Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH


(CLEAN GOVERNANCE & GOOD GOVERNANCE)

DOSEN PENGAMPU:
Moh. Fadli Dg. Patompo, SH, MH

KELOMPOK III:
Darsina (PO7120318003)
Intan Auliya (PO7120318006)
Desi Nurulain (PO7120318014)
Putri Alingga (PO7120318021)
Nurfadilah (PO7120318031)
Filda Rahmi (PO7120318038)
Windi Safitri (PO7120318047)
Siti Rahmadianti (PO7120318052)
Arnela Darae (PO7120318061)
Indri Safitri (PO7120318067)
Moh. Rian Hidayat (PO7120318082)

PRODI DIV JURUSAN KEPERAWATAN TINGKAT 3A


POLTEKKES KEMENKES PALU
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk
untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah
dititipkan kepada kelompok kami. Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai
rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini memuat tentang “Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan
Bersih (Clean Governance & Good Governance),” tema yang akan dibahas di
makalah ini sengaja dipilih oleh Dosen Pengampu kami untuk kami pelajari lebih
dalam. Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen


Pengampu yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh
pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun
mohon kritik dan sarannya, terima kasih.

Palu, 20 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................ii

Daftar Isi .......................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Pemerintahan yang Baik dan Bersih.......................................4
2.2 Prinsip-Prinsip Pokok Pemerintahan yang Baik dan Bersih.....................4
2.3 Pemerintahan yang Baik dan Bersih dengan Kontrol Sosial....................8
2.4 Korupsi Penghambat Utama Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih
........................................................................................................................9
2.5 Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik
......................................................................................................................10
2.6 Penerapannya di Indonesia.....................................................................11

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan ............................................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................................14

Daftar Pustaka ..............................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia saat ini mengalami krisis ekonomi yang mencakup di segala


bidangnya diantaranya disebabkan oleh pemerintahan yang tidak dikelola
dengan baik. Kita dapat menyaksikan pelanggaran kasus-kasus korupsi, kolusi
dan Nepotisme (KKN). Serat penyalahgunaan jabatan pemerintahan,
penegakan hokum yang belum berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Hukum tumpul keatas dan tajam kebawah serta kualitas pelayanan masyarakat
yang buruk mempersulit masyarakat kalangan bawah yang menyebabkan
berkurangnya rasa kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Tata kelola
pemerintahan yang baik sekaligus bersih merupakan landasan yang harus
diambil dalam kebijaksaan pemulihan ekonomi, sosial maupun politik.
Dalam perkembangan globalisasi maupun demokrasi menurut peran
pelaku-pelaku penyelenggaraan pemerintah. Pemerintah yang sebelumnya
memegang kuat kendali pemerintah cepat atau lambat mengalami pergeseran
peran dari posisi mengatur segala kebijakan ke posisi sebagai fasilitator. Dan
sebaiknya masyarakat yang sebelumnya sebagai penerima manfaat, harus
mulai menyadari kedudukannya sebagai pemilik kepentingan yang juga harus
berfungsi sebagai pelaku.
Oleh karena itu, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih harus
segera dilaksanakan agar segala permasalahan yang timbul dapat segera
terselesaikan dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksanakan dengan
baik dan lancer. Disadari, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
dan bersih membutuhkan waktu yang tidak singkat dan juga upaya terus

1
menerus, Di samping itu, perlu juga dibangun kerja sama dari seluruh
komponen bangsa yaitu para aparatur negara, pihak swasta, dan masyarakat
madani untuk menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dalam rangka
mencapai tata kelola pemerintah yang baik dan bersih.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat
ditarik adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari pemerintahan yang baik dan bersih?
2. Apa prinsip-prinsip dari pemerintahan yang baik dan bersih?
3. Apa hubungan antara pemerintahan yang baik dan bersih dengan control
social?
4. Bagaimana korupsi sebagai penghambat utama tata kelola pemerintahan
yang baik dan bersih?
5. Apa hubungan antara pemerintahan yang baik dan bersih dengan kinerja
birokrasi pelayanan public?
6. Bagaimana penerapan tata kelola pemerintahan yang baik di Indonesia?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yang


dapat ditarik adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian dari pemerintahan yang baik dan bersih.


2. Mengetahui prinsip-prinsip dari pemerintahan yang baik dan bersih.
3. Mengetahui hubungan antara pemerintahan yang baik dan bersih dengan
control social.
4. Mengetahui bagaimana korupsi sebagai penghambat utama tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih.

2
5. Mengetahui hubungan antara pemerintahan yang baik dan bersih dengan
kinerja birokrasi pelayanan public.
6. Mengetahui bagaimana penerapan tata kelola pemerintahan yang baik di
Indonesia.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

Istilah good and clean governance merupakan wacana baru dalam


kosakata ilmu politik dan muncul pada awal 1990-an. Secara umum, istilah good
and clean governance memiliki pengetian akan segala hal yang terkait dengan
tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Pengertian good governance tidak sebatas pengelolaan
lembaga pemerintahan semata, tetapi menyangkut semua lembaga baik
pemerintah maupun nonpemerintah (lembaga swadya masyarakat) dengan istilah
good corporate. Dalam praktiknya, pemerintahan yang bersih adalah model
pemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan dan bertanggung jawab.

2.2 Prinsip-Prinsip Pokok Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

Untuk merealisasikan pemerintahan yang profesional dan akuntabel yang


bersandar pada prinsip-prinsip good governance. Lembaga Administrasi Negara
(LAN) merumuskan sembilan aspek fundamental (asas) dalam good governance
yang harus diperhatikan, yiatu:
a) Partisipasi (Participation)
b) Penegakan hukum (rule of law)
c) Transparansi (transparency)
d) Responsif (responsive)
e) Oreintasi kesepakatan (consensus orientation)
f) Kesetaraan (equity)

4
g) Efektivitas (effectiveness) dan efisiensi (efficiency)
h) Akuntabilitas (accountability)
i) Visi strategis (strategic vision)

a) Partisipasi
Asas partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam
pengambilan keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan
yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Untuk mendorong partisipasi
masyarakat dalam seluruh aspek pembangunan, termasuk dalam sektor-sektor
kehidupan sosial lainnya selain kegiatan politik, maka regulasi birokrasi harus
diminimalisasi.

b) Penegakan Hukum
Asas penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintahan yang
profesional harus didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa.
Sehubungan dengan hal tersebut, realisasi wujud good and clean governance,
harus diimbangi dengan komitmen pemerintah untuk menegakkan hukum
yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Supremasi hukum, yakni setiap tindakan unsur-unsur kekuasaan negara,
dan peluang partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara didasarkan pada hukum dan aturan yang jelas dan tegas, dan
dijamin pelaksanaannya secara benar serta independen. Supremasi hukum
akan menjamin tidak terjadinya tindakan pemerintah atas dasar diskresi
(tindakan sepihak berdasarkan pada kewenangan yang dimilikinya).
b. Kepastian hukum, bahwa setiap kehidupan berbangsa bernegara diatur
oleh hukum yang jelas dan pasti, tidak duplikatif dan tidak bertentangan
antara suku dengan lainnya.

5
c. Hukum yang responsif, yakni aturan-aturan hukum disusun berdasarkan
aspirasi masyarakat luas, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan
publik secara adil.
d. Penegakan hukum yang konsisten dan nondiskriminatif, yakni penegakan
hukum berlaku untuk semua orang tanpa pandang bulu. Untuk itu,
diperlukan penegak hukum yang memiliki integritas moral dan
bertanggung jawan terhadap kebenaran hukum.
e. Independensi peradilan, yakni peradilan yang independen bebas dari
pengaruh penguasa atau kekuatan lainnya.

c) Transparansi
Asas transparansi adalah unsur lain yang menopang terwujudnya good
and clean governance. Akibat tidak adanya prinsip transparan ini, Indonesia
telah terjerembab de dalam kubangan korupsi yang sangat parah. Dalam
pengelolaan negara terdapat delapan unsur yang harus dilakukan secara
transparan, yaitu:
a. Penetapan posisi, jabatan, atau kedudukan.
b. Kekayaan pejabat politik.
c. Pemberian penghargaan.
d. Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan.
e. Kesehatan.
f. Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan publik.
g. Keamanan dan ketertiban.
h. Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat.

Dalam hal penetapan posisi jabatan publik harus dilakukan melalui


mekanisme test and proper test (uji kelayakan) yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga independen yang dilakukan oleh lembaga legislatif maupun komisi
independen, seperti komisi yudisial, kepolisian dan pajak.

6
d) Responsif
Asas responsif adalah dalam pelaksanaan prinsip-prinsip good and
clean governance bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-
persoalan masyarakat. Sesuai dengan asas responsif, setiap unsur pemerintah
harus memiliki dua etika, yakni etika individual dan sosial. Kualifikasi etika
individual menuntut pelaksana birokrasi pemerintah agar memiliki kriteria
kapabilitas dan layolitas profesional. Adapun etik sosial menuntut mereka
agar memiliki sensitivitas terhadap berbagai kebutuhan publik.

e) Konsensus
Asas konsensus adalah bahwa keputusan apa pun harus dilakukan
melalui proses musyawarah melalui konsensus. Cara pengambilan keputusan
konsensus, selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak,
cara ini akan mengikat sebagian besar komponen yang bermusyawarah dan
memiliki kekuatan memaksa terhadap semua yang terlibat untuk
melaksanakan keputusan tersebut.
Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan
secara partisipatif, maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan
masyarakat yang terwakili. Semakin banyak yang melakukan pengawasan
serta kontrol terhadap kebijakan-kebijakan umum, maka akan semakin tinggi
tingkat kehati-hatiannya, dan akuntabilitas pelaksanaannya dapat semakin
dipertanggungjawabkan.

f) Kesetaraan
Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan
publik. Asas kesetaraan ini mengharuskan setiap pelaksanaan pemerintah
untuk bersikap dan berperilaku adil dalam hal pelayanan publik tanpa
mengenal perbedaan keyakinan, suku, jenis kelamin, dan kelas sosial.

7
g) Efektivitas dan efisiensi
Kriteria efektivitas biasanya diukur dengan parameter produk yang
dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai
kelompok dan lapisan sosial. adapun, asas efisiensi umumnya diukur dengan
rasionalitas biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua
masyarakat. Semakin kecil biaya yang terpakai untuk kepentingan yang
terbesar, maka pemerintahan tersebut termasuk dalam kategori pemerintahan
yang efisien.

h) Akuntabilitas
Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap
masyakarat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan
mereka. Setiap pejabat publik dituntut untuk mempertanggungjawabkan
semua kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya terhadap
masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas akuntabilitas dalam upaya
menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

i) Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk
menghadapi masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam
rangka realisasi good and clean governance.

2.3 Pemerintahan yang Baik dan Bersih dengan Kontrol Sosial.

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu tujuan sari implementasi


good and clean governance. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan
bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean governance, setidaknya
dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program, yakni:

8
1. Penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan.
2. Kemandirian lembaga peradilan.
3. Profesionalitas dan integritas aparatur pemerintah.
4. Penguatan partisipasi Masyarakat Madani.
5. Peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.

Lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah


memberikan kewenangan pada daerah untuk melakukan pengelolaan dan
memajukan masyakarat dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam
kerangka menjaga keutuhan NKRI. Pencapaian tingkat kesejahteraan dapat
diwujudkan secara lebih cepat yang pada akhirnya akan mendorong kemandirian
masyarakat.

2.4 Korupsi Penghambat Utama Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan
Bersih

Tindakan penyalahgunaan Anggaran Pembangunan dan Biaya Daerah


(APBD) yang dilakukan oleh pemda dan anggota legislatif (DPRD) oleh sejumlah
lembaga, seakan belum cukup untuk mengikis tindakan korupsi di kalangan
pejabat negara. Menurut Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
korupsi merupakan tindakan yang merugikan kepentingan umum dan masyarakat
luas demi keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Menurut data Indeks Persepsi Korupsi 2011 yang dilansir oleh situs resmi
Transparansi Internasional, dalam hal persepsi publik terhadap korupsi sektor
publik Indonesia masuk urutan ke-100 dunia dengan skor rendah (3). Sementara
di antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik-Indonesia bertandang di urutan
ke-20.

9
2.5 Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dan Kinerja Birokrasi Pelayanan
Publik

Pelayanan publik kepada masyarakat bisa diberikan secara cuma-cuma


ataupun disertai dengan pembayaran. Pelayanan publik yang bersifat cuma-cuma
sebenarnya merupakan kompensasi dari pajak yang telah dibayar oleh masyarakat
itu sendiri. Adapun, pemberian pelayanan publik yang disertai dengan penarikan
bayaran, penentuan tarifnya didasarkan pada harga pasar ataupun didasarkan
menurut harga yang paling terjangkau bukan berdasarkan ketentuan sepihak
aparat atau instansi pemerintah.

Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis


untuk memulai pengembangan dan penerapan good and clean governance di
Indonesia, yaitu:
1. Pelayanan publik selama ini menjadi area di mana negara yang diwakili
pemerintah berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam
pelayanan publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap
kerja birokrasi.
2. Pelayanan publik adalah wilayah di mana berbagai aspek good and clean
governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah.
3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance, yaitu
pemerintah, maysarakat, dan mekanisme pasar.

Kinerja birokrasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitif yang


menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah didtetapkan
dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator sebagai berikut:

10
1. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar birokrasi
mampu menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang meliputi sumber
daya manusia, informasi, kebijakan, dan sebagainya.
2. Indikator proses, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan proses pekerjaan
berkaitan dengan kesesuaian anatar perencanaan dengan pelaksanaan yang
diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun
nonfisik.
3. Indikator produk, yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu
kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.
4. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
5. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
6. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun
negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah
ditetapkan.

2.6 Penerapannya di Indonesia

Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan


ditandai dengan saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan
perpolitikan bangsa Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di
antara isu reformasi yang diwacanakan oleh para elit politik adalah good
gavernment. Konsep good gavernment secara bertahap menjadi semboyan yang
populer di kalangan pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya.
Sehingga jadilah ide-good gavernment  menjadi suatu harapan dan konsep yang
diusung oleh semua lapisan masyarakat umum di republik ini. Namun yang
menjadi pertanyaan kita smua, apakah konsep good government sudah di
laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini?

11
Untuk menjawab pertanyaan ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah
ini, seandainya indikator di bawah ini sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat
dipastikan bahwa good government sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya
indikator ini adalah tugas dari domain/lembaga yang pembentuk good
government itu sendiri. Indikator  tersebut antara lain:

1. Pemerintah
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.   
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable.      
d. Menegakkan HAM.
e. Melindungi lingkungan hidup.                                           
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.

2. Sektor Swasta (Dunia Usaha)


a. Menjalankan industri
b. Menciptakan lapangan kerja    
c. Menyediakan insentif bagi karyawan
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat                         
e. Memelihara lingkungan hidup                   
f. Menaati peraturan
g. Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada
masyarakat           
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM

3. Masyarakat Madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi               

12
b. Mempengaruhi kebijakan publik
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah                       
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintaH
e. Mengembangkan SDM                                                        
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Good and clean governance memiliki pengetian akan segala hal yang
terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian good governance tidak sebatas
pengelolaan lembaga pemerintahan semata, tetapi menyangkut semua lembaga
baik pemerintah maupun nonpemerintah (lembaga swadya masyarakat) dengan
istilah good corporate. Dalam praktiknya, pemerintahan yang bersih adalah
model pemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan dan bertanggung
jawab.
Partisipasi masyarakat merupakan salah satu tujuan sari implementasi
good and clean governance. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan
bersih berdasarkan prinsip-prinsip pokok good and clean governance, setidaknya
dapat dilakukan melalui pelaksanaan prioritas program.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan nantinya pembaca dapat


memberikan kami masukan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Selain itu
setelah membaca makalah ini pembaca juga akan lebih memahami mengenai
korupsi dan ikut serta membangun masyarakat yang bebas korupsi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.2014.Buku Ajar Pendidikan dan


Budaya Antikorupsi.Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.2011.Pendidikan Anti Korupsi untuk


Perguruan Tinggi/Anti Korupsi.Jakarta: Kemendikbud

Ramadhani,Yola. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean
Governance).Academia.edu:
http://www.academia.edu/9966363/BAB_9_Tata_Kelola_Pemerintahan_y
ang_Baik_dan_Bersih_good_and_clean_governance_ Diakses pada
Jumat, 18 September 2020 Pk. 11.00 WITA

15

Anda mungkin juga menyukai