Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN JIWA HARGA DIRI RENDAH

Pembimbing :

Yuni Astini, SKM., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

NABILA SYAFIRA

1814401066

TINGKAT 2 REGULER 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2020


LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus ( masalah utama )

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan.(Towsend, 1998). Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang  berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.

Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya.Tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.

Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah :

 Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri. 
 Merendahkan martabat.
 Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri.
 Percaya diri kurang.
 Menciderai diri.

II. Proses Terjadinya Masalah (Preddisposisi, presipitasi, penilaian terhadap


stressor, sumber koping, mekanisme koping)
1. Predisposisi

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri

Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalanyang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain
dan ideal diri yang tidak realistis.

b. Faktor yang mempengaruhi peran.

Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.Misalnya


seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurangobyektif dan
rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kuranghangat, kurang ekspresif
dibandingkan wanita.Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan
tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkankonflik diri maupun hubungan sosial.

c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.

Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahanstruktur sosial.
Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkananak menjadi kurang
percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dandihantui rasa bersalah ketika akan
melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan menimbulkan
perasaan benci kepada orang tua.Teman sebaya merupakan faktor lain yang
berpengaruh pada identitas.Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh
kelompoknya,

d. Faktor biologis

Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secaraumum, yang
dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter diotak, contoh kadar
serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klienmengalami depresi dan pada pasien
depresi kecenderungan harga diri dikuasaioleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.

2. Presipitasi

Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yangdihadapi
individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapatmempengaruhi
komponen.Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya
bagiantubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsitubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkanstressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dankurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh
yangtidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara,kesalahan
dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan

bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:

a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa


yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
danindividu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran:
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang
berkaitandengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan
dalamkehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
sertatekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggotakeluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaansakit.
Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahanukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh dapatmempengaruhi semua
komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitasdiri, peran dan harga diri.

Faktor Presipitasi

 Citra tubuh yang tidak sesuai


 Keluhan fisik
 Ketegangan peran yang dirasakan
 Perasaan tidak mampu
 Penolakan terhadap kemampuan personal
 Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

3. Penilaian terhadap stressor

Meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh
dengan stress bagi individu. Penilaian terhadap stressor meliputi respon kognitif,
efektif, fisiologis, perilaku, dan respon social.Penilaian adalah dihubungkan dengan
evaluasi terhadap pentingnya suatu kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat.

 respon kognitif merupakan bagian kritis dari model ini. Faktor kognitif memainkan
peran sentral dalam adaptif. Mencatata kejadian yang menekan memilih pola
koping yang digunakan, serta emosional, fisiologis, perilaku, dan reaksi social
seseorang
 respon afektif merupakan membangun perasaan penilaian terhadap stressor respon
afektif utama adalah reaksi tidak spesifik atau umumnya reaksi kecemasan yang
diekspresikan dalam bentuk emosi.
 respon fisiologi merefleksikan interaksi beberapa neurin dokrin yang meliputi
hormone adrenokortikotropik, insulin,fasopresin, oksitosin, epineprin, dan
neurotransmitter.
 respon perilaku merupakan hasil dari emosional dan fisiologis.

4. Mekanisme koping
Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen tingkah laku kepada
pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk membebaskan
diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan koping merupakan semua usaha
secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-
tuntutan. Koping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan

Strategi koping menunjuk pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku, untuk
menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian
yang penuh tekanan. Strategi koping merupakan suatu proses dimana individu berusaha
untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang
sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna
memperoleh rasa aman dalam dirinya

III. Masalah Keperawatan dan data pendukung


A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan diwawancara dan observassi pada pasien .
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui wawancara engan
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan/penilaian anda tentang diri sendiri?
2. Bagaimana penilaian anda terhadap diri sendiri yang mempengaruhi hubungan
anda dengan orang lain ?
3. Apa yang menjadi harapan anda ?
4. Apa saja harapan yang telah anda capai?
5. Apa saja harapan yang belum berhasil anda capai ?
6. Apa upaya yang anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi ?

Tanda dan gejala HDR yang dapat dilakukan dengan observasi sebagai berikut :

1. Penurunan produktivitas
2. Pasien tidak berani menatap lawan bicara
3. Pasien lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4. Bicara lambat dan nada suara lemah

B. Analisis Data
NO DATA MASALAH

1. Data Subjektif :

a. klien merasa terkucilkan di dalam Harga diri rendah


keluarganya kronis
b. klien mengatakan bahwa ia tidak berharga
dalam hidupnya
Data Objektif

a. Klien tidak beani manatap lawan bicaranya


b. Klien lebih banyak menundukan kepala saat
berinteraksi
c. Klien Bicara lambat dengan nada suara
lemah

IV. Pohon Masalah


Isolasi Sosial = Menarik diri

Gangguan konsep diri = harga diri rendah


Masalah Utama
Koping individu tidak efektif

V. Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah


Isolasi Sosial Berhubungan Dengan Harga Diri Rendah
Harga Diri Rendah Berhubungan Dengan Koping Individu Tidak Efektif
Resiko Perilaku Kekerasan Berhubungan Dengan Isolasi Sosial : Menarik Diri
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Harga Diri Rendah 1. Klien dapat membina  Ekspresi wajah bersahabat 1. Sapa ramah klien (verbal, non verbal)
hubungan saling percaya  Ada kontak mata 2. Perkenalan diri dengan sopan
 Mau berjabat tangan 3. Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan

 Mau menyebutkan nama yang disukai klien

 Mau duduk berdampingan dengan 4. Jelaskan tujuan pertemuan


perawat 5. Jujur, menepati janji

 Mau mengutarakan masalah yang 6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
dihadapi adanya
7. Beri klien perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar klien

2. Klien Dapat mengidentifikasi  Kemampuan yang dimiliki klien 1. Diskusikan kemampaun dan aspek positif yang
kemampuan dan aspek  Aspek positif keluarga dimiliki klien
positif yang di miliki  Aspek positif lingkungan yang dimiliki 2. Setiap bertemu klien, hindarkan memberi
klien penilaian yang negative
3. Utamakan memberi pujian yang realistik

3. Klien dapat menilai  Klien menilai kemampuan yang dapat 1. Diskusikan dengan klien kemampian yang masih
kemampuan yang digunakan digunakan dapat di gunakan selama sakit
2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilanjutkanpenggunaannya

4. Klien dapat menetapkan/  Klien dapat membuat rencana kegiatan 1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat di
merencanakan kegiatan harian lakukan setiap hari sesuai kemampuan : Kegiatan
sesuai dengan kemampuan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian,
yang di miliki kegiatan yang membutuhkan bantuan total
2. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi
kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanan kegiatan yang boleh
di lakukan

5. Klien dapat melakukan  Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi 1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
kegiatan sesuai kondisi sakit sakit dan kemampuannya kegiatan yang telah di rencanakan
dan kemampuannya 2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan  Kilen memanfaatkan sistem pendukung 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
sistem pendukung yang ada yang ada dikeluarga cara merawat klien dengan Harga Diri Rendah.
dikeluarga 2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama
klien dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
2. Koping Individu 1. Klien dapat membina  Ekspresi wajah bersahabat 1. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien
Tidak Efektif hubungan saling percaya  Ada kontak mata apa adanya dan bersifat empati
dengan perawat  Mau berjabat tangan 2. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan

 Mau menyebutkan nama dan reaksi diri perawat sendiri (Misalnya : Rasa

 Mau duduk berdampingan dengan marah, frustasi, simpati)

perawat 3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina

 Mau mengutarakan masalah yang hubungan yang suportif

dihadapi 4. Beri waktu untuk klien berespon pujian

2. Klien dapat mengenali dan  Klien dapat menyebutkan penyebab 1. Tunjukkan respon emosional dan menerina klien
mengekspresikan emosinya emosinya apa adanya
2. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik
3. Bantu klien mengekspresikan perasaanya
4. Bantu mengidentifikasi area situasi kehidupannya
yang tidak berada dalam kemampuannya untuk
mengontrol

3. Klien dapat memodifikasi  Klien dapat mengatasi emosi dengan 1. Diskusikan masalah yang dihadapi klien
pola kognitif yang negative baik 2. Identifikasi pemikiran negatif, bantu menurunkan
interupsi/ subsitusi
3. Bantu meningkatkan pemikiran yang positif

4. Klien dapat meyakini  Klien memahami manfaat dari 1. Terima klien apa adanya, jangan menentang
tentang manfaat mekanisme mekanisme koping keyakinannya
koping 2. Kenalkan realitas
3. Beri umpan balik tentang perilaku, stressor dan
sumber koping
4. Kuatkan ide bahwa kesehatan fisik
berhubungan dengan kesehatan emosional
5. Beri batasan perilaku maladaptive

5. Klien dapat melakukan  Klien dapat melakukan aktivitas 1. Beri klien aktivitas yang produktif
kegiatan yang menarik, dan sesuai jadwal dan kegiatan yang 2. Beri latihan fisik sesuai bakatnya
aktivitas yang terjadwal dipilih 3. Bersama klien buat jadwal aktivitas yang dapat
dilakukan sehari – hari
4. Libatkan keluarga dan sistem pendukung lainnya

3. Isolasi Sosial : 1. Klien dapat membina  Wajah cerah, tersenyum 1. beri salam setiap berinteraksi
Menarik diri hubungan saling percaya  Mau berkenalan 2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat,
 Ada kontak mata dan tujuan perawat berkrnalan
 Bersedia menceritakan perasaan 3. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

 Berseddia mengungkapkan 4. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap


masalahnya kali berinteraksi
5. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi
klien
6. Buat kontrak interaksi yang jelas
7. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien

2. Klien mampu  klien dapat menyebutkan minimal 1. Tanyakan pada klien tentang :
menyebutkan penyebab  satu penyebab menarik diri :  Orang yang tinggal serumah atau dengan
tanda dan gejala isolasi  Diri Sendiri sekamar klien
sosial  Orang lain  Orang yang paling dekat ddengan klien
 Lingkungan dirumah atau diruangan perawatan
 Apa yang membuat klien dekat dengan
orang tersebut
 Orang yang tidak dekat dengan klien
dirumah atau diruangan perawat
 Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
 Upaya yang sudah dilakukan agar dekat
dengan orang tersebut
2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik
diri / tidak mau bergaul dengan orang lain
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya

3. Klien mampu  klien dapat menyebutkan keuntungan 1. Tanyakan pada klien tentang :
menyebutkan keuntungan berhubungan sosial  Manfaat hubungan sosiial
berhubungan sosial dan  Kerugian menarik diri
kerugian menarik diri 2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat
berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya

4. Klien dapat melaksanakan  klien dapat melaksanakan hubungan 1. Observasi perilaku klien tentang berhubungan
hubungan sosial secara soosial secara bertahap sosial
bertahap 2. Beri motivasi dan bantuu klien untuk
berkenalan / berkomunikasi dengan perawat
lain, klien lain, kelompok
3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi
5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulanya melalui aktifitas yang
dilaksanakan

5. Klien mampu menjelaskan  klien dapat menyebutkan perasaanya 1. Diskusikan dengan klien tentang perasaanya
perasaanya setelh setelah berhubungan sosial setelah berhbungan sosial dengan :
berhubungan sosial  Orang lain
 Kelompok
2. Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaaanya

6. Klien mendapat dukungan  keluarga dapat menjelaskan 1. Diskusikan pentingya peran serta keluarganay
keluarga dalam :pengertian menarik diri, tanda dan sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku
memperluas hubyngan gejala menarik diri, penyebab dan menarik diri
sosial akibat menarik diri, cara merawat 2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu
klien menarik diri. klien mengatasi perilaku menarik diri
3. Jelaskan pada keluarga tentang :
 pengertian menarik diri
 tanda dan gejala menarik diri
 penyebab dan akibat menarik diri
 cara merawat klien menarik diri
4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien
bersosialisasi
7. Beri pujian pada keluarga atas keterlibatannya
merawat klien dirumah sakit

7. Klien dapat  klien menyebutkan : manfaat minum 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaaat dan
memanfaatkan obat obat, kerugian tidak meminum obat, kerugian tidak minum obat, nama, warna,
dengan baik nama, warna, dosis, efek terapi, efek dosis, cara, efek terapi, dan efek samping
samping obat. penggunaan obat.
2. Pantau klien saat penggunaan obat
3. Beri pujian jika klien menggunakan obat
dengan benar
4. Diskusikan berhenti minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter
atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/390563496/Penilaian-terhadap-Stresor

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/154/jtptunimus-gdl-syafiqamug-7659-3-babii.pdf

http://haeraniasrina.blogspot.com/2013/06/makalah-harga-diri-rendah.html

Modul ajar keperawatan kesehatan jiwa,sulastri

Sutejo,Keperawatan jiwa,Yogyakarta,PT.Pustika Baru

Abdul Halim,2015,Pendidikan Keperawatan Jiwa,Yogyakarta,Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai