Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN CITRA TUBUH

a. Pengertian

Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik


secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh
persepsi dan pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan
yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek
lainnya dari konsep diri. (Perry & Potter, 2016)

Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk

dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan

memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap

ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian

orang lain terhadap dirinya. (Melliana, 2016)

Menambahkan citra raga merupakan sebagian dari konsep diri

yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Konsep diri adalah evaluasi

individu mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Aspek

utama dalam konsep diri adalah citra raga yaitu suatu kesadaran individu

dan penerimaan terhadap physical self. Citra raga dikembangkan selama

hidup melalui pola interaksi dengan orang lain. Perkembangan citra raga

tergantung pada hubungan sosial dan merupakan proses yang panjang

dan sering kali tidak menyenangkan, karena citra raga yang selalu

diproyeksikan tidak selalu positif. (Hardy dan Hayes,2016)


Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu

tentang bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagian-

bagiannya yang digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine,

2018).

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan

tidak disadari terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan

sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi

tubuh (Stuart-Laraia, 2017).

Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap

perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan

yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2017).

Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara

memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2017).

Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam

memandang fisik diri sendiri (Nanda, 2018).

b. Tanda dan Gejala

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda

dan gejala, seperti:

1) Syok Psikologis

Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak

perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok

psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi

yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien

menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari,

menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.


2) Menarik diri

Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi

karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara

emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan

keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

3) Penerimaan atau pengakuan secara bertahap

Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau

berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi

dengan gambaran diri yang baru.

c. Rentang Respon
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang

positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan

dapat diterima

2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang

positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif

maupun yang negatif dari dirinya.

3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya

negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.

4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-

aspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek

psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing

terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,

kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

d. Faktor Predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif

dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri.

Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan

identitas, dan deporsonalisasi.

2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks,

tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.

3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi

ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan

perubahan dalam struktur sosial.


e. Faktor Presipitasi

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau

menyaksikan kejadian mengancam kehidupan

2) Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga

jenis transisi peran :

1. Transisi peran perkembangan

2. Transisi peran situasi

3. Transisi peran sehat /sakit

f. Sumber Koping

Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping,

meliputi

1) Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah

2) Hobby dan kerajinan tangan

3) Seni yang ekspresif

4) Kesehatan dan perawan diri

5) Pekerjaan atau posisi

6) Bakat Tertentu

7) Kecerdasan

8) Imajinasi dan kreativitas

9) Hubungan interpersonal dengan orang lain.

10) Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.

11) Keyakinan diri yang positif.


g. Mekanisme Koping

1) Konstruktif

1. Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta

nasehat/saran.

2. Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian

rewards, antisipasi.

2) Destruktif

1. Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi,

Isolasi.

B. Pohon Masalah

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

Penyakit Fisik

C. Masalah Keperawatan yang Mungkin Terjadi

1) Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh

2) Harga Diri Rendah

3) Penyakit Fisik
D. Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Gangguan Citra Tubuh : Subyektif :

a. Menolak perubahan anggota tubuh


Perubahan bentuk
saat ini, misalnya tidak
tubuh
puas dengan hasil operasi.

b. Mengatakan hal negatif tentang

anggota tubuhnya yang tidak

berfungsi.

c. Menolak berinteraksi dengan

orang lain.

d. Mengungkapkan keinginan yang

terlalu tinggi terhadap bagian tubuh

yang terganggu.

e. Sering mengulang-ulang

mengatakan kehilangan yang terjadi.

f. Merasa asing terhadap bagian

tubuh yang hilang.

Obyektif :

a. Perubahan anggota tubuh baik

bentuk maupun fungsi.

b. Menyembunyikan atau

memamerkan bagian tubuh yang terganggu.

c. Menolak melihat bagian tubuh.

d. Menolak menyentuh bagian

tubuh.

b. Aktifitas sosial menurun.

E. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh

F. Rencana Tindakan

Keperawatan Tujuan :

a. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap

b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

c. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar

Tindakan keperawatan untuk klien

a. Membina Hubungan Saling Percaya

Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara

harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien

merasa aman dan nyaman saat interaksi. Tindakan yang harus saudara

lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah :

1) Mengucapkan salam terapetik, perkenalan diri

2) Berjabat tangan

3) Jelaskan tujuan interaksi,

4) Ciptakan lingkungan yang tenang,

5) Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan

waktu)

b. Jangan membantah dan mendukung klien

c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman

d. Observasi pengaruh citra tubuh terhadap aktivitas sehari-hari

e. Diskusikan kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi karena dapat

menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.

f. Jika klien terus menerus membicaarkan citra tubuhnya, dengarkan tanpa


memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti

membicarakannya.

g. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas.

h. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat

yang lalu dan saat ini

i. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang

dimilikinya

j. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional

klien

k. Berbicara dalam kontek realita

l. Berikan pujian yang sesuai.

m. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat,

jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat

yang benar)

n. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien behenti meminum obat tanpa

konsultasi.

Tindakan Keperawatan pada Individu


a. Tujuan

1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.

2) Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya

3) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.

4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.

5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.

6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.

b. Tindakan Keperawatan

1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini,

perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya

saat ini.

2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap,

bantu pasien menyentuh bagian tersebut.

3) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.

4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang

terganggu.

5) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :

a) Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera

mungkin, gunakan pakaian yang baru.

b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada

pembentukan tubuh yang ideal

6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :


a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari.

b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas

keluarga dan sosial.

c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang

berarti/mempunyai peran penting baginya.

d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

a. Tujuan :

1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.

2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.

3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.

4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan

pujian atas keberhasilannya.

b. Tindakan Keperawatan :

1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi

pada pasien.

2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra

tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :

a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di

rumah.

b) Memfasilitasi interaksi di rumah.

c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.

d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.

4) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam

gangguan citra tubuh.

5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Aprilyadi, Nadi. 2013. Askep Jiwa Gangguan Konsep Diri. Dalam

(http://adithmaulana.blogspot.com/2013/06/askep-jiwa-gangguan- konsep-

diri.html?m=1

Juwita, Elvi. 2013. Laporan Pendahuluan Gangguan Citra Tubuh. Dalam

(http://elvijuwita.wordpress.com/2013/04/12/laporan- pendahuluan-body-image/

Susanto, Agung. 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada

Klien Gangguan Citra Tubuh. Dalam

(http://agungsusanto0112.blogspot.com/2013/09/laporan- pendahuluan-

asuhan-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai