Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potesi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan
dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005).Sejak
lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain
kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari
lingkungan (Keliat, 2011).

Citra tubuh adalah sikap, persepsi keyakinan dan pengetahuan individu secara
sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu : ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna objek yang kontak secara terus menerus dari masa lalu maupun
sekarang.. Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk struktur, keterbatasan, makna dan objek yang
seringkontak dengan tubuh. Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan
mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri (Keliat,2011).Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan dalam
peneriimaan diri akibat adanya persepsi yang negative terhadap tubuhnya secara
fisik.Persepsi yang negative akan struktur tubuhnya menjadikan dia malu berhubungan
dengan orang lain. Maka dari itu dalam makalah ini kamiakan memahas tentang
bagaimana teori dan asuhan keperawatan tentang pasien yang mengalami masalah
gangguan citra tubu

B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang teori dan asuhankeperawatan pada
passien dengan gangguan citra tubuh.
2. Tujuan Umum
a. Untuk menggetahui definisi dari citra tubuh. 
b. Untuk menggetahui etiologi dari citra tubuh.
c. Untuk menggetahui bagaimana faktor-faktor yangmempengaruhi perkembangan
citra tubuh.

1
d. Untuk menggetahui bagaimana tanda dan gejala dari citra tubuh.
e. Untuk menggetahui bagaimana konsep teori asuhan keperawatangangguan citra
tubuh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Citra Tubuh


Citra tubuh (Body image) didefinisikan dan dihubungkan dalam dua cara.
Definisi citra tubuh secara psikologis yaitu gambaran psikis terhadap keadaan fisik
seseorang, yang menyangkut tingkah laku dan persepsi terhadap penampilan fisiknya,
kondisi kesehatan, kemampuan, serta seksualitas. Citra tubuh adalah persepsi seseorang
terhadap tubuhnya dan interaksinya dengan orang lain, serta memiliki rasa kepemilikan
dan batasan-batasan tubuhnya, sebuah citra yang yang terbangun secara psikologis dan
melalui system neurologis otak, melalui propiosepsi, penglihatan, dan system vestibular.
Citra tubuh juga dapat diasumsikan sebagai proses maupun hasil, dan citra tubuh
seseorang mempengaruhi fungsi fisik dan psikologisnya (Larsen & Lubkin, 2009).

Citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang
dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas penilaian orang
lain terhadap dirinya (Honigman dan Castle, 2007).

Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari maupun
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu dan sekarang mengenai ukuran, bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh(Suliswati, 2005).

Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh.
Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi karakteristik dan kemampuan fisik dan
oleh persepsi dari pandangan orang lain (Poeter & Perry, 2005)

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukuran bentuk struktur, keterbatasan, makna dan objek yang sering
kontak dengan tubuh. Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan
mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan hargadiri (Keliat, 2011).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra tubuhmerupakan


gabungan dari, gambaran mental, fantasi, sikap, pikiran, perasaan, pemaknaan, dan
3
persesi serta evaluasi seseorang mengenaitubuhnya meliputi bentuk, ukuran, berat,
karakteristik, dan formasi tubuh.

B. Etiologi
Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat
menimbulkan gangguan citra tubuh :

1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh yaitu:


a. Enterostomi 
b. Mastaktomic.
c. Histerektomi
d. Pembedahan kardiovaskuler
e. Pembedahan leher radikal
f. Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumatik
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makana.
a. anoreksia nervosa 
b.  bulimia
6. Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletala.
a. atritis
8. Gangguan integumen.
a. Psoriasis 
b. Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan
9. Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident .
b. Demensia
c. Penyakit Parkinson

10. Gangguan afektif.


a. Depresi 

4
b. Skizofrenia
11. Gangguan endokrin
a. Akromegali 
b. Sindroma chusing
12. Penyalahgunaan bahan kimia
13. Prosedur diagnostic
14. Kehilangan atau pengurangan fungsi
a. Impotensi 
b. Pergerakan/kendali
c. Sensori/persepsi
d. Memori
15. Terapi modalitas
a. Teknologi tinggi (misalnya impian defibrilator, prostesis sendi,dialisis) 
b. Kemoterapi
16. Nyeri
17. Perubahan psikososial atau kehilangan
a. Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atausosial
b. Dukungan orang terdekat
c. Perceraian
d. Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga,keuangan)
e. Translokasi/relokasi
18. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
19. Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Citra Tubuh


Citra tubuh dalam diri seseorang dapat muncul dikarenakan terdapatfaktor yang
mempengaruhinya. Citra tubuh seseorang muncul dengan dipengaruhi oleh bebrapa
faktor berikut ini:

