MAKALAH
EVALUASI PENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Dosen Pengampu
Dra. Hj. Nurul Aini, M. Pd
Oleh
Murjanah 19.14.0115
Lina Rihani 19.14.0094
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Adapun judul makalah ini adalah Evaluasi Penilaian Pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
mata kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini yang dibimbing oleh Dosen
Nurul Husna, M. Pd.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pangalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi mahasiswa yang turut menjajaki
mata kuliah Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Anak Usia Dini....................................................3
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini.................4
C. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran anak usia dini...........................6
D. Prosedur evaluasi pembelajaran pendidikan anak usia dini..................9
E. Macam-macam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini...15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi anak usia dini?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran anak usia dini?
3. Apa prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran anak usia dini?
4. Apa prosedur evaluasi pembelajaran pendidikan anak usia dini?
5. Apa berapa macam evaluasi pembelajaran anak usia dini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui evaluasi anak usia dini
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran anak usia
dini
1
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran anak usia
dini
4. Untuk mengetahui prosedur evaluasi pembelajaran pendidikan anak
usia dini
5. Untuk mengetahui macam-macam evaluasi pembelajaran anak usia
dini
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Ifat Fatimah Zahro evaluasi pada anak usia dini pada
hakikatnya dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan dan belajar anak secara akurat, sehingga dapat diberikan
layanan yang tepat.1 Evaluasi adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak.
Evaluasi proses dan hasil belajar dengan model bermain di PAUD
disesuaikan dengan indikator pencapaian perkembangan anak dan
mengacu pada standar penilaian.2
Evaluasi pada anak usia dini berbeda dengan model evaluasi pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Evaluasi pada anak usia dini
menurut Iswantiningtyas dan Wulansari dilakukan dengan mengadakan
suatu pengamatan, pencatatan dan dokumentasi tentang kegiatan anak.
1
Nilawati Tadjuddin, Desain Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik
Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandar Lampung: Aura Printing & Publishing, 2015)
2
Petrus Redy Partus Jaya, Pengolahan Hasil Penilaian Pendidikan Anak Usia Dini, Jurnal Lonto
Leok Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 2 No. 1, Januari 2019
3
Sawaluddin, Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam, Jurnal Al- Thariqah Vol. 3
No. 1, Januari-Juni 2018, h. 40
3
Evaluasi tidak hanya digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu
program, akan tetapi untuk memantau kemajuan dan perkembangan anak.
Pelaksanaan evaluasi pada anak usia dini dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan sehingga kemajuan belajar dan perkembangannya
dapat diketahui.4
4
Dedi Wahyudi, Konsepsi Al-Qur’an Tentang Hakikat Evaluasi Dalam Pendidikan Islam, Jurnal
Hikmah, Vol. XII No. 2, 2016, h. 247
5
Veny Iswantinigtyas dan Widi Wulansari, Pentingnya Penilaian Anak Usia Dini, Proceeding of The
ICECRS, Vol. 1 No. 3, 2018, h. 199
4
2. Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi
penyebab masalah belajar pada anak.
3. Membantu guru menetapkan tujuan dan merencanakan program.
4. Untuk memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam
hal ini untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan
khusus.
5. Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning). Dalam
hal ini, evaluasi digunakan untuk mennetukan kemajuan anak dalam
mencapai tujuan program. Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk
memodifikasi kurikulum, menentukan metodologi, dan memberikan
umpan balik (feed back).
6. Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan
pada anak.6
6
Munika Sari Akhsanti, Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran Dalam Pengembangan Program
Pembelajaran Anak Usia Dini, Early Childhood Education Papers (Belia), 2014, h. 89
5
5. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan bimbingan
terhadap anak sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.
6. Mengetahui tingkat perkembangan fisik dan mental anak.
7. Mengetahui hambatan-hambatan dan kesukaran yang dialami anak
dalam kegiatan belajar mengajar.
8. Menilai tingkat keterampilan dan pengetahuan anak.
9. Memberikan bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka
pembinaan selanjutnya terhadap anak, khususnya pada jenjang
pendidikan berikutnya.
10. Sumber data atau masukan bagi kegiatan belajar mengajar
selanjutnya.7
7
Mahirah B, Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa), Jurnal Idaarah, Vol. 1 No. 2, Desember 2017,
h. 260
6
pembelajaran berikutnya, lalu dievaluasi lagi. Hasil evaluasi baru
tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
kegiatan pembelajaran selanjutnya. Kesinambungan kegiatan evaluasi
tersebut sesuai dengan tahap- tahap program pembelajaran yang
disusun. Tahapan yang dimaksudkan bersifat berjenjang, dalam arti
bermula dari setiap episode dalam setiap pertemuan, program
perpokok bahasan, unit pelajaran, catur wulanan/semesteran, tahunan
dan akhirnya perjenjang pendidikan. Dengan demikian, evaluasi tidak
dilaksanakan sekali saja di awal atau di akhir program, melainkan
dilaksanakan selama proses kegiatan belajar mengajar dan selama
program pembelajaran berlangsung.
3. Berorientasi pada tujuan Sebagaimana dikemukakan, menurut Nurhadi
dan Senduk evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai
atau tidak. Karena itu, sudah seharusnya evaluasi dilaksanakan dengan
mengacu pada tujuannya. Evaluasi yang berorientasi pada tujuan dapat
tercermin pada kesesuaian alat evaluasi dengan rumusan perilaku yang
ditargetkan dalam tujuan.
4. Objektif Objektif mengandung arti bahwa informasi dan skor yang
diperoleh, serta keputusan yang ditetapkan sesuai dengan keadaan
siswa yang sebenarnya. Dengan demikian, pandangan subjektif
pengevaluasi tidak terlibat dalam evaluasi tersebut.
5. Terbuka Proses dan hasil evaluasi dapat diketahui oleh semua pihak
yang terkait, yaitu sekolah, siswa, dan orang tua. Hal itu berarti, bahwa
hasil evaluasi yang dilaksanakan dalam program-program jangka
pendek, misalnya evaluasi formatif ataupun evaluasi harian dapat
diketahui oleh siswa. Bahkan jika siswa minta keterangan kepada guru
tentang sasaran yang akan dievaluasi, guru hendaknya menjelaskan
sampai batas-batas tertentu yang tidak menafikan fungsi evaluasi itu
sendiri.
7
6. Bermakna Evaluasi yang dilaksanakan hendaknya mempunyai makna
bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu siswa dan guru. Siswa sebagai
pembelajar berkepentingan terhadap evaluasi, yaitu untuk mengetahui
hasil belajarnya dan perkembangannya. Hasil evaluasi tersebut, bagi
siswa dapat menjadi barometer kemampaunnya sekaligus menjadi alat
intropeksi diri. Bagi guru, evaluasi dapat memberikan masukan tentang
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya. Berdasarkan hasil
evaluasi yang baru saja dilaksanakan, guru mungkin merasa perlu
melihat kembali rencana program yang telah dibuatnya dan melihat ke
belakang terhadap pelaksanaan suatu program. Lebih dari itu, evaluasi
juga sebaiknya memberikan makna terhadap program pembelajaran
secara menyeluruh.
7. Mendidik Evaluasi dilaksanakan untuk mendorong siswa belajar lebih
mantap. Hasil yang diperoleh dalam evaluasi dipergunakan sebagai
penghargaan terhadap keberhasilan belajar atau sebaliknya digunakan
sebagai peringatan atas kekurang berhasilan belajar. Dengan demikian,
siswa yang memperoleh hasil baik semakin bersemangat untuk belajar
mandiri, sedangkan yang belum berhasil dengan baik dapat terdorong
untuk belajar lebih baik lagi.
8. Sesuai dengan kurikulum Kesesuaian yang dimaksudkan di sini adalah
kesesuaian evaluasi dengan tiga komponen lainnya dalam program
pembelajaran, yaitu tujuan, materi, dan metode.8
Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir
sebagian besar, jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Hal ini
sesuai dengan pendapat “Cross yang mengatakan bahwa a principle is a
statement that holds in most, if not all cases”. Keberadaan prinsip bagi
seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip
evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain
guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
8
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014
8
D. Prosedur Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
9
Wahyudin U dan Agustin M, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan Guru, Tutor,
Fasilitator dan Pengelola Pendidikan, Bandung: Refika Aditama, 2011
9
1. Sebelum memulai evaluasi, sebaiknya guru mengumpulkan dan
menyiapkan segala sesuatu sebagai bahan evaluasi, seperti hasil karya
anak didik, bahan tes atau penugasan (perintah, suruhan, permintaan,
dan lain-lain yang disampaikan langsung secara lisan), pernyataan-
pernyataan lisan anak secara spontan maupun hasil-hasil observasi dan
lain sebagainya.
2. Ketika proses evaluasi berlangsung, sebaiknya anak didik tidak
mengetahuinya. Sebab, dikhawatirkan dapat mempengaruhi
objektivitas penilaian. Untuk mewujudkan situasi demikian, maka
proses evaluasi perlu dikondisikan serileks mungkin sehingga anak-
anak tidak menyadari bahwa dirinya sedang dievaluasi.
3. Disamping tanpa pengetahuan anak didik, kondisi psikis guru harus
netral. Artinya, ketika proses evaluasi sedang berlangsung guru harus
mengensampingkan segala bentuk prasangka, kekesalan, kejengkelan,
kemarahan, dan perasaan-perasaan lainnya kepada anak didik.
4. Evaluasi hasil pembelajaran di lembaga paud, harus dilakukan secara
individual atau anak per anak. Setiap anak harus mendapatkan giliran
yang merata dan perlakuan yang sama.
5. Guru harus mencatat dan mengolah hasil evaluasi dengan teliti dan
cermat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga guru mampu
membuat kesimpulan yang mencakup seluruh aspek tumbuh kembang
anak. Dengan pola demikian, hasil evaluasi dapat dibaca dan diketahui
oleh orang tua atau wali siswa dengan mudah.
6. Evaluasi pada lembaga paud, khususnya kepada anak didik, sifatnya
adalah kualitatif, bukan kuantitatif. Artinya, aspek-aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan atau kompetensi anak sesuai dengan
irama tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, di akhir lembar evaluasi,
guru harus membuat catatan, yang berisi tentang normal atau tidaknya
irama tumbuh kembang anak. Jika dilihat terdapat gangguan dalam
tumbuh kembang anak didik yang terganggu, maka guru harus
mempelajari data-data yang ada, kemudian membuat rekomendasi atau
10
saran-saran yang seharusnya dilakukan orang tua. Misalnya, jika anak
terlambat pertumbuhan badannya (tidak sebanding antara usia dengan
tinggi badan) guru dapat merekomendasikan agar anak tersebut dibawa
ke klinik tumbuh kembang anak untuk diberikan asupak gizi peninggi
badan.10
Dalam assessment pembelajaran anak usia dini menurut Eisele
meliputi proses-proses sebagai berikut :
1. Assessment harus berpusat pada anak dan pembelajaran di kelas.
2. Assessment dilakukan pada saat kegiatan berlangsung, alami dan
merupakan kebiasaan sehari-hari.
3. Assessment harus mendorong kekuatan anak, apa yang anak tahu, apa
yang mereka lakukan dan bagaimana mereka berkembang sebagai
pembelajar.
4. Pengamatan guru adalah sangat penting dalam assessment. Mengamati
bagaimana anak belajar dan berinteraksi dengan yang lain. Pelajari
bagaimana supaya lebih efektif menginterpretasikan apa yang diamati.
5. Mencakup assessment formal (tes standar, basal tes dan lain-lain),
evaluasi informal (laporan anekdot, contoh anak dan lain-lain) dan
masukan dari guru, anak dan orang tua.
6. Mengumpulkan hasil kerja anak dalam portofolio. Hasilnya harus
penuh arti dan otentik merefleksikan seluruh kemampuan anak.11
Adapun menurut pendapat lainnya yaitu ada empat proses dalam evaluasi
yaitu :
1. Menentukan kebutuhan anak dan menentukan tujuan evaluasi.
2. Mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dengan metode yang
tepat.
3. Memproses informasi yang bermanfaat untuk melakukan penilaian.
10
Rosyid Ridho, Markhamah, dan Darsinah, Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di KB “Cerdas” Kecamatan Sukarejo Kabupaten Kendal, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.
16, No. 2, Agustus 2015, h. 65
11
Lara Fridani, Sri Wulan dan Sri Indah Pujiastuti, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini,
(Tanggerang Selatan, Universitas Terbuka, 2017), h. 1.4
11
4. Membuat keputusan (judgment) profesional.12
12
Hamzah B Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 3
13
Ifat Fatimah Zahro, Penilaian Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini, Vol. 1 No. 1 Oktober 2015
12
Langkah-langkah evaluasi dilaksanakan untuk membantu guru
membuat penilaian kemampuan anak dalam mengikuti proses
pembelajaran. Menurut Anita Yus beberapa langkah dalam melakukan
penilaian terhadap anak usia dini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan/Menetapkan Penilaian Di dalam kurikulum terdapat
kompetensi (kemampuan), hasil belajar, dan indikator. Guru memilih
kemampuan mana yang ingin dimiliki anak dari kegiatan yang akan
dilakukan. Setelah menentukan kemampuan tersebut guru merancang
program kegiatan dalam Satuan Kegiatan Harian (SKH). Berdasarkan
SKH tersebut guru menerapkan alat penilaian mana yang sesuai
digunakan untuk mengetahui sejauh mana anak melakukan kegiatan
dan memiliki kemampuan yang telah ditetapkan dalam SKH.
2. Menyiapkan Alat Penilaian Langkah kedua yang dilakukan uru
menyiapkan alat penilaian yang telah ditetapkan untuk digunakan
dalam kegiatan pelaksanaan program. Guru dapat membuatnya sendiri,
dapat juga menggunakan yang sudah ada (misalnya buatan orang lain)
alat yang digunakan sesuai dengan SKH.
3. Menetapkan Kriteria Penilaian Setelah alat penilaian selesai atau
tersedia guru menetapkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian adalah
patokan ukuran keberhasilan anak. patokan digunakan untuk
menerapkan nilai anak.
4. Mengumpulkan data Alat yang sudah selesai dibuat guru, digunakan
untuk mengambil data yang berkaitan dengan kemampuan yang ingin
dinilai dari anak.
5. Menentukan nilai Data yang diperoleh dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Misal menggunakan daftar cek, guru
menghitung berapa tanda yang dimiliki anak untuk setiap kemampuan.
Jumlah cek dibandingkan dengan kriteria. Kalau lebih atau sama
berarti berhasil. Kalah dibawahnya berarti nilainya belum berhasil.14
14
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), h. 40-42
13
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun terlebih dahulu
perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil
belajar itu, yakni sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
2. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek
kognitif, aspek afektif atau aspek psikomotorik.
3. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan evaluasi.
4. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam
pengukuran dan hasil belajar peserta didik.
5. Tindak lanjut hasil evaluasi.15
Ada empat fokus evaluasi untuk pembelajaran anak usia dini, yaitu sebagai
berikut:
1. Evaluasi perencanaan
2. Evaluasi pelaksanaan.
3. Evaluasi media.
4. Evaluasi perkembangan anak. 16
Dalam evaluasi pendidikan anak usia dini (PAUD), ada beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh guru, antara lain:
1. Pengamatan langsung (observasi).
2. Mencatat kegiatan yang dilakukan dan tahapan main anak.
3. Mencatat ungkapan pertanyaan (tanya jawab), pernyataan anak.
4. Membaca hasil karya anak, mendokumentasikan semua bahasa natural
anak ke dalam portofolio masing-masing anak.17
15
Ibid, h. 44
16
Docket S and Tegel K, Situation-based learning in early childhood teacher training. Teaching
Review (UWS Macarthur), 3(1), 40-44, 1995
17
Evariyanti, Tarigan, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mengayam Dasar dengan Menggunakan
Metode Demonstrasi di TK Namorambe Medan,” Jurnal Bahas Unimed, Vol 8 No 5, 2013, h. 4
14
Pada pedoman evaluasi, dijelaskan bahwa hasil evaluasi harian guru
terhadap anak muridnya harus dilaporkan kepada orang tua atau wali
murid, sejauh mana kemajuan dan pencapaian tumbuh kembang anak.
tujuan dari laporan ini adalah memberikan informasi lengkap kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya orang tua dan guru khususnya
tentang perkembangan anak didik selama di lembaga paud. 18
Dalam melaporkan hasil evaluasi anak kepada wali murid secara
tertulis, kepala sekolah atau guru kelas harus menjelaskan kepada orang
tua anak secara lisan, supaya orang tua dapat memahami isi dari laporan
hasil evaluasi tersebut. Setiap hasil evaluasi pada setiap anak mempunyai
sifat yang rahasia, artinya hanya orang tua, guru, serta tenaga
kependidikan paud yang mengetahui secara terperinci hasil evaluasi
tersebut.
18
Syafrimen, Noriah Mohd, dkk, Delapan Cara Pembinaan Motivasi Di Kalangan Pendidik,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung: Pusat Permata Pintar Negara National University
of Malaysia, 2016, h. 2
15
4. Unjuk kerja Penilaian unjuk kerja dilakukan berdasarkan tugas anak
didik dalam melakukan perbuatan yang dapat diamati. Misalnya
berdoa, bernyanyi, dan berolahraga.
5. Percakapan Percakapan dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang pengetahuan atau penalaran anak mengetahui sesuatu.
Percakapan merupakan pengumpulan data dengan jalan mengadakan
komunikasi dengan sumber informasi yang dilakukan dengan dialog
(tanya jawab). Penilaian percakapan dapat dibedakan menjadi
percakapan terstruktur dan tidak terstruktur:
a. Percakapan Terstruktur Percakapan terstruktur dilakukan sengaja
oleh guru dengan menggunakan waktu khusus, dan menggunakan
suatu pedoman 36 walaupun sederhana. Dalam hal ini guru sengaja
ingin menilai pemahaman anak terhadap kemampuan tertentu
seperti berdoa, bernyanyi, menirukan ucapan guru, menyebutkan
nama-nama benda yang mempunyai sifat tertentu, menyatakan
rasa, serta menceritakan tentang percobaan yang dilakukan.
b. Percakapan Tidak Terstruktur Percakapan tidak terstruktur adalah
menilai percakapan anrara anak dengan guru tanpa dipersiapkan
terlebih dahulu yang dilakukan pada jam istirahat atau ketika
sedang mengerjakan tugas.
6. Portofolio Portofolio adalah kumpulan tugas dan pekerjaan seseorang
secara sistematis. Berdasarkan pengertian ini guru dapat menoleksi
karya peserta didik berdasarkan aturan tertentu. Dalam bidang
pendidikan portofolio berarti pengumpulan karya anak selama
mengikuti kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.
Portofolio dipergunakan untuk mengukur prestasi belajar anak yang
bertumpu pada perbedaan individual. Dengan demikian, penilaian
portofolio dilakukan dengan membandingkan karya anak dari waktu ke
waktu dengan dirinya sendiri.19
19
Ardhani Dwi Kinasih, Faizatul Amalia, Bayu Priyambadha, Pengembangan Sistem Evaluasi
Pembelajaran PAUD, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Maret 2018,
Vol. 2 No. 3
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
3. Kejadian-kejadian penting yang terjadi pada hari itu, seperti anak
mampu menulis namanya sendiri untuk pertama kalinya.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Rosyid Ridho, Markhamah, dan Darsinah. Agustus 2015. Pengelolaan
Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di KB “Cerdas”
Kecamatan Sukarejo Kabupaten Kendal, Jurnal Penelitian Humaniora,
Vol. 16, No. 2
Sawaluddin. Januari-Juni 2018. Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran
Pendidikan Islam, Jurnal Al-Thariqah Vol. 3 No. 1
Syafrimen, Noriah Mohd, dkk. 2016. Delapan Cara Pembinaan Motivasi Di
Kalangan Pendidik, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung: Pusat
Permata Pintar Negara National University of Malaysia
21