Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
NABILA SYAFIRA
1814401066
TINGKAT 2 REGULER 2
A. Definisi
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau
tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan
obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda)
dengan tubuh.Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh
yang diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam
menjalani kehidupan.
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun
eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh
dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi dan
pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan
fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri.
Perry & Potter (2005)
Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya,
bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan
rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian orang lain
terhadap dirinya. (Honigman dan Castle). Melliana (2006)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar.
Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan
potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan
pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain,
kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan
( Keliat ,1992 ).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu
memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang
realistis terhadap dirinya manarima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman,
sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan
memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam
kehidupan. Banyak Faktor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti,
munculnya Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat
berupa operasi seperti : mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya mengubah gambaran
diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain-lain.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak
dengan tubuh.
C. Etiologi
1) Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
2) Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, pemasangan, alat di
dalam tubuh.
3) Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan pemasangan
4) Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh
6) Makna dan objek yang serang kontak : penampilan dan dandanan berubah, pemasangan alat
pada tubuh klien (infuse, traksi, respriator, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
10) Harapan-harapan yang tidak realistis (pada bagian dan orang lain)
11) Perkembangan ego mengalami ketardasi
13) Ancaman terhadap keamanan karena gangguan fungsi pada dinamika-dinamika keluarga.
Hargadirirendah
DS : Kekerasan fisik Isolasi sosial
Klien merasa malu dengan kondisi wajahnya
dan takut menjadi bahan pembicaraan Perubahan bentuk
orang. tubuh: cacat wajah
DO :
Klien tidak mau keluar kamar dan Gangguan citra tubuh
berinteraksi dengan orang lain karena cacat
pada wajahnya, klien tidak mau melihat Klien malu dengan
wajahnya dicermin. kondisinya
Isolasi sosial
G. Pohon Masalah
Intervensi Rasional
1. Beri kesempatan klien 1. Dengan mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya : perasaannya beban klien akan
a. Bimbing klien berkurang
mengungkapkan perasaannya
b. Gunakan pertanyaan terbuka
c. Dengarkan ungkapan klien
dengan aktif
2. Beri respon yang tidak 2. Respon menghakimi dapat
menghakimi: merusak hubungan saling
a. Tidak menyalahkan pendapat percaya dan menurunkan harga
klien diri klien
b. Menerima pendapat klien 3. Lingkungan yang tenang
3. Ciptakan lingkungan yang mampu membantu klien dalam
tenang dengan cara mengurangi memfokuskan pikiran
stimulus eksternal yang
berlebihan dalam interaksi 4. Memotivasi klien memandang
4. Diskusikan kemampuan dan dirinya secara positif,
aspek positif yang dimiliki klien Penilaian negatif semakin
menambah rasa tidak percaya
diri klien
Intervensi Rasional
1. Binalahhubungan saling percaya 1. Dasar mengembangkan tindakan
antara klien dengan perawat keperawatan
2. Berikan kesempatan 2. Klien membutuhkan
pengungkapanperasaan pengalaman didengarkan dan
3. Bantu klien yang dipahami
cemasmengembangkan 3. Menetralkan kecemasan yang
kemampuanuntuk menilai diri dan tidak perlu terjadi dan
mengenalimasalahnya memulihkan realitas situasi,
4. Dukung upaya klien ketakutan merusak adaptasi
untukmemperbaiki citra diri klien
5. Dorong klien agar 4. Membantu meningkatkan
bersosialisasidengan orang lain penerimaan diri dan sosialisasi
5. Membantu meningkatkan
penerimaan diri dan sosialisasi
DAFTAR PUSTAKA
NANDA International. (2010). Nursing Diagnoses: Definitions and classification 2009-2011.
(Terj. Made Sumarwati et al). Jakarta: EGC.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2016). Fundamental of Nursing. Edisi 11. Vol. 2 (Terj. Adrina
Ferderika). Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, G. W. & Laraia M. T. (2015). Principles and Practice of Psyciatric Nursing. St. Lous:
Mosby.