Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH

RSJD. Dr.RM. SOEDJARWADI KLATEN


Jl. Ki Pandanaran Km.2 Klaten 57461 No.Telp (0272) 321435 Fac (0272) 3211418

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Pengertian
Kelainan perilaku adptif dan kemampuan masalah saat menghadapi kebutuhan hidup dan
peran tertentu

Kemungkinan Penyebab
1. Ketidakmampuan untuk percaya dengan orang lain
2. Panik
3. Kesensitifan seseorang
4. Rendah hati
5. Sistem pendukung tidak adekuat
6. Contoh peran negatif
7. Ego kuran berkembang
8. Kemungkinan faktor herediter
9. Disungsi sitem keluarga
Batasan Karakteristik
(Kecurigaan terhadap orang lain; yang berhubungan dengan)
 Kelainan dalam partisipasi sosial
 Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan dasar
 Penggunaan mekanisme pertahanan diri tidak sesuai

Sasaran/Tujuan
a. Sasaran jangka pendek
Pasien akan mengembangakan rasa percaya kepada 1 orang perawat dalam 1 minggu
b. Sasaran jangka panjang
Pasien dapat mendemonstrasikan lebih banyak penggunaan ketrampilan koping adaptif,
yang dibuktikan oleh adanya kesesuaian antara interaksi dan keinginan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat

Intervensi dengan Rasional Tertentu


1. Dorong perawat yang sama untuk bekerjasama dengan pasien sebanyak mungkin
dengan tujuan untuk memudahkan perkembangan hubungan saling percaya.
2. Hindari kontak fisik . pasien yang curiga mungkin mengartikan sentuhan sebagai
bahasa tubuh yang mengisyaratkan ancaman
3. Hindari tertawa, bisik-bisik atau bicara pelan-pelan didekat pasien sehingga pasien-
pasien dapat melihat hal tersebut namun tak dapat mendengar apa yang dibicarakan.
Pasien curiga seringkali yakin bahwa orang lain sedang membicarakan dirinya, dan
sikap yang serba rahasia akan mendukung munculnya rasa curiga.
4. Jujur dan selalu tepati janji. Kejujuran rasa membutuhkan orang lain akan mendukung
munculnya suatu hubungan saling percaya
5. Kemungkinaan besar dibutuhkan pendekatan reatif untuk mendukung masukan
makanan (misal; makanan kaleng, makanan milik pribadi atau makanan khas keluarga
akan memberi kesempatan lebih besar untuk hal lain). Pasien curiga sering yakin
bahwa mereka akan diracuni sehingga pasien menolak untuk makan makanan yang
disiapkan oleh seseorang dalam piringnya.
6. Periksa mulut pasien setelah minum obat untuk meyakinkan bahwa pasien telah
menelan obatnya dan tidak mencoba membuang obat tersebut
7. Jangan berikan kegiatan yang bersifat kompetitif. Kegiatan yang mendukung adanya
interpersonal (satu-satu) dengan perawat atau terapis adalah kegiatan yang terbaik.
Kegiatan kompetitif merupakan kegiatan yang sangat mengacam pasien-pasien
curiga.
8. Motifasi pasien untuk mengatakan yang sebenarnya. Perawat harus menghindari sikap
penolakan terhadap perasaan marah yang ditujukan pasien langsung kepada diri
perawat. Mengungkapkan perasaan secara verbal dalam suatu lingkungan yang tidak
mengacam mungkin akan menolong pasien untuk sampai kepada saat tertentu dimana
pasien dapat mencurahkan perasaan yang telah lama terpendam.
9. Sikap asertif, sesuai kenyataan, pendekatan yang bersahabat akan menjadi hal yang
tidak mengacam pasien yang curiga. Pasien curia tidak memiliki kemampuan untuk
berhubungan dengan sikap yang bersahabatatau yang ceria sekali.
Hasil Pasien yang diharapkan / Kreteria Pulang
1. Pasien dapat menilai situasi secara realitas dan tidak melakukan tindakan proyeksi
perasaannya dalam lingkungan tersebut.
2. Pasien dapat mengakui dan mengklarifikasi kemungkinan salah interprestasi terhadap
perilaku dan perkataan orang lain.
3. Pasien makan makanan dari piring Rumah Sakit dan minum obat tanpa
memperlihatkan rasa tidak percaya.
4. Pasien dapat berinteraksi secara tepat/sesuai dan kooperatif dengan perawat dan
rekan-rekannya.
NCP MEKANISME KOPING INEFEKTIF
1 KOPING TIDAK Setelah dilakukan keperawatan selama 3 X pertemuan Anxiety reduction
EFEKTIF diharapkan koping individu efektif. Kreteria hasil : 1. Gunakan pendekatan yang kalem dan memberikan
Annresion control jaminan
1. Mengungkapkan kebutuhan secara tepat (5) 2. Jelaskan tingkah laku pasien yang diharapkan
2. Mengungkapkan perasaan secara tepat (5) 3. Jelaskan semua prosedur, meliputi sensasi yang
3. Mengungkapkan control impuls (5) mungkin dialami selama prosedur
4. Identifikasi kemarahan (5) 4. Pahami perspektif pasien atau situasi yang penuh
5. Identifikasi frustasi (5) stress
6. Identifikasi situasi sebagai pencetus (5) 5. Sediakan informasi factual tentang diagnosis,
7. Identifikasi situasi sebagai pencetus (5) penanganan danprognosis
8. Identifikasi pentingnya control respon (5) 6. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan
Coping menurunkan rasa takut
1. Identifikasi koping yang efektif (5) 7. Sediakan obyek yang menandakan keamanan
2. Identifikasi koping yang tidak efektif (5) 8. Dukung aktifitas yang tidak kompetitif, dengan
3. Mengungkapkan kemampuan mengendalikan cara yang tepat
diri (5) 9. Jagalah alat penanganan jauh dari pandangan
4. Mengungkapkan kemungkinan masalah (stress) 10. Dengarkan dengan penuh perhatian
(5) 11. Kuatkan tingkah laku dengan cara yang benar
5. Penerimaan keadaan (5) 12. Ciptakan atmosfir untuk memfasilitasi rasa
6. Mencari informasi tentang penyakit dan terapi percaya
(5) 13. Dukung verbalisasi dari perasaan, persepsi, dan
7. Modisikasi gaya hidup (5) rasa takut
8. Dukungan social adekuat (5) 14. Identifikasi kapan saat tingkat cemas berubah
9. Kebutuhan akan bantuan (5) 15. Tentukan kemampuan pasien untuk mengambil
keputusan

Information processing Complex relationship building (membina hubungan yang


1. Identifikasi obyek sederhana kompleks)
2. Paham kalimat singkat/paragraph 1. Identifikasi perilaku sendiri terhadap pasien dan
3. Mengungkapkan pesan secara koheren situasi
4. Menunjukan proses pikir yang utuh 2. Mengatur perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh
5. Menunjukan proses pikir yang logis pasien yang mempunyai efek negative pada
interaksi terapeutik
Skala 3. Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara
1 = tidak pernah tepat
2 = jarang 4. Sediakan kenyamanan fisik sebelum berinteraksi
3 = kadang-kadang 5. Diskusikan kerahasiaan informasi yang
4 = sering disampaikan dengan cara yang tepat
5 = selalu 6. Monitor pesan nonverbal klien
7. Mencari klarifikasi dari pesan nonverbal klien
secara tepat
8. Berespon pada pesan nonverbal klien dengan cara
yang tepat
9. Atur jarak fisik antar perawat dan klien dengan
cara yang tepat
10. Memelihara postur tubuh terbuka
11. Gunakan periode diam untuk mengkomonikasikan
ketertarikan dengan cara yang tepat
12. Berikan jaminan klien tentang ketertarikan anda
padanya dengan cara yang tepat
13. Gunakan membuka diri dengan cara yang tepat
14. Bina persetujuan yang saling dapat diterima dalam
waktu pertemuan dan dalam pertemuan dengan
cara yang tepat
15. Bantu klien untuk mengidentifikasi perasaan
16. Atur pembatasan dari tingkah laku yang dapat
diterima selama sesi terapiutik dengan cara yang
tepat
17. Repleksikan ide utama kembali kepada klien
dengan kata-kata kita sendiri
18. Identifikasi topik dari ketertarikan
19. Kenalkan dirimu pada SO klien dengan cara yang
tepat
20. Buatlah waktu untuk interaksi berikutnya sebelum
sesi meninggalkan klien
21. Simpulkan pembicaraan pada akhir diskusi
22. Gunakan kesimpulan untuk memulai pembicaraan
selanjutnya
23. Kembali pada waktu yang telah dibuat
sebelumnyauntuk mendemonstrasikan
ketertarikan anda pada klien
24. Diskusikan tanggung jawab klien untuk
berhubungan 1 perawat klien
25. Siapkan terminasi dengan cara yang tepat
26. Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama
hubungan
27. Fasilitasi usaha klien untuk mereview pengalaman
hubungan terapiutik
28. Dukung klien untukberinteraksi dengan yang lain
dengan menggunakan perilaku yang positif
Coping enhancemen
1. Hargai penilaian klien terhadap perubahan dalam
gambar diri sesuai indikasi
2. Hargai dampak dari situasi hidup klien terhadap
peran dengan hubungan
3. Dukung klien untuk mengidentifikasi deskripsi
realis dalam perubahan peran
4. Hargai pemahaman klien tentang proses penyakit
5. Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap
situasi
6. Gunakan pendekatan yang tenang dan
memberikan jaminan
7. Sediakan admosfer penerimaan
8. Bantu pasien dalam mengembangkan
penghargaan yang obyektif terhadap kejadian
9. Bantu pasien mengidentifikasi informasi yang
paling menarik untuk didapat
10. Sediakan informasi factual tentang diagnosisi,
penanganan dan prognosis
11. Sediakan pilihan yang realistic tentang aspek
perawatan saat ini
12. Dukung perilaku dan harapan yang realistic
sebagai jalan untuk mengatasi perasaan tidak ada
yang membantu
13. Evaluasi kemampuan klien membuat keputusan
14. Cari pemahaman perspektif pasien terhadap
situasi stressful
15. Turunkan kegiatan pengambilan keputusan saat
klien berada pada stress berat
16. Dukung penguasaan situasi secara berangsur
17. Dukung kesabaran dalam mengembangkan
hubungan
18. Dukung hubungan dengan seseorang yang
mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama
19. Dukung aktifitas social dan komonikasi
20. Dukung penerimaan terhadap adanya keterbatasan
pada orang lain
21. Akui latar spiritual/budaya
22. Dukung menggunakan sumber spiritual, jika
diinginkan
23. Eksplorasi prestasi sukses pada pasien
sebelumnya
24. Eksplorasi alasan mengkritis diri klien
25. Konfrontasi ambivalen klien
26. Dorong mengeluarkan marah dan bermusuhan
dengan kontruktif
27. Mengatur situasi yang mendukung otonom pasien
28. Bantu klien dalam mengidentikasi respon positif
dengan orang lain
29. Dukung identifikasi nilai hidup spesifik
30. Eksplorasi bersama klien metode untuk mengatasi
masalah hidup sebelumnya
31. Kenalkan pasien pada orang yang pernah
mengalami kesuksesan dengan pengalaman yang
sama
32. Dukung penggunaan mekanisme defensif yang
tepat
33. Dukung verbalisasi perasaaan, persepsi dan takut
34. Diskusikan konsekwensi bila tidak mengatasi rasa
bersalah dan malu
35. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
dari kemampuan diri
36. Bantu klien mengidentifikasi tujuan jangka
pendek dan jangka panjang yang tepat
37. Bantu klien memecah tujuan yang kompleks
menjadi lebih kecil dengan tahapan yang dapat
diatur
38. Menurunkan stumuli lingkungan yang dapat
disalah artikan sebagai ancaman
39. Menurunkan stimuli lingkungan yang dapat
disalah artikan sebagai ancaman
40. Hargai kebutuhan /keinginan klien mendapatkan
dukungan sosial
41. Bantu klien untuk mengidentifikasi dukungan
sosial yang tersedia
42. Tentukan resiko aktifitas menyakiti diri pasien
43. Sediakan latihan ketrampilan yang tepat
44. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi
positif untuk mengatasi keterbatasan dan
mengelola gaya hidup atau perubahan pasien
45. Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan tingkah laku yang
konstruktif
46. Dukung pasien untuk mengevaluasi tingkah laku
sendiri

Anda mungkin juga menyukai