Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum warahmatullahi

wabarakatuh

KELOMPOK 3
DW I ALI SUSANTO
EVAN RAKHMAT WIJAYA
KIKI RIZKI AMALIA
SUBKI ABDUL SYAKUR
Teori Esensi Agama Yang Dikemukakan
Oleh Emile Durkheim, Karl Marx,
Sigmund Freud dan Max Weber
Teori Esensi Menurut Emile Durkhelm

Durkheim berpandangan bahwa agama itu ada, tidak pernah sekalipun Durkheim berfikir bahwa agama
itu tidak ada, namun di sisi lain dia tidak percaya dengan realitas supranatural yang telah menjadi
pedoman agama tersebut. Dasar dari pendapat Durkheim adalah agama merupakan perwujudan dari
collective consciousness (kesadaran kolektif) sekalipun selalu ada perwujudaan-perwujudan lainnya.
Tuhan dianggap sebagai simbol dari masyarakat itu sendiri yang sebagai collective consciouness
kemudian menjelma ke dalam collective representation. Tuhan itu hanyalah idealisme dari masyarakat itu
sendiri yang menganggapnya sebagai makhluk yang paling sempurna (Tuhan adalah personifikasi
masyarakat) dan melebihi apa yang dimiliki oleh manusia. ritual-ritual keagamaan merupakan sarana yang
dianggap berperan dalam menciptakan kesadaran kolektif di antara masyarakat, atau dengan kata lain
ritual agama merupakan charge bagi manusia untuk mendekatkan diri kembali kepada Tuhannya.
Teori Esensi Agama Menurut Kari Marx
Marx menganggap bahwa agama dan hukum merupakan sebuah alat etis yang digunakan untuk
menghalalkan segala cara atau membenarkan segala eksploitasi. Menurut marx pula bahwa agama adalah
ilusi. dimana buah proyeksi esensi mansuia yang kedalam suatu entitas yang dianggap suci. Kemudian
diberi sifat-sifat kekuasaan melebihi manusia dan dalam agama manusia menciptakan tuhan yang kemudian
dianggap sebagai penciptanya. Lebih parahnya lagi menurutnya bahwa agama memiliki sebuah konsekwensi
kejahatan yaitu sebagai alat penindas. Kenapa dikatan bahwa agama sampai saat ini masih banyak orang
yang menggemarinya, bahwa marx meberikan keterangan bahwa orang tertarik karena kebutuhan
emosionalnya yang menjadikannya tidak bahagia, penderitaan yang dialami serta lainnya membuat manusia
tidak memiliki pilihan lainnya. Sehingga mengekspresikannya terhadap agama. Dengan demikian agam
tidak lebih daripada halusinasi sesaat. Sehingga ia merupakan musuh yang harus dimusnahkan. Karenanya
manusia tidak akan mendapati seuah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Teori Esensi Agama Menurut Sigmund Freud

Freud berkeyakinan agama bermula dari totem. Menurutnya, totemisme dapat mengantarkan seseorang menuju
agama. Totemisme adalah suatu sistem sosio-religius yang terdapat pada suku-suku primitif di Australia,
Amerika, dan Afrika. Dalam sistem ini terdapat unsur penting, yaitu totem, biasanya seekor binatang yang
dianggap keramat tidak boleh dibunuh dan dimakan. Bagi mereka, totem ini dipandang sebagai nenek moyang
klen bersangkutan. Pandangan Freud yang menyatakan bahwa agama dimotivasi oleh dorongan libido seksual
tidak terlepas dari pandangannya mengenai hakikat manusia. Walaupun struktur kepribadian manusia terdiri atas
tiga aspek yaitu Id, Ego dan Superego, tetapi pemegang sumber energi adalah Id. Pandangan Freud mengenai
hakikat manusia ini sangat deterministik dan negatif. Perilaku manusia ditentukan oleh Id. Manusia dipandang
sebagai korban permainan nafsu libido yang disalurkan dan dikuasai oleh Id dengan prinsip kenikmatan untuk
memenuhi kebutuhannya serta menghindari rasa sakit. Pandangan ini menempatkan manusia sebagai pribadi
yang terikat dan terbelenggu oleh libido, tidak mampu keluar dari jeratan seks, sehingga kegiatan
keagamaanpun pada dasarnya adalah seks.
Teori Esensi Agama Menurut Marx Webber
Marx Webber menggambarkan secara dramatis betapa pengaruhnya keyakinan agama yang di rasionalisasi dengan roh
kapitalisem bagi prilaku keberagamaan. Weber mau memperlihatkan bahwa agama itu adalah sistem nilai yang
dibangun berdasar pada pemikiran – pemikiran rasional bukan berdasar pada hal – hal yang tidak rasional dan yang
tidak mengandung fantasia tau mitos agar para pemeluk agama itu merasa puas dana man mengespresikan prilaku
keberagamaanya dalam berekonomi, bermasyarakat dan berpolitik guna untuk menunjang kesejahteraan
masyarakat.Salain itu Max weber juga berpandangan hubungan agama dengan rasionalitas yakni karya weber secara
spesifik, berkembangnya birokrasi dalam kapitalisme modern merupakan sebab akibat dari rasionalisme hukum, politik
dan industry menurutnya birokratisasi itu sesungguhnya merupakan wujud dari administrasi yang konkrit dari tindakan
yang rasional. Yang menembus bidang peradaban barat, termasuk kedalamnya seni music dan arsitektur, kecendrungan
totalitas kearah rasionalisasi di dunia barat merupakan hasil dari pengaruh perubahan sosial.
TERIMAKASIH

Wassalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai