DOSEN PENGAMPU:
Iwan, S.Kep.Ns.,SH.,M.Kes
OLEH:
Siti Rahmadianti
NIM. PO7120318052
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami berkah dan rahmat-Nya untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada
kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan, namun dengan penuh kesabaran
kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat dinilai dengan
baik dan dihargai oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku
penyusun mohon kritik dan sarannya, terima kasih.
Penyusun
ii
LAPORAN PENDAHULUAN LUKA TEMBAK
a. Defenisi
dan fungsi jaringan pada tubuh. Luka adalah terputusnya kontinuitas dari
b. Anatomi fisiologi
1) Anatomi
3
Tulang terbentuk dari jaringan-jaringan mesenkim.Pada
dan
2) Fisiologi
(Kirnanoro), 2016
b) Kemampuan otot
c) Jenis otot
sadar.
b) Kerja otot
c) Kartilago
d) Ligamen
e) Tendon
fibroblas.
f) Fascia
g) Bursa
c. Etiologi
1) Mekanik
a) Benda tumpul
2) Non mekanik
a) Bahan kimia
b) Trauma fisik
c) Luka akibat trauma listirk
d. Patofisiologi
vulnus terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tubuh yang
ledakan, sengatan listrik, dan gigitan hewan atau binatang, vulnus yang
kondisi yang lebih serius. Tanda dan gejala yang timbul tergantung pada
asing yang tajam. Ciri-ciri : bersih, teratur, lurus, tepi luka tajam dan
runcing, kedua sudut luka lancip, kedalaman luka lebih kecil dari
dibawah kulit.
3) Luka tusuk (vulnuspuctum)
permukaan kulit.
terjadi karena trauma tumpul dan termasuk luka kotor, dimana luka
terbuka berupa garis yang tidak teratur dengan jaringan disekitar luka
bisa ikut mengalami kerusakan, sudut luka lecet, serta sering terdapat
asing, dibagi dua : ada luka geser dan luka lecet tekan.
6) Luka bakar
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan
7) Luka tembak
gelombang kejut dari peluru dapat jauh lebih luas dari jalur pelurunya
Luka tembak secara umum dibagi menjadi dua, yaitu luka tembak
masuk dan luka tembak keluar. Luka tembak masuk juga dibagi dalam
tiga, yaitu luka tembak tempel (kontak), luka tembak jarak dekat, luka
tentang yang terjadi pada waktu peluru menembus kulit. Selain luka
ini lebih tepat disebut luka lecet. Diameter luka memar ini
disebut tumbling.
yawing.
(5) Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut
keluarnya.
Tergantung pada jenis peluru dan bagian tubuh mana yang terkena,
membawa kuman. Jika tidak diobati dengan baik apalagi luka yang
kematian.
h. Manifestasi Klinik
1) Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi,
11%.
3) Luka terkontaminasi
17%.
4) Luka kotor
jaringan mati dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purlen.
terkontaminasi.
1) Komplikasi dini
a) Hematoma
b) Seroma
c) Infeksi
antibiotic sesuai dengan hasil biakan dari cairan luka atau nanah.
2) Komplikasi lanjut
justru tumbuh.
b) Perdarahan vena
c) Perdarahan kapiler
perlahan.
proliferasi dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain
1) Fase Inflamasi
Tahap ini muncul segera setalah injuri dan dapat berlanjut sampai 5
hari. Selama proses ini terjadi reaki hemostasis dan inflamsi, fase ini
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke21 dan dapat berlangsung
Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari
bersih.
1) Prosedur umum
c) Cuci daerah luka dengan cairan fisiologis seperti NaCl 0,9% atau
bersih mengalir
d) Daerah sekitar lapangan kerja ditutup dengan kain steril
f) Beri antiseptik
sebagai berikut :
pembekuan darah.
m. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan mikroskopik
2) Pemeriksaan kimiawi
PENGKAJIAN
1. Karakteristik Partisipan
a. Identitas Klien
4) Agama : Islam
7) Pekerjaan : Petani
8) No. MR : 313926
d) Pekerjaan :IRT
April, klien mengatakan bengkak dan nyeri pada area luka tembak,
2) Riwayat Kesehatan
DPO. Sekarang klien sudah melakukan operasi pada saat dikaji pada
mengatakan nyeri dan bengkak pada paha sebelah kiri, klien tampak
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/i,
Buang air besar (BAB) (-), klien dibatasi ketoilet oleh dokter.
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
dengan klien.
2) Genogram 3 Generasi
GI:
GII:
GIII:
38 30
40 37 35 43
29 27
10 6 3
Keterangan:
: Perempuan : Meninggal
49
Kesimpulan:
usia.
3) Riwayat Psikosial
b) Pola Kognitif
Sclopetorum).
c) Pola Koping
d) Pola Interaksi
4) Riwayat Spiritual
cepat sembuh.
5) Pemeriksaan Fisik
(1) Kesadaran
Eye: 4
b) Tanda-tanda vital
Nadi: 80x/menit
Pernapasan : 22x/menit
c) Sistem Pernafasan
terjadinya hipoksia)
d) Sistem Kardiovaskuler
Kardiomegali
e) Sistem Pencernaan
udema
kuadran 1 & 2
f) Sistem Indra
g) Sistem Saraf
(Nilai 5)
(c) NERVUSIII,IV,VI(Okulamotorius,Troklearis,Abdo
m en)
dengan baik
diraba wajahnya
j) Sistem Endokrin
urine berlebihan/polyuri
k) Sistem Perkemihan
kandung kemih.
l) Sistem Reproduksi
daerah kelamin
m) Sistem Immune
n) Ekskremitas
(1) Atas
(2) Bawah
Tabel 4.1
No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1 2 3 4
Nutrisi
1. Selera makan Baik Baik
2. Menu makan Nasi + Telur + Bubur+sayur
ikan masak sup+ikan bandeng
pallumara
3. Frekuensi makan 3 x sehari 3 x sehari
Cairan
1. Jenis minuman Air putih, atau Air putih
kopi
2. Frekuensi 6-8 gelas Air putih 500 ml dan
minum cairan RL 10 tpm
3. Cara pemenuhan Oral (melalui Oral (melalui mulut)
mulut)
4. Kebutuhan ± 1,5 liter / hari ± 1,5 – 2 liter / hari
cairan
Istirahat/Tidur
1. Kebutuhan ± 1,5 liter / hari ± 1,5 – 2 liter / hari
cairan
2. Pola tidur Teratur Tidak teratur
1 2 3 Tidak teratur
2. Frekuensi 3-4x/hari 2-3x/hari
3. Bau Amoniak Amoniak
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Warna Bening Kuning
6. Konsistensi Cair Cair
Olahraga
1. Progra Tidak ada Tidak ada
m
olahrag
a
2. Jenis dan Tiidak ada Tidak ada
frekuens
i
Personal Hygiene
1. Mandi Sendiri 1x/hari dilap dengan
a. Cara 1 x sehari tissue basah oleh istri
b. Frekuensi Alat mandi lengkap ( Waslap)
c. Alat
2. Cuci rambut Sendiri Belum cuci rambu
t
a. Cara 1 x sehari selama di rumah sakit
b. Frekuensi
2. Perasaan Senang -
setelah rekreasi
7) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Laboratorium
Nama : Tn “M”
No Parameter Result
1. WBC 10,43
2. RBC 2,82
3. HGB 8,0
4. HCT 25,2
5. MCV 89,4
6. PLT 205
Tabel 4.2
8) Therapy
a) Inj. Ranitidine/8jam/iv
b) Inj. Ketorolaks/8jam/iv
3) Pengumpulan Data
klien
kekamar mandi
n) Tanda-tanda vital
TD : 80/60 mmHg
N : 80x/menit
S :36°C
P : 22x/menit
s) P: nyeri bertahap
Q: nyeri tertusuk-tusuk
S: 5
4) Klasifikasi Data
Tabel 4.3
No Data Subjektif Data Objektif
1 2 3
1. a. Klien mengatakan sulit a. Klien tampak dibantu istri saat
melakukan aktivitas makan.
b. Klien mengatakan seluruh b. Klien tampak pucat
aktivitasnya dilakukan c. Semua aktivitas klien mulai
ditempat tidur dan dibantu dari duduk, makan, dan
oleh istri dan ibu klien mengganti bajudibantu istri
c. Klien mengatakan pusing saat dan ibu klien.
duduk seperti ingin terjatuh d. Hemoglobin (HB) : 8,0
Tabel 4.4
No Data Etiologi Masalah
1 2 3 4
1. Data subjektif: Intoleransi
a. Klien mengatakan aktivitas
sulit melakukan
aktivitas
Klien mengatakan seluruh
b. aktivitasnya dilakukan ditempat tidur dan
dibantu olehistri dan ibu klien
Klienmengatakan pusing saat duduk
c.
trauma akibat deselerasi/ekselerasi
seperti terjatuh ingin
Data objektif:
Perubahan pada caiaran intra dan ekstra
Klien dibantu
a.makan. Klien pucat
tampak
Semua
istri saat sel edema
b. tampak
Peningkatan suplai darah ke daerah trauma vasodilatasi
c. aktivitas
klien mulai dari
duduk, makan, dan Tekanan intracranial
mengganti dibantu istri baju
ibu klien.
dan
Hemoglobin Aliran darah ke otak
: 8,0
d. (HB)Kerusakan hemisfer motorok
Intoleransi aktivitas
2 Trauma benda tumpul, Nyeri akut
Data Subjektif
a. Klien mengatakan goresan, jatuh,
nyeri pada paha
bagian kiri kecelakaan
b. Klien mengatakan bengkak pada paha bagian kiri
Robekan/distorsi
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5
c Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 4.7
e. Catatan Perkembangan
Tabel 4.8
B. Pembahasan
Keperawatan Pada Klien Tn. “M” Yang Mengalami Vulnus Sclopetorum Dengan
Bhayangkara Makassar pada tanggal 06-08 April 2019 yang disajikan untuk
menjawab tujuan khusus. Pembahasan ini disusun sesuai dengan tujuan khusus yaitu
1. Pengkajian
demam, adanya abnormalitas warna kulit akibat trauma pada paha, resiko
infeksi.
Pada kasus ini Tn”M” , ditemukan beberapa gejala antara lain: tidak
Dari uraian diatas, tampak adanya kesenjangan antara teori dan kasus,
dimana pada kasus tidak didapatkan demam dan resiko infeksi. Karena pada
Sedangkan pada kasus didapatkan data klien meringis, pucat, gelisah, lemah,
tidak mampu melakukan aktivitas. Hal ini disebabkan karena klien sudah
mengalami operasi dimana luka bekas post op ini yang menimbulkan klien
gelisah.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian dan analisa data baik berdasarkan teori maupun
Defenisi Dan Indikator (SDKI DPP PPNI), 2016, diagnose keperawatan yang
dapat ditegakkan pada klien dengan Vulnus Sclopetorum ada 4 diagnosa, yaitu:
3) Resiko infeksi berhubungan dengan kulit yang rusak dan trauma pada
jaringan
dan kasus. Dimana terdapat pada diagnosa keperawatan tapi tidak ditemukan
dalam kasus:
a) Resiko infeksi berhubungan dengan kulit yang rusak dan trauma pada
3. Perencanaan
beraktivitas
beraktivitas
(1) Bantu klien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
klien
(5) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik tepat waktu
klien
(5) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik tepat waktu
kasus, dimana diteori terdapat cek riwayat alergi, sedangkan pada kasus
tidak ada. Hal ini dilakukan karena klien mengatakan tidak ada riwayat
alergi.
4. Tindakan
Tindakan ini dapat terlaksana dengan baik, hal ini didukung oleh
kerjasama yang baik dengan petugas ruangan dan keluarga serta klien yang
kurangnya waktu yang diberikan untuk selalu bersama klien terutama dalam
dengan kondisi dan kebutuhan perawatan pada klien Tn. “M” saat dirawat,
teratasi dengan baik pada tanggal 08 April 2019 ditandai dengan kekuatan
bagian atas dalam skala Tidak terganggu (skala 5), kemudahan dalam
tidak terganggu (skala 5) serta data yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan
melakukan aktivitas, tidak lagi pusing saat duduk, dan mulai bisa
,menggerakkan paha bagian kiri , dan masih dibatasi pergerakannya oleh dokter
utamanya kekamar mandi. Data Objektif : Klien tampak bugar, klien mulai
mandiri saat beraktivitas utamanya saat duduk, mengganti baju, makan, klien
dengan baik pada tanggal 08 April 2019 ditandai dengan skala nyeri 5,
mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang serta data yang ditemukan
pada pelaksanaan tindakan yaitu data subjektif meliputi, klien mengatakan rasa
nyama setelah nyeri berkurang. Data objektif : klien tampak baik, klien tidak
tampak meringis.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. Aziz Hidayat, Musrifatul Uliyah, (2014), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,
Jakarta: Salemba Medika
Anna, Budi Keliat,dkk, (2015), DIAGNOSIS KEPERAWATAN Defenisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10, Jakarta: EGC
Debora Oda, (2017), Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik, Jakarta: Salemba Medika
Hardisman,dkk, (2014), Gawat Darurat Medis Praktis, Yogyakarta: Gosyen Publishing
Ita Sri Rahayu, (2014), PEMBERIAN LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN
NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn.S DENGAN VULNUS
LACERATUM DAN SPASME OTOT, Karya Tulis Ilmiah
Iqbal, Wahit Mubarak, dkk, (2015), Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2, Jakarta:
Salemba Medika
Kirnanoro & Maryana, (2017), Anatomi Fisiologi, Yogyakarta: PUSTAKA BARU
PRESS Medical Recoard, (2018), Data dan Informasi: Rekam Medik RS Bhayangkara
Makassar
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma,(2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC NOC Jilid 3, Yogyakarta: MediAction
Rilano.V.S.Umboh, dkk, (2013), Pola Luka Pada Korban Mati Akibat Senjata Api, Manado:
Jurnal e-Clinic (eCl), Vol 3, No 1, Januari-April 2015
Risnanto & Uswatun Insani, (2014), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Muskuloskeletal: Yogyakarta: Deepublish
Tim pokja, dkk (2017), Standar Diagnosis Keperawatan (SDKI), Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Zairin Noor, (2017), Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal, Jakarta: Salemba Medika