Anda di halaman 1dari 15

1

LAPORAN PENDAHULUAN
“GANGGUAN CITRA TUBUH”

OLEH :
CHOSSY LESMANA
2019.91.102

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
TAHUN 2020
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan dengan
judul “Laporan Pendahuluan Gangguan Citra Tubuh” dengan baik dan tepat
waktu. Adapun pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas
dari mata kuliah Keperawatan Jiwa. Selain itu, pembuatan laporan ini juga
bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat


dan membantu dalam pembuatan laporan ini sehingga semua dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya
penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah
ini dpat berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.

Jambi, Juli
2020

Penulis
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Gangguan Citra Tubuh


1. Definisi
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik
secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh
persepsi dan pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan
yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek
lainnya dari konsep diri. (Perry & Potter, 2010)
Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk
dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan
memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap
ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian
orang lain terhadap dirinya (Melliana, 2016)
Menambahkan citra raga merupakan sebagian dari konsep diri
yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Konsep diri adalah evaluasi
individu mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Aspek
utama dalam konsep diri adalah citra raga yaitu suatu kesadaran individu
dan penerimaan terhadap physical self. Citra raga dikembangkan selama
hidup melalui pola interaksi dengan orang lain. Perkembangan citra raga
tergantung pada hubungan sosial dan merupakan proses yang panjang
dan sering kali tidak menyenangkan, karena citra raga yang selalu
diproyeksikan tidak selalu positif. (Hardy dan Hayes, 2010)
Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu
tentang bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagian-
4

bagiannya yang digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine,


2013).
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan
tidak disadari terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan
sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi
tubuh (Stuart-Laraia, 2015).
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap
perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan
yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2015).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara
memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2015).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam
memandang fisik diri sendiri (Nanda, 2018).

2. Rentang Respon

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang


positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima
5

b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang


positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek
psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

3. Etiologi
a.Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif
dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri.
Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan
identitas, dan deporsonalisasi.
2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan dalam struktur sosial.
b. Faktor Presipitasi
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
2) Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga
jenis transisi peran :
1. Transisi peran perkembangan
2. Transisi peran situasi
3. Transisi peran sehat /sakit
6

4. Pohon Masalah

Harga Diri Rendah Effect

Gangguan Citra Tubuh Core Problem

Causa
Penyakit Fisik

5. Tanda dan Gejala


Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan
tanda dan gejala, seperti:
a. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak
perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok
psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi
yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien
menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari,
menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
b. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi
karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara
7

emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan


keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap


Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau
berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi
dengan gambaran diri yang baru.

6. Masalah Keperawatan yang Mungkin Terjadi


1) Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh
2) Harga Diri Rendah
3) Penyakit Fisik

7. Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Gangguan Citra Tubuh : Perubahan Subyektif :
bentuk tubuh a. Menolak perubahan anggota
tubuh saat ini, misalnya tidak
puas dengan hasil operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang
anggota tubuhnya yang tidak
berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan
orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang
terlalu tinggi terhadap bagian
tubuh yang terganggu.
e. Sering mengulang-ulang
mengatakan kehilangan yang
terjadi.
8

f. Merasa asing terhadap bagian


tubuh yang hilang.
Obyektif :
a. Perubahan anggota tubuh baik
bentuk maupun fungsi.
b. Menyembunyikan atau
memamerkan bagian tubuh yang
terganggu.
c. Menolak melihat bagian tubuh.
d. Menolak menyentuh bagian
tubuh.
e. Aktifitas sosial menurun.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki paien. Setiap
melakukan pengajian ,tulis tempat pasien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi:
a. Identitas pasien. Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian , No
Rumah pasien dan alamat pasien.
b. Keluhan utama/ Alasan MRS
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orag lain),
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari - hari,
dependen
b. Faktor predisposisi. Meliputi Kehilangan , perpisahan , penolakan
orang tua ,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi
berulang , tekanan dari kelompok sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan,
9

dicerai suami , putus sekolah ,PHK, perasaan malu karena sesuatu


yang terjadi ( korban perkosaan , dituduh kkn, dipenjara tiba – tiba)
perlakuan orang lain yang tidak menghargai pasien/ perasaan negatif
terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
c. Aspek Fisik / Biologis
Meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan ,
TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
d. Aspek Psikososial meliputi :
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
2) Konsep diri:
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau
yang akan terjadi.Menolakpenjelasan perubahan tubuh ,
persepsi negatip tentang tubuh.Preokupasi dengan bagia
tubuh yang hilang , mengungkapkan keputus asaan,
mengungkapkan ketakutan.

b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan
keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit
, proses menua, putus sekolah, PHK
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap
diri sendiri, gangguan hubungan sosial , merendahkan
martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri. Pasien
mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga
10

social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok


yang diikuti dalam masyarakat.
f) Status Mental
Kontak mata pasien kurang /tidak dapat mepertahankan
kontak mata , kurang dapat memulai pembicaraan , pasien
suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan
perawat.
g) Mekanisme Koping
Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering
menggunakan koping menarik diri).
h) Aspek Medik
Terapi yang diterima pasien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor, therapy okupasional, TAK , dan
rehabilitas.

2. Diagnosa Keperawatan
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa
potensial, dan akan dilanjutkan oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk
memonitor kemungkinan diagnosa aktual.
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra
tubuh yang berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang
berhubungan dengan perubahan penampilan (Keliat, 2010). Adapun Diagnosa
yang mungkin muncul diantaranya:
a. Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Defisit Perawatan Diri
Berikut ini merupakan data objektif dan data subjektif yang sering
ditemukan pada gangguan citra tubuh :
Data Objektif :
a. Mengurung diri
b. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien mengalami goncangan emosi.
11

c. Hilangnya bagian tubuh.


d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
e. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
f. Menolak melihat bagian tubuh.
g. Aktifitas sosial menurun.
Data Subyektif :
a. Nafsu makan tidak ada.
b. Sulit tidur
c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
d. Pasien mengeluh sesak nafas.
e. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan
hasil operasi.
f. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
g. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
h. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
i. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang
terganggu.
j. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
k. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah


meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra
tubuh, menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang
dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber pendukung
lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri
(Keliat, 2010).
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIO
KEP.
Gangguan TUM : Setelah diberikan askep selama Bina hubungan saling percaya
12 Hubungan salin
citra tubuh Kepercayaan diri ... menit dalam ..x pertemuan dengan mengungkapkan merupakan dasa
pasien kembali diharapkan TU dan TUK dapat prinsip komunikasi kelancaran hubu
normal. tercapai dengan kriteria hasil : therapeutic : interaksi selanju
1. Ekspresi wajah bersahabat 1. Sapa pasien dengan ramah 1. Membina hub
TUK 1 : 2. Menunjukan rasa senang dan baik secara verbal dan percaya
Pasiendapat 3. Ada kontak mata non verbal.
membina hubungan 4. Mau berjabat tangan, mau 2. Perkenalkan diri dengan
saling percaya menyebut nama, mau sopan.
menjawab salam 3. Tanyakan nama lengkap
5. Mau duduk berdampingan pasien dan nama panggilan
dengan perawat yang disukai pasien.
6. Mau mengutarakan masalah 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
yang dihadapi. 5. Jujur dan menepati janji.
6. Tunjukkan sikap empati
dan menerima pasien apa
adanya.
7. Beri perhatian pada pasien
dna perhatikan kebutuhan
dasar pasien

TUK 2 : Setelah diberikan askep selama 1. Diskusikan kemampuan 1. Mendiskusik


Pasien dapat ... menit dalam ..x pertemuan dan aspek positif yang kemampuan
mengidentifikasi diharapkan TU dan TUK dapat dimiliki pasien. seperti men
kemampuan dan tercapai dengan kriteria hasil : control
aspek positif yang 1. Pasien dapat menyebutkan 2. Setiap bertemu hindarkan integritas eg
dimilikinya aspek positif dan dari memberi nilai negatif. sebagai da
kemampuan yang dimiliki keperawatan
pasien 3. Usahakan memberikan 2. Reinforcem
2. Aspek positif keluarga. pujian yang realistik. akan m
3. Aspek positif lingkungan harga diri pa
yang dimiliki pasien. 3. Pujian ya
tidak m
pasien
kegiatan h
ingin
pujian.

TUK 3 : Setelah diberikan askep selama 1. Diskusikan dengan pasien 1. Keterbukaan


13
19

4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakan dari
rencana keperawatan yang disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah
dibuat dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan mandiri dan
kolaboratif. Pada situasi nyata sering impelmentasi jauh berbeda dengan
rencana, hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana
tertulis dalam melaksanakan tindakan tindakan keperawatan yang biasa adalah
rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika berakibat
fatal dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelum melaksanakan tindakan
yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana perawatan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai kondisi saat ini.
Setelah semua tidak ada hambatan maka tindakan keperawatan boleh
dilaksanakan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak
dengan pasien dilaksanakan. Dokumentasikan semua tidakan yang telah
dilaksanakan beserta respon pasien (Keliat, 2016,).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari
tindakan yang dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien evaluasi
adalah hasil yang dilihat dan perkembangan persepsi pasien pertumbuhan
perbandingan perilakunya dengan kepribadian yang sehat.Evaluasi dilakukan
dengan pendekatan SOAP:
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telah dilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang dilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masih tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
pasien.
20

DAFTAR PUSTAKA

Honigman, Rosberta dan David J. Castle. 2017. Living With Your Looks. Victoria:
University of Western Australia Press.
Keliat, B.A. 2010. Gangguan Konsep Diri. Jakarta : EGC.
Larsen, P. D & Lubkin, I. M. (2010). Chronic illness: impact and intervention, Sudbury,
Jones and Bartlett Publishers.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Potter, P.A, Perry, A.G.2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.
Samura, Jul Asdar Putra. 2011. Hubungan Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas
Dengan Citra Tubuh Remaja Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam.
Volume 1 No 1.
Stuart dan Sundeen. 2010. Buku Keperawatan (Ahli Bahasa) Achir Yani S.Hamid, Edisi
3. Jakarta : EGC.
Suliswati. (2015). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai