Anda di halaman 1dari 34

UNIVERSITAS BINAWAN

PENYULUHAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT AKIBAT BENCANA,


DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS) DAN SIMULASI
TANGGAP DARURAT BENCANA DI RT 01, 03, 04 RW 14 KELURAHAN DESA
RAGAJAYA, KECAMATAN BOJONGGEDE, KOTA BOGOR, JAWA BARAT

“TETAP SEHAT, BERFIKIR POSITIF DAN TANGGAP DARURAT TERHADAP


BENCANA”

DISASTER NURSING

DISUSUN OLEH :

KEPERAWATAN A2019

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisa situasi


Berdasarkan data resmi Bappenas, secara geografis Indonesia merupakan negara
rawan bencana. Hal ini disebabkan karena kepulauan terletak pada pertemuan empat
lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk
vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera- Jawa-Nusa Tenggara-
Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang
sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi ini sangat berpotensi sekaligus rawan
bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
Wilayah Indonesia merupakan negara rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir,
tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Dari tahun 2006- 2019 saja terjadi
bencana tanah longsor, gempa dan banjir bandang di beberapa daerah di Indoensia. Salah
satu Daerah yang diangap paling rawan bencana adalah Provinsi Jawa Barat. Menurut
BPD Jawa Barat, Provinsi Jawa Barat menjadi daerah dengan tingkat kerawanan atau
potensi bencana tertinggi di Indonesia. Kabupaten Cianjur memiliki risiko bencana
tertinggi, posisinya diikuti Kabupaten Garut, Sukabumi selanjutnya, seterusnya secara
berturut-turut Kabutapen Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan lainnya.
Menyadari Provinsi Jawa Barat sebagai daerah dengan risiko bencana tertinggi di
Indonesia, maka masyarakat harus memiliki tanggung jawab sosial tinggi dalam
penanggulangan bencana. Sebab jika bencana tidak ditangani dengan baik, akan muncul
masalah sosial di masyarakat. Dalam konteks ini sudah banyak bermunculan realwan-
relawan penanggulangan bencana.
Relawan penanggulangan bencana merupakan relawan yang melakukan aktivitas
pertolongan pada saat terjadi bencana alam meliputi evakuasi, rehabilitasi dan konseling
yang mempunyai peran penting terhadap korban bencana. Di Jawa Barat, peran relawan
penanggulangan bencana begitu diandalkan selama ini. Perannya cukup eksis pada
tanggap darurat, serta dalam kecepatan dan semangat aksi penanggulangan bencana.
Partisipasi relawan penanggulangan bencana dirasakan sangat berarti karena mereka
(Relawan Penanggulangan Bencana) menyumbangkan beragam sumber daya dalam
upaya penanganan bencana, memberikan bukti nyata atas hidup sosial kemanusiaan serta
kerjasama untuk mengurangi penderitaan sesama dan kehendak untuk mewujudkan
ketangguhan masyarakat atau bangsa Indonesia dalam menghadapi bencana.
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa Barat memiliki empati dan personal
distress yang cukup tinggi hingga mendorongnya berperilaku prososial. Tingginya
perilaku prososial relawan penanggulangan Bencana di Jawa Barat nampak jelas dengan
melihat jumlah relawan dan lembaga kemanusiaan begitu signifikan. Bagi Jawa Barat, hal
tersebut tidak sulit sebab didukung oleh potensi Sumber Daya Manusia yang memiliki
kepekaan sosial yang tinggi. Terbukti dengan Menjamurnya lembaga-lembaga
kemanusiaan yang berperan aktif dalam setiap bencana yang terjadi seperti Badan SAR
Nasional (BASARNAS), Taruna Tanggap Bencana (TAGANA), ACT, SAR Mahasiswa
di pelbagai kampus yang ada di Jawa Barat ataupun potensi SAR non kampus sebut saja
diantaranya SAR Pramuka, SAR Muhammadiayah, SAR PERSIS, potensi SAR lainnya.
Berdasarkan hasil survei awal kegiatan pengabdian kepada masyarakat di RT 01, 03,
04 / RW 14. Kelurahan Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kota Bogor, Jawa Barat.
Hasil survei yang dilakukan kepada Ketua RW dan beberapa warga di lingkungan
tersebut di dapat pada masyarakat dengan kondisi ……. Hasil survei dari lingkungan
memiliki kondisi ….
Akan tetapi masyarakat ini perlu penguatan tentang pengetahuan Kesehatan, mitigasi
Bencana dan Konseling Paska Bencana” karena berdasarkan pengalamanya mereka
dilapangan, seperti keterlibatan penanggulangan bencana Banjir yang cukup tinggi.
Paparan selintas area lapangan yang cukup komplek ternyata membutuhkan penguatan
kapasitas SDM dalam penangangan bencana di lapangan.

1.2 Permasalahan mitra


Berdasarkan analisis situasi permasalahan umum yang ada di lingkungan tersebut di
dapatkan dari data kelompok melalui kepala Dusun …, jumlah warga pada RT ….
sebanyak 211 jiwa yang termasuk kedalam warga yang menempati wilayah rawan banjir
di …..

1.3 Solusi
Berdasarkan permasalahan tersebut solusi yang akan dilakukan yaitu :
1.3.1 Melakukan penyuluhan kesehatan dan melakukan penyuluhan menghadapi
bencana banjir.
1.3.2 Melakukan penyuluhan tentang dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada
bencana
1.3.3 Melakukan simulasi tanggap darurat bencana
1.4 Target luaran
Temuan yang di targetkan dari setiap kegiatan setelah pelaksanaan penyuluhan
mengenai penyuluhan kesehatan, dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada
bencana, dan simulasi tanggap darurat bencana adalah dapat dilihat pada table berikut :

No Kegiatan Target Luaran

1 Penyuluhan Kesehatan 80% dari peserta mampu memahami


tentang:
1. ( MASUKAN MATERI
PENYULUHAN)

2 Dukungan Kesehatan Jiwa dan 80% dari peserta mampu memahami


Psikososial tentang
1. Bencana dan Tahapan Pelayanan
Bencana
2. Masalah Kesehatan Jiwa Akibat
Bencana
3. Strategi Penanggulangan Dampak
Psikososial Pada Bencana
4. Teknik Penanggulanggan Masalah
Psikososial Pada Bencana
5. Intervensi Kesehatan Jiwa Pada
Bencana

3 Simulasi Bencana 80% dari peserta mampu memahami


tentang:
1. Terjadi peningkatan pemahaman
masyarakat pada pra bencana
banjir
2. Terjadi peningkatan pemahaman
masyarakat pada saat terjadinya
banjir
3. Terjadi peningkatan pemahaman
masyarakat pada saat sesudah
banjir
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Masukin materi penyuluhan kesehatan dan simulasi bencana subjudul sudah ditulis
2.1 Konsep Bencana
2.1.1. Definisi Bencana
Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor
alam, faktor non alam maupun faktor manusia. sehingga dapat mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (Aghnesya, 2021).
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: 
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

2.1.2 Jenis – Jenis Bencana


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana, dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror.
2.1.3. Faktor Penyebab Bencana
BNPB menjelaskan definisi beberapa bentuk bencana alam, khususnya
yang sering terjadi di Indonesia, dengan mencakup faktor-faktor penyebab
terjadinya sebagai berikut (Maulida, 2019):
a. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan
aktif, aktivitas gunung api atau runtuhan batuan.
b. Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah erupsi. Bahaya gunung api dapat berupa awan
panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat lava, gas racun, tsunami,
dan banjir lahar.
c. Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul
karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.
d. Tanah longsor, merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau
batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng
akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng.
e. Banjir adalah peristiwa atau keadaan di mana terendamnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat.
f. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit
air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur
sungai.
g. Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh di bawah
kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan kekeringan di bidang
pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada
tanaman (padi, jagung, kedelai, dan lain-lain) yang sedang
dibudidayakan.

2.1.4. Dampak Bencana


Dampak bencana adalah akibat yang timbul dari kejadian bencana
dapat berupa korban jiwa, luka, pengungsian, kerusakan pada
infrastruktur/aset, lingkungan ekosistem, harta benda, gangguan pada stabilitas
sosial-ekonomi. Besar kecilnya dampak bencana tergantung pada tingkat
ancaman (hazard), kerentanan (vulnerability), dan kapasitas/kemampuan untuk
menanggulangi bencana (Zalmita, 2021). Dampak bencana dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
1. Dampak langsung (direct impact), meliputi kerugian finansial dari
kerusakan asset ekonomi, misalnya rusaknya bangunan seperti tempat
tinggal dan tempat usaha.
2. Dampak tidak langsung (indirect impact) meliputi berhentinya proses
produksi, hilangnya sumber penerimaan yang dalam istilah ekonomi
disebut flow value.
3. Dampak sekunder (secondary impact) atau dampak lanjutan. Misalnya
terhambatnya pertumbuhan ekonomi, terganggunya rencana pembangunan
yang telah disusun, meningkatnya angka kemiskinan dan lain-lain.
Dampak langsung akibat bencana alam lebih mudah dilakukan dari pada
dampak tidak langsung dan dampak sekunder. Kesulitan yang ada adalah
melalukan estimasi secara tepat total kerugian padahal untuk menentukan
skala bantuan yang optimal dibutuhkan penghitungan kerugian secara
tepat. Disamping dampak bencana yang dikemukakan diatas, terdapat
dampak yang sering kurang menapatkan perhatian yaitu dampak
psikologis. Dampak bencana ini mengakibatkan terganggunya
keseimbangan kondisi psikologis seseorang.

2.2 Banjir
2.2.1. Pengertian Banjir
Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat adanya penumpukan
air yang jatuh dan tidak dapat ditampung oleh tanah. Peristiwa alam, seperti
banjir ini bukanlah hal yang baru terjadi pada suatu wilayah perkotaan (Eldi,
2020)
Banjir merupakan bencana alam paling sering terjadi, baik dilihat dari
intensitasnya pada suatu tempat maupun jumlah lokasi kejadian dalam setahun
yaitu sekitar 40% di antara bencana alam yang lain. Bencana banjir sudah
menjadi isu global dimana hampir setiap tahunnya, terutama pada musim
hujan, beberapa wilayah pasti akan mengalami bencana banjir. Hal ini
dikarenakan berubahnya kondisi lingkungan baik secara cepat ataupun lambat
yang diakibatkan oleh berbagai faktor salah satunya yaitu aktifitas manusia
yang tidak atau bertentangan dengan kondisi lingkungan normal. Perubahan
pada salah satu atau lebih darikomponen lingkungan akan mempengaruhi
komponen lainnya dari lingkungan tersebut dengan intensitas yang berbeda
(Zalmita, 2021).

2.2.2. Jenis Banjir


Kategori atau jenis banjir terbagi berdasarkan lokasi sumber aliran permukaan
dan berdasarkan mekanisme terjadinya banjir (Aghnesya, 2021).
1. Berdasarkan lokasi sumber aliran permukaannya :
a. Banjir Kiriman (banjir bandang) : Banjir yang diakibatkan oleh
tingginya curah hujan didaerah hulu sungai. Banjir yang terjadi di
daerah yang permukaannya rendah dan disebabkan oleh tinngginya
intensitas hujan yang tinggi. Bencana ini terjadi karena keadaan air
pada daerah yang terkena banjir sudah tidak dapat diserap oleh lapisan
tanah. Bencana ini juga tergolong bencana besar yang dapat
meningkatkan kerugian pada suatu daerah.
b. Banjir lokal : banjir yang terjadi karena volume hujan setempat yang
melebihi kapasitas pembuangan disuatu wilayah. Penyebab terjadinya
banjir local yaitu tingginya intensitas hujan dan belum adanya saluran
drainase yang baik sesuai dengan sebaran luas hujan local. Atau bisa
juga didefinisikan secara singkat yaitu banjir yang terjadi karena
volume hujan tidak dapat di tamping suatu wilayah
2. Berdasarkan mekanisme banjir tediri atas 2 jenis yaitu :
a. Regular Flood: Banjir yang diakibatkan oleh hujan
b. Irregular Flood: Banjir yang diakibatkan oleh selain hujan,
sepertitsunami, gelombang pasang, dan hancurnya bendungan.

2.2.3. Penyebab Terjadinya Banjir


Pada umumnya banjir diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di
atas wajar, sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai serta
anak sungai alamiah dan sistem saluran drainase serta kanal penampung
banjir buatan yang terdapat tidak sanggup menampung penumpukan
air hujan tersebut sehingga meluap. Kekuatan atau daya tampung
pada sistem pengaliran air diartikan tidak selalu sama, namun dapat
berubah-ubah seperti akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat
phenomena alam serta ulah manusia, tersumbat sampah dan hambatan
yang lain (Yunida, 2017).
Pada jenis banjir secara alami disebabkan oleh pengaruhnya
oleh curah hujan yang tinggi, erosi, fisiografi serta sedimentasi, kapasitas
drainase, kapasitas sungai serta pengaruh air pasang. Sebaliknya banjir akibat
kegiatan manusia diakibatkan sebab ulah manusia yang menimbulkan
perubahan-perubahan kawasan seperti pergantian keadaan Daerah Aliran
Sungai (DAS), kawasan pemukiman di dekat bantaran, rusaknya drainase
lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi
alami), serta perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak pas (Ramdhani,
2020).

2.2.4. Dampak yang ditimbulkan oleh Banjir


Kondisi sosial penduduk adalah keadaan yang menggambarkan
kehidupan manusia yang mempunyai nilai sosial. Kondisi sosial penduduk
dikaji melalui empat variabel yaitu kondisi demografis, kesehatan, pendidikan
dan kondisi rumah (Yunida, 2017).
a. Kondisi Demografis Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua
kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein
yang berarti adalah tulisan sebagai studi ilmiah masalah penduduk yang
berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya terkait dengan
bahaya banjir.
b. Kesehatan Kesehatan dapat dinyatakan suatu keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.Pelayanan yang bersifat publik (public good)
masyarakat minimal yang bisa dilakukan meliputi upaya kesehatan
wajib, yaitu: promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu
dan anak, perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit, tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
c. Pendidikan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
d. Kondisi Rumah merupakan kebutuhan pokok di samping sandang dan
pangan. Rumah yang baik adalah rumah yang memenuhi persyaratan
kesehatan. Rumah yang sehat dan nyaman ialah bangunan tempat
kediaman suatu keluarga yang lengkap berdiri sendiri, cukup awet dan
cukup kuat rekonstruksinya. Kondisi rumah penduduk dalam penelitian
ini adalah suatu kriteria yang akan menunjukkan tingkat kerusakan
rumah dengan cara menilai unsur-unsur fisik rumah. Unsur-unsur
tersebut meliputi keadaan atap, dinding, lantai, kamar mandi dan WC.
Tingkat kerusakan rumah dibagi menjadi tiga, yaitu rusak berat, rusak
sedang dan rusak ringan.

Dampak Banjir Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Kondisi ekonomi


penduduk adalah keadaan yang menggambarkan kehidupan manusia yang
mempunyai nilai ekonomi. Kondisi ekonomi dikaji melalui tiga variabel yaitu
mata pencaharian, pendapatan dan kepemilikan barang berharga.

a. Mata pencaharian Mata pencaharian adalah aktivitas melakukan


pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan
selama paling sedikit satu jam dalam satu minggu, dilakukan secara
berturut-turut dan tidak terputus termasuk pekerja keluarga tanpa upah
yang membantu dalam usaha atau kegiatan ekonomi.
b. Pendapatan Pendapatan merupakan penghasilan yang diterima baik dari
sektor formal maupun sektor nonformal dan penghasilan subsisten yang
terhitung dalam jangka waktu tertentu yang diterima oleh anggota
masyarakat maupun pemerintah pada jangka waktu tertentu baik berupa
uang maupun barang.
c. Kepemilikan Barang Berharga Kepemilikan barang berharga dapat
diartikan sebagai pemilikan sejumlah barang yang dinilai oleh penduduk
sebagai barang berharga. Barang berharga tersebut meliputi mobil,
sepeda motor, televisi atau radio atau tape, handphone dan perabotan
lainnya yang dianggap penduduk sebagai barang berharga. Barang
berharga dalam penelitian ini selain berupa barang-barang juga dinilai
dari kepemilikan hewan ternak dan penguasaan lahan sawah. Bencana
kecenderungan mempengaruhi budaya, mata pencaharian, dan penalaran
pada skala lokal dalam sosial ekonomi, kerugian ekonomi disebabkan
oleh banjir yang secara langsung yang dapat diamati adalah kerugian
rusak dan hancurnya perumahan dan sektor usaha tidak hanya berakibat
pada kerugian output yang tidak bisa dihasilkan, tetapi juga
kemungkinan munculnya kemiskinan sebagai akibat dari penyesuaian
kondisi struktural masyarakat yang berubah.

2.2.5. Penaggulangan Banjir


Banjir bisa menjadi suatu musibah bila banjir tersebut bisa
menyebabkan terganggunya aktivitas manusia. Oleh karena itu, bencana banjir
bukanlah masalah fisik berupa lingkungan saja tetapi juga mencakup
berbagai aspek seperti sosial-ekonomi dan kesehatan bagi masyrakat. Peta
kerawanan banjir juga dapat menjadi salah satu dasar dari mitigasi bencana
banjir, pada tahap kesiapsiangaan masyrakat, serta pembuatan seperti
tanggul dalam penangan ancaman bencana banjir. Upaya mitigasi bencana
banjir secara umum dapat dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu upaya
mitigasi non struktural, struktural serta peningkatan peranserta
masyarakat (Ramdhani, 2020).
A. Upaya mitigasi non structural
 Merekomendasikan upaya dalam memperbaiki prasaran dan
sarana pengendalian bencana banjir.
 Memonitori dan mengevaluasi data curah hujan pada kawasan, banjir
daerah informasi lain yang dibutuhkan untuk memprefiksi kejadian
bencana banjir.
 Dapat mempersiapkan rencana peta daerah rawan bencana
banjir, lokasi POSKO, lokasi untuk pengungsian sementara,
dan juga lokasi pos pengamat untuk debit banjir/ketinggian muka
air banjir pada sungai penyebab banjir ,dll.
B. Upaya mitigasi structural
 Perlunya pembangunan seperti tembok penahan dan tanggul pada si
si sepanjang sungai, tembok laut di sepanjang pantai yang raw
an terhadap badai atau tsunami yang dapat membantu mengura
ngi terjadinya bencana banjir pada tingkat debit banjir yang suda
h direncanakan.
 Pengendalian kecepatan aliran dan debit air permukaan di daerah hu
lu yang dapat membantu mengurangi terjadinya banjir. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk menagatur kecepatan air dan debit
aliran air masuk pada sistem pengaliran air.-Pengerukan pada sung
ai, pembuatan sudetan sungai baik untuk saluran terbuka maupu
n tertutup ataupun terowongan yang dapat membantu mengu
rangi terjadinya bencana banjir.
C. Peran serta masyarakat
Masyarakat baik secara individu dan juga masyarakat secara menyelu
ruh dapat berperan secara signifikan dalam perencanaan manajemen benca
na banjir yang bertujuan untuk memitigasi dampak bencana banjir. Pera
nan dan juga tanggung jawab bagi masyarakat dapat dikategorikan menjadi
dua aspek yaitu aspek penyebab dan aspek partisipatif.
 Aspek penyebab, ialah ada sebagian pengaturan yang sangat mempe
ngaruhi pada faktor-faktor pemicu banjir dilaksanakan ataupun dipat
uhi hendak secara signifikan bisa mengurangi akibat pada bencana b
anjir.
 Aspek partisipatif, yaitu hal ini partisipasi atau kontribusi dari
masyrakat sekitar pada kawasan dapat mengurangi dampak benca
na banjir yang akan dirasakan oleh masyarakat sendiri.

2.3. Penyuluhan Kesehatan


Masukkan Materi
2.4. DKJPS (Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial)
2.4.1. Definisi
Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial (DKJPS) adalah upaya atau
tindakan yang dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa dan psikososial masyarakat
pada berbagai kondisi yang terjadi . (IPKJI, 2020 ).
Secara global Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) atau
Mental Health and Psychosocial Support (MPHSS) digunakan dalam Panduan Inter
Agency Standing Committee (IASC), adalah DKJPS dalam situasi kedaruratan yang
berarti dukungan jenis apa pun dari luar atau local yang bertujuan melindungi atau
meningkatkan kesejahteraan psikologis dan atau mencegah atau menangani kondisi
kesehatan jiwa dan psikososial.
Panduan IASC untuk DKJPS dalam situasi kedaruratan menganjurkan agar
berbagai tindakan intervensi dapat diintegrasikan dalam kegiatan respons bencana.
DKJPS mengintegrasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosiokultural di bidang
kesehatan, sosial, pendidikan dan komunitas, serta untuk melengkapi dari berbagai
profesi dalam memberikan dukungan yang sesuai. Tingkatan- tingkatan ini
disesuaikan dengan spektrum kebutuhan kesehatan jiwa dan psikososial. Mulai dari
mempertimbangkan aspek sosial dan budaya dalam layanan dasar, hingga
memberikan layanan spesialis untuk orang-orang dengan masahal kesehatan jiwa dan
psikososial yang lebih berat.
Prinsip utamanya adalah jangan menyakiti, menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia (HAM) dan kesetaraan, menggunakan pendekatan partisipatif, meningkatkan
sumber daya dan kapasitas yang sudah ada, menjalankan intervensi berlapis dan
menjalankan tugas dengan system dukungan terintegrasi.
2.4.2. Strategi Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Bencana
Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial pada bencana didasari pada
Pertolongan Pertama Psikologis dan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa yang
dicanangkan pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2016 (World Mental Health Day
2016). Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi empat dan
PPDGJ, Post Traumatic Disorder pada korban bencana muncul setelah enam bulan
kejadian. Sebelum enam bulan, yang muncul adalah Acute Stress Disorder. Sehingga
kondisi yang dialami oleh penyintas pada masa sebelum enam bulan bukan merupkan
trauma. Oleh karena itu, istilah intervensi yang tepat adalah dukungan psikososial.
Dukungan Psikososial merupakan dukungan terhadap individu dan
masyarakat yang terkena bencana yang bertujuan untuk memulihkan kesejahteraan
psikologis dan sosial masyarakat yang terdampak bencana. Merupakan suatu
pendekatan kepada para korban bencana (alam atau kekerasan) yang bertujuan
mendorong ketahanan individu dan masyarakat. Dukungan psikososial dibutuhkan
oleh semua orang yang mengalami bencana dalam derajat yang berbeda-beda.
Harapan dari strategi dukungan kesehatan jiwa dan psikososial yang
diberikan bukan hanya sekedar penyintas mendapatkan ketahanan diri namun juga
memiliki kehidupan yang lebih baik (growth). Ketika individu merasakan
pertumbuhan setelah mengatasi stres dan trauma akibat bencana, ia juga melihat
dirinya sebagai orang kuat yang telah melampaui kesulitan dan penderitaan (Ford,
Tennen, & Albert, 2008). Karakteristik kehidupan yang lebih baik setelah masa krisis
(Post Traumatic Growth) meliputi lima domain.
Pertama Apresiasi terhadap hidup yang sangat besar sebagai hasil dari
rekonstruksi kognitif karena konfrontasi dengan trauma, survivor memiliki rasa
kerentanan individu dan memahami bahwa dia tidak dapat memprediksi atau
mengendalikan peristiwa tertentu (Calhoun & Tedeschi, 2001). Kedua, Hubungan
hangat, lebih intim dengan oranglain, setelah terjadinya krisis, penyintas mungkin
mencari bantuan dan dukungan dari keluarga dan teman-teman mereka, sebagai hasil
dari menerima bantuan yang diberikan oleh orang lain, individu tersebut dapat
merasakan hubungan emosional yang lebih tinggi dengan orang lain, serta perasaan
kedekatan dan keintiman. dalam hubungan interpersonal. Ketiga, Kekuatan personal
yang lebih besar, persepsi kekuatan individu yang lebih besar terkait dengan
pengakuan kemampuan lebih untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dimasa
depan dan bahkan untuk mengubah situasi yang perlu di rubah. Keempat,
Pengembangan spiritual, sebagai hasil dari kekuatan individu dalam konfrontasi
dengan kondisi yang penuh tekanan, iman dalam entitas keagamaan yang lebih tinggi
dapat meningkat setelah trauma dan juga berkontribusi sebagai koping dalam proses
kognitif menemukan makna.Kelima, Peluang baru dalam keberlanjutan hidup yang
lebih positif, selama proses perjuangan bertahan dengan kesulitan, penyintas
menemukan kemungkinan baru untuk hidup mereka yang tidak ada sebelum bencana
datang. Gambar di bawah ini menjelaskan mengenai konsep Post Traumatic Growth
(PTG).
2.5. Simulasi Tanggap Darurat Bencana

2.5.1. Rencana Tanggap Darurat


Adalah suatu atau serangkaian kegiatan dan upaya pemberian bantuan kepada korban
bencana berupa bahan makanan, obat-obatan, penampungan sementara, serta mengatasi
kerusakan seca ra darurat supaya dapat berfungsi kembali. Tanggap darurat ekologi adalah
serangkaian kegiatan untuk memantau kondisi ekologis setempat serta memberikan gambaran
kerusakan ekologi yang ada (Diposaptono, 2004).
2.5.2. Peringatan Bahaya Banjir

Faktor keamanan dan keselamatan merupakan faktor yang penting dalam


masyarakat. Terutama untuk mengantisipasi bencana bajir. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memperingati adanya bencana
banjir. Sistem tersebut adalah sistem peringatan dini khususunya pada bencana
banjir. Tetapi sistem yang ada saat ini kurang efektif karena jangkauan yang sempit
(Utami & Cahyanto, 2008).
2.5.3. Upaya Pencegahan Banjir

Bencana banjir seolah-olah terdengar tidak asing lagi, karena bencana tersebut sering
kali menimpa masyarakat. Hujan deras berkepanjangan sehingga menyebabkan bencana
banjir yang tidak dapat di hindari, banjir yang merusak lingkungan, tempat tinggal dan
perabotannya, sampai mengancam kesehatan karena banyaknya penyakit yang dapat
menyerang kesehatan. Apakah kita hanya bisa diam saja tanpa melakukan tindakan sedikit-
pun dan membiarkan kondisi menjadi tidak sehat. Tentu tidak, karena itu kita harus bekerja
sama dengan pemerintah yang telah bekerja keras selama ini untuk menanggulangi bencana
banjir, sehingga kita harus mendukungnya untuk penanggulangan bencana banjir.

Berikut ini ada beberapa cara untuk penanggulangan bencana banjir:

1. Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan
selokan adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemar dengan
sampah atau menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan
sungai dan selokan menjadi tersumbat.
2. Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang
dapat menyerap air dengan cepat.
3. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuat lahan hijau
untuk penyerapan air.
4. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit
sungai dan sampah rumah juga akan masuk sungai.
5. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan
menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebannya dan membuat
permukaan tanah turun.
6. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran
sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya
menebang pohon tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut
dan tidak membiarkan hutan menjadi gundul.
7. Dengan melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat mencegah
bencana banjir. Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras untuk
mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus mendukung agar
semua bisa teratasi dengan baik.
2.5.4. Mitigasi Banjir
1. Tindakan sebelum banjir
a. Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan
apabila terjadi bencana banjir.
b. Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana
anggota keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
c. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang
dibutuhkan seperti: Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak
kecil berisi obat-obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan,
Lilin dan korek api, kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan,
surat berharga, fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan kantong
plastik, serta nomor-nomor telepon penting.
d. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
e. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
f. Tanam lebih banyak pohon besar.
g. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
h. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi
banjir.
i. Membangun sistem peringatan dini banjir.
j. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
k. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan
bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
l. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
m. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
n. Bekerja sama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk
menjaga daerah resapan air.
2. Tindakan saat terjadi banjir
a. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan
bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan
terus terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati- hati
untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan
harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban
serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang
terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup
besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban.
c. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir.
segera selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju
tempat yang tinggi.
d. Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang
bisa mengapung sebisanya.
e. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
f. Hati - hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
g. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga
tidak rusak atau hilang terbawa banjir.
h. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar
untuk tindakan selanjutnya.
i. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
j. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
k. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
l. Menggunakan air bersih dengan efisien.
3. Tindakan sesudah terjadinya banjir
a. Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi
mereka yang kehilangan tempat tinggalnya.
b. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
c. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
d. Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah
(SPAL).
e. Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan
pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik
kesehatan dan bahan makanan.
f. Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap
bekerja pada saat terjadi banjir.
g. Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
h. Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman
misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
i. Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di
dekat kamu yang memerlukan bantuan.
j. Mencari anggota keluarga.
k. Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan
menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
l. Membersihkan lumpur.
Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari
sumur terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah
terkena air banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.
2.5.5. Jalur Evakuasi
2.5.5.1. Pengertian jalur Evakuasi
Dalam proses penentuan ini digunakan beberapa data spasial
sebagai indikator dalam menganalisa tempat evakuasi yaitu peta
penggunaan lahan yang berfungsi untuk melihat kenampakan persebaran
area permukiman agar dapat disesuaikan dengan pemilihan jalur sehingga
dapat dituju oleh korban bencana banjir.
2.5.5.2. Penentuan Jalur Evakuasi
Dalam proses penentuan ini digunakan beberapa data spasial
sebagai indikator dalam menganalisa tempat evakuasi yaitu peta
penggunaan lahan yang berfungsi untuk melihat kenampakan persebaran
area permukiman agar dapat disesuaikan dengan pemilihan jalur (Pranoto
dkk, 2015).
2.5.5.3. Pembuatan Jalur Evakuasi
Dalam proses pembuatan jalur evakuasi ini ada beberapa faktor
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jalur evakuasi menuju
tempat evakuasi. Adapun titik berangkat dimulai dari daerah yang
merupakan rawan tinggi banjir yang termasuk dalam cakupan wilayah
buffer yang telah dilakukan sebelumnya pada program Arcview.
2.5.5.4. Simulasi Jalur Evakuasi
Tahap terakhir adalah melakukan integrasi dan analisis geospasial
menggunakan SIG terhadap seluruh informasi-informasi yang diperoleh,
untuk kemudian melakukan simulasi pembuatan jalur evakuasi untuk
Kecamatan Batibati. Jalur evakuasi ditentukan dengan beberapa tahapan
pertimbangan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metodde Pelaksanaan
A. Penyuluhan Kesehatan (Health Education)
Tambahkan metode dari kelompok penyuluhan kesehtaan
B. Dukungan Kesehatan Jiwan dan Psikososial Bencana
Metode pelaksanaan dalam program pengabdian kepada masyarakat melalui
Dukungan Kesehatan Jiwa Psiko-Sosial menggunakan sarana lefleat dan power point
kepada seluruh masyarakat yang pernah menjadi korban banjir di RT.... RW ....
Kelurahan ...., Kecamatan ....., Kota ..... yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa/I
dari Program Studi Keperawatan ini melalui 3 (tiga) tahap yaitu :
1) Pra – Kegiatan
a. Rapat Strategi Pelaksanaan
Rapat strategi pelaksanaan akan dipimpin oleh ketua pelaksana untuk
membahas mengenai strategi dan perencanaan program pengabdian pada
masyarakat yang dilaksanakan
b. Survei Lokasi
Survei dilakukan paling lambat satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan untuk
mengatur tata letak perlengkapan dan bentuk kegiatan. Lokasi kegiatan akan
berlangsung pada.....
c. Persiapan Sarana dan Prasarana
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat di.............. antara lain :
 Pembuatan proposal pengabdian masyarakat
 Pembuatan Media (booklet & powerpoint)
 Pembuatan pertanyaan tentang Dukungan Kesehatan Jiwa Psiko-Sosial
 Persiapan tempat pelaksanaan kegiatan
2) Pelaksanaan Kegiatan
Tahap pelaksanaan kegiatan adalah tahap utama dari program pengabdian pada
masyarakat. Responden kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah seluruh
masyarakat yang pernah menjadi korban banjir di RT.... RW .... Kelurahan ....,
Kecamatan ....., Kota ..... Distribusi pelaksanaan sebagai berikut :
a. Dukungan Kesehatan Jiwa Psiko-Sosial Kegiatan inti dari pengabdian
masyarakat ini adalah Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko-Sosial kepada
seluruh masyarakat setempat yang bertujuan agar responden dapat memahami
dan mengetahui pentingnya menjaga Kesehatan jiwa Pasca bencana banjir.
Adapun teknis pelaksanaan yang akan dilaksanakan yaitu :
 Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko-Sosial diberikan melalui
penyuluhan (booklet) dan pemaparan materi melalui power point.
 Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko-Sosial seluruh masyarakat yang
terdampak banjir di.....
Pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal............
b. Pre-Test dan Post Test
Pre test adalah kegiatan menguji tingkat pengetahuan responden mengenai
materi yang akan disampaikan, dalam hal ini adalah pengetahuan Kesehatan
Jiwa dan Psikososial. Kegiatan ini dilakukan sebelum penyluhan berlangsung.
Uji tingkat pengetahuan menggunakan selembar kuisioner mengenai
Kesehatan jiwa dan psikososial yang diberikan kepada responden untuk diisi
sesuai kemampuan masing-masing responden. Post test adalah kegiatan
menguji tingkat pengetahuan responden mengenai materi setelah penyuluhan
selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan
responden dari sebelum mendengarkan paparan materi dengan pengetahuan
responden setelah mendengarkan paparan yang disampaikan.
c. Pasca Kegiatan
Tahap pasca kegiatan adalah tahap akhir dari program pengabdian pada masyarakat,
dalam tahap ini akan dilakukan evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan. Evaluasi
dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan awal responden tentang Kesehatan jiwa dan Psikososial.
Sedangkan evaluasi sesudah penyuluhan bertujuan untuk mengetahui perubahan
pemahaman responden tentang Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial. Instrumen
evaluasi yang digunakan adalah kuesioner. Indikator penilaian mencakup aspek
berikut: - Pengetahuan tentang Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial
C. Simulasi Tanggap Darutat
Program PKM ini dilaksanakan di RW 14 Kelurahan Desa Ragajaya Kecamatan
Bojonggode. Bogor dengan sasaran seluruh masyarakat yang ada di RT 01 di
Perumahan Griya Satria Jingga. Dengan dibuatnya kegiatan ini diharapkan
masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya sistem
tanggap darurat bencana banjir. Pelaksanaan kegiatan pengabdian menggunakan
Metode Simulasi dan Diskusi. Pemateri memberikan materi dalam bentuk ceramah
dengan bantuan Power Point yang berisi materi, video dan gambar. Selanjutnya
dilakukan diskusi dengan peserta terkait materi yang diberikan. Kegiatan ini melalui 3
(tiga) tahap yaitu :
1) Pra – Kegiatan
a. Rapat Strategi Pelaksanaan
Rapat strategi pelaksanaan akan dipimpin oleh ketua pelaksana untuk
membahas mengenai strategi dan perencanaan program pengabdian pada
masyarakat yang dilaksanakan
b. Survei Lokasi
Survei dilakukan paling lambat satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
untuk mengatur tata letak perlengkapan dan bentuk kegiatan.
c. Persiapan Sarana dan Prasarana
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat di Perumahan Griya Satria Jingga antara lain :
o Pembuatan proposal pengabdian masyarakat
o Pembuatan Media (powerpoint)
o Persiapan tempat pelaksanaan kegiatan
2) Pelaksanaan Kegiatan
Tahap pelaksanaan kegiatan adalah tahap utama dari program pengabdian pada
masyarakat. Responden kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah seluruh
masyarakat yang pernah menjadi korban banjir di RW 14 Kelurahan Desa
Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kota Bogor. Distribusi pelaksanaan sebagai
berikut :
a. Simulasi Banjir
Kegiatan inti dari pengabdian masyarakat ini adalah simulasi banjir yang
bertujuan agar responden dapat memahami dan mengetahui pentingnya sistem
tanggap darurat bencana banjir. Tim memberikan edukasi berupa penyuluhan
kesehatan yang dibawakan oleh ketua Tim pelaksana. Materi yang
disampaikan oleh tim yaitu: bencana banjir, apa yang perlu dilakukan sebelum
banjir, ketika muncul tanda-tanda banjir, berada di luar atau di dalam rumah
ketika banjir, yang harus dilakukan ketika mengungsi, saat di tempat
pengungsian, dan apa yang harus dilakukan ketika kembali ke rumah setelah
banjir.
Dalam persiapan simulasi bencana alam banjir terdapat kegiatan persiapan
sebelum terjadi banjir diantaranya yaitu:
 Meletakan barang-barang yang berharga diatas supaya tidak basah
 Simpan dokumen berharga didalam box anti air
 Pindahkan barang-barang elektronik
 Mempersiapkan peralatan P3K
Dalam pelaksanaan simulasi bencana alam banjir terdapat kegiatan saat
terjadi banjir diantaranya yaitu:
o Anak diberikan intruksi oleh panitia untuk meninggalkan lokasi yang
tergenang air
o Berlari kearah jalur evakuasi
o Menghindari dan mewaspadai arus air yang kuat
o Menjauhi tiang listrik atau sumber listrik
o Menunggu arahan yang berwenang dan jangan Kembali kerumah
sebelum situasi aman
b. Pre-Test dan Post Test
Pre test adalah kegiatan menguji tingkat pengetahuan responden mengenai
materi yang akan disampaikan, dalam hal ini adalah pengetahuan simulasi
tanggap darurat bencana banjir. Kegiatan ini dilakukan sebelum penyuluhan
berlangsung. Uji tingkat pengetahuan menggunakan selembar kuisioner
mengenai simulasi tanggap darurat bencana banjir yang diberikan kepada
responden untuk diisi sesuai kemampuan masing-masing responden. Post test
adalah kegiatan menguji tingkat pengetahuan responden mengenai materi
setelah penyuluhan selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan responden dari sebelum mendengarkan paparan
materi dengan pengetahuan responden setelah mendengarkan paparan yang
disampaikan.
c. Pasca Kegiatan
Tahap pasca kegiatan adalah tahap akhir dari program pengabdian pada
masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan evaluasi dan pembuatan laporan
kegiatan. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum
penyuluhan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal responden tentang
simulasi tanggap darurat bencana banjir. Sedangkan evaluasi sesudah
penyuluhan bertujuan untuk mengetahui perubahan pemahaman responden
tentang simulasi tanggap darurat bencana banjir. Instrumen evaluasi yang
digunakan adalah kuesioner. Indikator penilaian mencakup aspek berikut:
Pengetahuan tentang simulasi tanggap darurat bencana banjir.

3.2 Gambaran Imtek


A. Target
Adapun target dari program ini adalah sebagai berikut:
- Membuat konsep dari tim kepada warga untuk dijadikan bahan penyuluhan
supaya dapat dengan mudah dipahami.
- Membuat system yang terintegrasi supaya terdapat penyesuaian antara tim
dan warga
- Membuat model penyeluhan supaya dapat dengan mudah dilakukan dengan
cara praktek yang berkaitan dengan penyuluhan kesehatn, DKJPS, dan
Simulasi terhadap banjir
- Melatih masyarakat dalam menghadapi dampak dari Banjir pada warga

B. Target
Luaran yang akan dihasilkan dalam program adalah memberikan Pendidikan Kese
hatan terkait Pencegahan, DKJPS dan Simulasi Tanggap Darurat Bencana.
- Supaya semua anggota akan memiliki pemahaman tenang kesehatan akibat
terjadinya bencana banjir sehingga dapat di terapkan di tengah-tengah
masyarakat.
- Kepada kelompok masyarakat mampu melakukan koordinasi supaya dapat
berinteraksi supaya dapat berinteraksi kepada masyarakat khususnya yang
terkait dengan banjir.
- Masyarakat dapat bersinergi supaya dapat menjaga Kesehatan terutama dalam
menghindari trauma yang berlebihan.
- Masyarakat mampu mensimulasikan tanggap darurat bencana jika suatu waktu
banjir terjadi kembali

3.3 Partisipasi Mitra dan Feedback Kegiatan


A. Partisipasi Mitra
Tim pengusul Penyuluhan kesehatan, DKJPS dan Simulasi tanggap bencana men
gadakan kemitraan dengan pihak warga Perumahan Griya Satria Jingga di RT 01,
03, 04. Yang diwakili oleh Bapak RW 14. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan i
ni adalah:
 Memberikan persetujuan kerjasama kegiatan dengan masyarakat RW 14.
 Memberikan informasi yang diperlukan terkait kegiatan penyuluhan
kesehatan, DKJPS, dan simulasi tanggap darurat Memberikan informasi yang
diperlukan terkait kegiatan DKJPS, misalnya peningkatan masalah kesehatan
jiwa dan psikososial,peningkatan imunitas fisik, Pencegahan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial, masalah kesehatan yang sering ditemukan
pada warga sekitar, dan lainnya.
 Mengatur waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Penyuluhan Kesehatan,
DKJPS dan Simulasi Tanggap Darurat Banjir
 Mensosialisasikan kegiatan penyuluhan kepada warga.....
 Menyiapkan daftar hadir peserta.
 Membantu mengorganisir peserta selama kegiatan agar berlangsung lancar
dan tertib. Mitra akan mendapatkan rekaman video penyuluhan yang dapat
dibagikan kepada Pak RW setempat yang tidak dapat hadir dalam kegiatan.
B. Feedback Kegiatan
Feedback yang diharapkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat
mengenai penyuluhan kesehatan, DKJPS dan Simulasi Tanggap Darurat Banjir
dapat diikuti sebaik mungkin dan dipahami oleh partisipan.
BAB IV
ORGANISASI, BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Organisasi
1. Panitia Pelaksanaan dan Uraian Tugas
a. Panitian Pelaksanaan
- Pengarah : Dr. Aan Sutandi, S.Kep., Ners., MN
- Penanggung Jawab : Ns. Harizza Pertiwi, S.Kep., MN
- Ketua Umum : Novi Setia Handayani
- Sekretaris Pelaksana : Tiara Nur Fajri Aulia

Kelompok 1 Health Education ( Penyuluhan Kesehatan)


Ketua : Sarwa Ganiyy
Sekertaris : Lusi
Anggota :
Tulis nama lengkap anggota kelompok

Kelompok 2 DKJPS
Ketua : Fandy Zebua
Sekertaris : Ririn Fadillah
Anggota :
1. Afifah Salsabila (011911033)
2. Chella Andini (011911029)
3. Ega Ardelia (011911024)
4. Erysa Audella (011911032)
5.  Nuraina (011911001)
6. Ririn Fadilah (011911027)
7. Rizky Ramadhani (011911049)
8. Tiara Nurfajri Aulia (011911021)
9. Tiara Ardhana R.
10. Syntia Hasna D (01181157)
Kelompok 3 Disaster Nursing ( Simulasi Bencana )
Ketua : Vara Saradila
Sekertaris : Opi Khofifah
Anggota :

1. Aida Indrianty Safitri 011911060


2. Athiyyah Nur Adibah 011911034
3. Bella Pebia Rahmanita 011911041
4. Cindi Nur Afni Octavia 011911016
5. Fika Zakya 011911036
6. Nia Putri Dwi Safitri 011911011
7. Opi Khofifah 011911019
8. Putri Anjani 011911017
9. Seprianti Sitorus 011911030
10. Selvia Miranda 011911043
11. Siti Nurrohmah 011911058
12. Vara Saradila 011811058

b. Uraian Tugas
Adapun uraian tugas dari panitia adalah :
- Pengarah
1) Mengerahkan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat
2) Memberikan masukan saran, dan arahan secara umum penanggung
jawab dan ketua pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat
- Penanggung Jawab
1) Membantu
2) Mengkoordinir pengawasan dan evaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat
3) Membantu UPPM dalam mengkoordinasikan dengan pihak-pihak
kegiatan pengabdian kepada masyarakat
4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan pengabdian
kepada masyarakat
- Ketua Umum dan Ketua Pelaksana Per Kegiatan
1) Menyusun perencanaan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yaitu pengajuan proposal, pelaksanaan,
dan evaluasi
2) Melaksanakan rapat/pertemuan pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat
3) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka
kelancaran pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
4) Melakukan konsultasi dan memberikan laporan pada setiap
proses/tahapan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
5) Membantu ketua dalam pengawasan dan evaluasi seluruh kegiatan
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
6) Menyusun laporan secara tertulis penyelenggaraan pengabdian kepada
masyarakat dengan dibantu oleh sekretaris dan anggota
- Sekretaris Pelaksana dan Sekretaris Per Kegiatan

1) Membantu kepala UPPM menyusun perencanaan dan mengkoordinir


pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

2) Mengkoordinir administrasi kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada


masyarakat

3) Menyusun konsep dan membuat surat-surat dokumen lain yang


diperlukan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

4) Mengkoordinir penyusunan laporan pengabdian kepada masyarakat

- Anggota

1) Membantu ketua dan sekretaris mengadministrasikan kegiatan


pelaksanaan pengabdian masyarakat

2) Membantu sekretaris dalam membuat surat-surat serta dokumen lain


yang diperlukan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

3) Mengarsipkan dan mendokumentasikan kegiatan pelaksanaan


pengabdian kepada masyarakat
4) Menggandakan dan menyebarkan perangkat-perangkat administrasi
pengabdian kepada masyarakat

4.2 Biaya Pengabdian Masyarakat


1. Penyuluhan Kesehatan
BIKIN ANGGARAN BIAYA

2. DKJPS
A. Belanja Bahan Habis Pakai/Barang Operasional

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Konsumsi warga

Konsumsi pembicara

Surat undangan acara

Materi dalam bentuk materi PPT dan


leaflet

Pulpen

Kertas HVS

Doorprize

Subtotal

B. Belanja Barang Non Operasional

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Cetak banner acara

Sewa kursi

Microfone dan speaker

Proyektor dan LCD

Subtotal

C. Belanja Perjalanan

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Transport survei lokasi

Subtotal

D. Lain lain

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Biaya tak terduga

Subtotal

Total anggaran yang diperlukan


3. Simulasi Tanggap Darurat
A. Belanja Bahan Habis Pakai/Barang Operasional

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Konsumsi warga 1 80

Konsumsi pembicara 1 12

Surat undangan acara

Materi dalam bentuk materi PPT dan


leaflet 1 80

Doorprize 1 5 Rp. 60.000,00 Rp. 300.000,00

Rp. 70.000,00 /
Souvenir 1 100 50 pcs Rp. 140.000,00

Kantong Jenazah

Subtotal

B. Belanja Barang Non Operasional

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Cetak banner acara 1 1 60.000,00 60.000,00

Perahu karet 2 2 50.000,00 100.000,00

Jaket karet 5 5 30.000,00 150.000,00

Microfone dan speaker 1 1

Kursi
Sound System
Proyektor
Mic
Senter
Pelampung
Tandu
Kotak P3K

Subtotal

C. Belanja Perjalanan

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total

Transport survei lokasi

Subtotal

D. Lain lain

Biaya Satuan
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp) Total
4.3 Jadwal Pengabdian Masyarakat
Jadwal kegiatan pengabdian masyarakat seperti berikut ini :

No Nama Kegiatan Minggu ke

1 2

1 - Penyusunan dan penggandaan materi


- Penentuan jadwal penyuluhan dan
koordinasi
2 - Pelaksanaan pelatihan
- Evaluasi dan penyusunan laporan
- Pemberian cendramata

A. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama
penyuluhan dan dilanjutkan dengan terjun langsung pada warga sekitar guna
meningkatkan kemampuan warga. Pada tahap pertama dilakukan dengan metode
diskusi dan tanya jawab. Seluruh peserta dapat mengajukan berbagai pertanyaan
dalam mitigasi bencana, Pada tahap kedua penyuluh terjun langsung ke warga
meninjau keseharian warga serta memberikan pengarahan atau penyuluhan yang
tepat kepada warga beserta para pimpinan desa sehingga dapat
mengimplementasikan secara langsung hasil penyuluhan dan simulasi.
B. Metode Kegiatan
Metode kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kesehatan dan peragaan
serta tanya jawab. Kegiatan ini merupakan kesempatan bagi pihak Universitas
Binawan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai salah satu bentuk
kegiatan. Bagi khalayak sasaran, pelaksanaan program ini akan sangat bermanfaat
baik secara pribadi maupun secara keseluruhan masyarakat.
C. Keterkaitan
Lembaga pelaksana kegiatan ini adalah Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Binawan. Sasaran adalah warga masyarakat di RT 01, 03, 04 / RW 14
Kelurahan Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kota Bogor, Jawa Barat
D. Rancangan Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah diberikan penyuluhan
E. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Tempat pelaksanaan : Pengabdian Kepada Masyarakat di RT 01, 03, 04 / RW 14
Kelurahan Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kota Bogor, Jawa Barat.
F. Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan, DKJPS dan Simulasi Tanggap Darurat Banjir
Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Agenda : Penyuluhan Kesehatan, DKJPS, dan Simulasi Tanggap
Bencana
Instruktur : Ns. Harizza Pertiwi, S.Kep., M.N

Anda mungkin juga menyukai