DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
Keperawatan 5A
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Tomi Jepisa, S.Kep, M.Kep
Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, baik berupa kesempatan maupun
pengetahuan sehingga makalah “Implementasi Dalam Keperawatan Keluarga”
ini dapat kami selesaikan dalam bentuk maupun isinya dengan sebaik-baiknya.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Ns. Tomi Jepisa, S.Kep,M.Kep
karena atas bimbingan serta saran dari bapaklah kami dapat menyusun makalah ini
sehingga dapat dibaca serta dipahami isinya. kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna ,baik dari segi penyusunan yang
masih kurang teratur ,pembahasan yang kurang sesuai dengan materi, ataupun
penulisannya yang kurang tepat atau kesalahan saat mengetik kata demi kata
,karena pengalaman kami yang masih kurang .
i
Kelompok 9
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan
ii
3.2 Saran..................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang
memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang
sequensial dan berhubungan. Antara lain yaitu
pengkajian, diagnosis , perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut
berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan. Salah satunya adalah
implementasi atau pelaksanaan.
Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan
kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan digunakan secara terus-menerus
ketika merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam merencanakan asuhan dengan
mengobservasi respons pasien terhadap setiap tindakan sebagai penatalaksanaan
dalam suatu asuhan keperawatan.Pada saat implementasi perawat harus
melaksanakan hasil dari rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa
keperawatan. Di mana perawat membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
Proses keperawatan keluarga menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan keluarga
digunakan secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan keluarga dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam
merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien. Pada saat implementasi
perawat harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan keluarga yang di lihat
dari diagnosa keperawatan keluarga.
1
1.2 TUJUAN PENULISAN
a. TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawtan keluarga 1 sehingga dapat memahami konsep implementasi
dalam proses keperawatan keluarga 1.
b. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk memahami tentang konsep implementasi dalam keperawatan
keluarga
b. Untuk memahami tentang teknik-teknik motivasi dalam keperawatan
keluarga.
c. Untuk memahami tentang faktor penyulit yang menghambat minat
keluarga untuk bekerjasama.
d. Untuk memahami tentang kesulitan dalam tahap pelaksanaan yang
berasal dari perawat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP IMPLEMENTASI DALAM PROSES KEPERAWATAN
KELUARGA
A. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan keluarga yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan keluarga yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk
klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan
keluarga agar sesuai dengan rencana keperawatan keluarga, perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan keluarga, strategi implementasi
keperawatan keluarga, dan kegiatan komunikasi.
C. Tipe Implementasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan keluarga, antara lain:
3
1. Cognitive implementations
Meliputi pengajaran / pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan
klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan
disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan
keluarga, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan
lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
2. Interpersonal implementations
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan
komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model,
dan lain lain.
3. Technical implementations
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan keluarga, menemukan perubahan dari data dasar klien,
mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan
keluarga mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
1. Independent
Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk
dan printah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Contoh tindakan
independent :
a. Memberikan perawatan diri
b. Mengatur posisi tidur
c. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
d. Memberikan dorongan motivasi
e. Pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual
4
f. Partisipasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
b. Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah,mengurangi, dan mengatasi masalah klien.
Misalnya: Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan
melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air pada bagian tubuh
yang tertekan.
c. Tindakan Edukatif
Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan
dan pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat
mengajarkan kepada klien cara injeksi insulin.
d. Tindakan Merujuk
Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
2. Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan
dokter.Misalnya: Pemberian obat obatan sesuai dengan intruksi dokter .Jadi
jenis, dosis dan efek samping menjadi tanggung jawab dokter, tetapi
pemberian obat sampai atau tidak menjadi tanggung jawab perawat.
5
3. Dependent
Tindakan keperawatan keluarga atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti
ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya. Misalnya:Pemberian
nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan
fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
6
manusia dan kemampuan teknis keperawatan keluarga dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga yang diberikan oleh
perawat.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah
energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman,
privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah
diberikan.
7
F. Prinsip dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan keluarga
Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan respons klien.
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan
keluarga, standar pelayanan professional, hukum dan kode
etikkeperawatan keluarga.
3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan keluarga.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana
intervensi keperawatan keluarga.
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu
dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri
(Self Care).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status
kesehatan.
8. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
9. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10. Bersifat holistik.
11. Kerjasama dengan profesi lain.
12. Melakukan dokumentasi
J. Metode Implementasi
1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari
Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya dilakukan
dalam sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan, berpakaian,
menyikat gigi, berhias.
8
2. Konseling
Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien menggunakan
proses pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang
memudahkan hubungan interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim
perawatan kesehatan. Ini bertujuan untuk membantu klien menerima
perubahan yang akaan terjadi yang diakibatkan stres berupa dukungan
emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.
3. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn
prinnsip , prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk
klien dan untuk menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan keluarga langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk
prosedur.
7. Mencapai tujuan perawatan.
8. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
9
2 Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga di bedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara profesional
3. Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga harus di ikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan
keluarga.
10
6. Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang
dilakukan
7. Dokumentesikan aspek keamanan, kenyamanan dan pengawasan
infeksi terhadap klien. Juga tindakan-tindakan invasive harus dicatat.
8. Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan
bagian dari tindakan keperawatan keluarga.
9. Dokumentasikan.persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan
tindakan invasif yang mempunyai resiko tambahan.
10. Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan
kesehatan yang diberikan.
11. Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua kalimat
harus ditulis,tetapi kata-kata kunci dan simbol-simbol / lambang-
lambang sudah baku/lazim dapat digunakan.
11
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan
fasilitas yang ada dirumah, dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi
sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga dan
membantu keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.
12
2.4 KESULITAN DALAM TAHAP PELAKSANAAN YANG BERASAL DARI
PERAWAT/PETUGAS KESEHATAN
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor yang
berasal dari petugas, antara lain:
1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas
kaku dan kurang fleksibel.
2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap
faktor-faktor sosial budaya.
3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan
bermacam-macam teknik mengatasi masalah yang rumit.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Proses keperawatan keluarga menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan keluarga
digunakan secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan keluarga dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam
merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien. Pada saat implementasi
perawat harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan keluarga yang di lihat
dari diagnosa keperawatan keluarga.
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
keluarga yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan
keluarga yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan
untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari
3.2. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan tambahan dari rekan-rekan. Serta dapat memanfaatkan
makalah ini sesuai dengan kepentingan para pembaca sendiri.
14
DAFTAR PUSTAKA
15