Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN


KEGIATAN SAINS KETERAMPILAN EKSPERIMEN SUSU PELANGI
Dosen Pengampu : Dra. Mas’udah, M. M.Pd
Mata Kuliah : Sains dan Matematika AUD

Disusun Oleh :

Dinda Fitri Nur Chayanti 18010684005

2018 A

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Rancangan Program
Pembelajaran Harian Kegiatan Sains Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi.

Penyusunan Makalah Rancangan Program Pembelajaran Harian Kegiatan Sains


Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi ini dimaksudkan sebagai salah menyelesaikan Ujian
Akhir Semester Mata Kuliah Sains dan Matematika AUD yang diampuh oleh Dra. Mas’udah,
M. M.Pd pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri
Surabaya.

Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan Makalah Rancangan
Program Pembelajaran Harian Kegiatan Sains Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi ini,
maka untuk itu mohon saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
perbaikan penyusunan Makalah Rancangan Program Pembelajaran Harian Kegiatan Sains
Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi ini. Makalah Rancangan Program Pembelajaran
Harian Kegiatan Sains Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi ini dapat berguna bagi pembaca
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan Program Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini pada khususnya.

Surabaya, 05 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Observasi ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
A. Definisi Anak Usia Dini ......................................................................................... ..3
B. Definisi Sains ............................................................................................................ 4
C. Definisi Sains untuk Anak Usia Dini ..................................................................... ..5
D. Tujuan Pengembangan Pembalajaran Sains untuk Anak Usia Dini........................... ..6
E. Tujuan Pengembangan Kemampuan Sains .............................................................. ..7
F. Manfaat Sains untuk Perkembangan Anak Usia Dini ............................................. ..7
G. Definisi Metode Eksperimen ................................................................................... ..8
H. Kelebihan Eksperimen ............................................................................................ ..9
I. Kekurangan Eksperimen ......................................................................................... ..9
J. Langkah-Langkah Metode Eksperimen ................................................................. ..10
K. Kegiatan Eksperimen Susu Pelangi ...................................................................... ..10
L. Alat Peraga (Media) Eksperimen Susu Pelangi ..................................................... ..11
M. Langkah-Langkah Eksperimen Susu Pelangi ......................................................... ..11
N. Manfaat dan Tujuan Eksperimen Susu Pelangi ..................................................... ..12
BAB III METODOLOGI OBSERVASI ......................................................................... 14
A. Subjek yang di Observasi ........................................................................................ 14
B. Lokasi dan Waktu Observasi ................................................................................. 14
C. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................ 14
D. Lokasi dan Waktu Observasi ................................................................................. 14
E. Alokasi Waktu ....................................................................................................... 15
F. Metode .................................................................................................................. 15
G. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 15
H. Lembar Penilaian ................................................................................................... 15
I. Rencana Program Pembelajaran Harian ................................................................. 17

iii
BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ................................................... 20
A. Uraian Hasil Observasi ........................................................................................... 20
B. Pembahasan ............................................................................................................ 21
C. Evaluasi .................................................................................................................. 22
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 23
A. Simpulan ................................................................................................................. 23
B. Saran ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Pada usia ini anak
disebut sebagai golden age yang berarti pada masa ini anak mudah menerima
stimulasi pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan anak.
Oleh karena itu diperlukan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembang anak berjalan
secara optimal. Stimulasi tersebut dapat diberikan baik orang tua maupun salah satu
lembaga pendidikan yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD).

Aspek perkembangan anak usia dini meliputi enam aspek yaitu nilai agama,
kognitif, sosial emosional, bahasa, seni dan juga fisik motorik. Dari keenam aspek
tersebut salah satu aspek yang penting yaitu aspek kognitif karena anak memerlukan
pengetahuan yang luas sejak dini sampai ke jenjang seterusnya. Salah satunya melaui
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak adalah
pembelajaran sains. Pembelajaran sains memiliki peranan penting dalam peningkatan
mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas
yaitu manusia yang mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan logis.

Sains sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang alam sekitar yang merupakan
proses yang berisikan teori atau konsep yang diperoleh melalui pengamatan dan
penelitian. Sains sebagai suatu deretan konsep yang berhubungan satu sama lain
yang didasarkan atas hasil pengamatan, percobaan-percobaan atas gejala alam dan
isi alam semesta.

Salah satu keterampilan yang perlu diasah untuk menghadapi kehidupan


sehari-hari serta untuk studi masa depan dalam ilmu pengetahuan atau sains anak
adalah keterampilan eksperimen. Keterampilan eksperimen merupakan kegiatan
mengidentifikasi beberapa langkah dan tindakan yang harus diambil dalam
menyelesaikan masalah. Dengan dikembangkannya keterampilan eksperimen anak
diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada disekitarnya.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anak usia dini ?
2. Apa yang dimaksud dengan sains ?
3. Apa yang dimaksud dengan untuk anak usia dini ?
4. Apa tujuan pengembangan pembelajaran sains untuk anak usia dini ?
5. Apa tujuan pengembangan kemampuan sains pada anak usia dini ?
6. Apa manfaat sains bagi perkembangan anak usia dini ?
7. Apa yang dimaksud dengan metode eksperimen ?
8. Apa kelebihan metode eksperimen ?
9. Apa kekurangan metode eksperimen ?
10. Bagaimana langkah - langkah metode eksperimen ?
11. Apa saja kegiatan eksperimen susu pelangi ?
12. Alat dan bahan apa saja yang digunakan untuk eksperimen susu pelangi ?
13. Bagaimana langkah-langkah melakukan eksperimen susu pelangi ?
14. Apa saja manfaat dan tujuan eksperimen susu pelangi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian anak usia dini
2. Untuk mengetahui pengertian sains
3. Untuk mengetahui pengertian sains untuk anak usia dini
4. Untuk mengetahui pengertian tujuan pengembangan pembelajaran sains untuk
anak usia dini
5. Untuk mengetahui pengertian tujuan pengembangan kemampuan sains pada anak
usia dini
6. Untuk mengetahui manfaat sains bagi perkembangan anak usia dini
7. Untuk mengetahui penegrtian metode eksperimen
8. Untuk mengetahui kelebihan metode eksperimen
9. Untuk mengetahui kekurangan metode eksperimen
10. Untuk mengetahui langkah - langkah metode eksperimen
11. Untuk mengetahui kegiatan eksperimen susu pelangi
12. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk eksperimen susu pelangi
13. Untuk mengetahui langkah-langkah melakukan eksperimen susu pelangi
14. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan eksperimen susu pelangi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengerian Anak Usia Dini


Menurut Morrison (dalam Mashar, Riana. 2015) serta Konstelnik, Sudirman,
dan Whiren (dalam Mashar, R. 2015) menyebutkan, anak usia dini sebagai usia pada
saat anak baru lahimr hingga usia 8 tahun berdasarkan definisi anak usia dini, Menurut
Ronald Association for education of Young children (NAEYC). Hurlock (dalam
Mashar, Riana. 2015) menyebutkan bahwa anak usia dini sebagai masa kanak-kanak
awal yang mengacu pada usia prasekolah untuk membedakan dengan masa ketika anak
harus menghadapi tugas-tugas pada saat mulai mengikuti pendidikan formal. Selain
usia prasekolah masa kanak-kanak awal disebut pula sebagai usia bermain karena anak
usia dini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan mainan.
Papalia, D .E., olds, S. W., dan Feldman, R. D. (2002), menyebutkan masa kanak-
kanak awal sebagai usia yang berkisar antara 3-6 tahun. Masa kanak-kanak awal
sebagai masa kreatif, bebas, dan penuh imajinasi menurut Santrock (dalam Mashar,
Riana. 2015).
Anak Usia Dini juga disebut sebagai usia bertanya atau usia menjelajah.
Sebutan ini dikenakan pada mereka karena mereka dalam ingin tahu keadaan
lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya serta bagaimana
supaya anak dapat menjadi bagian dari lingkungannya.Para ahli psikologi memiliki
sebutan lain untuk anak usia dini. Bagi para ahli psikologi anak usia dini disebut sebagai
usia berkelompok yang dimengerti sebagaimana masa dimana anak-anak mempelajari
dasar-dasar perilaku sosial untuk mempersiapkan diri mereka dalam kehidupan sosial
yang lebih tinggi, misalnya pada waktu mereka berada di sekolah formal nantinya.
Selain kedua sebutan yang diberikan oleh para ahli psikologi kepada anak usia dini,
psikologi juga menyebut bahwa anak usia dini sebagai usia anak-anak meniru
pembicaraan dan tingkah laku orang lain. Namun demikian pada usia meniru ini anak-
anak juga sering kedapatan menunjukkan kreativitas dalam bermain Oleh karena itu di
masa ini juga disebut sebagai usia kreatif.

3
4

B. Definisi Sains
Sains berasal dari bahasa Inggris “science”. Science sendiri berasal dari
katabahasa latin “scientia” yang berarti saya tahu. Scince terdiri dari social science
(ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Namun,
dalam perkembangannnya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti
ilmu pengetahuan alam (Trianto, 2012:136).
Sains yang diperkenalkan kepada anak usia dini, akan mendorong mereka
menjadi anak yang kaya akan inspirasi. Melatih anak dengan eksperimen sains bisa
membuat anak bersikap kreatif dan kaya akan inisiatif. Permainan sains juga bisa
menumbuhkan pola berpikir logis pada anak. Mereka akan terbiasa untuk mengikuti
tahap-tahap eksperimen sains.
Eksperimen gagal tidak boleh disembunyikan, gagal harus disampaikan. Disini
akan muncul juga sikap sportiftivitas pada anak.Karena dengan bekal sains, sejak kecil
anakanak akan bisa memecahkan masalahnya sendiri. Pendidikan sains menekankan
pada pemberian pengalaman secara langsung. Dengan demikian, anak perlu dibantu
untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses sains agar mampu menjelajahi
serta memahami alam sekitarnya.
Dengan memberikan pembelajaran sains sejak usia dini dapat melatih anak
dalam menggunakan pikirannya, kekuatannya, kejujurannya serta teknik-teknik yang
dimilikinya dengan penuh kepercayaan diri, sehingga tugas guru adalah
mengembangkan program pembelajaran sains yang dapat mengeksplorasi dan
berorientasi sains secara optimal. Program pembelajaran sains yang diberikan pada
anak usia dini hendaklah telah melalui proses analisa tugas dan kemampuan anak, atas
pertimbangan pilihan dan variasi kegiatan yang diminati dan merangsang anak serta
sesuai dengan aspek yang melekat pada anak sebagai individu yang unik.
Mengenalkan sains pada anak berarti membantu anak untuk melakukan
percobaan sederhana sehingga dapat menghubungkan sebab dan akibat suatu
perlakuan. Percobaan tersebut juga akan membantu anak untuk mulai berfikir logis.
Mengenalkan sains pada anak prasekolah dapat melalui permainan yang
menyenangkan dengan bahan yang ada disekitar anak. Pengenalan sains pada anak
prasekolah lebih ditekankan pada proses daripada produk. Oleh sebab itu dalam
bermain sains anak diajarkan untuk menggunakan seluruh panca indranya sebaik
mungkin, agar dalam proses bermain tersbut anak dapat menemukan jawaban-jawaban
dari suatu kegiatan bermain.
5

C. Definisi Sains Untuk Anak Usia Dini


Pengertian sains untuk anak usia dini adalah bagaimana memahami sains
berdasarkan sudut pandang anak. Karena jika kita memandang dimensi sains dari
kacamata anak, maka akan berimplikasi pada kekeliruan-kekeliruan dalam
menentukan hakikat sains bagi anak usia dini yang berdampak cukup signifikan
terhadap pengembangan pembelajaran sains itu sendiri kepada mereka. Hal tersebut
tentunya secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pula pada proses
dan produknya yaitu anak-anak itu sendiri.
Kehidupan anak tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial.
Makan, minum, menggunakan berbagai benda yang ada di rumah seperti radio, TV,
dan kalkulator tidak lepas dari sains dan teknologi. Oleh sebab itu, guru hendaknya
dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan
teknologi. Untuk itu, seorang guru perlu mempelajari konsep-konsep keilmuan dan
cara pengajarannya. Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada
proses daripada produk. Untuk anak prasekolah keterampilan proses sains hendaknya
dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak
melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak
hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala
peristiwa dari benda - benda tersebut.
Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal
berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba,
membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam
belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan
baru hasil penginderaanya dengan berbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan
yang diperolehnya akan berguna sebagai modal berpikir lanjut. Melalui proses sains,
anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak
menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir
logis.
Dalam pembelajaran sains, anak juga berlatih menggunakan alat ukur untuk
melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dari alat ukur nonstandar, seperti
jengkal, depa atau kaki. Selanjutnya anak berlatih menggunakan alat ukur standar.
Anak secara bertahap berlatih menggunakan stuan yang akan memudahkan mereka
untuk berfikir secara logis dan rasional. Dengan demikian sains juga mengembangkan
kemampuan intelektual anak.
6

D. Tujuan Pengembangan Pembelajaran Sains untuk Anak Usia Dini


Adapun tujuan mendasar dari pendidikan sains menurut Sumaji (1998:31)
adalah untuk mengembangkan individu agar terbuka terhadap ruang lingkup sains itu
sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains
hendaklah ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik
terhadap dunia mereka hidup.
Leeper dalam Nugraha (2005:28) dengan menilik pada hal-hal di atas secara
umum menyampaikan bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini
hendaklah ditujukan untuk merealisasikan empat hal, yaitu :
1. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak- anak memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan strategi
pembelajaran sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam
menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak- anak memiliki sikap-
sikap ilmiah. Hal yang mendasar, misalkan: tidak cepat-cepat dalam mengambil
keputusan dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap
informasi-informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak- anak mendapatkan
pengetahuan dan informasi ilmiah (yang lebih dipercaya dan baik), maksudnya
adalah segala informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan
yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan
rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah- kaidah keilmuan yang
menaunginya.

4. Pembelajaran sains pada anak usia dini ditujukan agar anak- anak menjadi lebih
berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di
lingkungan dan alam sekitarnya.

Dari seluruh uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai tujuan


pembelajaran sains pada anak usia dini yaitu :
1. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan kemampuan proses sains,
produk sains dan sikap sains.
7

3. Membantu anak untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam
sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
E. Tujuan Pengembangan Kemampuan Sains
Menurut Suyanto (2005: 159) bahwa pengenalan sains untuk anak
usia dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berikut:
a. Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan
menyelidiki objek dan fenomena alam.
b. Mengembangkan keterampilan proses sains dasarseperti melakukan
pengamatan, mengukur, menggunakan bilangan, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang, dan mau melakukan
kegiatan inkuiri dan penemuan.
d. Memahami pengetahuan tentang berbagai benda, baik ciri, struktur,
maupun fungsinya.
F. Manfaat Sains untuk Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Slamet Suyanto (2005: 159) bahwa pengenalan sains untuk anak usia
dini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berikut :
1. Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek
dan fenomena alam.
2. Mengembangkan keterampilan proses sains dasar, seperti melakukan
pengamatan, mengukur, menggunakan bilangan, dan mengkomunikasikan hasil
pengamatan.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang, dan mau melakukan kegiatan
inkuiri dan penemuan.
4. Memahami pengetahuan tentang berbagai benda, baik ciri, struktur, maupun
fungsinya.
Menurut Ali Nugraha (2005: 37) bahwa nilai sains bagi perkembangan anak
diantaranya :
1. Kemampuan kognitif, yaitu mengacu pada teori perkembangan kognitif, yang
terpenting adalah bukan anak menyerap sebanyak-banyakn ya pengetahuan,
tetapi adalah bagaimana anak dapat mengingat dan mengendapkan yang
diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang
dipelajarinya itu dalam lingkung kehidupannya atau belajarnya. Dari sifat
pengembangan kognitif mengarah pada dua dimensi, yaitu dimensi isi dan
8

proses. Diharapkan guru mengarahkan anak untuk menguasai isi pengetahuan,


dilakukan mealalui proses atau aktivitas yang bermakna.

2. Kemampuan afektif, yaitu tugas guru yang terpenting dalam pembelajaran


sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan, bermakna
menyentuh anak sehingga dapat menumbuh-kembangkan afeksi anak secara
positif. Artinya dapat membentuk anak yang memiliki jati diri dan sikap-sikap
sebagai ilmuwan.

3. Kemampuan psikomotorik, yaitu pengalaman motorik saat melakukan


kegiatan sains yaitu dalam aktivitas seperti membentuk bangunan dari pasir,
tanah, dan lain-lain. Dapat juga dilakukan anak melalui aktivitas menggaris
dengan pensil dan mengukur benda-benda.

3. Nilai sains bagi pengembangan keterampilan berpikir dan kreativitas anak,


yaitu lingkungan belajar yang telah disiapkan oleh guru akan merangsang anak
untuk memunculkan pertanyaan-pertanyaan menakjubkan. Dalam kegiatan
sains ini anak mewujudkan kreativitasnya secara nyata. Pemikirannya akan
lahir hal-hal yang bersifatorisinil. Anak akan mengenal lebih baik objek atau
lingkungan yang dipelajarinya. Dengan pengalaman langsung intelektual anak
akan menjadi terlatih secara simultan dan terus-menerus serta berpikir kritis.

4. Nilai sains bagi pengembangan kemampuan aktualisasi dan kesiapan anak


dalam mengisi kehidupannya. Kegiatan sains dapat membantu penyiapan anak
sebagai investasi dan sumber daya manusia masa depan yang cerah. Akumulasi
dampak pembelajaran sains dapat meningkatkan kemampuan aktualisasi
dalam kehidupan yang lebih luas.

5. Nilai sains bagi perkembangan religius anak. Pembelajaran sains dapat


meningkatkan kesadaran religius dan apresiasi yang semakin tinggi
tentangkeberadaan Sang Maha Pencipta serta untuh menumbuhkan rasa
bersyukur dan memuliakan Tuhan.
G. Definisi Metode Eksperimen
Menurut Sugiyono (2009:107) metode eksperimen adalah metode yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Menurut Arikunto (2006:3) metode eksperimen adalah
suatu cara untuk mencari sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
9

oleh peneliti dengan mengeliliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-


faktor lain yang menggangu.

Metode eksperimen menurut Djamah dalam Suyanto (2002: 95) adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen,
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu, dengan demikian
siswa dituntut untuk mengalami sendiri mencari kebenaran atau mencoba mencari
suatu hukum atau adil,dan menarik kesimpulan dari proses yang di alaminya itu.

Berdasarkan pendapat ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa metode


eksperimen adalah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu atau sebab akibat antara faktor yang sengaja ditimbukan dan cara penyajian
pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang
dipelajari.

H. Kelebihan Metode Eksperimen


Menurut Rusyan (Maulidia, 2011) metode eksperimen memiliki kelebihan
dan kekurangan, adapun kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut :

1. Melatih disiplin diri anak melalui eksperimen yang dilakukannya terutama


kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan
eksperimen.

2. Kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan anak melalui


eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung.

3. Anak akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran
secara langsung.

4. Mengembangkan sikap terbuka bagi siswa.

5. Metode ini melibatkan aktifitas dan kreatifitas anak secara langsung dalam
pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme.
I. Kekurangan Metode Eksperimen

1. Metode ini memakan waktu yang banyak, jika diterapkan dalam rangka
pelajaran sekolah, ia menyerap waktu pelajaran.
10

2. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurag tepat jika
diterapkan pada pelajaran lain terutama bidang ilmu pengetahuan sosial.

3. Pada hal-hal tertentu seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,


kemungkinan memiliki bahaya selalu ada.

4. Metode ini merupakan alat dan fasilitas yang lengkap jika kurang salah
satu padanya, eksperimen akan gagal. (Trianto, 2013).
J. Langkah-Langkah Metode Eksperimen
Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil, langkah-langkah yang dikemukakan :
1. Memberi penjelasaan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam
eksperimen.
2. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu anak dengan
eksperimen
3. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan
alat-alat apa yang diperlukan :
a. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
b. Hal-hal apa yang harus dicatat
c. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol (Suyanto : 2006)
K. Kegiatan Eksperimen Susu Pelangi
Menurut Sugiyono (2009:107) metode eksperimen adalah metode
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Kegiatan eksperimen ini adalah melalui kegiatan
eksperimen susu pelangi yang bertujuan agar anak-anak nantinya dapat mengamati
sendiri tentang susu pelangi. Dari pengamatan yang dilakukan oleh anak juga akan
mengembangkan kemandirian serta keaktifan anak untuk bertanya mengenai tugas
yang dikerjakan. Anak jadi mengerti jenis susu dan pengenalan warna penlangi yang
dibuat tersebut.
Manfaat utama memberi kesempatan pada anak untuk
bereksperimen berbagai hal bisa dilakukan mestki dengan sarana terbatas, anak akan
mencoba mengenali warna pelangi pada susu. Eksperimen yang cukup akan
membuat daya nalar anak kian terasah. Kegiatan tersebut akan mengantarkan pada
saraf otak anak dalam mengingat warna pelangi yang dihasilkan dari susu yang
tentunya akan berpengaruh pada perkembangan kognitif anak.
11

Saat anak bereksperimen susu pelangi, maka anak dapat


bereksperimen sesuai dengan imajinasinya, sehingga yang diharapkan dalam
kegiatan ini dapat mengembangkan kemampuan sains melalui kegiatan eksperimen
yang bermanfaat bagi anak karena dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
serta dapat menimbulkan imajinasinya pada anak yang akhirnya dapat menambah
pengetahuan anak secara alamiah, mengembangkan kreatifitas anak dan menemukan
konsep pengetahuan yang terus berkembang dari waktu ke waktu serta merangsang
pemikiran anak untuk dapat mencari berbagai kemungkinan jawaban atau solusi
untuk dapat menjadikan alternatif dalam pemecahan masalah.
L. Alat Peraga (Media) dalam Eksperimen Susu Pelangi
Menurut Syaiful Bahri dan Aswin Zain (1995 : 121) media adalah
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran. Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya, 2006 : 163)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendapat tersebut di atas dipertegas oleh Gerlach dan Ely (dalam
Wina Sanjaya, 2006 : 164) secara umum media meliputi orang, bahan, peralatan,
atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Adapun alat peraga (media) yang dipersiapkan untuk eksperimen
susu pelangi adalah :
a) Susu Murni atau Susu Full Cream

b) Piring

c) Cairan sabun pencuci piring

d) Cutton bud

e) Pewarna makanan (merah, kuning, hijau, biru)

M. Langkah-langkah Eksperimen Susu Pelangi


Menurut Asra Sumiati (2008 : 102), langkah-langkah dalam metode
eksperimen yaitu :

a. Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam


eksperimen

b. Membicarakan dengan anak tentang langkah yang ditempuh meteri


pembelajaran yang diperlukan

c. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu anak selama eksperimen


12

Adapun langlah-langkah dalam eksperimen susu pelangi , adalah sebagai berikut :


1. Guru menyiapkan media pembelajaran
2. Guru membagi anak menjadi 4 kelompok
3. Guru menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan
4. Guru menjelaskan tentang kegiatan eksperimen susu pelangi
5. Guru menyediakan piring kemudian taruh susu hewani dan teteskan pewarna
makanan di atas susu
6. Guru menekan cutton bad ke dalam susu
7. Anak mengamati reaksi susu
8. Guru memberikan kesempatan pada semua anak untuk melakukan eksperimen
susu pelangi
9. Guru menjelaskan sebab - akibat tentang eksperimen susu pelangi.

N. Manfaat dan Tujuan Eksperimen Susu Pelangi


Menurut Winda Gunarti (2010 : 114) menyatakan bahwa manfaat
dari metode eksperimen yaitu membangun sifat ingin tahu anak, sifat ingin tahu ini
sesuai perkembangan intelektual anak pada masa usia dini sedang berkembang
sangat cepat. Simpul-simpul syaraf di otaknya sibuk membangunn kontruksi
pengetahuan dengan cara mengasimilasi dan mengakomodasi rangsangan-
rangsangan yang didapatnya melalui pengamatan.
Sedangkan menurut, Sitiatava Rizema Putra (2000 : 78) bahwa
tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak adalah sebagai berikut :
1 Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu
2 Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjaidnya sesuatu
3 Membuktikan tentang kebenaran sesuatu
Tujuan metode eksperimen menurut Soli Abimanyu, dkk (2009 :
17), yaitu :
1. Anak mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh
2. Anak mampu merancang, memepersiapkan, melaksanakan dan melaporkan
percobaan
3. Anak mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan
dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan
4. Anak mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi .
13

Menurut saya kegiatan eksperimen susu pelangi mempunyai


beberapa manfaat bagi anak yaitu dapat meningkatkan pemahaman anak tentang
sains, yaitu menyebutkan sebab-akibat dari suatu eksperimen, agar anak lebih jeli
serta cermat dalamm mengamati, membantu anak agar dapat merencanakan suatu
percobaan yang sederhana. Dalam eksperimen susu pelangi, maka dapat
meningkatkan kemampuan sains pada anak TK khusunya TK B usia 5-6 tahun.
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI

A. Sasaran Usia

Sasaran usia pada Kegiatan Pembelajaran Sains Keterampilan Eksperimen Susu


Pelangi adalah anak usia 5-6 tahun dengan capaian penilaian anak yaitu anak dapat
menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi, anak dapat
melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu pelangi, anak mampu
mencampurkan warna primer (merah, kuning, hijau, biru).

B. Subjek yang di observasi Anak Usia 5 - 6 Tahun


Nama Lengkap : Zhafira Najwa Annauri Zahira
TTL : Surabaya, 01 Juni 2015

C. Tujuan Observasi
1. Agar anak dapat menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
2. Agar anak dapat melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
3. Agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan kuning menjadi warna
orange
4. Agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan biru menjadi warna ungu
5. Agar anak dapat mencampurkan warna primer kuning dengan biru menjadi warna hijau
6. Agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan hijau menjadi warna
coklat kemerahan
7. Agar anak dapat mengamati reaksi perubahan-perubahan warna pada eksperimen susu
pelangi dengan tepat

D. Lokasi dan Waktu Observasi


Lokasi dalam observasi ini adalah di rumah anak yang berada di Jl. Manggala Gang
Merpatti 3 RT.03 RW. 03 Gempol Balas Klumrpik Wiyung Surabaya.

14
15

E. Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan ini adalah kurang lebih
60 menit. Waktu tersebut sudah termasuk dalam kegiatan pembuka, inti, penutup.

F. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah antara lain metode observasi,
metode dokumentasi, metode pengamatan langsung dan tanya jawab.
G. Alat dan Bahan
No Alat dan bahan Keterangan
1. Susu Murni atau Susu Full Secukupnya
Cream
2. Piring 1 buah
3. Cairan Sabun Pencuci Piring 1 buah
4. Cutton Bud 1 buah
5. Pewarna Makanan Merah 1 buah
6. Pewarna Makanan Kuning 1 buah
7. Pewarna Makanan Hijau 1 buah
8. Pewarna Makanan Biru 1 buah

H. Lembar Penilaian Pencapaian Kemampuan Anak tentang Kegiatan Pembelajaran


Sains Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi

BIODATA ANAK
Nama Lengkap :
TTL :
No Indikator Penilaian BB MB BSH BSB
1. Anak mampu menyebutkan alat
dan bahan dalam kegiatan
eksperimen susu pelangi
2. Anak mampu melakukan
langkah-langkah dalam kegiatan
eksperimen susu pelangi
3. Anak mampu mencampurkan
warna primer merah dengan
kuning menjadi warna orange
4. Anak mampu mencampurkan
warna primer merah dengan biru
menjadi warna ungu
16

5. Anak mampu mencampurkan


warna primer kuning dengan biru
menjadi warna hijau
6. Anak mampu mencampurkan
warna primer merah dengan hijau
menjadi warna coklat kemerahan
7. Anak mampu mengamati reaksi
perubahan-perubahan warna
pada eksperimen susu pelangi
dengan tepat

Keterangan :
BB : Belum Berkembang. Bila anak melakukannya harus dibantu dan harus
dibimbing oleh guru.
MB : Mulai Berkembang. Bila anak melakukannya harus diingatkan atau
dibantu oleh guru.
BSH : Berkembang Sesuai Harapan. Bila anak sudah dapat melakukannya secara
mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru.
BSB : Berkembang Sangat Baik. Bila anak sudah melakukannya serta mandiri
dan sesuai dengan indikator yang diharapkan.
17

I. Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH)


Semester/Minggu ke/Hari ke : II / 1 / 1

Hari / Tgl : Senin / 6 April 2020

Kelompok usia : 5 - 6 tahun

Tema/sub tema : Lingkunganku / Rumahku

KI 1 : 1.1, 1.2, 2.2, 2.5, 2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.5, 3.15, 4.15

Materi :

- Menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi


- Melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
- Mencampurkan warna primer merah dengan kuning menjadi warna orange
- Mencampurkan warna primer merah dengan biru menjadi warna ungu
- Mencampurkan warna primer kuning dengan biru menjadi warna hijau
- Mencampurkan warna primer merah dengan hijau menjadi warna coklat kemerahan
- Mengamati reaksi perubahan-perubahan warna pada eksperimen susu pelangi
dengan tepat

Kegiatan Inti: Pengamatan Langsung Eksperimen Susu Pelangi


No Alat dan bahan Keterangan
1. Susu Murni atau Susu Full Secukupnya
Cream
2. Piring 1 buah
3. Cairan Sabun Pencuci Piring 1 buah
4. Cutton Bud 1 buah
5. Pewarna Makanan Merah 1 buah
6. Pewarna Makanan Kuning 1 buah
7. Pewarna Makanan Hijau 1 buah
8. Pewarna Makanan Biru 1 buah
18

Alat dan Bahan :


- Susu Murni atau Susu Full Cream
- Piring
- Cairan Sabun Pencuci Piring
- Cutton Bud
- Pewarna Makanan Merah
- Pewarna Makanan Kuning
- Pewarna Makanan Hijau
- Pewarna Makanan Biru

Karakter : Rasa ingin tahu

Proses kegiatan : Eksperimen Susu Pelangi


A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Pengenalan diri sendiri dan orang-orang yang disekitarnya
3. Berdiskusi tentang kegiatan hari ini
4. Berdiskusi tentang macam-macam warna pelangi
5. Gerak dan lagu bertema lingkunganku
B. INTI
1. Menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
2. Melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
3. Mencampurkan warna primer merah dengan kuning menjadi warna orange
4. Mencampurkan warna primer merah dengan biru menjadi warna ungu
5. Mencampurkan warna primer kuning dengan biru menjadi warna hijau
6. Mencampurkan warna primer merah dengan hijau menjadi warna coklat kemerahan
7. Mengamati reaksi perubahan-perubahan warna pada eksperimen susu pelangi
dengan tepat

C. RECALLING (mengingat)
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan eksperimen susu pelangi
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil eksperimen susu pelanginya
19

5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak

D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dipelajari hari ini
3. Penerapan SOP penutupan

E. RENCANA PENILAIAN
1. Sikap
a. Bersyukur atas nikmat Tuhan
b. Menggunakan kata sopan pada saat bertanya
2. Pengetahuan dan ketrampilan
a. Agar anak dapat menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu
pelangi
b. Agar anak dapat melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu
pelangi
c. Agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan kuning menjadi
warna orange
d. Agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan biru menjadi
warna ungu
e. Agar anak dapat mencampurkan warna primer kuning dengan biru menjadi
warna hijau
f. Agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan hijau menjadi
warna coklat kemerahan
g. Agar anak dapat mengamati reaksi perubahan-perubahan warna pada
eksperimen susu pelangi dengan tepat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uraian Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Sains Keterampilan Eksperimen


Susu Pelangi adalah anak usia 5-6 tahun
Sains yang diperkenalkan kepada anak usia dini, akan mendorong mereka
menjadi anak yang kaya akan inspirasi. Melatih anak dengan eksperimen sains bisa
membuat anak bersikap kreatif dan kaya akan inisiatif. Permainan sains juga bisa
menumbuhkan pola berpikir logis pada anak. Mereka akan terbiasa untuk mengikuti
tahap-tahap eksperimen sains.
Eksperimen gagal tidak boleh disembunyikan, gagal harus disampaikan. Disini
akan muncul juga sikap sportiftivitas pada anak.Karena dengan bekal sains, sejak kecil
anakanak akan bisa memecahkan masalahnya sendiri. Pendidikan sains menekankan
pada pemberian pengalaman secara langsung. Dengan demikian, anak perlu dibantu
untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses sains agar mampu menjelajahi
serta memahami alam sekitarnya.
Dengan memberikan pembelajaran sains sejak usia dini dapat melatih anak
dalam menggunakan pikirannya, kekuatannya, kejujurannya serta teknik-teknik yang
dimilikinya dengan penuh kepercayaan diri, sehingga tugas guru adalah
mengembangkan program pembelajaran sains yang dapat mengeksplorasi dan
berorientasi sains secara optimal. Program pembelajaran sains yang diberikan pada
anak usia dini hendaklah telah melalui proses analisa tugas dan kemampuan anak, atas
pertimbangan pilihan dan variasi kegiatan yang diminati dan merangsang anak serta
sesuai dengan aspek yang melekat pada anak sebagai individu yang unik.

20
21

B. PEMBAHASAN
Setelah kami melakukan kegiatan observasi pembelajaran sains keterampilan
eksperimen susu pelangi adalah anak usia 5-6 tahun, maka akan membahas untuk hasil
perkembangan setiap anak pada materi pembelajaran sains keterampilan eksperimen
susu pelangi adalah anak usia 5-6 tahun.

Hasil perkembangan setiap anak pada materi pembelajaran sains


keterampilan eksperimen susu pelangi :
1. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang saya
kami siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat anak dapat menyebutkan alat dan
bahan dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
2. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang
sudah saya siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat melakukan langkah-langkah
dalam kegiatan eksperimen susu pelangi
3. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang
sudah saya siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat mencampurkan warna primer
merah dengan kuning menjadi warna orange
4. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang
sudah saya siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat mencampurkan warna primer
merah dengan biru menjadi warna ungu
5. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang
sudah saya siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat mencampurkan warna primer
kuning dengan biru menjadi warna hijau
6. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang
sudah saya siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat mencampurkan warna primer
merah dengan hijau menjadi warna coklat kemerahan
7. Dari observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi yang
sudah saya siapkan, maka hasilnya adalah anak dapat mengamati reaksi perubahan-
perubahan warna pada eksperimen susu pelangi dengan tepat
22

C. Evaluasi
Dari hasil kami observasi pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu
pelangi adalah anak usia 5-6 tahun, maka akan mengevaluasi untuk hasil perkembangan
setiap anak pada pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi ini di salah
satu anak usia dini yang berusia 5 - 6 tahun.
Setelah saya melakukan kegiatan eksperimen susu pelangi dengan salah satu
anak usia dini usia 5-6 tahun, anak sangat antusias untuk melakukan kegiatan
eksperimen susu pelangi dengan pelangi, dan juga dengan eksperimen susu pelangi ini
rasa ingin tahu anak semakin tinggi untuk mengetahui warna-warna pelangi melalui
kegiatan eksperimen susu pelangi pada pembelajaran sains, sehingga anak sangat
senang untuk mencoba eksperimen membuat susu pelangi sendiri dengan dibantu
arahan dari guru. Dengan adanya eksperimen ini anak dapat mengetahui banyak
informasi-informasi baru, pengalaman baru yang sebelumnya anak belum dapatkan.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Anak mendapatkan pembelajaran baru dari pembelajaran sains keterampilan
eksperimen susu pelangi, anak akan lebih siap untuk menghadapi pada jenjang
pendidikan selanjutnya dan dapat melatih anak untuk keterampilan eksperimen pada
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan pembelajaran sains keterampilan eksperimen susu pelangi pada anak
ini, agar anak dapat menyebutkan alat dan bahan dalam kegiatan eksperimen susu
pelangi, agar anak dapat melakukan langkah-langkah dalam kegiatan eksperimen susu
pelangi, agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan kuning menjadi
warna orange, agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan biru
menjadi warna ungu, agar anak dapat mencampurkan warna primer kuning dengan biru
menjadi warna hijau, agar anak dapat mencampurkan warna primer merah dengan hijau
menjadi warna coklat kemerahan, agar anak dapat mengamati reaksi perubahan-
perubahan warna pada eksperimen susu pelangi dengan tepat
Kegiatan eksperimen susu pelangi mempunyai beberapa manfaat bagi anak
yaitu dapat meningkatkan pemahaman anak tentang sains, yaitu menyebutkan sebab-
akibat dari suatu eksperimen, agar anak lebih jeli serta cermat dalamm mengamati,
membantu anak agar dapat merencanakan suatu percobaan yang sederhana. Dalam
eksperimen susu pelangi, maka dapat meningkatkan kemampuan sains pada anak TK
khusunya TK B usia 5-6 tahun.
B. Saran
Bagi Anak : Di harapkan agar anak dapat mengerti dengan mudah mengenal,
mengingat, dan menyebutkan bentuk geometri yang telah disampaikan
oleh guru.
Bagi Guru : Guru menyampaikan dan mengajarkan konsep geometri kepada anak
sejak dini agar anak dapat memiliki kemampuan yang bagus dalam bidang
geometri dan ruang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mashar. Riana, 2016. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta:
Prenandamedia Group.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. 2002. Human Development (Psikologi
Perkembangan Edisi Kesepuluh). Jakarta: Kencana.

Trianto. 2012:136. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. PT Bumi Aksara.


A. Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja
Karya.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.

Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI
Foundation.

Roza, Mela Murti. "Pelaksanaan Pembelajaran Sains Anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Bustanul Athfal 29 Padang." Jurnal Ilmiah Pesona PAUD 1.5 (2012).

Slamet Suyanto.2005.PembelajaranuntukAnak TK.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional


Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks.

Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Suyanto, 2005.Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto.2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan, dan


Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Sumaji dkk. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: KANISIUS (Anggota
IKAPI).

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2006. “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”.
Bandung: Kencana.
Sumiati, Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Gunarti winda dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia
Dini

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:
Diva Press.

Abimanyu, Soli. Dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta. : Dikti, Depdiknas.


Lampiran 1 (Dokumentasi)
Lampiran 2

Lembar Penilaian Pencapaian Kemampuan Anak tentang Kegiatan Pembelajaran Sains


Keterampilan Eksperimen Susu Pelangi

BIODATA ANAK
Nama Lengkap : Zhafira Najwa Annauri Zahira
TTL : Surabaya, 01 Juni 2015
No Indikator Penilaian BB MB BSH BSB
1. Anak mampu menyebutkan alat
dan bahan dalam kegiatan
eksperimen susu pelangi
2. Anak mampu melakukan
langkah-langkah dalam kegiatan
eksperimen susu pelangi
3. Anak mampu mencampurkan
warna primer merah dengan
kuning menjadi warna orange
4. Anak mampu mencampurkan
warna primer merah dengan biru
menjadi warna ungu
5. Anak mampu mencampurkan
warna primer kuning dengan biru
menjadi warna hijau
6. Anak mampu mencampurkan
warna primer merah dengan hijau
menjadi warna coklat kemerahan
7. Anak mampu mengamati reaksi
perubahan-perubahan warna
pada eksperimen susu pelangi
dengan tepat

Keterangan :
BB : Belum Berkembang. Bila anak melakukannya harus dibantu dan harus
dibimbing oleh guru.
MB : Mulai Berkembang. Bila anak melakukannya harus diingatkan atau
dibantu oleh guru.
BSH : Berkembang Sesuai Harapan. Bila anak sudah dapat melakukannya secara
mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru.
BSB : Berkembang Sangat Baik. Bila anak sudah melakukannya serta mandiri
dan sesuai dengan indikator yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai