Anda di halaman 1dari 3

Nama : IRMAN

Program : Magister Keperawatan UMJ


Tugas : Evidence Based Practice (EBP)

JUDUL ARTIKEL 1.
Asking the Clinical Question : A Key Step in Evidence-Based Practice
Mengajukan pertanyaan klinis : Langkah Penting Dalam Praktek Berbasis Bukti
NAMA PENULIS / SUMBER JURNAL / TAHUN :
Susan B, dkk / Amerika Journal of Nursing / Maret 2010
Evidence-Based Practice (EBP), Pratik berbasis bukti adalah pendekatan pemecahan masalah dalam
memberikan perawatan kesehatan yang mengintegrasikan bukti dari penelitian dan data perawatan
pasien dengan keahlian dokter dan nilai-nilai kepercayaan pasien. Agar sepenuhnya menerapkan
praktik berbasis bukti (EBP), perawat harus mempunyai semangat dan budaya penyelidikan.
Semangat penyelidikan adalah keingintahuan yang sedang berlangsung tentang bukti terbaik dalam
pengambilan keputusan klinis. Semangat penyelidikan adalah dasar dari EBP, dan ketika perawat
memilikinya, memudahkannya untuk mengambil langkah selanjutnya untuk mengajukan
pertanyaan/masalah klinis. Merumuskan pertanyaan klinis dengan cara yang sistematis
memungkinkan untuk menemukan jawaban lebih cepat dan efisien, yang mengarah pada
peningkatan proses dan hasil pasien.
Terdapat tujuh Langkah Praktik Berbasis Bukti. Langkah pertama adalah mengajukan pertanyaan/
masalah klinis. Ada dua jenis pertanyaan klinis yaitu pertanyaan dasar yang bersifat umum
(Background questions) dan pertanyaan yang spesifik (Foreground questions).
1. Background questions adalah pertanyaan umum yang memberikan pengetahuan dasar
yang dijawab dengan melihat buku teks, misalnya Apa itu sepsis ?, Metode apa yang
digunakan untuk mencegah luka tekan/ dekubitus ?.
2. Foreground questions lebih spesifik dan relevan dengan masalah klinis. Foreground
questions menentukan intervensi mana yang paling efektif dalam meningkatkan hasil pasien.
Foreground questions dapat disusun menggunakan format PICOT. PICOT adalah akronim untuk
unsur-unsur pertanyaan klinis yg terdiri dari :
- P(Population)  Populasi pasien
- I (Intervention)  Intervensi atau masalah yang menarik
- C (Comparison)  Intervensi pembanding
- O(Outcome)  Hasil yang diharapkan
- T (Time)  Waktu yang dibutukan selama intervensi untuk mencapai hasil

Sebagai contoh pada pasien dewasa yang menjalani operasi, bagaimana Perbandingan Pengaruh
Teknik Imagery (Intervensi psikologis/Sugesti) Dengan Terapi Musik Terhadap Efek Anastesi Dalam
24 jam Pertama Post Operasi ?. Pasien dewasa yang menjalani operasi adalah populasi (P), Teknik
Imagery adalah intervensi yang menarik (I), Terapi musik adalah intervensi pembanding (C),
Penurunan Nyeri adalah hasil yang diharapkan (O), dan 24 pertama jam post operasi adalah waktu
yang diperlukan selama intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan (T).

Pertanyaan PICOT yang disusun dengan baik dapat menjadi dasar untuk informasi tindakan yang
akan ditemukan.
KESIMPULAN
Langkah pertama dalam EBP adalah mengajukan pertanyaan/ masalah klinis. Ada 2 jenis pertanyaan
klinis yaitu pertanyaan dasar yang bersifat umum (Background questions) dan pertanyaan yang
spesifik (Foreground questions). Foreground questions menentukan intervensi mana yang paling
efektif dalam meningkatkan hasil pasien yang disusun menggunakan format PICOT.

Nama : IRMAN
Program : Magister Keperawatan UMJ
Tugas : Evidence Based Practice (EBP)

JUDUL ARTIKEL 2
Teaching EBP : Asking Searchable, Answerable Clinical Questions
Pembelajaran EBP : Mencari Jawaban Pertanyaan Klinis
NAMA PENULIS / SUMBER JURNAL / TAHUN :
Ellen, dkk / Third Quarter / 2005
Mengajukan pertanyaan adalah bagian dari kebiasaan seorang perawat. Perawat sering bertanya
tentang masalah klinis, perawat pendidik bertanya tentang masalah pendidikan, dan perawat peneliti
tentang masalah penemuan dan aplikasinya. Agar praktek berbasis bukti (EBP) menjadi sukses,
maka harus menunjukkan komitmen pribadi pada proses EBP, dimulai dengan mengajukan
pertanyaan dan mencari jawabannya. Perawat perlu merumuskan pertanyaan yang dapat dicari dan
dijawab sehingga mereka dapat secara efisien menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu.
Langkah selanjutnya, "Langkah Pertama," dalam proses EBP adalah menanyakan pertanyaan klinis
yang dapat dicari dan dijawab.
Ada 5 aspek untuk merumuskan pertanyaan klinis yang dapat dicari dan dijawab yaitu :
1. Refleksi/Renungkan situasi klinis
Tujuan refleksi adalah untuk membantu dalam memahami dan belajar sebagai hasil dari
pengalaman situasi klinis sehingga menentukan intervensi yang paling efektif pada scenario
klinis yang ada. Dalam program pendidikan keperawatan (klinis atau akademik) perlu ada
waktu yang ditujukan untuk refleksi pada praktik klinis untuk peserta didik agar secara penuh
mengatasi aspek bermakna dari situasi klinis (misalnya pasien, masalah saat pengkajian,
perbandingan yang tepat, hasil yang menarik), mereka perlu merefleksikan situasi yang ada.
Teknik mengajarkan refleksi mungkin termasuk latihan berpikir kritis dimana peserta didik
mengekstraksi aspek yang menonjol dari skenario klinis atau pengalaman klinis
2. Gunakan format standar untuk merumuskan pertanyaan klinis
Salah satu format standar untuk membangun pertanyaan klinis adalah PICOT, yang telah
digunakan selama beberapa tahun dengan banyak keberhasilan dalam membantu peserta didik
untuk merumuskan pertanyaan yang dapat dicari dan dijawab (Nollan et al. 2005).
FORMAT PICOT
P  Populasi pasien tertentu yang menarik
I  Intervensi minat atau masalah yang menarik
C  Perbandingan minat (yaitu, intervensi atau masalah)
O  Hasil yang menarik
T  Kerangka waktu
3. Gunakan komponen pertanyaan klinis untuk mendorong strategi pencarian
Menggunakan kata kunci dalam pertanyaan agar memudahkan dalam melakukan pencarian
adalah langkah paling pertama. Contoh berbagai jenis pertanyaan klinis menggunakan format
PICOT dan jenis evidence/bukti untuk menjawab pertanyaan yang diberikan :
Pertanyaan Tipe Evidance
Terapi : Pada pasien yang dirawat jangka panjang di fasilitas
perawatan berisiko untuk dekubitus, apa efek dari program Randomized
pencegahan ulkus tekanan yang berkelanjutan dibandingkan dengan Controlled
standar perawatan yang ada (misalnya, miring setiap dua jam) pada Trials (RCTs)
tanda-tanda dekubitus yang muncul ?
Etiologi : Apakah wanita berkulit putih tanpa pelindung yang
terpapar sinar UV yang lama (> 1 jam) berisiko melanoma/ kanker
Cohort Study
kulit dibandingkan dengan wanita berkulit gelap tanpa pelindung
dengan paparan sinar UV yang lama ?
Diagnosis atau pemeriksaan diagnostik : Apakah tes d-dimer RCTs dan atau
lebih akurat dalam mendiagnosis thrombosis vena dibandingkan
Cohort Study
dengan USG?
Tindakan Pencegahan : Untuk anak-anak obesitas apakah
Prospective
penggunaan kegiatan rekreasi masyarakat mengurangi risiko
Study dan atau
diabetes mellitus dibandingkan dengan program pendidikan tentang
Cohort
perubahan gaya hidup selama 6 bulan ?
Prognosis: Apakah asupan/ diet karbohidrat mempengaruhi berat Cohort Study
badan yang sehat (BMI < 25) pada pasien yang memiliki riwayat dan atau Case-
keluarga obesitas (BMI > 30) ? Control Studies
Makna : Bagaimana wanita paruh baya dengan fibromyalgia Qualitative
merasakan hilangnya fungsi motorik ? Study
4. Tentukan jenis bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan klinis
Seringkali dokter dan akademisi menentukan hierarki dasar untuk mencerminkan
kekuatannya. Hierarki atau bukti dapat membantu namun pendidik harus mengingat bahwa
pelajar harus memahami bagaimana pertanyaan tersebut menunjukkan jenis bukti yang terbaik
untuk menjawabnya. Tabel dibawah ini menunjukkan sistem leveling atau tabel hierarki yang
mana bukti paling kuat untuk menjawab pertanyaan.
Level I Tinjauan sistematis atau meta-analisis yang relevan pada RCTs
Level II edoman praktik klinis berbasis bukti berdasarkan tinjauan sistematis RCTs
Level III Bukti diperoleh dari setidaknya satu RCTs yang dirancang dengan baik
Level IV Bukti diperoleh dengan uji coba terkontrol yang dirancang dari Studi
Case Control dan Kohort
Level V Bukti dari tinjauan sistematis studi Deskriptif dan Kualitatif
Level VI Bukti dari Studi deskriptif atau Kualitatif Tunggal
Level VII Bukti dari pendapat atau laporan komite ahli
5. Identifikasi hasil evaluasi dari pertanyaan klinis
Teknik untuk mengajarkan cara mengidentifikasi hasil untuk pertanyaan yang dapat ditelusuri
adalah meminta peserta menentukan apa hasil dari skenario klinis yang diperlukan untuk
klarifikasi (misalnya, definisi dan pengukuran) untuk memastikan bahwa bukti relevan yang
akan dicari.
KESIMPULAN
Agar praktek berbasis bukti (EBP) menjadi sukses, maka harus menunjukkan komitmen pribadi pada
proses EBP, dimulai dengan mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya. Ada 5 aspek untuk
merumuskan pertanyaan klinis yang dapat dicari dan dijawab yaitu 1) Melakukan refleksi/renungan
terhadap situasi klinis, 2) Menyusun format PICOT untuk merumuskan pertanyaan klinis, 3)
Menggunakan komponen pertanyaan klinis untuk mendorong strategi pencarian, 4) Tentukan jenis
bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan klinis, 5) Identifikasi hasil evaluasi dari
pertanyaan klinis.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai