Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN TEORI

KEPUTUSASAAN
I. Definisi Keputusasaan
Keputusasaan merupakan kondisi subjektif seorang individu dalam
memandang keterbatasan atau tidak adanya alternative pribadi serta tidak
mampu memobilisasi energi demi kepentingan sendiri (NANDA, 2018).
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan tahun 2010 dalam Mad Zaini
(2019) keputusasaan merupakan kondisi subjektif seorang individu melihat
tidak ada alternative atau pilihan yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energi yang dimilikinya. Dapat di simpulkan bahwa keputus asaan
merupakan keputusasaan merupakan kondisi dimana seorang individu tidak
memiliki pilihan lain dalam dirinya dan tidak dapat mengontrol atau
memobilisasi energy nya untuk kepentingan pribadi, yang membedakan
keputusasaan dengan ketidakberdayaan yaitu ketidakberdayaan muncul
ketika seorang individu masih memiliki motivasi dalam hidupnya dan ia
masih bisa melakukan kegiatan nya sedangkan keputusasaan ia sudah tidak
memiliki motivasi dalam hidup sehingga nanti nya akan timbul perasaan
putus asa.

II. Tanda dan gejala (Nanda, 2018)


 Penurunan pola tidur
 Penurunan selera makan
 Isyarat verbal putus asa
 Kurang kontak mata
 Mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak
berbicara
 Menjauhi orang yang mengajak berbicara
 Penurunan respon terhadap stimulus
 Kehilangan kepercayaan spiritual
 Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
 Pembatasan aktivitas jangka panjang
III. Penyebab (Zaini,2019)
1. Aspek biologis, riwayat keluarga depresi, status nutrisi seperti
memiliki riwayat anoreksia dan BB kurang atau berlebih, status
kesehatan secara umum yaitu terdapat penyakit kronis,
ketidakseimbangan saraf dan elektrolit, paparan terhadap racon dan
alkohol.
2. Aspek psikologis, gangguan dalam melakukan komunikasi verbal,
adanya pengalaman yang tidak menyenangkan seperti perpisahan
atau penolakan, gangguan konsep diri dan self kontrol yang
kurang.
3. Aspek sosial, tidak sekolah/ putus sekolah, pekerjaan dan
pendapatan, sosial ekonomi yang rendah, belum menikah atau
mengalami kegagalan dalam berumah tangga, spiritual yang
kurang dan pernah ditolak dikelompok sebaya.

IV. Rencana keperawatan (Zaini,2019)


 Mendukung klien untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok untuk
memberikan dukungan sosial dan melakukan penyelesaian masalah
 Menggali faktor yang berkontribusi terhadap perasaan
keputusasaan dengan klien
 Memberikan penguatan positif, melakukan kontak mata, membuka
diri, penurunan jumlah tidur, melakukan perawatan diri dan
peningkatan nafsu makan
 Menjadwalkan dengan klien untuk melakukan kegiatan bersama
klien dengan memberikan kesempatan kepada klien untuk
menggali tindakan koping alternative
 Membantu klien untuk mengidentifikasi area harapan dalam
kehidupan
 Mendemonstrasikan harapan dan mengenalkan penilaian
intrinsikdan memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang
individu saha
 Membantu klien untuk melakukan kegiatan spiritual
 Mengarahkan untuk mengingat kembali kehidupan atau
mengungkapkan kenangan sesuai dengan kebutuhan
 Menghindari menutupi kebenaran
 Libatkan pasien secara aktif

Referensi
NANDA International. (2018). Nursing diagnoses definitions and classification.
(H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.), NANDA International, Inc. (11th ed.).
New York: Nanda International, Inc.
Zaini, Mad. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Di Pelayanan Klinis dan
Komunitas. Yogyakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai