PENGETAHUAN SOSIAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
yang Diampu Oleh :
Suryati Dzuluqy, S.H.I., M.H
Disusun Oleh :
Ding Aisyah Fabillah 192001008
M Reza Firdaus 192001014
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Kesimpulan...............................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini tengah memasuki era globalisasi dengan dampak
negatif dan positifnya. Diantara dampak negatif tersebut misalnya terjadi
dislokasi, dehumanisasi, sekularisasi, dan sebagainya. Sedangkan dampak
positifnya antara lain terbukanya berbagai kemudahan dan kenyamanan,
baik dalam lingkungan ekonomi (ekonosfer), informasi (infosfer),
teknologi (teknosfer), sosial (sisosfer) maupun fisikologi (fisikosfer).
Agama menjadi sesuatu yang penting baik dalam tatarannya
sebagai sumber moral maupun sebagai way of life bagi setiap manusia.
Pada tataran tersebut agama diposisikan sebagai sesuatu yang sakral
dan tidak mungkin untuk dikaji tetapi cukup diyakini dan diamalkan.
Agama baru bisa dikaji jika diposisikan pada ranah antropologisnya
yakni sebagai sebuah tatanan budaya (meminjam istilah Geertz
religion as a cultural
sistem). Pada posisi ini sesungguhnya agama dapat dikaji, diteliti bahkan
dikritisi sebagai agama yang menyejarah dan lifing dalam kehidupan
manusia.1 (Mastuhu & Deden Ridwan, 1998, hal. 6)
Dalam situasi yang semakin global seperti sekaran ini manusia
dibedakan kepada berbagai tantangan, disamping peluang dan kesempatan
dalam keadaan demikian dijumpai adanya manusia yang berhasil
menyikapi kehidupan global secara lebih bermakna dan berdaya guna,
tetapi malah ada juga yang tidak tahu arah yang harus dituju.
Dan ilmu pengetahuan social diharapkan dapat menjadi salah satu
alternative strategis bagi pengembangan manusia pada situasi global
sekarang ini. Namun, demikian ilmu pengetahuan sosial dinilai sudah
mulai atau hamper gagal dalam memberikan pemecahan masalah sosial
1
Mastuhu & Deden Ridwan, Tradisi baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antar Disiplin
Ilmu, cet. Ke-1 (Bandung: NuansaPusjarlit, 1998), hal.6.
1
yang muncul dalam era globalisasi, karena dasar-dasar dan prinsip-prinsip
yang
2
1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2008) hal. 53
BAB II
PEMBAHASAN
1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2008) hal. 53
3
4
1
Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Cet.I (Bandung ; Mizan, 1991), Hal 67
5
Dari defenisi yang dimaksud di atas kesimulan bahwa ada 3 unsur pokok
yang mendasari ilmu pengetahuan yaitu :
1. Rasionalis yang mempergunakan metode deduktif dalam meyusun
pengetahuan, premis yang dipergunakan dalam penalaran diperoleh dari ide
yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima oleh akal.
2. Empiris, bahwa pengetahuan manusia itu di dapatkan melalui pengalaman
yang konkrit.
3. Wahyu, tidak memerlukan penalaran tetapi menggunakan wahyu sebagai
sumber pengetahuan atau sains yang menjadi petunjuk /inspirasi akal untuk
menemukan hukum alam (sunnatullah).
Selain itu ilmu social itu harus di kawal, oleh akhlaqul karimah artinya
oran-oran yang mengembangkan, menciptakan dan ada yang menggunakan
teknologi harus memiliki landasan akhlaqul karimah yang kuat agar teknologi
yang diciptakan berorientasi untuk membangun peradaban yang manusiawi,
sehingga teknologi tidak digunakan untuk hal-hal yan merusak.1 (Tim
Perumus, Fakultas Teknik UMJ, Jakarta, 1998, hal. 155-156)
Seperti tenaga nuklir misalnya disatu pihak dapat menjadi sumber energi
bagi manusia, tetapi juga bisa digunakan untuk menjadi senjata permusuhan
bagi manusia, sebagaimana Nagasaki dan Hirosima yang di bom oleh Amerika
Serikat.
1
Tim Perumus, Fakultas Teknik UMJ, Jakarta, Al-Islam dan Iptek I, (Jakarta: PT. Raja grafindo
Persada,1998), hal. 155-156
6
cara yang amat simpatik dan tidak menumbulkan gejolak sosial yang
membawa korban yang tidak diharapkan. Respon normatifnya
merefleksibelkan kondisi sosial aktual itu, meskipun jelas, bahwa alquran
memiliki cita-cita sosial tertentu.
Kesenjangan dalam bidang ekonomi tersebut menunjukan bahwa ilmu
sosial yang ada sekarang perlu ditinjau kembali, antara lain dengan
menerapkan ilmu sosial profetik. Islam misalnya mengakui adanya perbedaan
kelas sebagai fitrah, dimana Tuhan melebihkan yang satu atas yang lain.
Namun, bersamaan dengan itu islam menyuruh umatnya agar menegakkan
keadilan dan egaliter perbedaan kelas yang ada tidak boleh diartiakn bahwa
islam mentolelir terjadi ketidak adilan sosial. Islam berupaya mengikis
kesenjagan tersebut dengan memalui berbagai upaya seperti melalui institusi
zakat, infak, sadaqah dan sebagianya.
Dalam hubungan ini islam mengakui adanya upaya suatu gerakan
kelompok yang membela kelas tertindas, tetapi gerakan itu tidak bersifat class
for itself, seperti gerakan komunis dan sebagianya, bukan untuk
menghancurkan kelas yang lain. Dalam prespektif Islam, struktur yang adil
tidak akan tercipta hanya dengan menhancurkan kelas yang menguasasi alat-
alat produksi. Dari sini terlihat dengan jelas tentang kepedulian Islam terhadap
upaya mengikis kesenjanagan yang terjadi di masyarakat.
Bukti sejarah tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa dari sejak
kelahirnnya lima belas abad yang lalu islam telah tampil sebagai agama
terbuka, akomodatif serta berdampingan dengan agama, kebudayaan dan
peradaban lainnya. Tetapi dalam waktu bersamaan islam juga tampil
memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat
simpatik dan tidak menimbulkan gejolak sosial yang membawa korban yang
tidak diharapkan. Dengan sifat dan karakteristik ajaran islam demikian itu,
maka melalui ilmu sosial yang berwawasan profetik sebagaimana disebutkan
diatas, maka Islam siap untuk memasuki era globalisasi. Era globalisasi yang
ditandai dengan adanya perubahan bidang ekonomi, teknologi, sosial,
7
1
Prof.Dr.H. Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal 59-
60
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama pada umumnya dan islam pada khususnya dewasa ini semakin
dituntun peranannya untuk menjadi pemandu dan pengarah kehidupan manusia
agar tidak terperosok kepada keadaan yang merugikan dan menjatuhkan
martabatnya sebagai mahluk mulia.
Dalam situasi yang semakin global seperti sekarang ini dihadapkan kepada
berbagai tantangan. Dalam keadaan demikian, dijumpai adanya manusia yang
berhasil meyikapi kehidupan global tersebut secara lebih bermakna dan
berguna, tetapi malah ada juga yang tidak tahu arah yang harus dituju.
Agama dapat diharapkan untuk memberikan jawaban terhadap berbagai
masalah baik yang berkaitan dengan masalah social, ekonomi, politik,
keamanan di yakini bahwa agama mendukung nilai-nilai universal dan absolute
yang mampu memberikan resep-resep mujarah yang tidak ada habis-
habisnya.namun diberikan pendekatan-pendekatan baru yang lebih relevan
yang tdak cuku dipahami dari satu pendekatan saja, melainkan dengan
menggunakan penekatan yang komprehensif, actual dan integral sehingga
agama tersebut mampu meresponi berbagai persoalan aktual dalam kehidupan
modern.
Dari penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa hubungan agama
dengan ilmu pengetahuan sosial sangat erat kaitannya dengan masalah yang
dihadapi manusia pada era globalisasi saat ini. Ilmu pengetahuan sosial sangat
dibutuhkan untuk dipelajari dan dipahami oleh umat muslim agar tidak terjadi
kesalahan dalam beribadah maupun dalam hal kemasyarakatan. Banyak hal
yang harus dilakukan dalam hubungan manusia di lingkungan masyarakat.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca supaya lebih memahami dan
mempelajari lagi hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan sosial,
9
karena agama islam sangat berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan
terutama dibidang social.
DAFTAR PUSTAKA
10