KAJIAN TEORI
diajukan untuk memenuhi tugas salah satu maata kuliah Pembelajaran Sains
untuk AUD
Disusun oleh:
Kelompok 7
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2022
A. Konsep Dasar Sains dalam Kurikulum
Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak melalui pendidikan
anak usia dini, program pendidikan harus disesuaikan dengan karekteristik anak
yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Program untuk
anak harus memperhatikan seluruh aspek perkembangan anak serta disesuaikan
dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan anak. (Suryana, 2013). Salah satu
langkah yang signifikan dan strategis untuk dapat memberikan pembekalan yang
optimal pada anak, didahului dengan memahami karakteristik dan tujuan
pendidikan dan pembelajaran yang akan diterapkan pada anak usia dini, termasuk
dalam pengembangan pembelajaran sains agar sesuai dengan taraf
perkembangannya. Karena pada dasarnya anak usia dini memiliki kecenderungan
dan kemampuan berfikir kritis.
Hal tersebut dijelaskan oleh Brewer (dalam..) jika sebagai makhluk rasional
dan pemberi makna, manusia selalu terdorong untuk memikirkan hal-hal yang ada
di sekelilingnya. Kecenderungan manusia memberi arti pada berbagai hal dan
kejadian di sekitarnya merupakan indikasi dalam berfikir. Kecenderungan tersebut
dapat ditemukan pada anak yang memandang berbagai benda di sekitarnya
dengan penuh rasa ingin tahu.
Kurikulum PAUD harus mampu memberikan kontribusi kepada anak untuk
mengembangkan seluruh potensinya sehingga memiliki kemampuan yang
berharga dalam mencapai keberhasilan di jenjang pendidikan berikutnya.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang dengan karakteristik
sebagai berikut (Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014):
1. Mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama
dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni
yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap, pengetahun, dan
keterampilan;
2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam
pemberian rangsangan pendidikan;
3. Menggunakan penilaian autentik dalam memantau perkembangan anak;
4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya, pembelajaran sains sangat terintegrasi dengan pendekatan
saintifik yang mencakup rangkaian proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Keseluruhan proses tersebut
dilakukan dengan menggunakan seluruh indera serta berbagai sumber dan media
pembelajaran. Sains dapat mengajak anak untuk berpikir kritis, karena dengan
sains anak tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu.
Pembelajaran sains pada anak usia dini selayaknya dilakukan sebagai proses
pengenalan dan penguasaan pada taraf yang sederhana. Pembelajaran sains untuk
anak usia dini, dilaksanakan melalui kegiatan menyenangkan melalui pembiasaan,
agar anak terlibat langsung dalam proses sains. Dengan demikian, anak tidak
hanya mengetahui hasil kegiatan, tetapi anak juga akan mengerti proses kegiatan
sains yang terjadi melalui pengenalan konsep kealaman dan upaya membantu
anak menemukan proses serta konsep tertentu dalam kehidupan. Sehingga,
pembelajaran sains bagi anak usia dini hakikatnya dijadikan sebagai media, untuk
menstimulasi seluruh aspek perkembangan dan mengoptimalkan segala potensi
dalam diri anak. (Gross, 2012: 1-2).
Program pembelajaran sains bagi anak usia dini sendiri dapat dikembangkan
menjadi tiga substansi mendasar yaitu pendidikan dan pembelajaran sains yang
memfasilitasi keterampilan proses sains, keterampilan produk sains serta program
yang memfasilitasi pengembangan sikap-sikap sains.
1. Sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memperoleh
pengetahuan. Rangkaian proses yang dilakukan dalam kegiatan sains
tersebut, saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau metode
ilmiah (scientific method). Keterampilan proses sendiri tidak tumbuh
dan bekerja secara otomatis tetapi perlu dilatih agar tumbuh dan
berkembang baik. Keterampilan proses mencakup keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotor dan afektif. Aspek-aspek yang terkandung
dalam keterampilan proses meliputi:
a) Mengamati, mencakup keterampilan yang melibatkan semua alat
indra untuk menyatakan sifat yang dimiliki oleh suatu benda atau
objek.
b) Menafsirkan hasil pengamatan, melibatkan keterampilan mencari
hubungan antara pengamatan dengan pernyataan ciri-ciri atau sifat
benda atau peristiwa yang mudah diberi arti oleh orang lain.
c) Mengkelompokkan, memerlukan keterampilan observasi.
d) Berkomunikasi, mencatat hasil pengamatan yang relevan dengan
penyelidikan.
e) Mengajukan pernyataan dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk mengungkapkan rasa keingin tahuannya.
f) Menyimpulkan (inferensi), merupakan keterampilan memberikan
penjelasan atau interpretasi terhadap suatu data yang didasarkan atas
pengetahuan dan pengalaman awal.
2. Sains sebagai suatu produk, tujuan pengembangan pembelajaran sains
yang terkait dengan keterampilan produk yakni pendidikan sains
diarahkan pada pengenalan dan penguasaan fakta, konsep, prinsip, teori
maupun aspek-aspek lain yang terkait dengan hal-hal yang ditemukan
dalam bidang sains itu sendiri.
3. Sains sebagai suatu sikap maksudnya berbagai keyakinan, opini dan
nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya
ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sains
membekali anak agar bekerja seperti seorang iilmuwan atau saintis
dengan cara melatih anak dalam menyijapi alam dengan menyelesaikan
permasalahan yang sederhana, melatih anak untuk dapat menjelaskan
sebuah peristiw dan menjelaskan bagaimana cara memperoleh sesuatu
dan melatih anak untuk dapat bekerja sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi. Adapun sikap dan contoh prilaku saintis untuk anak usia dini:
Sikap saintis Contoh Perilaku Sains
Memiliki hasrat ingin tahu - Membiasakan anak untuk bertanya
tinggi
Memiliki sikap tidak mudah - Memberikan kesempatan kepada anak
putus asa untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Memiliki sikap menghargai - Memperhatikan dengan baik ketika
ada teman yang sedang
menyampaikan hasil pengamatan atau
percobaannya.
- Memberikan pujian kepada teman
yang berhasil dalam melakukan
kegiatan percobaan
Memiliki sikap jujur - Mencatat atau menggambarkan
objek/peristiwa sesuai dengan hasil
pengamatan
Memiliki sikap jujur - Mencatat atau menggambarkan objek
/peristiwa sesuai dengan hasil
pengamatan
Memiliki sikap kritis dan - Memotivasi anak untuk mengajukan
kreatif banyak pertanyaan tentang objek atau
peristiwa yang akan diamati
- Memberikan kesempatan kepada anak
untuk membuat suatu karya kreasi
berdasarkan hasil observasi atau
percobaannya
Memiliki sikap rendah hati - Mengucapkan terimakasih atas pujian
- Bersikap terbuka terhadap saran dan
kritikan dari teman
Membiasakan anak untuk - Memberikan kesempatan kepada anak
berbicara suatu fakta untuk bercerita mengenai kejadian
yang dialami berdasarkan waktu,
tempat, baju yang digunakan, alat
yang digunakan dan sebagainya.
Putri, S. U. (2019). Pembelajaran sains untuk anak usia dini. UPI Sumedang
Press.