Anda di halaman 1dari 16

STUDI ISLAM: METODE DAN PENDEKATAN

Oleh :

TAUFIQ

NIM. 3004193066

Prodi : EKONOMI ISLAM

Pendekatan Dalam Pengkajian Islam

Dosen: Dr. Phil. Zainul Fuad, M.A

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena saya dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendekatan dalam
Pengkajian Islam. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Phil. Zainul Fuad,
M.A selaku dosen pembimbing Pendekatan dalam Pengkajian Islam, yang telah membimbing
saya agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi pemakalah dan para pembaca.

Akhir kata semoga makalah ini dapat dimengerti, mohon maaf jika ada kekurangan
dalam makalah ini.

Medan, 19 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah...............................................................................1


Rumusan Masalah........................................................................................1
Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

Studi Islam (Metode dan Pendekatan).....................................................2


Islam Sebagai Sumber, Pemikiran dan Praktek (Budaya/Peradaban:
Studi normatif dan non-normatif) ..........................................................2
Definisi Methode, Methodology, Pradigma dan Pendekatan
dalam Ilmiah...........................................................................................3
Makna dan Cakupan Studi Islam............................................................5
Signifikasi Pendekatan dalam Studi Islam.............................................6
Pengetahuan Manusia Secara Umum.......................................................7
Pencarian Manusia Terhadap Pengetahuan..............................................7
Makna dan Perbedaan Pengetahuan, Ilmu, dan Filsafat..........................8
Metodologi Ilmiah dan struktur Pengetahuan Ilmiah..............................9
Trend-Trend Penelitian Ilmiah...............................................................11
Studi Islam Tentang Islam: Antara Normalitas dan Historitas..............12
BAB III PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................................13
Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Secara teoritis Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah SWT kepada
manusia melalui Muhammad sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran yang
bukan hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran Islam adalah
Al-Qur’an dan Hadits.
Sumber-sumber ajaran Islam yang merupakan bagian pilar penting kajin Islam
dimunculkan agar dikursuskan dan pradigma keislaman tidak keluar dari sumber aslinya,
yaitu Al-Qur’an.
Selain itu pokok-pokok ajaran Islam dan sejarah realitas pelaksanaannya merupakan
bagian yang perlu dikaji. Dalam makalah ini akan membahas mengenai pengertian, model,
pendekatan serta pengetahuan manusia secara umum dalam studi Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode dan pendekatan dalam studi Islam?


2. Bagaimana pengetahuan manusia secara umum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui metode dan pendekatan dalam studi Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan manusia secara umum.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Studi Islam (Metode dan Pendekatan)
Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
agama Islam. Dengan perkataan lain usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun

4
praktik- praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang
sejarahnya.

1. Islam Sebagai Sumber, Pemikiran dan Praktek (Budaya/Peradaban: Studi


normatif dan non-normatif)
Islam sebagai bangunan atau konstruksi yang di dalamnya terdapat nilai-nilai,
ajaran, petunjuk hidup, dan sebagainya membutuhkan sumber yang darinya dapat
diambil bahan-bahan yang diperlukan guna mengkontruksi ajaran islam tersebut.
Seperti yang diketahui bahwa sumber ajaran islam adan tiga, yaitu Al-Qur’an, Al-
Sunnah (sebagai sumber primer) dan Al-Ra’yu, yakni pemikiran manusia (sebagai
sumber sekunder).
Ajaran islam memperbaiki seluruh aspek kehidupan manusia, yakni dengan
memasukan nilai-nilai moral yang terdapat dalam ajaran Islam. Dalam bidang akidah
didasarkan pada tauhid, yakni mengesakan Allah SWT dan menjauhi kemusyrikan.
Dalam bidang ibadah didasarkan kepada ketakwaan, yakni patuh dan tunduk
melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Dalam
bidang ekonomi dan perdagangan didasarkan kepada kejujuran, transparansi,
kepercayaan, dan saling ridha meridhai. Dalam bidang politik dan pemerintahan harus
bersikap adil, demokratis, menyejahterakan masyarakat, menciptakan keadaan yang
aman, tertib, dan damai. Dalam bidang hukum harus bersikap adil dan bijaksana,
tidak diskriminatif dan berpihak pada kebenaran dan kejujuran, tidak
memperjualbelikan hukum, dan tidak merugikan kaum yang lemah. Dalam bidang
pendidikan harus memberikan pendidikan untuk semua, bukan pendidikan yang
diperuntukkan bagi kaum yang mampu saja. Dalam bidang kebudayaan, Islam
menghendaki kebudayaan yang didasarkan pada akidah dan akhlak mulia. Islam yang
masuk dalam segala aspek kehidupan inilah yang menjadi sumber pemikiran dan
praktek yang menghasilkan peradaban bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Studi normatif adalah suatu pendekatan untuk memahami islam dengan melalui
ajaran atau doktrin-doktrin Islam. Sedangkan studi non-normatif adalah peristiwa
yang tidak biasa. Dalam arti studi ini dilakukan untuk menemukan apakah yang
dianggap benar sebagai Islam dan apa yang benar-benar esensial dalam Islam.

2. Definisi Methode, Methodology, Pradigma dan Pendekatan dalam Ilmiah


a. Metode

5
Metode secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Yunani kata metodos
terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan
“hodos” yang berarti jalan atau cara. Secara terminologi metode merupakan cara
yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya): cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 1Metode yang
dimaksud dari penulisan ini merupakan ilmiah yakni pendekatan atau cara yang
dipakai untuk meneliti suatu ilmu keterangan yang lain metode (methodos cara
penyelidikan). Cara melaksanakan sesuatu atau cara mencapai pengetahuan.
Dalam ilmu pengetahuan cara tersebut ditetapkan dengan jelas dan tetap; apalagi
jika pengerahuan telah mencapai tingkat tertentu dan kaya akan bahan. Sebelum
tingkat demikian akan tercapai, biasanya dilakukan dengan metode coba-coba
(Methode of Trial and Errox). Metode merupakan syarat paling hakiki bagi
pengembangan dan keberhasilan ilmu pengetahuan. Metode dikatakan objektif
dan benar, bila sesuai dengan pokok yang ditelaah. Ilmu pengetahuan eksakta
umumnya menggunakan metode kuantitatif; ilmu pengetahuan sosial, di samping
metode kuantitatif (statistik), terutama bersifat kualitatif.

b. Metodologi
Istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan “logos” kata
metodos terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara sedangkan logos berarti ilmu.
Sehingga metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara yang berlaku dalam
kajian atau penelitian.
c. Pradigma
Paradigma merupakan bahasa latin yang artinya contoh. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan merupakan contoh atau pertanyaan yang terus-
menerus mendasari penyelidikan untuk beberapa lama sebelum dapat terjawab,
dan sepanjang penyelidikan menyebabkan hasil lain sebagai sambilan.2

1
Faisar Ananda Arfa, dkk, Metode Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2015), h. 53.
2
Ibid, h. 55.

6
Kecenderungan penelitian ilmiah ini dasarnya mempelajari dan
menganalisis secara mendalam studi agama, bahkan berbagai agama. Studi
agama-agama telah menjadi bidang kajian akademis yang penting di banyak
perguruan tinggi di Timur dan Barat.
d. Pendekatan
Pendekatan adalah cara pandang, orang juga sering menyamakannya
dengan paradigma, yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan untuk memahami agama.3
Terdapat beberapa pendekatan yang terkenal di antaranya:
1) pendekatan personalis berupa pertanyaan

2) strukturalisme pengertian di sini ialah struktur sosial

3) fungsionalisme mencakup segala macam teori terutama dalam sosiologi dan


antropologi sosial

4) normativisme

5) history of religious (sejarah agama-agama)

3. Makna dan Cakupan Studi Islam


Studi Islam secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain usaha sadar dan
sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam
tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhungan dengan agama Islam, baik
berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.4
Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya
dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh
orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam
sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh
orang-orang di luar kalangan umat Islam. Di kalangan umat Islam, studi keislaman
3
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta : Kencana, 2011), h.12.
4
Muhaimin, dkk, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2012),
h. 1.

7
bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar
mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar
kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk
agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan umat Islam, yang
semata-mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi).
Adapun arah dan tujuan studi islam, yaitu :5
a. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agama
islam, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam
kehidupan budaya manusia. sebagaimana islam diturunkan oleh Allah swt adalah
untuk menyempurnakan agama-agama dan budaya umat di muka bumi.
b. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang
asli, dan bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam perkembangan dan
pertumbuhan budaya dan peradaban islam dalam sepanjang sejarahnya.
c. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap
abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarah.
d. Untuk mempelajari mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama
islam dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern
ini.
4. Signifikasi Pendekatan dalam Studi Islam
Studi Islam secara umum bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan
pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarna yang bersifat
hakiki, universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau
dipertemukan dengan budaya dan dunia modern, agar mampu memberikan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi oleh umat manusia pada umumnya dan umat
Islam pada khususnya. Dengan tujuan tersebut, maka studi Islam akan menggunakan
cara pendekatan yang sekiranya relevan, yaitu pendekatan kesejarahan, kesilsafatan
dan pendekatan ilmiah. Namun demikian, sebagaimana telah dikemukakan bahwa
sifat studi Islam ini adalah memadukan antara studi Islam yang bersifar konvesional
dengan studi Islam yang bersifat ilmiah, sehingga pendekatan doktriner tidaklah dapat
diabaikan.

5
Ibid, h.9-11.

8
Pendekatan historis, yang bermaksud meninjau suatu permasalahan dari sudut
tinjauan ssejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan metode
analisis sejarah. Sejarah atau histori adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan
yang sebenarnya.
Pendekatan filosofi yang dimaksud adalah melihat suatu permasalahan dari sudut
tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawabdan memecahkan permasalahan itu
dengan menggunakan metode analisis spekulatif. Pada dasarnya filsafat adalah
berpikir untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan.
Pendekatan ilmiah yang dimaksud adalah meninjau dan menganalisis suatu
permasalahan atau objek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya.
Di antara ciri pokok dari pendekatan ilmiah adalah terjaminnya objektivitas dan
keterbukaan dalam studi.
Pendekatan doktriner atau pendekatan studi Islam secara konvesional merupakan
studi di kalangan umat Islam yang berlangsung adalah bahwa agama Islam sebagai
objek studi diyakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan doktrin-doktrin yang
berasal dari Ilahi yang mempunyai nilai (kebenaran) absolut, mutlak, dan universal.
Keempat pendekatan tersebut dimaksudka bukanlah sebagai pedekatan-
pendekatan yang dilaksanakan secara terpisah satu dengan lainnya, melainkan
merupakan satu kesatuan sistem yang dalam pelaksanaannya secara serempak, yang
satu melengkapi lainnya (complement), atau merupakan pendekatan sistematis
(systemic approach).6
B. Pengetahuan Manusia Secara Umum
1. Pencarian Manusia Terhadap Pengetahuan
Proses manusia mencari kebenaran, kebenaran dapat ditemukan melalui proses
non ilmiah dan ilmiah. Proses nonilmiah meliputi :7
a. Trial and error
Kebenaran dengan trial and error dilakukan secara coba-coba tanpa kesadaran
akan pemecahan masalah tertentu. Pemecahan terjadi karena kebetulan.
b. Akal sehat (common sense)
Akal sehat merupakan konsep yang memuaskan untuk digunakan secara
praktis. Akal sehat dapat menghasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan.
c. Intuitif
6
Ibid, h.12-14.
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi
Aksara 2003), hlm.1-2.

9
Kebenaran intuitif diperoleh secara cepar melalui proses yang tak disadari
atau tanpa berpikir terlebih dahulu. Dengan intuitif orang memberikan penilaian
atau keputusan tanpa suatu renungan. Kebenaran melalui intuitif sukar dipercaya
karena tanpa menggunakan langkah-langkah yag sistematis. Metode ini disebut
metode apriori.
d. Otoritas
Kebenaran diterima melalui otoritas atau kewibawaan seseorang ilmuwan
atau pejabat tertentu. Pendapat mereka umumnya sering diterima orang tanpa
diuji, karena dipandang sudah benar. Namun pendapat otoritas ilmiah itu tidak
selamanya benar.

e. Prasangka
Kebenaran melalui akal sehat dipengaruhi kepentingan orang yang
melakukannya dengan akal sehat berubah menjadi prasangka.
f. Wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu bukanlah disebabkan penalaran
manusia secara aktif tetapi diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah dan Nabi.
2. Makna dan Perbedaan Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat.
Makna dari pengerahuan, ilmu dan filsafat adalah sebagai berkiut:8
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala hal yang diketahui manusia sebagai proses
dan produk dari rasa dan kapasitasnya untuk mengetahui sesuatu. Pengetahuan
yang diserap manusia itu tentunya banyak sekali. Setiap saat pengetahuan kita
terus bertambah.
Pengetahuan manusia dapat dibeda-bedakan dari berbagai segi. Dari segi
asalnya, ada pengetahuan yang berasal dari indra (sensual knowledge). Dari
himpunan berbagai serapan pengetahuan indrawi, manusia kemudian berpikir dan
berpikir, hingga ia menyimpulkan dan menghimpun pengetahuan hasil olahan
otak yang berpikir, pengetahuan ini disebut pengetahuan rasional (rational
knowledge). Di samping indra dan akal, manusia juga dilengkapi oleh hati (qalbu)
dan nurani. Hasil serapan indra kemudian ditanggapi, disigapi dan diprestasi oleh
rasa manusia Contohnya: dengan melihat bunga mawar yang indah dan wanginya
yang semerbak, timbullah apresiasi dan inspirasi untuk menuangkannya dalam

8
Faisar Ananda Arfa, dkk, Metode Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam, h. 5-6.

10
karya seni, baik lukisan maupun puisi. Inilah yang dimaksud karya seni (art
work).
b. Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan yang bertuju mencapai kebenaran ilmiah
tentang objek tertentu yang diperoleh melalui pendekatan, metode dan sistem
tersebut. Jadi, pengetahuan (knowledge) merupakan proses dan hasil serapan tahu
manusia secara umum. Setelah ini semua disistematiskan, disusun rapi dan ditata
menurut metode dan sistematika tertentu, maka disebut ilmu pengetahuan
(science dalam arti luas).
c. Filsafat
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi
logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis. Ada tiga ciri utama hingga
upaya itu dapat dikatakan filsafat, yaitu: Universal, Radikal dan Sistematis.
Filsafat tidak membiarkan diri terikat oleh satu pandangan atau sudut pendekatan
tertentu, akan tetapi mencoba untuk merangkum segala aspek dan semua segi ke
dalam penyelidikannya. Filsafat itu suatu ilmu pengetahuan yang umum. Bukan
dalam arti, bahwa filsafat itu seolah-olah merupakan jumlah dan segala ilmu
pengetahuan belaka, melainkan dari pengertian bahwa filsafat itu tidak
mempelajari suatu bagian tertentu dari kenyataan, dipandang dari sudut
pengamatan tertentu saja.
Bila disimpulkan bahwa pengetahuan belum bersifat sistematis sedangkan
ilmu sudah sistematis. Pengetahuan sifatnya sederhana, sedangkan ilmu sudah lebih
rinci atau tidak sederhana. Adapun filsafat radikal artinya mempertanyakan sesuatu
hingga ke akar masalahnya, mengkaji yang metafisik (dia atas yang fisik), spekulatif
(berani punya kesimpulan sementara), dan universal (menyeluruh). Terlebih bahwa
filsafat lebih luas jangkauannya. Filsafat tidak dapat hidup dan juga tidak pernah
hidup dengan memisahkan dirinya secara mutlak dari problematika ilmu pengetahuan
yang positif. Ada gejala saling ketergantungan antara ilmu pengetahuan dan filsafat.
Yang terakhir ini tidak dapat berpikir tanpa yang pertama, kerena membutuhkan hal-
hal yang konkret, yang pertama tidak dapat berjalan tanpa yang terakhir, karena
membutuhkan asas-asas dan kategori-kategori. Filsafat tidak dapat hidup berkembang

11
tanpa ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya ilmu pengetahuan tidak dapat berbuat apa-
apa tanpa filsafat.

3. Metodologi Ilmiah dan Struktur Pengetahuan Ilmiah


a. Metode Ilmiah
Metode dalam bahasa Inggris method artinya cara, maksudnya bagaimana cara
mengadakan penelitian. Metode ilmiah merupakan bagaimana cara mengadakan
penelitian secara ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat
melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah dicerminkan melalui penelitian ilmiah yang merupakan
gabungan dari cara berpikir rasional dan empiris. Alur berpikir yang tercakup
dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang
mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah, yaitu :9
1) Perumusan masalah, yang merupakan pernyataan mengenai obyek empiris
yang jelas batas-batasannya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang
terkait di dalamnya.
2) Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan
argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara
berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi
permasalahan.
3) Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau digan terhadap
pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
4) Pengajuan hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-
fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5) Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis
yang diajukan itu ditolak atau diterima.

b. Struktur Pengetahuan Ilmiah


Sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, sebagai berikut:
1) Jenis-jenis sasaran
2) Bentuk-bentuk pernyataan
3) Ragam-ragam proposisi
4) Pembagian sestematis
9
Ibid, h. 8.

12
Secara ringkas, struktur pengetahuan ilmiah itu ditunjukkan secara sistematis
sebagai berikut:10
Objek Sebenarnya Bentuk Ragam Posisi Ciri Pokok
Pertanyaan
1. Objek Material 1. diskripsi 1. asas ilmiah 1. sistematisasi
a. ide abstrak 2. ekposisi pola 2. kaedah ilmiah 2. keumuman
b. benda fisik 3. rekontruksi 3. teori ilmiah 3. rasioanalitas
c. jasad hidup historis 4. obyektifitas
d. gejala rohani 5. verifitabilitas
e. peristiwa 6. komunitas
social
f. proses tanda
2. Objek Formal
pusat perhatian

4. Trend-Trend Penelitian Ilmiah: Spesialisasi, Interdisiplin, Multidisiplin dan


Studi Area.
a. Spesialisasi yaitu upaya seseorang untuk mengkhususkan diri pada kajian atau
bidang tertentu yang dilakukan secara ilmiah. Paling populer merupakan
spesialisasi di bidang kedokteran. Di bidang teknologi misalnya ada teknologi
penguasaan air, industri, konstruksi bumi, eksplorasi angkasa, psikoteknologi. Di
bidang agama Islam spesialisasi keahlian juga terjadi. Ada ahli sejarah klasik, ada
ahli pesantren, ahli Islam Asia Tenggara, dan lain-lain.
b. Interdisiplin merupakan cara pandang terhadapsebuah masalah dari berbagai susut
pandang ilmu pengetahuan. Interdisipliner yaitu seseorang yang menekuni satu
bidang dan mengaitkannya pada bidang lainnya. Ada orang yang semula
menekuni psikologi, tetapi selanjutnya dikaitkan dengan agama. Jadilah ia ahli
psikologi agama.
c. Multidisiplin yaitu seseorang yang menekuni beragam bidang (multidisiplin
ilmu).
d. Studi Area secara terminologis merupakan pengkajian yang digunakan untuk
menjelaskan hasil dari sebuah penelitian tentang suatu masalah menurut wilayah

10
Ibid, h. 9.

13
di mana masalah tersebut terjadi. Contohnya, penelitian tentang respons warga
Muhammadiyah di wilayah tertentu (misalnya Medan) tentang bunga Bank.11
5. Studi Ilmiah tentang Islam: Antara Normalitas dan Historitas.
Kata normatif berasal dari bahasa Inggris norm yang berarti norma ajaran, acuan,
ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadaminta
mengatakan sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi. Ruang lingkup sejarah Islam
dilihat dari segi periodesasinya dibagi menjadi peride klasik, periode pertengahan dan
periode modern.12 Dilihat dari segi normatif sebagai mana yang terdapat dalam Al-
Qur’an dan Hadits, Islam lebih merupakan agama yang tidak bisa diberlakukan
kepadanya pradigma ilmu pengetahuan, yaitu pradigma analitis, kritis, metodologis
dan empiris, akan tetapi pada dataran historitas Islam dalam arti yang telah
dilaksnakan oleh manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai disiplin Ilmu.
Keterkaitan normativitas dan historisitas dalam studi keIslaman. hanya dapat
dibangun secara sistematik dengan menggunakan model gerakan tiga pendekatan
secara sirkuler, dimana masing-masing dimensi dapat berinteraksi,
berinterkomunikasi satu dengan lainnya.13

11
Ibid, h. 11-12.
12
Nasitotul Jannah, Pendekatan Normativitas dan Historisitas Serta Implikasinya dalam
Perkembangan Pemikiran Islam, Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2, 2018, h. 104.
13
Faisar Ananda, dkk, Metode Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam, h. 15

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ajaran islam memperbaiki seluruh aspek kehidupan manusia, yakni dengan memasukan
nilai-nilai moral yang terdapat dalam ajaran Islam. Studi normative adalah suatu pendekatan
untuk memahami islam dengan melalui ajaran atau doktrin-doktrin Islam. Sedangkan studi
non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa. Dalam arti studi ini dilakukan untuk
menemukan apakah yang dianggap benar sebagai Islam dan apa yang benar-benar esensial
dalam Islam. Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi
penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.
Paradigma adalah suatu kerangka konseptual, termasuk nilai, teknik dan metode, sedangkan
Pendekatan adalah cara pandang orang juga sering menyamakannya dengan paradigma, yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan untuk memahami agama.
Pendekatan yang digaunakan dalam studi Islam adalah pendekatan historis, filososfi, ilmiah
dan doktriner ayang mana pendekatan ini merupakan satu kesatuan sistem yang dalam
pelaksanaannya serempak.
Proses manusia mencari kebenaran dengan akal sehat, intuitif, trial and error, otoritas,
prasangka dan wahyu. Filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh
suatu pandangan dunia dan hidup. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat
metode ilmiah. Trend-trend Penelitian Ilmiah juga seperti spesialisasi, Inter-Disiplin, Multi-
Disiplin, dan Studi Area.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, saya mengharapkan pembaca dapat mengambil hal-hal
yang baik didalamnya, dan dapat memperdalam kembali pengetahuan tentang studi Islam:
metode dan pendekatan serta penngetahuan manusia secara umum.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Faisar Arfa, dkk. 2015. Metode Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada.

Jannah, Nasitotul. 2018. Pendekatan Normativitas dan Historisitas Serta Implikasinya dalam
Perkembangan Pemikiran Islam, Jurnal Studi Islam, Vol. 13 No. 2.

Muhaimin, dkk. 2012. Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan. Jakarta: Kencana.

Nata, Abuddin .2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta : Kencana.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi
Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai