalah orang lain
3) Melebih-lebihkan penilaian 3) Berjalan menunduk
negatif tentang diri sendiri 4) Postur tubuh menunduk
4) Menolak penilaian positif
tentang diri sendiri

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif : Objektif :
1) Sulit berkonsentrasi 1) Kontak mata kurang
2) Lesu dan tidak bergairah
3) Pasif
4) Tidak mampu membuat
keputusan

b) Harga diri rendah kronis


Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Objektif :
1) Menilai diri negatif (mis. 1) Enggan mencoba hal
tidak berguna atau tidak baru
tertolong) 2) Berjalan menunduk
2) Merasa malu/bersalah 3) Postur tubuh menunduk
3) Merasa tidak mampu
melakukan apapun
4) Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah
5) Merasa tidak memiliki
kelebihan atau
kemampuan positif
6) Melebih-lebihkan
penilaian negatif tentang
diri sendiri
7) Menolak penilaian positif
tentang diri sendiri
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Objektif :
1) Merasa sulit konsentrasi 1) Kontak mata kurang
2) Sulit tidur 2) Lesu dan tidak bergairah
3) Mengungkapkan 3) Berbicara pelan dan lirih
keputusasaan 4) Pasif
5) Perilaku tidak asertif
6) Mencari penguatan
secara berlebihan
7) Bergantung pada
pendapat orang lain
8) Sulit membuat keputusan

G. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa, dewasa ini sudah dikembangkan sehingga
penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi dari
pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan generasi
pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang teramasuk golongan
generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL (psikotropik untuk
menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol (mengobati kondisi gugup). Obat
yang termasuk generasi kedua misalnya, Risperidone (untuk ansietas),
Aripiprazole (untuk antipsikotik).
b. Psikoterapi
Terapi bekerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang
lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama.
c. Terapi modalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukkan pada kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik
perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanyan
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
d. Terapi kejang listrik (Electro Confulsive Terapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara artifisial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektroda yang dipasang satu atau dua
temples. Terapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik.
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
rendah adalah:
a. System limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klian dengan harga
diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak
berguna atau gagal terus menerus.
1. Hypothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat
kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak
motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang
sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien
mengatakan bahwa membutuhkan latihan yanh telah dijadwalkan
tersebut.
2. Thalamus, system pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur
arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk
mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga
diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus itu maka arus informasi
sensori yang masuk tidk data dicegah atau dipilih sehinggga menjadi
berlebihan yang mengakibatkan perasaan negative yang ada selalu
mendominasi pikiran dari klien.
3. Amigdala yang berfunfsi untuk emosi.
Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat
digunakan adalah
1) Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan
memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak.
2) CT Scan, untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi.
3) Single Patin Emission Computed Tomography (SPECT), melihat
wilayah otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak dan
menggambarkan perubahan-perubahan aliran darah yang terjadi.

b. Magnetic Resonance Imaging (MRI), suatu tehnik radiologi dengan


menggunakan magnet, gelombang radio dan computer untuk mendapatkan
gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendetekdi perubahan yang kecil
sekalipun dalam struktur tubuh atau otak. Beberapa prosedur menggunakan
kontras gadolinium untuk meningkatkan akurasi gambar.
Selain gangguan pada struktur otak, appabila dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan
ketidakseimbangan neurotransmitter diotak seperti:
1) Acetylcholine (ACh), untuk pengaturan atensi dan mood, mengalami
penurunan.
2) Norepinephirine, mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;
mengatur fight-fight dan proses pembelajaran dan memori , mengalami
penurunan yang mengakibatkan kelemahan dan depresi.
3) Serotonin, mengatur status mood, mengalami penurunan yang mengakibatkan
klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
4) Glutamate, mengalami penurunan, terlihat dari kondisi klien yang kurang
energi, selalu terlihat mengantu. Selain itu berdasarkan diagnosa medis klien
yaitu skizofrenia yang sering mengindikasikan adanya penurunan glutamate.
Adapun jenis alat untuk pengukuran neurotransmitter yang dapat
digunakan:
a) Positron Emission Tomography (PET), mengukur emisi atau pancaran dari
bahan kimia radioaktif yang diberi label dan telah disuntik kedalam aliran
darah untuk menghasilkan gambaran dua atau tiga dimensi melalui distribusi
dari bahan kimia tersebut di dalam tubuh dan otak. PET dapat memperlihatkan
gambaran aliran darah, oksigen, metabolism glukosa dan konsentrasi obat
dalam jaringan otak. Yang merefleksikan aktivitas otak sehingga dapat
dipelajari lebih lanjut tentang fidiologi dan neuro-kimiawi otak.
b) Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), dikombinasikan dengan MRI, para
ahli dapat melihat dan mengetahui fungsi spesifik dari otak. TMS dapat
menggambarkan proses motoric dan visual dan dapat menghubungkan antara
kimiawi dan struktur otak dengan prilaku manusia dan hubungannya dengan
gangguan jiwa.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa factor
presipitasi, penilaian stressor, suberkoping yang dimiliki klien. Setiap melakukan
pengajian tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
a. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
pekerjaan, pendidikan, tangggal MRS, informan, tangggal pengkajian, No Rumah
klien dan alamat klien.
b. Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi dengan orang lain,
tidak melakukan kegiatan sehari dependen.melakukan kegiatan sehari-hari,
c. Factor predisposisi
Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tu tidak realistis,
kegagalan / frustasi berulang, tekanan dan ke sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami,
putus seko PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan
tituduh kkn, dipenjara tiba-tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai
klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok,
keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur.
2) Kepala: Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, kebersihan.
3) Mata: Periksa kebersihan mata, mata gatal atau mata merah
4) Hidung: Lihat kebersihan hidung, membran mukosa
5) Mulut: Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan
6) Gigi: Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi
7) Telinga: Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi
8) Kulit: Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan
bulu.
9) Genetalia: Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan
skrotum, testis pada pria, cairan yang dikeluarkan

e. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
f. Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang atau tidak menerima
perubahan tubuh yang telah terjad yang akan terjadi. Menolak penjelasan
perubah persepsi negatif tentang tubuh. Preokupasi dengan bagian tubu yang
hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit proses
menua, putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri, dan
kurang percaya diri.
3) Hubungan social
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat, hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan beribadah.
g. Status mental
Kontak mata klien kurang tidak dapat mepertahankan kontak mata,
kurang dapat memulai pembicaraan, klien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan dengan orang lain, adanya perasaan keputusasaan
dan kurang berharga dalam hidup.
h. Kebutuhan persiapan pulang
1) Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersikan dan merapikan pakaian.
3) Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi.
4) Klien dapat melakukan istirahat dan tidur dapat beraktivitas didalam dan
diluar rumah
5) Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
i. Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak ma menceritakan nya
pada orang orang lain (lebih sering mengguna koping menarik diri).
j. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap
masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
k. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap item
yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
l. Aspek medic
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor,
therapy okopasional, TAK, dan rehabilitas.
B. Diagnosis Keperawatan
Harga diri rendah (situasional/kronis)

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

Harga diri SLKI LABEL : SIKI LABEL : SIKI LABEL :


rendah Harga Diri Promosi Harga Diri Promosi Harga Diri
Setelah diberikan Observasi Observasi
asuhan keperawatan 1. Identifikasi budaya, 1. Untuk mengetahui
selama ... x ... agama, ras, jenis adakah hubungan
diharapkan harga kelamin, dan usia dari budaya, agama,
diri meningkat terhadap harga diri ras, jenis kelamin,
dengan kriteria hasil: dan usia terhadap
1. Penilaian diri harga diri
positif 2. Monitor verbalisasi 2. Untuk mengetahui
meningkat yang merendahkan ungkapan klien yang
2. Perasaan diri sendiri mengandung unsur
memiliki merendahkan
kelebihan atau dirinya
kemampuan 3. Monitor tingkat harga 3. Untuk mengetahui
positif diri setiap waktu, tingkat harga diri
meningkat sesuai kebutuhan klien tiap waktu
3. Penerimaan Terapeutik Terapeutik
penilaian positif 4. Motivasi terlibatb 4. Untuk mengetahui
terhadap diri dalam verbalisasi ungkapan positif
sendiri meingkat yang dapat berguna
4. Minat mencoba positif untuk diri untuk meningkatkan
hal baru sendiri harga diri klien
meningkat 5. Agar diri klien bisa
5. Berjalan 5. Motivasi menerima berpacu dengan
menampakkan tantangan baru atau tantangan dan hal
wajah meningkat hal baru baru
6. Postur tubuh 6. Untuk mengetahui
menampakkna 6. Diskusikan pandangan klien
wajah meningkat pernyataan tentang terhadap harga diri
7. Konsentrasi harga diri sendiri
meningkat 7. Untuk mengetahui
8. Tidur meningkat 7. Diskusikan kepercayaan klien
9. Kontak mata kepercayaan terhadap terhadap penilaian
meningkat penilaian diri dirinya
10. Gairah aktivitas 8. Membantu klien
meningkat 8. Diskusikan untuk mengubah
11. Aktif meningkat pengalaman yang pandangan
12. Percaya diri meningkatkan harga mengenai dirinya
berbicara diri 9. Membantu
meningkat 9. Diskusikan persepsi mengetahui
13. Perilaku asertif negatif diri pandangan negative
meningkat diri klien
14. Kemampuan 10. Untuk mengetahi
membuat 10. Diskusikan alasan penyebab klien
keputusan mengkritik diri atau mengkritik dirinya
meningkat rasa bersalah 11. Membantu klien
15. Keputusan 11. Diskusikan penetapan menemukan tujuan
meningkat tujuan realistis untuk realistisnya untuk
16. Perasaan malu mencapai harga diri meningkatkan harga
menurun yang lebih tinggi dirinya
12. Melibatkan keluarga
merupakan cara
17. Perasaan 12. Diskusikan bersama efektif untuk
bersalah keluarga untuk memberikan support
menurun menetapkan harapan kepada klien
18. Perasaan tidak dan batasan yang jelas 13. Memberikan pujian
mampu 13. Beri umpan balik kepada klien atas
melakukan positif atas pencapainnya
apapun menurun peningkatan
19. Meremehkan pencapaian tujuan 14. Memberikan efek
kemampuan 14. Fasilitasi lingkungan bagi klien untuk
mengatasi dan aktivitas yang meningkatkan harga
masalah meningkatkan harga dirinya
menurun diri Edukasi
20. Ketergantungan Edukasi 15. Agar keluarga bisa
pada penguatan 15. Jelaskan kepada memberikan
secara keluarga pentingnya dukungan dalam
berlebihan dukungan dalam perkembangan
menurun perkembangan konsep positif klien
21. Pencarian konsep positif diri
penguatan secara pasien
berlebihan 16. Untuk mengirurangi
menurun 16. Anjurkan pandangan buruk
mengidentifikasi terhadap dirinya
kekuatan yang
dimiliki 17. Agar terbina
17. Anjurkan hubungan saling
mempertahankan percaya saat
kontak mata saat berinteraksi dengan
berkomunikasi oreang lain
dengan orang lain 18. Agar klien bisa
18. Anjurkan membuka mengambil tindakan
diri terhadap kritik saat berhadapan
negatif dengan kritik
negatif
19. Untuk mengetahui
19. Anjurkan batasan prilaku
mengevaluasi prilaku klien
20. Agar klien bisa
20. Ajarkan cara bertindak saat
mengatasi bullying terjadi bulying
21. Agar klien dapat
21. Latih peningkatan bertanggung jawab
tanggung jawab terhadap dirinya
untuk diri sendiri untuk meningkatkan
harga dirinya

22. Berpikir positif


22. Latih
dapat mengubah
pernyataan/kemampu
pandangan buruk
an positif diri

23. Berpikir positif


23. Latih cara berfikir
dapat mengubah
dan berperilaku
pandangan buruk
positif
terhadap dirinya
24. Untuk melatih
24. Latih meningkatkan kepercayaan klien
kepercayaan pada pada kemampuan
kemampuan dalam nya dalam
menangani situasi mengatasi suatu
masalah

D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan
oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan(Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Hasil evaluasi terdiri
dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif yaitu menghasilkan
umpan balik selama program berlangsung, sedangkan evaluasi sumatif dilakukan
setelah program selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan
keputusan.
Format yang dapat digunakan untuk evaluasi keperawatan yaitu format SOAP
yang terdiri dari:
a. Subjektif, yaitu pernyataan atau keluhan subjek.
b. Objectif, yaitu data yang diobservasi oleh perawat dan keluarga.
c. Analysis, yaitu kesimpulan dari subjektif dan objektif (biasanya ditulis dengan
bentuk masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah
tercapai,perawat dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan, yaitu:
1) Tujuan tercapai, yaitu respon klien sama dengan hasil yang diharapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagaian yang
berhasil.
3) Tujuan tidak tercapai.
d. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H.2012.NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta:EGC.
Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Keliat, B.A.,dkk.2011.Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN-Basic
Course). Jakarta: EGC.
Kusumawati, F.2011.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: Salemba Medika.
Mulyono, Andri.2013. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Harga Diri
Rendah Di Ruang Maespati Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Diakses
pada tanggal 01 September 2018 pukul 12.30 WITA. (online) melalui:
http://eprints.ums.ac.id/2593/11/naskah_publikasi.pdf.
Prabowo, Eko.2014.Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:
Salemba Medika.
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar).2013.Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: Bakti Husada.
Stuart, Gail W.2013.Buku Saku Keperawatan Jiwa alih bahasa Ramonah P Kapoh
dan Egi Komara Yudha, edisi 5.Jakarta: EGC.
Stuart,G.W. & Sundeen.2006.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC.
Townsend.2008.NursingDiagnosisinPsuchiatricNursingaPocketGuideforCare
Plan Construction.Jakarta: EGC.
WHO.2013. Mental Health: a State of Well-Being. Diakses pada tanggal 01
September 2018 pukul 12.00 WITA. (online) melalui :
http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/.
Yoseph, Iyus dan Titin Sutini.2014.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Bandung: PT
Refika Aditama.
Yusuf, Ah.,dkk.2015.Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta: Salemba
Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN

PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien :
DS :
- Pasien mengatakan merasa malu
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau keluar dari pekarangan
rumah
DO :
- Pasien tampak sulit berkonsentrasi saat diajak berkomunikasi
- Pasien berbicara pelan dan lirih
- Pasien menunduk saat berjalan
- Saat berkomunikasi kontak mata pasien kurang
2. Diagnosa Keperawatan :
Harga Diri Rendah Kronis
3. Perencanaan :
a. Tujuan Umum :
Harga Diri Meningkat
b. Tujuan Khusus:
Pasien mampu :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengenal penyebab masalah yang dialami.
c. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya.
d. Pasien dapat mengkonsumsi obat dengan benar.
e. Keluarga pasien mampu memberikan dukungan agar harga diri pasien
membaik
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya :
1) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
2) Perkenalkan diri dengan pasien
3) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4) Sepakat kontrak
5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi
b. Bantu pasien mengenal penyebab rasa malu/ harga diri rendah
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
2) Bantu pasien mengenal penyebab rasa malunya
c. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan
yang dimiliki
1) Diskusikan dengan klien tentang :
- Aspek positif yang dimiliki klien
- Kemampuan yang dimiliki klien.
2) Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.
d. Memberikan obat untuk mengontrol perilaku kekerasan
Tindakan :
1) Tanyakan kepada pasien apakah memiliki riwayat alergi terhadap
obat atau tidak
2) Tanyakan kebiasaan minum obat klien
3) Jelaskan tujuan dan manfaat pemebrian obat
4) Jelaskan efek samping yang mungkin muncul

e. Melibatkan keluarga dalam proses membantu menurunkan perilaku


kekerasan.
1) Diskusikan masalah yang dialami klien bersama keluarganya
2) Berikan pendidikan kepada keluarga untuk membantu
mengurangi rasa malu dan kurang percaya diri klien
B. Proses Pelaksanaan

Waktu Diagnosa Strategi Pelaksanaan Perawat Respon Pasien


Keperawatan
Temu 1 Harga Diri SP 1 :
Rendah Membina hubungan saling percaya
Fase Orientasi

Salam terapeutik
“Selamat Pagi”
“Selamat Pagi bapak ”
“Perkenalkan nama saya Velinia. Saya mahasiswa dari Poltekkes
Denpasar yang sedang praktek di UPT Puskesmas Bangli selama 4 hari
kedepan dari hari Senin sampai Kamis. Hari ini saya dinas dari pukul
“Nama saya I Ketut Cedung ”
08.00 sampai dengan 12.00 WITA. Nama Bapak siapa? Senang dipanggil
“panggil Pak Cedung”
siapa?”

Validasi “Perasaan agak kurang baik dan


“Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa semalam bapak tidur saya sering terbangun bangun saat
nyenyak?” tidur”

Kontrak
Topik : “Iya, boleh”
“Senang bisa berkenalan dengan bapak hari ini.
Bagaimana jika kita berbincang-bincang untuk saling mengenal?” “Iya saya bersedia berbincang-
Waktu : bincang selama 15 menit”
“Bapak mau berapa lama berbincang-bincang? Bagaimana jika 15 menit?
Dari pukul 09.00-09.15 Wita bagaimana?”
Tempat :
“Dimana Bapak ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika disini saja?” “Iya disini”

Fase Kerja
“ Baiklah Bapak , Bagaimana jika sekarang Bapak bercerita tentang
keadaan ibu saat ini?”
“Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya Bapak . Bapak tidak perlu takut dan
“Iya”
cemas kepada saya. Ungkapkan saja apa yang Bapak rasakan saat ini.
Saya akan berusaha membantu mengatasi masalahnya.”
“Tadi Bapak sudah menyebutkan nama, lalu berapa umur Bapak
“Umur 57 Tahun”
sekarang?”
“Kurang lebih 1 minggu”
“ Bapak berapa lama dirawat dirumah sakit jiwa waktu itu ?”
“Saya dari Dusun Guliang Kawan
“ Bapak berasal dari mana ?”
Bunutin ”
“Saya tinggal bersama anak dan
“Siapa saja yang Bapak ajak tinggal dirumah?” cucu-cucu”

“ Bapak masih ingat tidak kapan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa?” “Saya tidak ingat”
“Siapa yang membawa Bapak ke Rumah Sakit Jiwa?” “Saya dibawa ke RSJ oleh keluarga”
“Saya dibawa ke rumah sakit karena
“Menurut Bapak, dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena apa?” sering linglung dan bingung”
“Tidak ada”

“Selama dirawat di Rumah Sakit Jiwa hal apa yang sudah Bapak
lakukan ?” “Saya tidak meliki hobi karena
“Boleh saya tahu apakah hobi Bapak? bagaimana kalau sekarang Bapak sudah tua”
bercerita tentang hobi Bapak?”
“Boleh saya tahu apa pekerjaan ibu sebelum di Rumah Sakit Jiwa? Bisa
diceritakan tentang pekerjaannya?” “Saya sebagai petani”
“Tadi Bapak sudah bagus sekali mau menjawab pertanyaan saya dan
mau mengobrol dengan saya”. “iya”
Fase Terminasi
Evaluasi
Evaluasi Subyektif :
“Setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan Bapak?”
Evaluasi Obyektif : “Biasa saja”
Ekspresi wajah klien sedih dan murung, kontak mata kurang , klien mau
berjabat tangan, klien mau menyebutkan nama, klien mau menjawab
salam, klien berbicara pelan dan lirih, klien berjalan mennduk dank lien
sulit berkonsentrasi saat berkomunikasi.
Tindak Lanjut
“Nah Bapak, sekarang sudah pukul 09.15 WITA, pembicaraan kita
cukupkan saja dulu sampai disini ya pak. Sekarang Bapak bisa “Baik”
melanjutkan aktivitas Bapak. Kalau nanti ada yang mau diceritakan atau
ditanyakan kepada
saya, Bapak bisa sampaikan saat kita bertemu lagi”
Kontrak
Topik :
“Bagaimana kalau besok atau lusa kita bertemu lagi membicarakan “iya”
tentang masalah yang Bapak hadapi?”
Waktu :
“Jam berapa kita nanti bertemu Bapak? Bagaimana kalau jam 09.00 “Iya, jam 09.00 saja”
WITA?”
Tempat :
“ Bapak mau ngobrol-ngobrolnya dimana? Bagaimana kalau di tempat “Iya disini saja”
ini lagi?”

“Apakah Bapak setuju?”


“Setuju”
Temu 2 Harga Diri SP 2
Rendah Membantu pasien mengenal masalah perilaku yang dialaminya
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bapak, bagaimana perasaannya hari ini?” “saya merasa biasa saja”
b. Validasi
“ Bapak apakah semalam tidurnya nyenyak?” “tidak saya masih sering
c. Kontrak terbangun”
Topik :
“ Bapak saya ingin berbincang-bincang tentang masalah yang Bapak “Iya”
alami”
Waktu : “iya”
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa?” “jam 09.00 saja”
“Berapa lama? Bagaimana jika jam 09.00-09.15?”
Tempat : “iya, disini saja”
“ Bapak dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini
saja?”

Fase Kerja “saya masih merasa malu dan saya


tidak berguna dengan penyakit
“Kenapa Bapak tidak bisa tidur? Apa yang Bapak pikirkan?”
yang pernah saya alami”

“Baik Bapak Bapak , jadi begini, masalah kesehatan yang Bapak alami
saat ini adalah harga diri rendah. Ini disebabkan oleh beberapa hal. Nah,
pada kasus yang Bapak u alami ini berhubungan dengan gangguan
psikiatri, maka dari itu Bapak terus saja merasa malu dan hanya menilai
sisi negatif pada diri Bapak . “Sebaiknya Bapak bayangkan sisi positif
dalam diri Bapak Bapak , setiap orang pasti memiliki kelebihan dan
“Iya sudah”
kekurangan. Nah maka jadikanlah kelebihan itu sebagai motivasi Bapak
untuk tetap menjalani kehidupan ini. Sekarang apakah Bapak sudah
mengetahui dengan jelas masalah yang Bapak hadapi?”

Fase Terminasi
Evaluasi
Evaluasi Subyektif : “Saya sedikit paham dengan yang
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang mengenai masalah saya alami”
yang Bapak alami?”
“Jadi saya mengalami harga diri
“Coba Bapak beritahu saya apa masalah yang Bapak alami dan apa rendah yang disebabkan oleh
penyebabnya?” penyakit yg saya alami ini”

“yak benar sekali Bapak ”


Evaluasi Obyektif :
Pasien mampu menjelaskan masalah yang dialaminya dan apa saja “Baik”
penyebabnya.
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak dapat mengingat penjelasan saya tadi”


Kontrak yang akan datang

Topik :
“Bagaimana kalau besok atau lusa kita bertemu lagi dan berbincang- “Iya”
bincang lagi tentang aspek positif yang Bapak miliki atau keahliian yang
Bapak miliki?”
Tempat :
“ Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja?” “Ya. Disini saja”
Waktu :
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 09.00-
09.15? Apakah Bapak setuju ?”
“Setuju.”
Temu 3 Harga Diri SP 3
Rendah Membantu pasien mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bapak, bagaimana perasaan hari ini ? “ “Selamat pagi. Baik”
Validasi
“Bagaimana apakah Bapak sudah makan?” “Sudah”
b. Kontrak
Topik :
“ Bapak saya ingin membantu Bapak untuk mengidentifikasi aspek positif “iya”
yang ibu miliki, supaya bisa meningkatkan harga diri dan motivasi diri
Bapak ya”
Waktu :
“Ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa lama? “iya”
Bagaimana jika jam 09.00-09.15?”
Tempat : “Iya. disini
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini saja?” saja”

Fase Kerja “saya merasa malu karena penyakit


saya sebelumnya”
“Sebelumnya saya ingin bertanya apa yg membuat Bapak pak merasa malu
dan merasa bersalah?”

Fase Terminasi
Evaluasi

Evaluasi Subyektif :
”Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa Bapak bisa mengulang “Baik”
kembali penjelasan Bapak tadi tentang kelebihan diri Bapak?”

“Iya. Disini saja”

”ya benar sekali Bapak” “Baik”


Evaluasi Obyektif:
Klien mampu mengetahui aspek positif yang dimiliki
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak melakukan teknik ini dengan baik dan harga diri
Bapak meningkat.”
Kontrak yang akan datang

Topik :
“Setuju
“Bagaimana kalau besok atau lusa kita bertemu lagi untuk minum obat dan
sedikit berbincang tentang obat yang Bapak minum?”
Tempat :
“besok kita akan berbincang-bincang dimana?
Waktu :
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 09.00
selama 20 menit?”
“Apakah Bapak setuju?”
Temu 4 Harga Diri SP 4
Rendah Membantu pasien untuk minum obat dengan benar
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bapak.” “Terimakasih”
“Pagi ini saya akan berikan Bapak obat dan sedikit berbincang-bincang “Baik”
tentang obat ini”
b. Validasi
“Bagaimana Bapak sudah makan hari ini?” “Sudah”
“masih ingat topik kita kemarin?” “masih aspek positif yang saya
miliki”

c. Kontrak
Topik :
“ Bapak saya ingin berbincang-bincang tentang obat ini dan kebiasaan “iya”
Bapak ketika minum obat”
Waktu :
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa lama? “Baik”
Bagaimana jika jam 09.00 – 09.15?”
Tempat :
“Dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau kita berbincang disini “Iya, silahkan ”
saja?”

Fase Kerja
“Jadi Bapak ini adalah obat yang diberikan oleh dokter untuk memulihkan
kondisi Ibu.
“Biasanya Bapak minum obat digerus atau tidak?”
“Biasanya Bapak minum obat dengan minum air atau makan pisang atau “tidak”
bagaimana Bapak” “dengan air”
“Bagus Bapak, memang sebaiknya minum obat paling baik hanya dengan
air putih. Ibu harus minum obat ini sesuai resep dokter dan tidak boleh putus
ya Bapak ”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya “senang sus”
tentang obatnya?”
“Coba ibu jelaskan fungsi obat dan apa yg paling baik digunakan untuk “Baik, obatnya untuk memulihkan
minum obat?” kondisi saya dan minumnya paling
bagus dengan air putih”
“Ya benar sekali Bapak”

Evaluasi Obyektif:
Klien mampu menjelaskan fungsi obat dan minum obat secara teratur
sesuai dosis yang diberikan.
Tindak lanjut
“iya”
“Saya harap Bapak minum obatnya secara rutin sesuai anjuran perawat ya”
Kontrak yang akan datang

Topik :
“Bagaimana kalau besok atau lusa kita bertemu lagi dan berbincang- “Baik”
bincang lagi tentang dukungan keluarga ibu untuk membantu
meningkatkan harga diri Bapak ?”
Tempat : “Iya”
“Besok kita akan berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di disini
saja Bapak ?”
Waktu :
“Iya, saya setuju”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 09.00-09.15
? Apakah Bapak setuju?”
Temu 5 Harga Diri SP 5
Rendah Membantu pasien mendapatkan dukungan dari keluarga
Fase Orientasi
a. Salam terapeutik (pasien)
“Selamat pagi, bagaimana perasaan hari ini ? “ “baik”
Validasi
“Baik. Sudah diminum obatnya sesuai jadwal?” “Sudah”
b. Kontrak
Topik :
“Hari ini saya ingin berbincang-bincang tentang dukungan keluarga untuk “Baik”
membantu dalam meningkatkan harga diri Bapak ”
Waktu :
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa ? Dan berapa? Dan “baik”
berapa lama? Bagaiman jika jam 08.00-08.30?”
Tempat :
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? “Iya disini saja”
Bagaimana jika kita berbincang-bincang disini saja?”
Fase Kerja
(orang tua pasien)
“Baik Bapak, jadi disini support atau dukungan dari keluarga sangat
“Oh jadi begitu sus, baik kami akan
penting untung mengatasi masalah yang Bapak hadapi. Orang terdekat
senantiasa memperhatikan Tn. C
dapat berperan penting dalam hal ini. bapak dan ibu orang terdekat dari
dan mengajaknya mengobrol
Bapak c, jadi masalah yang dihadapi Bapak C adalah harga diri rendah dan
tentang aspek positif yang
penyebabnya adalah gangguan psikiatri karena Bapak C pernah mengalami
dimilikinya”
gangguan jiwa, untuk mengatasi hal ini saya sudah mengajarkan Bapak C
untuk lebih banyak memikirkan aspek positif dalam dirinya. Jadi saya
harapkan dukungan Bapak dan ibu selaku orang terdekat dari Bapak C
agar lebih sering mendengarkan keluhan atau cerita Bapak C dan seringlah
ajak mengobrol agar Bapak C mau menyampaikan perasaannya ibu.
Sesekali juga ajak Bapak C untuk mengobrol tentang aspek positif yang
beliau miliki dan berikan pujian pada Bapak C , mohon ibu membantu
Bapak C . Bagaimana ibu bisa dimengerti?”
“bisa sus”

Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Subyektif : (Pasien)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang tentang dukungan “saya senang sus, jadi ada yang
keluarga untuk membantu meningkatkan harga diri ?” memperhatikan saya”

“Coba ibu jelaskan apa yang perlu ibu lakukan?” (keluarga pasien)
“baik, jadi kami harus
memperhatikan anak kami dan
mendengarkan keluhannya serta
mengajaknya mengobrol tentang
“Ya benar sekali” aspek positif yang dimiliki”
Evaluasi Obyektif :
Keluarga pasien mampu mengetahui masalah yang dialami pasien dan
mengikuti anjuran perawat untuk mengajak pasien berbincang mengenai
aspek positif yang dimilikinya.
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak dapat lebih sering memikirkan aspek positif dalam diri
“baik sus, terimakasih”
Bapak dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian”
Kontrak yang akan datang

Topik :
“Nah, besok ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana Bapak dapat “baiklah”
melakukan jadwal kegiatannya.”
Tempat :
“Tempatnya di mana pak?” “Disini saja”
“Baiklah di sini saja”
Waktu :
“Waktunya berapa lama pak?” “10 menit saja”
“Baiklah 10 menit saja.”
“Baik.”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN HARGA DIRI
RENDAH DI DUSUN PANDE DESA TAMANBALI BANGLI

FORMAT PENGKAJIAN DATA


I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. C
Umur : 57 Tahun
Alamat : Dusun Guliang
Kawan Bunutin
Pendidikan : SD
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
JenisKel. : Laki-laki
NoRM :-
Tanggal Dirawat(MRS) :-
Tanggal Pengkajian : 29-03-2021
Ruang Rawat :-

II. ALASAN MASUK


Tn.C usia 57 tahun dibawa ke RSJ Provinsi Bali karena sering merasa
linglung atau kebingungan, sulit tidur, sakit kepala. Saat dikaji pasien
mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa malu saat bertemu dengan
orang lain, saat diajak bicara pasien tampak menghindari kontak mata dan
pasien tidak dapat mempertahankan komunikasi lama, pasien tampak
menunduk saat berjalan.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Ya
 Tidak
Jika Ya, Jelaskan: Pasien mengatakan baru kali ini mengalami hal
seperti ini
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Pasien mengatakan sebelumnya hanya minum obat, dan saat ini masih merasa cemas.

3 RiwayatTrauma
Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
Aniaya fisik -
Aniaya seksual -
Penolakan -

Kekerasan dalam keluarga -


Tindakan criminal -
-
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan ataupun melakukan kekerasan
Masalah/ Diagnosa Keperawatan :
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
2. Berduka antisipasi
3. Berduka disfungsional
4. Respon paska trauma
5. Sindroma trauma perkosaan
6. Resiko tinggi kekerasan
7. Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
8. Lain-lain, jelaskan
.................................................................................................

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


Ya Tidak 

Hubungan Keluarga Gejala Riwayat


Pengobatan/perawatan
.................................... ....................................... .......................................
.................................... ....................................... .......................................
.................................... ......................................... .........................................

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan.

Masalah keperawatan: tidak ada masalah kepetawatan

IV. PEMERIKSAAAN FISIK

1. Ukuran Viatal:
TD : 120/70 mm/Hg
N : 85 x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5C
2. Ukuran : BB 58 kg TB 160 cm

Turun Naik

Jelaskan :
Pasien tidak mengalami penurunan berat badan maupun peningkatan berat badan

3. Keluhan fisik:

Ya Tidak
Jelaskan:
Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik.
Masalah / Diagnosa Keperawatan :
 Risiko tinggi perubahan suhutubuh  Perubahan Nutrisi: Lebih dari
 Defisit VolumeCairan kebutuhanTubuh
 Kelebihan VolumeCairan  KerusakanMenelan
 Resiko Tinggi terhdapInfeksi  Perubahan Eliminasifaeses
 Risiko Tinggi terhadap Transmisi  Perubahan Eliminasiurine
Infeksi  Kerusakan integritaskulit
 Perubahan Nutrisi: Kurang  Lain-
dari kebutuhan lain, jelaskan Tidak ada
 Tubuh

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudahsakit)

1. Genogram

: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Pasien Tn. C

Jelaskan:
Pasien merupakan anak keenam dari 9 bersaudara dan memiliki ….

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. KonsepDiri
a. Citra tubuh:
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
b. Identitas:
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, umur,
alamat). Pasien mengatakan iya tidak bekerja dan memiliki 1
orang putra

c. Peran:
Pasien mengatakan melakukan kegiatan biasa dirumah seperti
menyapu, mencuci baju dll.

d. Ideal diri:
Pasien mengatakan ingin segera pulih seperti dulu

e. Harga diri:
Pasien mengatakan ia malu jika bertemu dengan kerumunan dan
malu dengan riwayatnya yang pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa.

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Pengabaian unilateral  Harga diri rendah kronis


 Gangguan citratubuh  Harga diri rendah
 Gangguan identitaspribadi situasional
 Lain-lain, jelaskan..........

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Pasien mengatakan ia dekat dengan suami dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Pasien mengatakan hanya suka berada di dalam area rumah, dan tidak bergabung
dalam kegiatan masyarakat maupun kegiatan berkelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan oranglain:
Pasien mengatakan merasa ketakutan dan tidak mau bersosialisasi di
luar rumah/ diluar pekarangan

Masalah / Diagnosa Keperawatan :

 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial


 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain,
 Kerusakan interak sisosial jelaskan...............................

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Hindu
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan melakukan persembahyangan (Tri sandya) 2x
sehari yaitu pada pagi dan sore hari

Masalah / Diagnosa Keperawatan:


 Distressspiritual
 Lain-lain,
Jelaskan
Tidak ada masalah keperawatan
V. STATUSMENTAL
1. Penampilan
 Rapi
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:
Pasien tampak rapi menggunakan pakaian yang sesuai

Masalah / Diagnosa Keperawatan:


 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, Jelaskan:
Tidak ada.
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulaipembicaraan
 Lain-lainJelaskan:
Pasien dalam berbicara gagap dan tampak tremor, dalam
pembicaraan sesuai atau nyambung dengan pertanyaan, pasien
terkadang terdiam ditengah pembicaraan seperti memikirkan sesuatu.

Masalah / Diagnosa Keperawatan:


 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
 Lain-lain, jelaskan Tidak ada
3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan:
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stuporkatatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan:
Peningkatan :

 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh Gelisah  Reaksikonversi
Katatonik  Tremor
 Mannarism  Verbigerasi
 Katapleksi  Berjalankaku/rigid
VTik  Kompulsif
 Ekhopraxia
 Commandautomatism
Jelaskan:
Pasien tampak melakukan kegiatan seperti biasa secara mandiri, pasien tampak
tremor dan kadang linglung tanpa sebab, pasien hanya beraktivitas di pekarangan
rumah saja

Masalah/ Diagnosa Keperawatan :


 Risiko tinggi cidera  Defisit aktivitas deversional /
 Kerusakan mobilitasfisik hiburan
 Perilakukekerasan  Intoleransiaktivitas
 Resiko tinggikekerasan
 Lain-lain,jelaskan..........
4. AlamPerasaan
 Sedih
 Gembira berlebihan
 Putus asa

 Khawatir
 Ketakutan
Jelaskan:
Pasien mengatakan ketakutan dan susah menggambarkannya
Masalah Keperawatan :

5. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai

Jelaskan: Pada saat ditanya pasien kadang menunjukan ekspresi mendengar sesuatu, emosional
pasien sudah stabil, pasien gemetar saat dilakukan interaksi
Masalah Keperawatan : tidak ada
6. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan
 Kontak mata kurang
 Tidakkooperatif
 Defensif
 Mudahtersinggung
 Curiga
Jelaskan:
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan sesuai/baik,
kontak mata dengan perawat kurang, pasien cenderung menatap keatas dan kebawah
seperti memikirkan sesuatu

Masalah Keperawatan :Harga Diri Rendah


7. Persepsi
Halusinasi :
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penghidu Jelaskan: Pasien mengatakan dulu sering mendengar suara-suara, tetapi
sekarang sudah tidak
Masalah Keperawatan :
8. Prosespikir
 Sirkumstansial
 Tangensial
 Kehilanganasosiasi
 Flight ofideas
 Blocking
 Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan:
Pembicaraan dengan pasien kooperatif sehingga sampai pada tujuan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. A) IsiPikir
 Obsesi
 Depersonalisasi
 Fobia
 Idea yangterkait
 Hipokondria
 Pikiranmagic
B) Waham
 Agama
 Nihilistik
 Somatik
 Sisippikir
 Kebesaran
 Siarpikir
 Curiga
 Kontrol pikir
Jelaskan:
Masalah Keperawatan :

10. TingkatKesadaran
 Bingung
 Sedasi
 Stupor
 Disorientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:

Pasien tampak bingung atau linglung, pasien mengatakan tidak memikirkan apa-apa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
 Gangguan daya ingat jangkapanjang
 Gangguan daya ingat saatini
 Gangguan daya ingat jangkapendek
 Konfabulasi
Jelaskan:
Pasien mampu mengingat hal-hal yang terjadi di masa lalu dan masa
sekarang

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


12. Tingkat konsentrasi danberhitung
 Mudahberalih
 Tidak mampuberkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Tampak pasien sulit berkonsentrasi saat berbincang-bincang

Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuanpenilaian
 Gangguanringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
Pada saat pengkajian pasien tampak bisa mengambil keputusan yang
ringan dan biasanya meminta pendapat kepada suaminya untuk
mengambil keputusan yang berat

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilikdiri


 Mengingkari penyakit yangdiderita
 Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
Pada saat pengkajian pasien sadar akan sakitnya saat ini dan pasien
mengatakan ingin cepat sembuh

Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
 Mandiri

 Bantuan minimal

 Bantual total

2. Defekasi/berkemi
 Mandiri
 Bantuan minimal
 Bantual total

3. Mandi
 Mandiri
Bantuan minimal
Bantual total

4. Berpakaian/berhias
 Mandiri
Bantuan minimal
Bantual total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : 13.00 s.d 14.00
Tidur malam lama : 22.00 s.d 06.00
Aktivitas sebelum/setelah : ......................s.d
............................
6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal
 Bantuan total

Ya Tidak
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan √
Sistem pendukung √
8. Aktivitas didalam rumah
Mempersiapkan makanan √
Menjaga kerapian rumah √
Mencuci pakaian √
Mengatur keuangan √
9. Aktivitas di luar rumah
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain

Jelaskan :
Pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri Masalah
Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VII. MEKANISMEKOPING
ADAPTIF MALADAPTIF
 Bicara dengan orang lain  Minum alcohol
 Mampu menyelesaikan  Reaksi lambat
masalah
 Reaksi berlebih
 Teknikrelokasi
 Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif
 Menghindar
 Olahraga
 Mencederai diri
 Lainnya
 Lainnya
Jelaskan :
Pada saat pengkajian pasien tampak mampu berbicara dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok
 Masalah berhubungan dengan lingkungan
Uraikan:
Pada saat pengkajian pasien mengatakan hanya berinteraksi dengan
orang disekitar rumah saja

 Masalah dengan pekerjaan


Uraikan :
Pasien mengatakan tidak pernah bekerja.
 Masalah dengan perumahan
 Masalah dengan ekonomi
Uraikan:
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah ekonomi
 Masalah lainnya
Uraikan:
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah lain
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
IX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG
 Penyakit jiwa
 Factorpresipitasi
 Koping
 Systempendukung
 Penyakitfisik
 Obat-obatan
 Lainnya :-

X. ASPEKMEDIK

1. Diagnosa medik

Skizoprenia Hebeprenik

2. Terapi medic : -
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

No Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah


Keperawatan
1 DS : Merasa bersalah dan malu, Harga diri rendah
menilai diri kronis
Pasien mengatakan
merasa tidak berguna dan merasa negatif
malu saat bertemu dengan orang
lain.
Harga diri rendah kronis
DO :

- kontak mata (-)

- pasien tidak dapat Perubahan

mempertahankan
komunikasi lama

- pasien tampak menunduk


saat berjalan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Harga diri rendah kronis berhubungan dengan gangguan psikiatri dibuktikan dengan
pasien mengatakan dirinya tidak berguna dan merasa malu saat bertemu dengan orang
lain, saat diajak bicara pasien tampak menghindari kontak mata dan pasien tidak dapat
mempertahankan komunikasi lama, pasien tampak menunduk saat berjalan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan

Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Harga Diri TUM : Setelah …x interaksi klien Agar terjalin


menunjukkan tanda – tanda 1. Jadilah pendengar hubungan
Rendah Kronis Harga diri pasien
percaya pada perawat, yang hangat dan saling percaya
membaik
seperti : responsif antara pasien
TUK 1 :
Klien dapat  Wajah cerah, 2. Beri waktu yang dengan
tersenyum cukup pada pasien perawat, dan
membina
hubungan saling  Mau berkenalan unuk berespon memberikan
3. Beri dukungan pada rasa nyaman
percaya  Ada kontak mata
pasien untuk pada pasien
 Bersedia mengekspresikan ketika
menceritaka perasaannya mengungkapka
n perasaan 4. Identifikasi pola n masalahnya
 Bersedia perilaku pasien atau kepada
mengungkapka pendekatan yang perawat.
n masalahnya dapat menimbulkan
perasaan negatif
5. Bersama pasien
mengenali perilaku
dan respon sehingga
cepat belajar dan
berkembang
Harga Diri TUK 2 : Setelah …x interaksi klien 1. Bantu pasien untuk Agar pasien
Rendah Membantu klien diharapkan dapat Mengidentifikasi Dan dapat
mengetahui menyebutkan : menguraikan perasaannya mengetahui
masalah yang masalah apa
 Masalah yangdialami 2. Hubungkan perilaku
dihadapi dan yang dialami,
penyebabnya. dan perasaannya dan dapat
 Penyebab
3. Validasi kesimpulan mengetahui
masalah tersebut
danasumsi terhadapa asumsi pasien
pasien tentang
masalah harga
4. Gunakan
diri rendah
per
yang dialami.
tanyaan terbukauntuk
mengalihkan dari
topik yang
mengancam ke hal
yangberkaitan
dengankonflik

5. Gunakan konsultasi
untuk membantu
pa
sien mengungkapkan
perasaannya
Harga Diri TUK 3 : Setelah …x interaksi klien 1. Ajarkan pasien Agar pasien
teknikrelaksasi dapatmengetahu
Rendah Pasien dapat diharapkan :
untukmen i cara agar dapat
mengetahuiaspek
 Harga dirimembaik
ingkatkan membuat harga
positif yang
dimilikinya.  Pasien dapat kontrol dan rasa dirinya membaik
menyebutkan aspek percayadiri dengan cara
positif yang dimiliki Dorong pasien untuk memikirkan
menggunakan aspek positif
relaksasi yang
2. dalam menurunkan dimilikinya.
tingkat ansietas
Harga Diri TUK 4 : Setelah …x interaksi klien Diskusikan dengan klien : Untuk
mengetahui
Rendah Bantu pasien diharapkan dapat 1. Apakah
menyebutkan: klienmemiliki alergi apakah klien
minum obat
 Manfaat minumobat terhadap obat memiliki alergi
denganbenar
tertentu? obat dan
 Akibat berhenti
2. Tanyakan kebiasaan mempermudah
minum obat
minum obat (dengan klien dalam
air atau pisang atau minum obat.
yglainnya)
Harga Diri TUK 5 : Dalam …x interaksi 1. Dukungan yang Untuk
Rendah Klien mendapatkan keluarga diharapkan dapat bisadiberikan oleh memfasilitasi
dukungan keluarga : keluarga untuk pasien
untuk membantu memotivasi diri meningkatkan
 Memberikan
meningkatkan pasien rasa percaya
dukungan pada
harga diri pasien 2. Anjurkan kepada dirinya dengan
pasien
keluarga dukungan dari
 Cara
mendengarkan keluarga.
meningkatkan harga
keluhan pasien
diri pasien
dengan tenang dan
penuh perhatian
3. Bantu jika klien
mengalami
hambatan dalam
mengatasi
masalahnya.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Waktu Diagnosa Strategi Pelaksanaan Perawat Respon Pasien


Keperawatan
29 Maret Harga Diri SP 1 :
2021 Rendah Membina hubungan saling percaya
Fase Orientasi

Salam terapeutik
“Selamat Pagi”
“Selamat Pagi Bapak”
“Perkenalkan nama saya Velinia. Saya mahasiswa dari Poltekkes
Denpasar yang sedang praktek di UPT Puskesmas Bangli selama 4 hari
kedepan dari hari Senin sampai kamis. Hari ini saya dinas dari pukul
“Nama saya I Ketut Cedung”
08.00 sampai dengan 12.00 WITA. Nama Bapak siapa? Senang
“panggil bapak cedung”
dipanggil siapa?”

Validasi “Perasaan agak kurang baik dan


“Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa semalam Bapak tidur saya sering terbangun bangun saat
nyenyak?” tidur”
Kontrak
Topik :
“Senang bisa berkenalan dengan Bapak hari ini.
Bagaimana jika kita berbincang-bincang untuk saling mengenal?” “Iya, boleh”
Waktu :
“ Bapak mau berapa lama berbincang-bincang? Bagaimana jika 15 “Iya saya bersedia berbincang-
menit? Dari pukul 09.00-09.15 Wita bagaimana?” bincang selama 15 menit”
Tempat :
“Dimana Bapak ingin berbincang-bincang? Bagaimana jika disini saja?” “Iya disini”

Fase Kerja
“Iya”
“ Baiklah Bapak , Bagaimana jika sekarang Bapak bercerita tentang
keadaan Bapak saat ini?”
“Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya Bapak . Bapak tidak perlu takut dan
cemas kepada saya. Ungkapkan saja apa yang Bapak rasakan saat ini.
Saya akan berusaha membantu mengatasi masalahnya.”
“Tadi Bapak sudah menyebutkan nama, lalu berapa umur Bapak
“Umur 57 Tahun”
sekarang?”
“Kurang lebih 1 minggu”
“ Bapak berapa lama dirawat dirumah sakit jiwa waktu itu ?”
“Saya dari Dusun Pande, Desa
“ Bapak berasal dari mana ?”
Tamanbali”
“Saya tinggal bersama anak dan
“Siapa saja yang Bapak ajak tinggal dirumah?” cucu-cucu”

“ Bapak masih ingat tidak kapan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa?” “Saya tidak ingat”
“Siapa yang membawa Bapak ke Rumah Sakit Jiwa?” “Saya dibawa ke RSJ oleh keluarga”
“Saya dibawa ke rumah sakit karena
“Menurut Bapak , dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena apa?” sering linglung dan bingung, sakit
kepala dan susah tidur”
“Tidak ada”
“Selama dirawat di Rumah Sakit Jiwa hal apa yang sudah Bapak
lakukan ?”
“Boleh saya tahu apakah hobi Bapak ? bagaimana kalau sekarang Bapak “Saya tidak meliki hobi karena
bercerita tentang hobi Bapak ?” sudah tua”
“Boleh saya tahu apa pekerjaan bapak sebelum di Rumah Sakit Jiwa? “Saya sebagai petani”
Bisa diceritakan tentang pekerjaannya?”
“Tadi Bapak sudah bagus sekali mau menjawab pertanyaan saya dan “iya”
mau mengobrol dengan saya”.
Fase Terminasi
Evaluasi
Evaluasi Subyektif :
“Setelah kita ngobrol tadi, bagaimana perasaan Bapak ?” “Biasa saja”
Evaluasi Obyektif :
Ekspresi wajah klien sedih dan murung, kontak mata kurang , klien mau
berjabat tangan, klien mau menyebutkan nama, klien mau menjawab
salam, klien berbicara pelan dan lirih, klien berjalan mennduk dank lien
sulit berkonsentrasi saat berkomunikasi.
Tindak Lanjut
“Nah Bapak , sekarang sudah pukul 09.15 WITA, pembicaraan kita “Baik”
cukupkan saja dulu sampai disini ya Bapak Bapak . Sekarang Bapak
bisa melanjutkan aktivitas Bapak . Kalau nanti ada yang mau diceritakan
atau ditanyakan kepada
saya, Bapak bisa sampaikan saat kita bertemu lagi”
Kontrak
Topik :
“Bagaimana kalau nanti kita bertemu lagi membicarakan tentang masalah “iya”
yang Bapak hadapi?”
Waktu :
“Jam berapa kita nanti bertemu Bapak ? Bagaimana kalau jam 09.20 “Iya, jam 09.20 saja”
WITA?”
Tempat :
“ Bapak mau ngobrol-ngobrolnya dimana? Bagaimana kalau di tempat “Iya disini saja”
ini lagi?”
“Setuju”
“Apakah Bapak setuju?”
29 Maret Harga Diri SP 2
2021 Rendah Membantu pasien mengenal masalah perilaku yang dialaminya
Fase Orientasi
d. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, Perkenalkan nama saya Velinia. Saya mahasiswa dari ”Saya I Ketut Cedung biasa
Poltekkes Denpasar yang sedang praktek di UPT Puskesmas Bangli selama dipanggil pak cedung”
4 hari kedepan dari hari Senin sampai kamis. Hari ini saya dinas dari pukul
08.00 sampai dengan 12.00 WITA. Nama Bapak siapa? Senang dipanggil
siapa?”
e. Validasi
“ Bapak bagaimana perasaan bapak hari ini? apakah semalam tidurnya “saya merasa biasa saja”
nyenyak?” “tidak saya masih sering
f. Kontrak terbangun”
Topik :
“ Bapak saya ingin berbincang-bincang tentang masalah yang Bapak
alami” “Iya”
Waktu :
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa?” “jam 09.20 saja”
“Berapa lama? Bagaimana jika jam 09.20-09.35?” “iya,”
Tempat :
“ Bapak dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini “disini saja”
saja?”

Fase Kerja “saya masih merasa malu dan saya


tidak berguna dengan penyakit
“Kenapa Bapak tidak bisa tidur? Apa yang Bapak pikirkan?”
yang pernah saya alami”

“Baik Bapak , jadi begini, masalah kesehatan yang Bapak alami saat ini
adalah harga diri rendah. Ini disebabkan oleh beberapa hal. Nah, pada kasus
yang Bapak alami ini berhubungan dengan gangguan psikiatri, maka dari
itu Bapak terus saja merasa malu dan hanya menilai sisi negatif pada diri
ibu. “Sebaiknya Bapak bayangkan sisi positif dalam diri Bapak , setiap
orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Nah maka jadikanlah
“Iya sudah”
kelebihan itu sebagai motivasi Bapak untuk tetap menjalani kehidupan ini.
Sekarang apakah Bapak sudah mengetahui dengan jelas masalah yang
Bapak hadapi?”

Fase Terminasi
Evaluasi

Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang mengenai masalah
“Saya sedikit paham dengan yang
yang Bapak alami?”
saya alami”

“Coba Bapak beritahu saya apa masalah yang Bapak alami dan apa
“Jadi saya mengalami harga diri
penyebabnya?”
rendah yang disebabkan oleh
penyakit yg saya alami ini”

“yak benar sekali Bapak ”


Evaluasi Obyektif :
Pasien mampu menjelaskan masalah yang dialaminya dan apa saja
“Baik”
penyebabnya.
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak dapat mengingat penjelasan saya tadi”


Kontrak yang akan datang

Topik :
“Bagaimana kalau besok atau lusa kita bertemu lagi dan berbincang- “Iya”
bincang lagi tentang aspek positif yang ibu miliki atau keahliian yang
Bapak miliki?”
Tempat :
“ Bapak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja?” “Ya. Disini saja”
Waktu :
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 13.00-
13.15? Apakah Bapak setuju ?”
“Setuju.”
30 Maret Harga Diri SP 3
2021 Rendah Membantu pasien mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
Fase Orientasi
c. Salam terapeutik
“Selamat siang Bapak , bagaimana perasaan hari ini ? “ “Selamat siang. Baik”
Validasi
“Bagaimana apakah Bapak sudah makan?” “Sudah”
d. Kontrak
Topik :
“ Bapak saya ingin membantu Bapak untuk mengidentifikasi aspek positif “iya”
yang Bapak miliki, supaya bisa meningkatkan harga diri dan motivasi diri
Bapak ya”
Waktu :
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa lama? “iya”
Bagaimana jika jam 13.00-13.15?”
Tempat : “Iya. disini
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini saja?” saja”

Fase Kerja
“saya merasa malu karena penyakit
“Sebelumnya saya ingin bertanya apa yg membuat ibu merasa malu dan
saya sebelumnya”
merasa bersalah?”
“Pasti saja Bapak pernah memiliki suatu prestasi dan kelebihan yang
“dulu saya sering berkebun”
positif, coba Bapak sebutkan”

“Wahh hebat sekali Bapak. ternyata prestasi Bapak luar biasa”


“Terimakasih”

Fase Terminasi
Evaluasi

Evaluasi Subyektif :
”Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa Bapak bisa mengulang “ dulu saya sering berkebun ”
kembali penjelasan Bapak tadi tentang kelebihan diri Bapak?”
”ya benar sekali Bapak”
Evaluasi Obyektif:
Klien mampu mengetahui aspek positif yang dimiliki
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak melakukan teknik ini dengan baik dan harga diri
“Baik”
Bapak meningkat.”
Kontrak yang akan datang

Topik :
“Bagaimana kalau nanti kita bertemu lagi membahas tentang dukungan
keluarga Bapak untuk membantu meningkatkan harga diri Bapak ?”” “Iya. Disini saja”
Tempat :
“Nanti kita akan berbincang-bincang dimana? “Baik”
Waktu :
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali nanti siang selama 20
“Setuju
menit?”
“Apakah Bapak setuju?”
30 Maret Harga Diri SP 4
2021 Rendah Membantu pasien untuk minum obat dengan benar
Fase Orientasi
d. Salam terapeutik “iya pagi”
“Selamat pagi Bapak.”
“Pagi ini saya akan berikan Bapak obat dan sedikit berbincang-bincang
tentang obat ini” “Baik”
e. Validasi
“Bagaimana Bapak sudah makan hari ini?” “Sudah “
“masih ingat topik kita kemarin?” “masih ”

f. Kontrak
Topik :
“ Bapak saya ingin berbincang-bincang tentang obat ini dan kebiasaan “Baik sus”
Bapak ketika minum obat”
Waktu :
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa lama? “Baik sus”
Bagaimana jika jam 09.00 – 09.15?”
Tempat :
“Dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau kita berbincang disini “Disini saja “
saja?”

Fase Kerja

“Jadi Bapak ini adalah obat yang diberikan oleh dokter untuk memulihkan
“Iya”
kondisi Ibu.
“Biasanya Bapak minum obat digerus atau tidak?”
“tidak”
“Biasanya Bapak minum obat dengan minum air atau makan pisang atau
“dengan air”
bagaimana Bapak”
“Bagus Bapak, memang sebaiknya minum obat paling baik hanya dengan
air putih. Ibu harus minum obat ini sesuai resep dokter dan tidak boleh putus
ya Bapak ”
Fase Terminasi
b. Evaluasi
Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya “senang sus”
tentang obatnya?”
“Coba ibu jelaskan fungsi obat dan apa yg paling baik digunakan untuk “Baik, obatnya untuk memulihkan
minum obat?” kondisi saya dan minumnya paling
bagus dengan air putih”
“Ya benar sekali Bapak”

Evaluasi Obyektif:
Klien mampu menjelaskan fungsi obat dan minum obat secara teratur
sesuai dosis yang diberikan.
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak minum obatnya secara rutin sesuai anjuran perawat ya”
“iya”
Kontrak yang akan datang

Topik :
“Bagaimana kalau besok atau lusa kita bertemu lagi dan berbincang-
bincang lagi tentang dukungan keluarga ibu untuk membantu “Baik”
meningkatkan harga diri Bapak ?”
Tempat :
“Iya”
“Besok kita akan berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di disini
saja Bapak ?”
Waktu :
“Iya, saya setuju”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang kembali besok jam 09.00-09.15
? Apakah Bapak setuju?”
30 Maret Harga Diri SP 5
2021 Rendah Membantu pasien mendapatkan dukungan dari keluarga
Fase Orientasi
c. Salam terapeutik (pasien)
“Selamat siang, bagaimana perasaan hari ini ? “ “baik”
Validasi
“Baik, apa kabar semua?” “Baik”
d. Kontrak
Topik :
“Hari ini saya ingin berbincang-bincang tentang dukungan keluarga untuk “Baik”
membantu dalam meningkatkan harga diri Bapak”
Waktu :
“ Bapak kita akan berbincang-bincang jam berapa ? Dan berapa? Dan “baik”
berapa lama? Bagaiman jika 15 menit ?”
Tempat :
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? “Iya disini saja”
Bagaimana jika kita berbincang-bincang disini saja?”
Fase Kerja
(orang tua pasien)
“Baik Bapak, jadi disini support atau dukungan dari keluarga sangat
“Oh jadi begitu sus, baik kami akan
penting untung mengatasi masalah yang Bapak hadapi. Orang terdekat
senantiasa memperhatikan Bapak
dapat berperan penting dalam hal ini. bapak dan ibu orang terdekat dari
C dan mengajaknya mengobrol
Bapak C, jadi masalah yang dihadapi Bapak C adalah harga diri rendah
tentang aspek positif yang
dan penyebabnya adalah gangguan psikiatri karena Bapak C pernah
dimilikinya”
mengalami gangguan jiwa, untuk mengatasi hal ini saya sudah
mengajarkan Bapak C untuk lebih banyak memikirkan aspek positif dalam
dirinya. Jadi saya harapkan dukungan Bapak dan Ibu selaku orang terdekat
dari Bapak C agar lebih sering mendengarkan keluhan atau cerita Bapak
C dan seringlah ajak mengobrol agar Bapak C mau menyampaikan
perasaannya kepada ibu . Sesekali juga ajak Bapak C untuk mengobrol
tentang aspek positif yang beliau miliki dan berikan pujian pada Bapak C,
mohon ibu membantu Bapak C. Bagaimana ibu bisa dimengerti?”
“bisa sus”

Fase Terminasi
b. Evaluasi
(Pasien)
Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang tentang “saya senang sus, jadi ada yang
dukungan keluarga untuk membantu meningkatkan harga diri Bapak ?” memperhatikan saya”

“Coba Ibu jelaskan apa yang perlu ibu lakukan?” (keluarga pasien)
“baik, jadi kami harus
memperhatikan suami saya dan
mendengarkan keluhannya serta
mengajaknya mengobrol tentang
“Ya benar sekali” aspek positif yang dimiliki”
Evaluasi Obyektif :
Keluarga pasien mampu mengetahui masalah yang dialami pasien dan
mengikuti anjuran perawat untuk mengajak pasien berbincang mengenai
aspek positif yang dimilikinya.
Tindak lanjut

“Saya harap Bapak dapat lebih sering memikirkan aspek positif dalam diri
“baik sus, terimakasih”
Bapak dan jangan lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian”
Kontrak yang akan datang

Topik :
“baiklah”
“Nah, besok ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana Bapak dapat
melakukan jadwal kegiatannya.”
“Disini saja”
Tempat :
“Tempatnya di mana Bapak?”
“Baiklah di sini saja” “10 menit saja”
Waktu :
“Baik.”
“Waktunya berapa lama Bapak?”
“Baiklah 10 menit saja.”
EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Evaluasi keperawatan TTD


Keperawatan
30 Maret Harga Diri S:
.
2021 Rendah Pasien mengatakan merasa
lebih percaya diri
O:

- kontak mata (+)

- pasien dapat
mempertahankan
komunikasi lama

- berjalan menampakkan
wajah meningkat

- tidur meningkat

A : Masalah teratasi TUK


1,2,3,5 tercapai
P : Pertahankan dan
tingkatkan kondisi klien

Anda mungkin juga menyukai