Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN DECOMPENSASI

CORDIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Agama :
Pendidikan :
Jenis kelamin :
Suku :
Status perkawinan :
2. Status kesehatan saat ini
a. Riwayat kesehatan lalu
Apakah klien sebelumnya pernah sakit seperti yang diderita
sekarang?
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan pasien biasanya mengalami keletihan sepanjang hari,
insomnia, nyeri dada saat beraktivitas, dan dsypnea saat istirahat.
Klien juga terkadang mengalami batuk .
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit jantung
atau penyakit-penyakit berat lainnya.
3. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Adanya perubahan penatalaksana dan pemeliharaan dan
pemeliharaan kesehatan dirinya sehingga muncul masalah dalam
merawat diri.
b. Pola nutrisi dan metabolism
Adanya perubahan pola diit yang sesuai dengan penyakit pasien.
c. Pola aktivitas
Adanya kelemahan fisik dan sesak yang makin bertambah bila
klien beraktivitas.
d. Pola eliminasi
Adanya keluhan nokturia dan dapat terjadi obstipasi.
e. Pola sehat dan tidur
Adanya penggunaan dan pola kebutuhan tidur karena pasien sering
terbangun yang disebabkan oleh serangan sesak nafas dan bisa juga
disebabkan oleh perubahan lingkungan.
f. Pola persepsi diri
Adanya kelemahan dan kelelahan sehingga menyebabkan pasien
tidak mampu mengambil keputusan sehingga terjadi perubahan
pada persepsi dirinya.
g. Pola persepsi dan kognitif
Persepsi pasien tentang dirinya, penyakitnya, pengobatannya dan
adanya keluhan nyeri pada panca indera.
h. Pola hubungan dan peran
Adanya penurunan hubungan interpersonal yang disebabkan
penurunan kondisi kesehatan pasien.
i. Pola reproduksi dan seksual
Adanya kelemahan dan kelelahan sehingga mempengaruhi
hubungan sex pasien.
j. Pola penanggulan stress
Adanya ketidak efektifan mengatasi masalah sehingga
menimbulkan kecemasan.
k. Pola tata nilai dan kecemasan
Timbulnya distress spiritual sehingga menyebabkan pasien takut
dalam menghadapi kematian.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada penderita gagal jantung umumnya ada keluhan sesak nafas, nyeri
dada dan dada terasa berat, tanda-tanda vital mengalami abnormal
misalnya terjadi takikardi (7120x/menit), tekanan darah meningkatkan
sampai hypertensi kemudian berangsur-angsur menurun. Berat badan >
4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi.
b. Rambut, kulit, dan kuku
Adanya keluhan sesak nafas didapatkan kelainan pada system
integument mengalami sianosis termasuk kulit dan kuku dengan warna
pucat dan didapatkan odema piting.
c. Kepala dan leher
Pada penderita gagal jantung terjadi peningkatan vena jugularis
termasuk pada penderita dengan kelainan jantung kanan.
d. Mata
Pada penderita gagal jantung dengan faktor pencetus karena serangan
hipertensi, biasanya didapatkan penglihatkan kabur dan keadaan anemia
pada konjungtiva.
e. Telinga, hidung dan tenggorokan
Pada umumnya penderita gagal jantung didapatkan keluhan batuk
terutama batuk malam hari.
f. Thorax dan abdomen
Pada umumnya didapatkan kelainan berupa nyeri dada dan dada terasa
berat, hydrothorax dan asiles serta terjadi hepatomegali.
g. System respirasi
Umumnya terjadi dispneu noktural proksismal atau orthopneu,
pernafasan cheyne stoks dan didapatkan suara tambahan ronki berupa
ronki basah tidak nyaring.
h. System kardio vaskuler
Terdapat penurunan jumlah miosit ventrikel (karena apoktosis dan
nekrekrosis), tetapi miosit yang tersisa membesar. Hipertrofi miosit
mungkin berasal dari peningkatan afterload arteri osklerosis.
Kelebihan produksi vibrosis yang dapat menurunkan kepatuhan
ventrikel dan menyebabkan disfungsi jantung. Ditemukannya sigmoid
septum yang ditandai dengan angulasi tajam antara septum ventrikel
dan akar aorta, yang kadang-kadang disertai dengan hipertrofi lokal
dari dasar septum intraventrikular.
i. System genitouria
Pada pasien gagal jantung umumnya terjadi keluhan nokturia, dan
diberikan terapi diuretic sehingga diperlukan pemasangan kateter, pada
pola BAB nya obstifasi.
j. System gastro interstinal
Pada umumnya penderita gagal jantung terjadi anoreksia. Kadang
penurunan berat badan >4,5 kg dalam waktu 5 hari.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan foto torks dapat mengarah kekardiomegali, corakum
vaskuler paru menggambarkan kranialisasi, garis kerley A/B, infiltrate
prekordial kedua par dan efusi pleura. Fungsi elektro kardiografi (EKG)
untuk melihat penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan
aritmia, pemeriksaan lain seperti pemeriksaan Hb, elektrolit,
ekokardiografi angiografi, fungsi ginjal dilakukan atas indikasi.

Anda mungkin juga menyukai