1. Self esteem.
Citra tubuh seseorang lebih mengacu pada pandanganseseorang tersebu tentang
tubuhnya yang dibentuk dalam pikirannya,lebih berpengaruh pikiran orang itu sendiri
5
dibandingkan pikiranorang lain terhadap dirinya. Selain itu juga dipengaruhi
olehkeyakinan dan sikapnya terhadap tubuh sebagaimana gabaran ideldalam
masyarakat.
2. Perbandingan dengan orang lain.
Citra tubuh secara global terbentukdari perbandingan yang dilakukan seseorang
terhadap fisiknyasendiri, hal tersebut sesuai dengan standar yang dikenal
olehlingkungan sosialdan budayanya. Salah satu penyebab adanya perbedaan antara
citra tubuh ideal dengan kenyataan rubh yang nyatasering disebabkan oleh media
massa yang sering kali menampilkangambar dengan tubuh yang dinilai sempurna,
sehingga terdapat perbedaan dan menciptakan persepsi akan penghayatan tubuh yang
tidak atau kurang ideal. Konsekuensi yang dapat adalah individumenjadi sulit
menerima bentuk tubuhnya.
3. Bersifat dinamis.
Citra tubuh memiliki sifat yang mampu mengalami perubahan terus-
menerus, bukan yang bersifat statis atau menetapseterusnya. Citra tubuh sangat
sensitive terhadap perubahan suasanahati (mood), lingkungan dan pengalaman fisik
individual dalammerespon suatu peristiwa kehidupan.
4. Proses pembelajaran.
Citra tubuh merupakan hal yang dipelajari.Proses pembelajaran citra tubuh ini sering
kali dibentuk lebih banyakoleh orang lain diluar individu sendiri, yaitu keluarga
danmasyarakat, yang terjadi sejak dini ketika masih kanak-kanak dalamlingkungan,
keluarga, khususnya cara orang tua mendidik anak dandiantara kawan-kawan
pergaulannya. Tetapi proses belajar dalamkeluarga dan pergaulan ini sesungguhnya
hanyalah mencerminkanapa yang dipelajari dan diharapkan secara budaya. Proses
sosialisasiyang dimulai sejak usia dini, bentuk ubuh ynag langsing
dan proporsional adalah yang diharapkan lingkungan, akan membuatindividu sejak
dini mengalami ketidakpuasan apabila tubuhnya tidaksesuai dengan yangdiharapkan
dengan lingkungan, terutama orangtua. (Samura, 2011)

D. Tanda gejala
Menurut Keliat 2011, tanda dan gejala gangguan citra tubuh meliputi:

1. Respon pasien adaptif


6
a. Syok Psikologis

Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap


dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis
digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan
kenyataan perubahan tubuh membuat pasien menggunakan mekanisme
pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk
mempertahankan keseimbangan diri.

b. Menarik diri.
Menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapikarena tidak
mungkin maka lari atau menghindar secaraemosional, menjadi pasif, tergantung ,
tidak ada motivasi dankeinginan untuk berperan dalam perawatannya.
c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.Setelah sadar akan kenyataan maka
respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini pasien mulai melakukan
reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.
2. Respon pasien maladaptif
a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah 
b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh
c. Menolak penjelasan perubahan tubuh
d. Perasaan atau pandangan negative terhadap tubuh.
e. Preokupasi dengan bagian tubuh/ fungsi tubuh yang hilang.
f. Mengungkapkan keputusasaan.
g. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
h. Depersonalisasi
i. Mengurangi kontaksosial sehingga menjadi penarikan diri

3. Pada pasien yang dirawat dirumah sakit Perubahan citra tubuh sanagtt mungkin
terjadi. Stresor pada setiap perubahan adalah
a. Pada perubahan ukuran : berat badan yang turun akibat penyakit
b.Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasive seperti operasi,suntikan, daerah
pemasangan infus
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuhdisertai dengan
pemasangan alat didalam tubuh
d. Perubahan fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh
7
e. Keterbatasan gerak, makan, dan kegiatan
f. Makna dan objek yang sering kontak: penampilan dan
dandanan berubah, pemasangan alat pada tubuh pasien ( infus, traksi,respirator,
suntik, pemeriksaan tanda-tanda vital dll)
E. Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan CitraTubuh1.
1. Pengkajian

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi,


penilaian stressor, sumberkoping yang dimiliki paien. Setiap melakukan pengajian ,tul
is tempat pasien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
a. Identitas pasien. Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin,status perkawinan,
agama, tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian , No Rumah pasien dan alamat
pasien.
b. Keluhan utama/ Alasan MRSKeluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar
dari oraglain), komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar,menolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatansehari - hari, dependen 
c. Faktor predisposisi. Meliputi Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harap
an orang tua yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari
kelompoksebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tibamisalnya 
harus dioperasi , kecelakaan, dicerai suami , putussekolah ,PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan , dituduh kkn, dipenjara tiba-tiba)
perlakuanorang lain yang tidak menghargai pasien/ perasaan negatifterhadap diri
sendiri yang berlangsung lama.
d. Aspek Fisik / Biologis Meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, suhu,
Pernapasan , TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
e. Aspek Psikososial meliputi : Genogram yang menggambarkan tiga generasi.

f. Konsep diri:
1. Citra tubuh Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh
yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yangtelah terjadi atau yang
akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negative tentang
tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang ,mengungkapkan keputus
asaan, mengungkapkan ketakutan. 
8
2. Identitas diriKetidak pastian memandang diri , sukar menetapkankeinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.
3. Peran Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua, putus sekolah, PHK
4. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
5. Harga diriPerasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalahterhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial ,merendahkan martabat , mencederai diri,
dan kurang percaya diri. Pasien mempunyai gangguan / hambatandalam
melakukan hubunga social dengan orang lainterdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikutidalam masyarakat.
6. Status Mental Kontak mata pasien kurang/tidak dapat mepertahankan kontak
mata, kurang dapat memulai pembicaraan, pasien suka menyendiri dan kurang
mampu berhubungan dengan perawat.
7. Mekanisme Koping Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak
maumenceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping
menarik diri).
8. Aspek MedikTerapi yang diterima pasien bisa berupa therapyfarmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okupasional,TAK , dan rehabilitas

2. Diagnosa Keperawatan

Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untukdiagnosa potensial, dan


akan dilanjutkan oleh perawat di Unit RawatJalan untuk memonitor kemungkinan
diagnosa aktual.

Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensialgangguan citra tubuh yang
berhubungan dengan efek pembedahanserta menarik diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan(Keliat, 2011).

Adapun Diagnosa yang mungkin muncul diantaranya:
1) Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh
2) Isolasi sosial : menarik diri
3) Defisit Perawatan Diri
9
Berikut ini merupakan data objektif dan data subjektif yangsering ditemukan pada
gangguan citra tubuh :

Data Objektif :
a. Mengurung diri 
b. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien mengalami goncanganemosi
c. Hilangnya bagian tubuh
d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
e. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yangterganggu.
f. Menolak melihat bagian tubuh.
g. Aktifitas sosial menurun.
Data Subyektif :
a. Nafsu makan tidak ada. 
b. Sulit tidur
c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
d. Pasien mengeluh sesak nafas.
e. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puasdengan hasil
operasi.
f. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
g. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga,keputusasaan.
h. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
i. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagiantubuh yang
terganggu. 
j. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
k. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citratubuh adalah meningkatkan


keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
Menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapinya,
mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber pendukung lainnya, melakukan
tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri (Keliat, 2011).

10
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Gangguan citra TUM : Setelah diberikan Bina hubungan saling Hubungan saling percaya merupakan
tubuh Kepercayaan askep selama... menit percaya dengan dasar untuk kelancaran hubungan
diri pasien dalam ...x pertemuan mengungkapkan prinsip interaksi selanjutnya.
kembalinormal. diharapkan TU dan komunikasi therapeutic: 1.Membina hubungansaling percaya
TUK 1 : TUK dapat tercapai 1.Sapa pasien dengan
Pasien dengan kriteria hasil : ramahdan baik secara
dapatmembina 1.Ekspresi wajah verbal dannon verbal
hubungansaling bersahabat 2.Perkenalkan diri
percaya 2.Menunjukan rasa dengansopan.
senang 3.Tanyakan nama
3.Ada kontak mata lengkap pasien dan nama
4.Mau berjabat panggilanyang disukai
tangan, maumenyebut pasien.
nama, maumenjawab 4.Jelaskan tujuan
salam pertemuan.
5.Mau duduk 5.Jujur dan menepati janji.
berdampingandengan 6.Tunjukkan sikap empati
perawat dan menerima pasien

11
6 . Mau apaadanya.7.
mengutarakan  
masalahyang Beri perhatian pada
dihadapi. pasiendna perhatikan
kebutuhandasar pasien

TUK 2 : Setelah diberikan 1. Diskusikan 1. Mendiskusikan tingkatkemampuan


Pasien dapat askep selama... menit kemampuandan aspek pasienseperti menilai
mengidentifikasi dalam ..x positif yangdimiliki realitas,control diri atauintegritas
kemampuan dan pertemuandiharapkan pasien. ego diperlukansebagai dasar
aspek positif yang TU dan TUK dapat asuhan keperawatannya.
dimilikinya tercapai dengan 2. Reinforcement positifakan
kriteria hasil : 2. Setiap bertemu meningkatkanharga diri pasien
1.Pasien dapat hindarkandari memberi
menyebutkanaspek nilai negatif.
positif 3.Pujian yang realistiktidak
dankemampuan yang 3. Usahakan memberikan menyebabkan pasien melakukankegi
dimiliki pasien pujian yang realistik atan hanya karenaingin
2.Aspek positif mendapatkan pujian
keluarga.
3.Aspek positif
12
lingkunganyang
dimiliki pasien

TUK 3 :Pasien Setelah diberikan 1. Diskusikan dengan 1. Keterbukaan


dapatmenilai askep selama... menit pasienkemampuan yang dan pengertian tentangkemampuan
kemampuanyang dalam ..x masihdapat dilakukan yangdimiliki adalah prasaratuntuk
masih pertemuandiharapkan dalamsakit berubah.
bisadigunakanyan TU dan TUK 2. Keterbukaan 2.Pengertian tentangkemampuan
g dimiliki pasien. dapattercapai dengan dan pengertian tentangk yang masihdimiliki
. kriteria hasil : emampuan yang pasienmemotivasi untuk tetap
  1.Pasien menilai dimilikiadalah prasarat mempertahankan
kemampuanyang untuk berubah.
dapat digunakan
diRSJ
2. Pasien menilai
kemampuanyang
dapat
digunakandirumah
pasien
TUK 4 :Pasien dimilikiSetelah diberi 1. Rencanakan 1. Membentuk individuyang
dapatmenetapkan kan askep selama... bersama pasien aktifitas y bertanggung jawabterhadap
danmerencanakan menit dalam ..x ang dapatdilakukan setiap dirinya sendiri.

13
kegiatan pertemuandiharapkan hari sesuaidengan
sesuaidengan TU dan TUK kemampuan:kegiatan
kemampuanyang dapaytercapai dengan mandiri, kegiatandengan
  kriteria hasil : bantuan
1.Pasien sebagaian,kegiatan
memilikikemampuan yangmembutuhkan
yang akandilatih, bantuantotal.
2.Pasien mencoba 2. Tingkatkan 2. Pasien perlu bertindaksecara
sesuai jadwal harian. kegiatan sesuaidengan realistik dalamkehidupannya.
toleransi kondisi pasien.
3. Beri contoh 3. Contoh perilaku yangdilihat
pelaksanaankegiatan pasien akanmemotivasi pasien
yang bolehdilakukan untuk melaksanakan kegiatan
pasien.mempertahankan 
penggunaannya.
TUK 5 :Pasien Setelah diberikan 1. Beri kesempatan 1. Memberikankesempatan
dapatmelakukan askep selama... menit pada pasien untuk menc kepada pasien mandiri dapatmeningk
kegiatansesuai dalam ..x obakegiatan yang atkanmotivasi dan hargadiri pasien.
kondisi sakitdan pertemuandiharapkan telahdirencanakan. 2.Reinforcement positifdapat
kemampuannya TU dan TUK dapat 2. Beri pujian meningkatkanharga diri pasien.
tercapai dengan ataskeberhasilan pasien 3.Memberikankesempatan
kriteria hasil : 3. Diskusikan kepada pasien untuk tetapmelakukan
14
1.Pasien melakukan kemungkinan pelaksana kegiatanyang biasa dilakukan
kegiatanyang telah an di rumah.
dilatih,
2.Pasien mampu
melakukan beberapa 
kegiatan secaramandi
ri
TUK 6 :Pasien Setelah diberikan 1. Beri pendidikan 1. Mendorong keluargauntuk
dapat askep selama... menit kesehatan pada keluarga  mampu merawat pasien mandiri
memanfaatkan dalam ..x pertemuan tentang caramerawat di rumah.
sistem pendukung diharapkan TU dan pasien denganharga diri 2. Support system keluargaakan
yang ada TUK dapat tercapai rendah sangatmempengaruhi
dengan kriteria hasil : 2. Bantu dalammempercepat
1. Keluarga keluargamemberikan proses penyembuhan pasien.
memberidukungan dukunganselama pasien 3. Meningkatkan peranserta
dan pujian, dirawat. keluarga dalammerawat pasien
2. keluaraga 3. Bantu dirumah
memahami keluargamenyiapkan
jadwalkegiatan lingkunganrumah.
harian pasien

TUK 7 :Pasien Setelah diberikan 1. Diskusikan dengan 1. Pasien mengerti

15
mendapatkanman askep selama... menit Pasiententang manfaat dan paham mengenaimanfaat
faat obat dengan dalam ..x dan kerugian tidak dan efek samping obat
6B pertemuandiharapkan minum obat, nama, 2. Agar pasien dalamminum
1. TU dan TUK dapat warna, dosis,cara, efek obat dapat secaratepat dan
  tercapai dengan terapi dan efek samping teratur
criteria hasil: penggunaan obat 3. Membuat pasienmenjadi
1.Manfaat minum 2. Pantau Pasien mandiri danmengerti
obat dalam penggunaan obat mengenaimanfaat obat
2.Kerugian tidak 3. Anjurkan Pasien 4. Menambah semangat pasien
minum obat mintasendiri obat pada
3.Nama,warna dosis, perawatagar dapat
efakterapi dan efek merasakanmanfaatnya
sampingobat 4. Beri pujian jika
Pasienmenggunakan
  obat dengan benar

16
 
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakandari rencana
keperawatan yang disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat
dimana tindakan yang diberikanmencakup tindakan mandiri dan kolaboratif.
Pada situasi nyatasering impelmentasi jauh berbeda dengan rencana, hal ini
terjadikarena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis
dalammelaksanakan tindakan tindakan keperawatan yang biasa adalahrencana
tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yangdilaksanakan. Hal
ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika berakibat fatal dan juga
tidak memenuhi aspek legal. Sebelummelaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan, perawat perlumemvalidasi dengan singkat apakah rencana
perawatan masihsesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisi saat ini. Setelah
semuatidak ada hambatan maka tindakan keperawatan bolehdilaksanakan.
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatanmaka kontrak dengan
pasien dilaksanakan. Dokumentasikan semuatidakan yang telah dilaksanakan
beserta respon pasien (Keliat,2006,). 
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspekdari tindakan
yang dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi adalah
hasil yang dilihat dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan perbanding
an perilakunya dengankepribadian yang sehat. Evaluasi dilakukan dengan
pendekatan SOAP:
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telahdilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yangdilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untukmenyimpulkan apakah
masih tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
pasien

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya baikdisadari maupun
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu dansekarang mengenai ukuran, bentuk,
fungsi, penampilan dan potensitubuh (Suliswati, 2005)
2. Etiologi dari gangguan citra tubuh yaitu : eksisi bedah ataugangguan bagian tubuh,
amputasi pembedahan atau traumatik, luka bakar, trauma wajah, gangguan makan
dan lain-lain.
3. Citra tubuh seseorang muncul demham dipengaruhi oleh bebrapafaktor berikut ini:
self esteem, perbandingan dengan orang lain, bersifat dinamis, dan poses
pembelajaran.
4. Menurut Keliat 1994, tanda dan gejala gangguan citra tubuhmeliputi: respon pasien
adaptif, respon pasien maladaptif, dan pada pasien yang dirawat dirumah sakit.
5. Konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan citratubuh meliputi :
a. Pengkajian ( identitas pasien, keluhan utama/alasan MRS, faktor predisposisi,
aspek fisik / biologis, dan aspek psikososial).
b. Diagnosa keperawatan gangguan citra tubuh meliputi: gangguan konsep diri :
gangguan citra tubuh, isolasi sosial :menarik diri, dan defisit perawatan diri.
c. Intervensi.
d. Implementasi.
e. Evaluasi
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapatmenambah
pengetahuan tentang keperawatan jiwa dan dapat menjadikanreferensi bagi kita
semua. Diharapkan para pembaca bisa memberikankami kritik dan saran untuk dapat
menjadikan kami lebih baik lagidalam penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Honigman, Rosberta dan David J. Castle. 2007. Living With Your Looks. Victoria:
University of Western Australia Press.

Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CHMN (Basic Course). Jakarta:
EGC

Larsen, P. D & Lubkin, I. M. (2009), Chronic illness: impact and intervention, Sudbury,
Jones and Bartlett Publishers.

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : CV AndiOffse.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses, Dan
Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa :Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.

Samura, Jul Asdar Putra. 2011. Hubungan Perubahan Fisik Pada MasaPubertas Dengan Citra
Tubuh Remaja Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam. Volume 1 No 1.

Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta : EGC.

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai