Disusun Oleh :
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan suatu sistem relasi atau hubungan antar
individu maupun antar kelompok yang saling berinteraksi pada suatu
lingkungan. Seiring berkembangnya waktu terjadi pula dinamika perubahan
sosial pada masyarakat. perubahan sosial tersebut meliputi pada berbagai
bidang seperti bidang industri, perekonomian, pemerintahan, pendidikan
dan lain sebagainnya.
Perubahan di dalam masyarakat yang sangat cepat seringkali tidak
diimbangi oleh kemampuan individu di dalamnnya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Akibatnya, tentu saja menimbulkan masalah sosial
di masyarakat. Masalah sosial ini mencakup juga bidang pendidikan. Dalam
konteks inilah sosiologi memiliki peran yang signifikan dalam usaha
mengatasi berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam
perkembangannya dirasa perlu untuk memfokuskan kajian sosiologi yang
lebih spesifik dalam dunia pendidikan, sehingga muncul sosiologi
pendidikan. Pada makalah ini, pemakalah akan membahas lebih lanjut
tentang sejarah perkembangan sosiologi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa sebab-sebab lahirnya sosiologi pendidikan?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan sosiologi pendidikan?
3. Siapa tokoh-tokoh yang mengembangkan sosiologi pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Mengetahui sebab-sebab lahirnya sosiologi pendidikan.
2. Memahami sejarah dan perkembangan sosiologi pendidikan.
2
3. Mengetahui tokoh-tokoh yang mengembangkan sosiologi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rahmi Juwita dkk, “Meta Analisis: Perkembangan Teori Struktural Fungsional dalam Sosiologi
Pendidikan”, Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan Vol. 3, No.1, (2020): 1-8
2
Tjipto Subadi, Sosiologi Dan Sosiologi Pendidikan Suatu Kajian Boro dari Perspektif Sosiologis
Fenomenologis, (2009), 65.
3
berakibat pada merosotnya peran pendidik (guru), dan perubahan interaksi
antarmanusia. Sehingga lahirnya sosiologi pendidikan tidak dipaksakan dan
direkayasa, tetapi lahir dari kebutuhan kehidupan masyarakat. Dan berikut
penjelasan lebih lanjut mengenai sebab-sebab lahirnya sosiologi pendidikan
yaitu sebagai berikut
1. Perubahan masyarakat yang sangat cepat
Perubahan sosial adalah gejala sosial yang sangat wajar dan
merupakan ciri utama masyarakat. Bilamana masyarakat yang dinamis
adalah masyarakat yang terus bergerak dalam rangka menemukan sesuatu
yang baru. Dan sebagai gejala yang wajar, maka hampir tidak ada
masyarakat yang tidak berubah. Sebagian sosiolog menyatakan bahwa
perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam
unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis atau kebudayaan.3
Perubahan yang sangat cepat yang terjadi dalam masyarakat dan
sering tidak diseimbangi dengan nilai-nilai sosial mengakibatkan gejala di
masyarakat. Sehingga, menimbulkan munculnya gejala penderitaan rakyat,
kegelisahan sosial, konflik antar golongan dan lain sebagiannya. Dan
gejala-gejala tersebut juga muncul di berbagai bidang seperti industri,
agama, ekonomi, pemerintahan, keluarga, dan juga pendidikan. Kondisi
yang tidak seimbang ini akhirnya juga mempengaruhi perkembangan
pendidikan. Sementara itu, lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu
mengatasinya dan akhirnya para sosiolog berusaha untuk mengembangkan
pemikirannya dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah-
masalah pendidikan tersebut. Sehingga sosiologi diharapkan dapat untuk
ikut memecahkan masalah-masalah pendidikan.
2. Faktor peran guru
Guru adalah seorang tenaga professional yang mempunyai tugas
antara lain mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan
mengevaluasi peserta didik melalui proses pembelajaran. Hakikatnya
3
M. Zainuddin,“Perubahan Sosial dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan”, Sosio-Religia, Vol. 7
No. 3, (Mei 2008), 753-754.
4
seorang guru ialah sebagai figur digugu dan ditiru, memiliki kepribadian
luhur dan bisa menjadi sosok yang dapat diteladani oleh anak didiknya.
Seiring terjadi perkembangan masyarakat yang sangat cepat, guru
mengalami perubahan-perubahan baik yang kondusif maupun kurang
kondusif dalam upaya pembinaan dan pengarahan kepada peserta didik.
Ada guru bertindak sebagai pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
Namun, peran seorang guru tidak hanya mendidik namun juga dapat
memberi contoh dan suri teladan yang baik. Dalam hal ini belum semua
guru bisa memberi contoh dan suri tauladan bagaimana bertindak dan
berucap kepada siswanya. Bahkan kerap sekali tindakan guru melanggar
nilai-nilai dan etika sosial. Sebagai contoh seperti berjudi, mencuri, kurang
disiplin, tidak adil, bahkan ada yang berbuat asusila terhadap anak
didiknya.
Perilaku yang tidak etis bila dilakukan oleh guru maka akan
mendapat sorotan yang tajam dari masyarakat. Masyarakat tidak bisa
menerima perbuatan tersebut dan dianggap sebagai pelanggaran serius.
Guru yang berbuat demikian tidak akan dipercaya lagi oleh masyarakat
yang menyerahkan amanah untuk mendidik anak-anaknya kepada guru.4
Masalah-masalah yang seperti itu tentu berkaitan erat dengan
masalah pribadi guru, sehingga lembaga pendidikan harus mampu untuk
mengatasinya dengan melibatkan ahli sosiolog untuk mengembangkan
pikiran-pikirannya untuk memecahkan masalah guru tersebut, sehingga
lahirlah sosiologi pendidikan.
3. Motivasi pendidikan
Schoorl berpendapat bahwa praktik-praktik pendidikan merupakan
wahana terbaik dalam menyiapkan sumber daya manusia dengan derajat
moralitas tinggi.5Schoorl memberikan penilaian bahwa sekolah sebagai
tempat yang baik dalam membentuk moral anak didik. Sekolah sebagai
suatu institusi yang ikut bertanggung jawab atas pembentukan moralitas
4
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 91.
5
Erhamwilda, “Mencermati Problem Pendidikan Indonesia Untuk Memperbaiki Kualitas
Pendidikan (Suatu Upaya Meningkatkan SDM Bangsa)”, Mimbar: Jurnal Sosial dan
Pembangunan, Volume XX No. 4 (Oktober – Desember 2004): 457-477.
5
anak didik. Pada saat kondisi moralitas pada masyarakat makin tidak
terbentuk, maka sekolah sebagai lembaga pendidikan harus menjadi
prakarsa untuk membenahi moral anak didik. Akan tetapi, pembentukan
moral ini pada dasarnya bukan hanya tanggung jawab sekolah sebagai
lembaga pendidikan, namun juga tanggung jawab semua lapisan
masyarakat maupun keluarga. Sehingga perlu kerjasama yang bersinergi
antara sekolah maupun lingkungan masyarakat. Para ahli sosiolog sangat
menaruh perhatian terhadap pendidikan moral. Para sosiolog ikut serta
dalam membangun moralitas pendidikan dengan menuangkan pemikiran
sosiologi, sehingga muncullah sosiologi pendidikan.
B. Sejarah dan Perkembangan Sosiologi Pendidikan
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiologi pendidikan lahir bersamaan dengan munculnya persoalan-
persoalan pendidikan yang tidak teratasi. Sehingga kemudian persoalan-
persoalan pendidikan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan
sosiologis. Sebab-sebab lahirnya sosiologi pendidikan yaitu dikarenakan
adanya perkembangan masyarakat yang sangat cepat dan berakibat pada
merosotnya peran pendidik (guru), dan motivasi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA