Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN MEMBACA ANAK

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Bahasa
Anak Usia Dini

Dosen Pengampu:
Ibu Lita, M.Pd.

Disusun oleh:
Iin Mutmainah (21.12.1.0007)
Ipah Riepah (21.12.1.0008)
Hani Sri Meilani (22.12.3.4001)
Vira Baridatul Fikriyah (22.12.1.0005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2023
KATA PENGANTAR

Ungkapan Puji Syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Perkembangan Membaca Anak”
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Sehingga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pembahasan tentang perkembangan membaca anak.
Adapun pembuatan makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang perkembangan membaca anak telah
kami sajikan berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa sumber tertulis
tentunya, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Maka, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Yth : Ibu Lita, M.Pd.
selaku Dosen Mata Kuliah.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan wawasan yang lebih
luas serta menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa
dan mahasiswi Universitas Majalengka. Tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan ini jauh dari sempurna, baik segi
penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk menjadi lebih baik
di masa yang akan datang.

Majalengka, 18 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAS ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian, Peranan, dan Tujuan Membaca…………..................................3
B. Perkembangan Membaca……..............................................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak Usia Dini (AUD) adalah sekelompok anak yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan kognitif baik itu daya pikir maupun daya cipta, sosio emosional,
bahasa dan komunikasi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang sedang dilalui anak tersebut. Oleh karena itu, pada masa
ini sangat tepat untuk memberikan rangsangan yang baik untuk
pengembangan membaca permulaan terutama dalam proses keterampilan
berkosakata dalam berbahasa, perkembangan bahasa merupakan salah satu
perkembangan anak yang sangat penting dan harus diperhatikan sejak dini.
Aspek perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang perlu
di kembangkan, dan hal ini merupakan salah satu tujuan pembelajaran di
Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu pada masa ini sangat tepat untuk
memberikan rangsangan yang baik untuk pengembangan bahasa anak,
terutama dalam proses membaca permulaan.
Tarigan dalam Riyanti (2021:6) menyampaikan bahwa membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis. Seorang penulis mampu menulis bukan semata-mata dari
hasil pengamatannya saja, tetapi berdasarkan pengalaman dirinya, dan
pengalaman orang lain.
Kemampuan membaca akan membantu anak belajar lebih banyak
tentang dunia, memahami petunjuk pada tulisan dan gambar, sehingga anak
akan senang membaca dan membantu mereka mengumpulkan banyak
informasi. Belajar membaca sangat berbeda dari belajar untuk berbicara, dan
hal itu tidak terjadi sekaligus. Perlu proses waktu yang berkelanjutan sesuai
usia anak untuk belajar membaca.

1
Mengembangkan aspek kemampuan membaca sejak dini (usia TK)
sangatlah penting untuk persiapan mereka secara akademis memasuki
pendidikan dasar selanjutnya. Dengan gemar membaca diharapkan anak-anak
dapat membaca dengan baik sehingga mempunyai rasa kebahasaan yang
tinggi, berwawasan yang lebih luas keberagamannya dan mampu
mengembangkan pola berpikir kreatif dalam dirinya. Memberikan
pembelajaran membaca pada anak usia TK tetaplah melalui bermain karena
bagi anak usia TK bermain adalah belajar dan belajar adalah bermain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian, peranan dan tujuan membaca ?
2. Bagaimana perkembangan membaca?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuannya sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian, peranan dan tujuan membaca.
2. Untuk mengetahui perkembangan membaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Peranan dan Tujuan Membaca


1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa. Rahim (2007: 2) menyatakan bahwa membaca pada hakikatnya
adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. Tarigan dalam Riyanti (2021:6)
menyampaikan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Seorang
penulis mampu menulis bukan semata-mata dari hasil pengamatannya
saja, tetapi berdasarkan pengalaman dirinya, dan pengalaman orang lain.
Dalam pengertian sempit, membaca adalah kegiatan memahami
makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara dalam pengertian luas,
membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif yang
dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh
tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai,
fungsi, dan dampak bacaan itu.
Nurhadi dalam Riyanti (2021:5) mengungkapkan bahwa seseorang
melakukan kegiatan membaca salah satu tujuannya untuk mendapatkan
informasi dari sesuatu yang di tulis melalui lambang-lambang tertulis. Dari
segi linguistik membaca ialahhsuatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi, hyuberlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian. Dengan demikian kegiatan membaca sebagai
akktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan
yang terpisah-pisah.
Membaca merupakan aktivitas untuk meliputi tiga keterampilan
dasar yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording artinya merekam

3
apa yang ditulis oleh penulis, decoding yaitu membaca kode-kode tulisan,
dan meaning adalah memahami bacaan tersebut. Pemahaman dalam
pilihan kata atau diksi, tanda baca, struktur bahasa, penulisan kalimat, dan
pengalaman-pengalaman yang dimiliki pembaca dapat membantu
pemahaman ketika referensi yang dibaca.
Kemampuan membaca anak usia Taman Kanak-kanak adalah
kemampuan anak dalam mengubah simbol huruf ke dalam pengucapan
atau lisan, kemampuan mengaitkan apa yang telah diucapkan anak dengan
simbolnya dalam bentuk huruf. Anak secara mampu melakukan kombinasi
bunyi, cara menuliskan atau merangkai huruf- huruf tersebut dan mampu
membacanya. Anak mampu menguasai sintaksis (aturan kata kalimat) dan
menguasai sematik (makna dari kata atau kata perkata yang dibacanya).
Anak dikatakan mampu membaca sebuah kata atau kalimat singkat apabila
anak tersebut mengerti dan mampu. menyampaikan makna dari kata
tersebut secara lisan. Hal ini sesuai dengan pandapat Hadini ( menyatakan
bahwa merupakan kemampuan kegiatan membaca menelusuri. memahami,
hingga mengeksplorasi berbagai simbol. Simbol dapat berupa rangkaian
huruf-huruf dalam suatu tulisan atau bacaan bahkan gambar.
Menurut Bromley dalam Suryana (2016:130) kemampuan
membaca pada anak berlangsung dalam beberapa tahap yaitu 1) Tahap
fantasi: 2) Tahap pembentukan konsep diri: 3) Tahap membaca gambar: 4)
Tahap pengenalan bacaan; 5) Tahap membaca lancar. Berdasarkan
pendapat diatas disimpulkan bahwa Tahap perkembangan kemampuan
membaca anak usia dini secara umum adalah Tahap timbulnya kesadaran
terhadap tulisan atau fantasi, tahap pembentukan konsep diri, tahap
membaca gambar. tahap pengenalan bacaan dan tahap membaca lancar.
Menurut Steinberg dalam susanto (2011:83) membaca dini atau
awal adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak
prasekolah. Program ini menumpukkan perhatian pada perkataan-
perkataan utuh. bermakna dalam konteks pribadi anak- anak dan bahan-
bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik

4
sebagai perantara pembelajaran. Menurut Brata dalam Kumara (2014:1)
mengungkapkan permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran
membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual
bahasa.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
membaca bagi anak usia dini atau awal atau permulaan merupakan proses
kegiatan pembelajaran yang terpadu seperti memberikan pengetahuan
mengenal huruf-huruf. menghubungkan kata-kata rangkaiaan tersebut
dengan bunyi dan maknanya yang dikemas dalam kegiatan yang menarik
bagi anak. Dengan demikian membaca sebagai hal yang penting bagi
seseorang yang ingin meningkatkan diri untuk memperluas wawasannya
meliputi proses pengasosiaan huruf, penerjemahan, dan pemahaman
makna isi bacaan.
2. Peranan Membaca
Membaca merupakan suatu kemampuan yang dapat dipelajari
sejak dini, sehingga tidak ada salahnya membaca diajarkan di Taman
Kanak-Kanak asalkan sesuai dengan karakteristik anak. Dr. Tessa Webb
(dalam Ariani dan Olivia, 2009:37) menyatakan bahwa anak yang
mempunyai pengalaman membaca sejak usia dini sangat lebih berpotensi
untuk mengembangkan kemampuan membaca seumur hidup. Usia saat
seseorang belajar kata kata adalah kunci untuk memahami bagaimana
seseorang mampu membaca dikemudian hari. Semakin muda usia anak
belajar membaca, maka semakin mudah untuk belajar membaca.
Menurut Steinberg (dalam Dhieni dkk, 2005: 5.3) mengajarkan
membaca sejak usia dini sangat penting untuk dilakukan, karena dengan
membaca anak dapat memenuhi rasa ingin tahu mereka, dapat
menciptakan situasi akrab dan kondusif, anak dapat mempelajari sesuatu
dengan mudah dan cepat, dan melalui kegiatan membaca dapat membuat
anak untuk mudah diatur dan mudah terkesan, karena anak usia dini pada
umumnya perasa.

5
Sedangkan Leonhardt (dalam Dhieni et al., 2008:55) menyatakan
bahwa menumbuhkan kecintaan membaca pada anak sangatlah penting.
Anak yang gemar membaca akan tumbuh menjadi pribadi yang
mempunyai rasa bahasa yang tinggi, mempunyai wawasan yang luas,
mempunyai rasa cinta kasih, mampu menghadapi dunia yang penuh
dengan kemungkinan dan peluang serta memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka.
Lebih lanjut Hasan (2010: 323) menjelaskan kebiasaan membaca
sejak kecil akan berdampak sangat positif bagi perkembangan otak anak.
karena melalui membaca anak dapat memperoleh informasi disekeliling
mereka, sehingga rasa ingin tahu yang sedang berkembang dalam diri
anak dapat terpenuhi. Dengan pengalaman membaca yang dimiliki, anak
dapat berpikir lebih rasional, lebih mampu mengendalikan diri dan
kebiasaan membaca sejak kecil dapat memperkaya wawasan anak,
sehingga tercipta jati diri manusia yang lebih berkualitas.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
membaca sangat penting untuk diajarkan pada anak usia dini. Anak yang
mempunyai kemampuan membaca sejak usia dini akan tumbuh menjadi
anak yang kreatif dan percaya diri, anak dapat mengetahui banyak hal dan
mereka mudah menyerap segala sesuatu yang mereka jumpai dalam
kehidupan sehari hari.
3. Tujuan Membaca
Menurut Tarigan (2008:9) tujuan utama dari kegiatan membaca
adalah untuk memperoleh informasi mencakup isi dari bacaan dan
memahami makna bacaan yang dibaca. Makna atau arti dari bacaan
sangat erat hubungannya dengan maksud dan tujuan dari membaca.
Tujuan membaca selain memperoleh pengetahuan juga informasi-
informasi baik yang diperlukan maupun tidak diperlukan. Rahim dalam
Riyanti (2021:6) menyatakan bahwa tujuan membaca yaitu, untuk
kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi
tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan

6
informasi hahwa pembelajaran membaca tingkat anak akan berkembang
dengan baik, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu
eksperimen atau menampilkan informasi yang di peroleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Bagi sebagaian besar seseorang membaca untuk memeperbarui
pengetahuannya mengenai topik tertentu, memperdalam pengetahuan,
membuktikan prediksi. Berbeda halnya dengan Tarigan (2021:7) yang
berpendapat bahwa tujuan membaca sebagai berikut.
a. Membaca untuk menemukan atau penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh tokoh, apa saja yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecah masalah-masalah
yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b. Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula- mula pertama, kedua, dan
ketiga/seteruanya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan dan
organisasi cerita.
c. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh
pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah,
kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka
berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi.
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam
cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut

7
membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan.
e. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang di
perbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita
itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi.
f. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah,
bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan
atau mempertentangkan.
Dhieni, dkk (2008: 5.6) menjelaskan secara umum tujuan membaca
dapat dibedakan sebagai berikut:
a. untuk mendapatkan informasi. Informasi tersebut mencakup informasi
tentang fakta dan kejadian sehari hari sampai informasi tingkat tinggi
tentang teori teori serta penemuan dan temuan ilmiah canggih. Dalam
hal ini membaca bertujuan untuk mengembangkan diri agar dapat
memperoleh informasi yang diperlukan.
b. untuk meningkatkan citra diri. Bahan bacaan yang dibaca berupa
karya para penulis kenamaan, membacanya bukan karena berminat
terhadap karya tersebut, melainkan agar orang memberi nilai positif
terhadap diri mereka. Kegiatan membaca ini bukan merupakan
kebiasaan tetapi hanya dilakukan sekali kali di depan orang lain.
c. untuk melepaskan diri dari kenyataan, misalnya merasa jenuh, sedih
bahkan putus asa, dalam hal ini membaca merupakan penyaluran
yang positif.
d. untuk tujuan rekreatif dan mendapatkan kesenangan atau hiburan,
bahan bacaan yang dipilih adalah bacaan yang ringan atau bacaan
yang disukai.
e. untuk mencari nilai keindahan atau pengalaman estetis, dan bahan
bacaan yang dipilih adalah karya bernilai sastra tinggi.

8
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan membaca
pada anak usia dini adalah untuk memperoleh kesenangan dan
mengetahui informasi atau kejadian yang sering dijumpai anak dalam
kehidupan sehari hari. Anak akan merasa bahagia ketika anak mampu
membaca sesuatu yang dilihat anak, karena rasa ingin tahu yang sedang
berkembang dalam diri anak dapat terpenuhi.

B. Perkembangan Membaca
Pembelajaran bahasa khususnya membaca sangatlah penting. Menurut
Burns dalam Rahim mengemukakan bahwa kemampuan membaca
merupakan sesuatu yang vital sebab setiap aspek kehidupan melibatkan
kegiatan membaca (Rahim, 2008:1). Bahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi pada dasarnya adalah lambang-lambang bunyi yang bersistem,
yang dihasilkan oleh artikulator (alat bersuara) manusia. (Tambubolon,
1990:1). Glenn dalam Susanto (2011:84) menyatakan bahwa untuk
mengajarkan membaca harus dimulai dengan pengenalan huruf, suku kata,
mengenal kata dan kalimat.
Beberapa ahli mengemukakan tahapan perkembangan membaca,
Tahapan perkembangan membaca anak, menurut Solehuddin, dkk
(2001:7.75) ada empat tahap, yakni:
1. Tahap membaca pemula (beginning Reader), dimana anak senang melihat
tulisan dan senang apabila orang lain membacakan untuknya
2. Pembaca tumbuh (Emergent Reader), dimana anak belajar bahwa tulisan
adalah cara yang konsisten untuk menyatakan sebuah cerita atau
informasi lainnya
3. Pembaca awal (Early reader), dimana anak mengenali beberapa kata,
mengetahui banyak tentang membaca, dan membaca tulisan lainnya
4. Pembaca ahli (Fluent Reader), adalah tahap dimana anak dapat
mengoreksi sendiri bacaannya untuk mendapatkan arti yang benar atau
sesungguhnya.

9
Jalango (2007:288) seorang peneliti terkemuka dalam membaca anak-
anak, mengemukakan ada tiga tahap pengetahuan anak untuk membaca kata
sebagai suatu kesatuan kata yaitu diantaranya:
1. Logographic (usia prasekolah). Pada tahap ini anak membaca kata
sebagai satu kesatuan yang utuh dan perhatian anak lebih pada gambar
yang ada di lingkungan sekitar
2. Alfabetis (usia kinder garden), pada tahap ini anak menggunakan huruf
untuk mengidentifikasi kata-kata dan anak memfokuskan perhatiannya
pada huruf
3. Orthographic (usia sekolah dasar), pada tahap ini anak mulai melihat pola
dalam kata-kata.
Menurut Coachrene setiap anak mengalami lima tahapan membaca.
Adapun tahapan perkembangan membaca menurut Cochrane dalam Brewer
(2007:218) yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Magic (Magical Stage). Pada tahap ini anak belajar tentang guna
buku, mulai berpikir bahwa buku itu adalah sesuatu yang penting. Anak
melihat-lihat buku, dan sering memiliki buku favorit. Pada tahap ini anak
memperhatikan tulisan dan membedakannya dengan gambar. Anak dapat
menyebut gambar sebagai gambar dan tulisan sebagai tulisan. Contoh:
ketika anak diberi sebuah buku, ia akan melihat-lihat buku dan
membukanya. Ketika anak merasa senang dengan buku itu, dia akan
membawanya kemana-mana.
2. Tahap Konsep Diri (Self Concept Stage). Pada tahap ini anak melihat diri
sendiri sebagai pembaca, mulai melihat dalam kegiatan “pura-pura
membaca”, mengambil makna dari gambar, membahasakan buku
walaupun tidak cocok dengan teks yang ada di dalamnya. Pada tahap ini
anak mengetahui bahwa tulisan dapat dilafalkan dan memiliki informasi.
Contoh: ketika anak diberi buku cerita bergambar ia akan pura-pura
membaca ceritanya, padahal apa yang dilafalkan anak tidak sesuai dengan
tulisannya.

10
3. Tahap Pembaca Antara atau Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading
Stage). Anak-anak memiliki kesadaran terhadap bahan cetak (print).
Mereka mungkin memilih kata yang sudah dikenal, mencatat kata-kata
yang berkaitan dengan dirinya, dapat membaca ulang cerita yang telah
ditulis, dapat membaca puisi. Anak-anak mungkin mempercayai setiap
label sebagai kata dan dapat menjadi frustasi ketika mencoba
mencocokan bunyi dengan tulisan. Pada tahap ini anak mulai mengenal
alfabet. Anak-anak memperhatikan tanda-tanda visual seperti gambar
tetapi belum menguasai simbol. Anak biasanya akan membaca dengan
melihat gambar, membaca label dengan memperhatikan barang dan
gambarnya. Anak menjabarkan gambar atau informasi visual lain dalam
bentuk satu kalimat atau lebih. Contoh: anak akan merasa senang
membaca gambar-gambar yang ada dibukunya dan ketika membuka buku
dan pertama kali yang dicari adalah gambar.
4. Tahap Lepas Landas atau Tahap Pengenalaan Bacaan (Take off Reader
Stage). Pada tahap ini anak mulai menggunakan tiga sistem tanda atau
ciri yaitu grafonik, semantik, dan sintaksis. Mereka mulai bergairah
membaca, mulai mengenali huruf dari konteks, memperhatikan
lingkungan huruf cetak dan membaca apapun di sekitarnya, seperti tulisan
pada kemasan dan tanda-tanda.
5. Tahap Independent atau Tahap Membaca Lancar (Independent Reader
Stage). Pada tahap ini Anak dapat membaca buku yang tidak dikenal
secara mandiri, mengkonstruksi makna dari huruf dan dari pengalaman
sebelumnya. Anak-anak dapat membuat perkiraan tentang materi bacaan.
Materi berhubungan langsung dengan pengalaman-pengalaman yang
paling mudah dibaca.
Dari tahapan membaca yang dikemukakan Cochrane dapat
disimpulkan yang termasuk membaca permulaan adalah saat anak dapat
membedakan gambar dengan tulisan, senang dengan buku, pura-pura
membaca, dan dapat membaca gambar.

11
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca bagi anak usia dini atau awal atau permulaan merupakan
proses kegiatan pembelajaran yang terpadu seperti memberikan pengetahuan
mengenal huruf-huruf. Membaca sangat penting untuk diajarkan pada anak
usia dini. Anak yang mempunyai kemampuan membaca sejak usia dini akan
tumbuh menjadi anak yang kreatif dan percaya diri. Tujuan membaca pada
anak usia dini adalah untuk memperoleh kesenangan dan mengetahui
informasi atau kejadian yang sering dijumpai anak dalam kehidupan sehari
hari
Dari tahapan membaca yang dikemukakan Cochrane dapat
disimpulkan yang termasuk membaca permulaan adalah saat anak dapat
membedakan gambar dengan tulisan, senang dengan buku, pura-pura
membaca, dan dapat membaca gambar.

13
Simulasi Pengembangan Bahasa Anak

Nama Media : Kubus Kata Cerdas


Filosofi : Anak mampu mengenal jenis-jenis binatang dan menata kubus
yang sesuai dengan gambar dan huruf
Alat dan Bahan :
1. Kardus
2. Kertas Origami
3. Bambu
4. Gunting & Cutter
5. Penggaris
6. Pensil
7. Lem

Cara Membuat :
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Mencetak pola di atas kardus, dan potong kardus menggunakan gunting
mengikuti pola
3. Setelah terpotong, tekuk bagian pinggir kertas kemudian beri lem bagian yang
ditekuk tadi
4. Lalu beri lubang untuk bambu di kedua sisi kanan dan kiri
5. Selanjutnya membuat pola untuk dudukan kubus serta tekuk mengikuti arah
garis
6. Potong bagian kanan dan kiri mengikuti garis yang ditentukan
7. Lubangi bagian yang ditunjuk untuk membuat penyangga bambu
8. Beri lem bagian pinggir yang ditekuk untuk membentuk balok penyangga
9. Menempel gambar dan huruf yang telah dibuat menggunakan kertas origami
pada kardus yang telah dibentuk
10. Kemudian masukan bilah bambu serta kubus yang telah dibuat melewati
lubang pada balok dudukan

14
Aspek yang dapat dikembangkan :
1. Aspek Agama Moral
 Anak dapat mengetahui binatang ciptaan Allah
2. Aspek Bahasa
 Anak mampu menyebutkan nama-nama binatang dan huruf
3. Aspek Kognitif
 Anak dapat berpikir kritis dan logis terhadap apa yang sudah dilihat pada
gambar
 Anak dapat mengenal huruf dan gambar binatang
 Anak dapat menebak huruf sesuai dengan gambarnya
4. Aspek Fisik Motorik
 Anak dapat menggerakkan tangannya secara terkoordinasi dalam menata
media kubus untuk menyesuaikan antara gambar dan huruf
5. Aspek Sosial Emosional
 Anak dapat melatih kesabaran dan menaati aturan dalam bermain
 Anak dapat merasa senang

15
DAFTAR PUSTAKA

Brewer, Jo Ann. 2007. Introduction Early Childhood Education Preschool


Through Primary Grades, Sixth Edition. Boston: Allynan Bacon.
Hilaliyah, T. 2016. Kemampuan Membaca Anak Usia Dini. Jurnal Membaca
Vol.1, No.1.
Jalango, Mary Renck. 2007. Early Childhood Language Arts Fourth Edition.
Boston: Allyn & Baco.
Riyant Asih, 2021.” Keterampilan Membaca” penerbit K- Media
Solehuddin, M. 2001. Pembaharuan Pendidikan di TK. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca. Bandung: Angkasa Kelas.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

16

Anda mungkin juga menyukai