Disusun oleh :
SEMESTER 4
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan penyusun kemudahan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan
pertolongan-Nya, penyusun tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad Saw. yang kita harapkan syafa’atnya di akhirat nanti.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motorik halus atau fine motor skill adalah kemampuan anak atau
keterampilan yang dimiliki anak, yang menggunakan otot-otot kecilnya
dalam beraktivitas. Misalnya, menggenggam, meremas, menulis, dan
menggambar. Kemampuan ini membutuhkan kecermatan dan koordinasi
antara mata dengan tangan.
Usia 1-2 tahun = Anak dapat mengambil benda kecil dengan ibu jari
atau telunjuk, bisa membuka buku (2-3 halaman sekaligus),
menyusun balok.
Usia 2-3 tahun = Anak dapat mencoret-coret dengan satu tangan,
membuat garis tak beraturan, memegang pensil, memakai baju
sendiri.
Usia 3-4 tahun = Anak dapat mencuci tangan, menggambar lebih jelas
walaupun masih belum rapih, membentuk plastisin, membuat garis
dan lingkaran yang cukup rapi.
Usia 4-5 tahun = Anak dapat melipat kertas, membawa gelas tanpa
menumpahkan isinya, memasukan benang ke lubang besar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
maka dapat diharapkan hasil pengembangannya akan lebih baik, dan apabila
dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan hasil
pengembangannyapun kurang baik. Kemampuan menulis permulaan pada
anak usia dini merupakan kapasitas anak untuk mengeksplor pengetahuan
dan pengalamannya yang ditandai ketika melihat tingkah laku anak usia dini
melakukan mencoret-coret dan menggambar bebas pada kertas sebagai
medianya pada umumnya, yang akan memberikan stimulasi perkembangan
menulis permulaan pada anak, dengan demikian kemampuan menulis
permulaan perlu diajarkan pada anak usia dini. Hal tersebut perlu adanya
upaya peningkatan kualitas kemampuan menulis permulaan pada anak
dengan kegiatan yang menstimulasi untuk anak pada pendidikan anak usia
dini. Kegiatan pembelajaran kemampuan menulis permulaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan kegiatan jurnal pagi,
yang mana jurnal pagi dirasa cukup membantu untuk merangsang
kemampuan menulis permulaan anak. Menggambar bebas dan mencoret-
coret di atas kertas kosong merupakan kegiatan anak dalam berekspresi
pada kegiatan jurnal pagi karena dengan cara itu anak dapat menuangkan
perasaan sesuai dengan imajinasi dan pengalaman yang dialami anak,
dengan cara antara lain membuat garis, bentuk-bentuk geometri, dan huruf
atau angka menggunakan alat tulis dan pensil warna atau krayon yang dapat
membahagiakan anak.
4
Kemampuan menulis merupakan kemapuan motorik halus, yang
memerlukan koordinasi antara mata dan tangan. Kemampuan menulis pada
anak taman kana-kanak meliputi kemampuan dan keterampilan memegang
alat-alat tulis menulis, membuka dan menutup buku,menggunakan
penghapus ketika harus menhapus gambar atau tulisan yang salah,
kemampuan membuat coretan, menggambar garis lurus, garis miring, garis
lengkung, segitiga, segiempat, lingkaran, menggambar bentuk geometri,
menulis huruf yang dapat dilakukan di kertas.
Menulis untuk anak usia dini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti menggambar, mencoret-coret, menulis berbagai bentuk, mengeja,
dan dengan cara yang natural atau menulis secara alami tanpa ada
bimbingan dan arahan dari orang lain. Biarkan anak secara bebas
mengeksplorasikan secara leluasa menurut kehendaknya dan
kemampuannya.
Menurut Montessori (1984:98) dalam bukunya Ahmad Susanto
(2014:94), menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan
kemampuan motorik halus, yang memerlukan koordinasi antara mata dan
tangan. Pada anak usia dini menulis dini dapat juga disebut sebagai menulis
permulaan, sehingga kegiatan menulis pada anak usia dini merupakan
kegiatan yang menyenangkan, yang mana menulis di usia dini dapat
membantu anak untuk berkreasi. Menulis yakni: Perkembangan
kemampuan menulis anak usia dini diawali pertama kali anak mampu
memegang krayon atau pensil.
Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Menulis Adapun fungsi utama menulis
adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung, dengan menulis
memudahkan anak meraskan dan menikmati hubungan–hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkam masalah-masalah
dihadapi anak, menyusun urutan bagi pengalaman, dan dapat
menyumbangkan kecerdasan anak.
Menurut Brewer (2013:73) dalam Kemendikbud memaparkan
bahwa tahapan menulis anak usia dini adalah sebagai berikut:
5
a. Scribble stage (tahap mencoret atau membuat goresan)
Pada tahap ini anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat-
alat tulisan. Anak mulai belajar bahasa tulisan. Biasanya dilakukan di
dinding, kertas, atau apa saja yang dianggapnya dapat ditulis. Orang tua dan
guru pada tahap mencoret dapat menjadi model dan menyediakan bahan
untuk menulis seperti cat, buku, kertas dan krayon.
b. Linear repetitive stage (tahap pengulangan secara linier)
Tahap selanjutnya dalam perkembnagan menulis adalah tahap pengulangan
secara linear. Pada tahap ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang
horizontal. Tulisan yang dihasilkan anak seperti membuat gambar rumput.
Orangtua dan guru memberi kegiatan yang berkaitan dengan tulisan,
misalnya bermain peran di restoran, , dimana seorang pramusaji menuliskan
menu yang akan dipesan oleh pelanggan, atau seorang dokter yang akan
menulis resep obat. Kegiatan tersebut akan membantu anak untuk
menyenangi menulis. Biasanya anak akan ingat kata apa saja yang ditulis
walaupun bentuk tulisannya seperti rumput.
c. Random letter stage (tahap menulis secara random)
Pada tahap ini, anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima
sebagai suatu tulisan walupun huruf yang muncul masih acak. Kegiatan ini
membantu anak untuk menuangkan ide pada gambar menjadi tulisan
walaupun kata yang muncul tidak utuh (hurufnya acak.
d. Letter name writing or Phonetic writing stage (tahap menulis tulisan
nama)
Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan abtara tulisan dan bunyi.
Permulaan tahap ini sering digambarkan sebagai menulis tulisan nama
karena anakanak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan. Sebagai
contoh, anak menulis kata “dua” dengan “duwa”, “pergi” dengan “pegi”,
“sekolah” dengan “skola”. Pada tahap ini anak menulis sesuai dengan apa
yang ia dengar. Jadi tahapan perkembangan menulis anak itu sangat penting
karena merupakan dasar fundamental anak dalam proses menulis sehingga
kamampuan menulisnya dapat optimal.
6
Kemampuan menulis permulaan yaitu:
1. Memegang alat tulis dengan benar
2. Menggerakkan alat tulis (atas, bawah, kiri, kanan, melingkar)
3. Menulis dari kiri ke kanan
4. Menulis pada garis yang tepat
5. Menyalin huruf, kata, dan kalimat dengan huruf balok
6. Menulis namanya sendiri dengan huruf balok
7. Menulis huruf, kata dan kalimat dengan huruf balok
8. Menyalin huruf, kata dan kalimat dengan tulisan bersambung
9. Menulis huruf, kata, dan kalimat dengan tulisan bersambung.
7
Beri label item tertentu di dalam ruangan, dan tarik perhatian
anak-anak ke kata-kata tersebut. Gunakan label pada setiap benda
yang ada di kelas atau di rumah, misalnya: memberi nama pada
mainan, buku cerita, pensil warna dan lain-lain. Hal ini dapat
memancing minat anak untuk mengenal huruf-huruf dan kata-
kata.
5. Menulis nama
Mintalah anak-anak menulis dengan ukuran yang agak besar
untuk menuliskan namanya kemudian menempelkannya di
dinding.
6. Menyediakan buku menarik
Sediakan buku-buku baik cetak dan non cetak yang bergambar
dan dengan warna-warna menarik, agar anak terbiasa melihat dan
kemudian tertarik untuk mengenal huruf dan kemudian
menuliskannya.
7. Beri apresiasi
Berikan anak apresiasi dan respon positif ketika anak mulai
menunjukkan minat terhadap huruf atau tulisan-tulisan yang ia
lihat. Misalnya, ketika anak bertanya, “bunda, ini huruf apa ?”
Orang tua dapat merespon dengan, “ini huruf ‘a-p-e-l’,
nak…dibaca ‘apel’, yuk kita coba tuliskan, lalu kira-kira nama
benda apa lagi ya yang pakai huruf ‘a’ ?.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Scribbling adalah kemampuan anak untuk mencoret-coret atau
membuat goresan (menulis). Pada tahapan kemampuan ini anak biasanya
akan suka mencoret dinding, lantai, dan kertas.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan paper ini menjadi salah satu sumber referensi
teman-teman dalam memahami materi tentang scribbling pada anak juga
sebagai penunjang dalam sub bab materi selanjutnya.
9
Daftar Pustaka
Kurniawati, Wahyuni Dwi. “Ungkapan Estetis Dan Eksistensi Sketsa Ivanovich
Agusta Sebagai ‘Patron’ Pelukis Anak Di Indonesia Pada Tahun 1979-1984.”
Jurnal Imajinasi X, no. 01 (n.d.).
Loita, Aini. “Karakteristik Pola Gambar Anak Usia Dini.” Early Childhood:Jurnal
Pendidikan 1, no. 1 (2017).
Surya, Muhammad. “Representasi Gender Pada Seni Lukis.” Jurnal Rupa 01, no.
02 (2016): 78–150.
10