Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,


emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni
kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru,
mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Salah satu cabang seni yaitu seni
rupa. Seni rupa mengenal beberapa percabangan, selain seni lukis (yang paling banyak
diketahui) ada juga seni rupa yang lain misalnya seni grafis atau seni mencetak.
Keberhasilan pembelajaran senirupa dapat terwujud bila hal terseut bermakna bagi
siswa. Kebermaknaan belajar pengetahuan atau apresiasi atau keterampilan tentang
kesenian tidak dapat terlepas dari usaha-usaha guru dalam memberikan keterampilan
belajar pada siswanya, yaitu bagaimana mempelajari dan memberi isi pembelajaran
tersebut sesuai dengan kebutuhan siswanya. Untuk menjadikan pendidikan senirupa
tersebut bermakna bagi siswa  adalah membelajarkannya melalui usaha yang bersifat
menemukan dan bereksperimen.

Dalam pendidikan seni rupa, aktivitas pembelajaran mencetak merupakan


kegiatan yang memiliki peranan penting bagi pengembangan kepribadian anak yang
berkenaan dengan kreativitas dan imajinasi serta inovasi dalam rangka menciptakan
karya-karya baru yang bebas. Seni grafis atau mencetak adalah cabang seni rupa
yang  proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas .
Dengan mencetak siswa diharapkan dapat melatih jiwa mengungkapkan imajinasi,
sehingga dapat mengenal lingkungannya dengan lebih baik dan terampil menurut unsur-
unsur rupa berdasarkan kaidah-kaidah desain dan dalam menggunakan teknik-teknik
mencetak.

B.     Rumusan Masalah

1.    Apa itu seni rupa bagi anak usia dini?

2.    Apa itu mencetak?

3.    Apa manfaat mencetak bagi anak usia dini?

4.    Bagaimana Teknik mencetak?

5. apa saja media mencetak?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Seni Rupa Bagi Anak Usia Dini


Pertama kali anak melakukan kegiatan seni senantiasa diawali dengan
kegiatan meniru orang dewasa. Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak
selalu anak dilatar belakangi dengan semangat berkesenian, melainkan lebih
didorong oleh bagian dari permainan. Dengan demikian, pada umumnya
anak yang normal pada usia - usia tertentu suka sekali menggambar.
Kepuasan bagi anak berbeda maknanya dengan kepuasan bagi orang
dewasa. Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa batas ke dalam
bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani
perkembangan normal hingga batas usia tertentu. Pada anak-anak
kreativitas sedang menonjol perkembangannya, dengan dorongan bermain
dan keinginan hendak tahu yang membludak, hingga mudah tercapai
penghayatan. Tuhan memberikan anugerah pada anak, hingga baginya
bermain adalah pula belajar, bereksperimen, berekspresi dan berkreasi.
Belajar sambli bermain, bermain sambil belajar (Tabrani, 2001).
Pengertian seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang
memberikan kesenangan batin (rohani) , baik bagi yang berkarya seni
maupun bagi yang menikmatinya . Para pendidik harus memperhatikan
kegiatan bermain yang dilakukan anak anak, karena permainan merupakan
kegiatan jasmani dan rohani yang dapat membentuk sebagian besar
perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental, emosional,
kreativitas, estetika, sosial dan fisik. Hurlock (1978) menyatakan bahwa
kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang
sangat besar, penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap
perkembangan kepribadiannya. Sebagai contoh, tidak ada yang memberi
anak rasa puas yang lebih besar daripada menciptakan sesuatu sendiri,
apakah itu berbentuk rumah-rumahan yang dibuat dari kursi yang terbalik

2
dan ditutup selimut, atau gambar seekor anjing.Oleh karena itu Utami
Munandar (1987:46-47) menyatakan pula bahwa pengembangan kreativitas
dalam sistem pendidikan penting dikembangkan.
Mengekspresikan diri melalui teknik mencetak merupakan permainan
menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami
keindahan,
dan melatih imajinasi. Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan
mencetak merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru, terutama
guru Taman Kanak-kanak, karena proses kegiatan mencetak bagi anak
merupakan kegiatan bermain dan berkreasi. Permainan yang pertama
dilakukan anak adalah menghasilkan kembali sesuatu yang pernah dilihat
dalam kehidupan sehari-hari. Media yang digunakan biasanya tanah, balok-
balok kayu kecil, lumpur, tanah liat, cat, kertas, lem, dan sebagainya. Ketika
seorang ayah sedang menulis, si anak akan menirunya dengan mengambil
kertas dan membuat goresan-goresan, sekalipun goresan-goresan itu
bagianak tidak bermakna, tetapi nampak anak mendapat kepuasan. Jadi
bukan makna dari goresan itu yang berarti bagi anak, tetapi kepuasan yang
lebih diutamakan. Buktinya anak akan semakin senang dan semakin rajin
menggores. Hal itu bukan tanpa arti, tetapi merupakan langkah awal bagi
anak dalam melakukan gerak motoriknya, gerak kordinasi antara tangan dan
mata. Ini akan merupakan langkah yang penting dalam kehidupan
selanjutnya walaupun dilakukan secara santai sambil bermain-main.
Ketika anak diajari mencetak, mereka akan melakukannya sambil
bermain. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik sebaiknya menguasa
tentang konsep dan teknik mencetak, mampu mengembangkan anak, dan
memilih media dan material yang sesuai untuk anak, terutama anak usia
gagasan dini.
Menurut Sobandi (2008), bahwa guru sebagai ujung tombak untuk perlu
membuat suatu terobosan dalam proses pembelajaran pendidikan seni
rupa agar siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga tingkat apresiasinya

3
terhadap pendidikan seni meningkat. Guru dalam gilirannya perlu
melakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran pendidikan seni
yang sampai saat ini hanya mementingkan aspek penguasaan
disiplin ilmu dengan mengabaikan aspek siswa dan perkembangan
budaya.

B. Mencetak
Seni grafis identik dengan kegiatan cetak-mencetak, oleh karena itu
istilah seni grafis dikenal juga dengan seni mencetak atau mencetak. Istilah
ini lebih sesuai dengan istilah yang digunakan dalam pelajaran mencetak
yang dilakukan di Taman Kanak-kanak.
Mencetak merupakan kegiatan seni rupa yang termasuk seni dua
dimensi. Sebenarnya kegiatan mencetak ini tidak asing bagi anak-anak.
Mereka sering melakukannya di atas trotoar atau dinding dengan
menjejakkan alas sepatu atau tangannya ke atas trotoar an dinding tersebut.
Kadang-kadang mereka menjejakkan kakinya di atas lumpur atau pasir
pantai hingga terdapat bekas jejak-jejak kaki tersebut. Kreasi lain sering juga
dilakukan dengan membuat goresan dari tongkat ke atas pasir laut, atau
tanah. Tanpa disadari kegiatan tersebuat merupakan kegiatan mendesain
yang dilakukan berulang-ulang yang merupakan kegiatan mencetak. (Mattil,
1965)
Mencetak membutuhkan acuan sebagai alat cetak yang digunakan
sebagai alat untuk mereproduksi karya sesuai jumlah yang diinginkan.
Prinsip mencetak dapat dijumpai ketika membubuhkan cap jari pada surat
identitas atau menstempel surat. Kegiatan tersebut dapat dilakukan
berulang kali dengan asil yang sama, hasil dari cetakan tidak dapat dikatakan
mana yang asli dan mana yang duplikat dari hasil cetak pertama, kedua dan
seterusnya.
Seni grafis atau seni mencetak dibagi atas dua kelompok (Soegiarty,
1989):

4
1. Seni grafis/mencetak murni. Yang lebih dipentingkan dalam hal ini adalah
ekspresi pembuatnya yang terungkap dalam karya-karyanya.
2. Seni grafis/mencetak terapan. Dalam hal ini yang lebih diutamakan
adalah fungsi terapannya, seperti poster, majalah, surat kabar, perangko,
buku, dan sbagainya.
a. Alat dan Bahan untuk Mencetak dengan teknik paper cut
Bahan yang diperlukan untuk mencetak sederhana terdiri dari:
 Pewarna
 Tempat mencapur warna/palet
 Busa
 Plastik Jilid
 Gunting/cutter
 Pensil
 Kertas Gambar
 Kain

Pewarna dan busa untuk membubuhkan warnapada kertas

b. Membuat desain
Sebelum melakukan mencetak, peserta terlebih dulu membuat
desain yang akan mereka buat/cetak. Desain dibuat di atas kertas
gambar.

5
Desain gambar yang akan dibuat acuan cetaknya

c. Membuat Acuan Cetak dari Plastik Jilid


Setelah membuat desain, peserta membuat acuan cetak yang terbuat
dari plastik jilid.

Proses Membuat Acuan Cetak

d. Memberi Warna
Peserta membubuhkan warna di atas kain. Warna yang dibubuhkan
harus melalui acuan cetak.

Pemberian Warna pada Acuan Cetak

e. Hasil Mencetak dengan teknik paper cut

6
C. Manfaat Mencetak
Terdapat manfaat dari kegiatan mencetak untuk anak usia dini dalam
proses perkembangan anak. Sumanto (2005: 73) mengatakan bahwa kreativitas
mencetak yang dimaksudkan kegiatan berlatih berkarya seni rupa dengan
menerapkan cara-cara mencetak/mencap sesuai tingkat kemampuan anak.
Manfaat dari kegiatan mencetak ini adalah dapat mengembangkan kreativitas
anak, dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengombinasikan warna
(Lerin, 2009: 90). Manfaat lain dari kegiatan mencetak adalah dapat
meningkatkan pengendalian jari tangan dan koordinasi tangan-mata (Einon,
2005: 92). Jadi, kegiatan mencetak ini sangat berpengaruh terhadap
pengembangan kreativitas anak serta dapat melatih motorik halus anak dalam
hal koordinasi mata dan tangan. Maka kegiatan mencetak ini sangat tepat untuk
diterapkan di Taman Kanak-kanak.

D. Teknik Mencetak
Teknik cetak merupakan bagian dari seni rupa yang sering disebut sebagai
seni grafis. Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan
alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana
atau di rencana. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas keterampilan maupun
keterampilan penciptanya.
Macam – macam teknik mencetak yang bisa diterapkan ke anak usia dini, yaitu :
1. Cetak Datar
Cetak datar  adalah teknologi cetak yang permukaan bagian yang mencetak
pada acuan cetaknya lebih rendah daripada bagian yang tidak
mencetak. Teknik mencetak/memperbanyak/memproduksi suatu
gambar/tulisan dengan menggunakan media cetakan yang mempunyai
permukaan datar/rata. Dikatakan cetak datar karena acuan cetak  pada
permukaan area gambar tidak terlihat/datar. Cetak datar ini menggunakan
prinsip saling menolak dan menerima antara lain tinta dan air.

7
Contoh : Kaca, Rubber,Plastik

2. Cetak Tinggi
Disebut cetak tinggi karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang
mencetak lebih tinggi daripada bagian yang tidak mencetak. Cetak tinggi ada
dua macam, yaitu cetakletterpress dan cetak flekso. Hal yang membedakan
antara letterpress dan cetak flekso adalah acuan cetaknya. Acuan cetak
letterpress terbuat dari bahan yang keras, sedangkan acuan cetak flekso
terbuat dari bahan yang elastic atau fleksibel.
Contoh : Stampel, buah – buahan.

3. Cetak Saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya
barbahan dasar nylon atau sutra (silk screen). Layar ini kemudian diberi pola
yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya di kertas hvs atau
kalkir. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil
cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, maka harus disiram
air agar pola terlihat lalu akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta
dan tidak. Proses pengerjaannya adalah dengan menuangkan tinta di atas
layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari
karet. Satu layar digunakan untuk satu warna. Sedangkan untuk membuat
beberapa warna dalam satu desain harus menggunakan suatu alat agar
presisi. Cetak saring ini sering disebut Sablon. Biasanya digunakan untuk
mencetak gambar di dimensi datar seperti kain. Teknik sablon sering
digunakan di konveksi.
Contoh : Layang – Layang

4. Cetak Cukil Kayu


Cukil kayu adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis
paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di
Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan sebagai alat untuk
menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai di Tiongkok

8
untuk mencetak teks dan gambar pada kertas. Teknik cukil kayu di atas
kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu
kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan
untuk proses membuat gambar tanpa teks. Sebelum ditemukannya mesin
cetak seni inilah media propaganda yang paling ampuh. Seniman yang
menggunakan teknik ini: Albrecht Dürer, Werner
Drewes, Hiroshige, Hokusai.
5. Mencetak Lipatan
Teknik cetak ini merupakan cara sederhana, yakni cetak lipatan
kertas. Dengan teknik ini Anda akan memperoleh gambar-gammbar
yang menarik dan bagus.

6. Mencetak Bayangan

Mencetak bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa yang


menghasilkan gambar bayangan. Media yang digunakan diperlukan
kertas gambar, ddaun atau guntingan gambar, cat air, cat semprot,
atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir.

Terkadang, untuk membuat siswa tertarik melakukan kegiatan yang


mungkin mulai membosankan karena sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari,
kita harus memikirkan cara lain supaya kegiatan yang membosankan itu kembali
menjadi hal yang menyenangkan. Kegiatan mencetak seperti ini bisa kita jadikan
pembelajaran untuk anak usia dini dalam proses belajar mengajar.

E. Media Mencetak
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau
pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdayaguna.
Mencetak adalah suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak.
Mencetak dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana sampai dengan

9
cara yang sangat rumit (Evan Sukardi S. & Hajar Pamadhi, 2008: 4.4). Cara-cara
mencetak yang sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan media yang
ditemukan di lingkungan sekitar, misalnya menggunakan pelepah daun pisang,
buah belimbing, dll. Sedangkan dengan cara yang rumit dapat dilakukan dengan
menggunakan acuan yang sengaja dirancang dengan desain motif yang
diciptakan sendiri. Misalnya dengan menggunakan acuan dari papan kayu
(woodcut), hardboard (hardboardcut), lempengan karet, lempengan plastik,
bahkan dapat menggunakan lempengan besi/tembaga.
Media yang dapat digunakan untuk mencetak menurut Sumanto (2005: 73)
yaitu mencetak dengan penampang pelepah. Mencetak ini dikerjakan dengan
menggunakan alat atau acuan cetak dari bahan alam yang berbentuk
penampang. Misalnya penampang pelepah pisang, penampang pelepah talas,
penampang pelepah pepaya, dan sejenisnya. Gunakan pelepah yang masih segar
sesuai ukuran 26 yang diinginkan, kemudian dipotong dengan rata agar
diperoleh penampang yang baik. Selanjutnya pada permukaan acuan tersebut
diberi tinta atau cat dan kemudian dicapkan pada kertas gambar.

10
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Seni grafis identik dengan kegiatan cetak-mencetak, oleh karena itu istilah seni grafis
dikenal juga dengan seni mencetak atau mencetak. Istilah ini lebih sesuai dengan istilah
yang digunakan dalam pelajaran mencetak yang dilakukan di Taman Kanak-kanak.
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak / acuan /
klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana atau direncana. Dalam
perkembangan seni rupa, mencetak bisa dikatakan seni grafis yakni merupakan karya
dwimatra yang dibuat untuk mencurahkan ide/gagasan dan emosi seseorang dengan
menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan pelipatgandaan karyanya. Hasil
cetakan menunjukkan kreatifitas maupun keterampilan penciptanya.

11
DAFTAR ISI

https://docplayer.info/56434316-Mencetak-bagi-anak-usia-dini-oleh-dra-tity-
soegiarty-m-pd.html

https://core.ac.uk/download/pdf/33510796.pdf

http://ayuucahya.blogspot.com/2017/04/teknik-mencetak-untuk-anak-usia-
dini.html

https://core.ac.uk/download/pdf/33530228.pdf

http://tysn-4.blogspot.com/2012/07/mencetak.html#:~:text=Mencetak
%20merupakan%20suatu%20cara%20memperbanyak,diperoleh%20secara
%20sederhana%20atau%20direncana.

12

Anda mungkin juga menyukai